Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar
Ma’ruf dan Nahi Munkar. adalah Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari pilar-
pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah
merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang
mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan Allah swt beserta
RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang tidak
melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan kewenangan dalam
hal tersebut. Mari kita perhatikan hal-hal berikut ini:

‫نوُألتنركنُ مأنركأم أرممةة ينأدرعوُنن إرنلىَ ٱألنخأيرر نوُينأأرمرروُنن‬

‫ف نوُينأنهنأوُنن نعرنُ ٱألرمأننكرر‬


‫ربٱِألنمأعرروُ ر‬

‫نوُأرأوُلنــئر ن‬
‫ك هررم ٱألرمأفلررحوُنن‬

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.(QS Ali Imran: 104)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan amar’ ma’ruf nahi munkar ?
2. Bagaiama Sikap Muslim dalam menegakkan amr ma’ruf nahi munkar ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar


Adapun yang dimaksud dengan Ma’ruf itu adalah apa-apa yang
diperintahkan dan dianjurkan serta dilarang oleh syariat dari perbuatan yang baik
dan buruk, yaitu merupakan sifat yang umum dan telah lazim diantara manusia,
dan ketika mereka melihatnya tidak mengingkarinya. Sedangkan Munkar adalah
kebalikan dari semua hal tersebut. (Lisan el Arab)1
Klasifikasi Penegak Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
1. Orang yang mampu melakukannya dengan tangannya yaitu para penguasa dan
pemimpin atau orang-orang yang setingkat dengannya. Hal ini bisa dalam
bentuk preventif (pencegahan) atau Refresif (Penindakan)
2. Orang yang mampu melakukannya dengan lisannya yaitu para Ulama atau
yang setingkat dengannya. Seperti dalam bentuk tulisan.
3. Orang yang hanya mampu menolak dan membenci kemunkaran tersebut
dengan hatinya, hal ini merupakan standar minimal bagi setiap Muslim untuk
melakukannya.

B. Sikap Muslim dalam MenegakkanAmar Ma’ruf dan Nahi Munkar


Tidak semua hal yang kita lakukan pada satu tempat, berbanding sama
dengan tempat yang lainnya. Adakalanya di satu tempat penegakannya dengan
menggunakan tangan (Kebijakan) sementara di tempat lain cukup dengan lisan
(seruan) saja. Hal ini dapat dengan kentara dilihat antara pedesaan dengan
perkotaan. Disamping dalam kaedah Islam dilarang juga menghilangkan bahaya
dengan menimbulkan bahaya yang lebih besar. Akan tetapi harus dilihat mana
1
http://artikel amr marufnahi munkar/19/06/2011

2
solusi yang lebih baik dan tidak menimbulkan mudharat atau bahaya yang jauh
lebih besar.2

‫ضنررر لن يرنزاَرل برال نم‬


‫ضنررر‬ ‫ناَل م‬

Amar ma’ruf nahi munkar merupakan kewajiban yang dibebankan Allah


kepada Ummat Islam sesuai kemampuannya. Ditegaskan oleh dalil Al Qur’an dan
As-Sunnah serta Ijma’ para Ulama.
1. Dalil Al Qur’an
Firman Allah ,

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan Ummat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
mereka adalah orang-orang yang beruntung. (Al-Imran:104).
Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan ayat ini,”Maksud dari ayat ini,
hendaklah ada sebagian Ummat ini yang menegakkan perkara ini“.3. Dan
firman-Nya,

2
Endang Saifuddun Anshari M. A. Ilmu , Filsafat dan Agama, Penerbit Bina Ilmu 1979
3
(Lihat tafsir Al Quran Al Karim karya Ibnu Katsir 1/339-405)

3
Kamu adalah Ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. (Al-Imran :110).
Umar bin Khathab berkata ketika memahami ayat ini,”Wahai sekalian
manusia, barang siapa yang ingin termasuk Ummat tersebut, hendaklah
menunaikan syarat Allah darinya“.4

2. Dalil Sunnah
Sabda Rasulullah ,

‫نمأنُ نرنأىَ رمأنركأم رمأننكرراَ فنأليرنغييأرهر برينردره فنإ رأن لنأم ينأستنرطأع فنبرلرنسانرره فنإ رأن لنأم ينأستنرطأع فنبرقنألبرره نوُنذلر ن‬
‫ك‬
‫ف اَرلينمارن‬ ‫ضنع ر‬ ‫أن أ‬
Barang siapa yang melihat satu kemunkaran, maka ubahlah dengan
tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya dan jika tidak mampu
maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman (Riwayat
Muslim).

Bahaya tidak dapat dihilangkan dengan menimbulkan bahaya yang lain

‫ب أننخفيرهنما‬
‫ض نمأفنسندتا نرن ررأوُرعني أنأعظنرمنها با رأررتكا ن ر‬
‫إرنذاَ تننعانر ن‬
Apabila bertemu dua bahaya, hendaknya ditinggalkan yang lebih besar
bahayanya dengan melakukan bahaya yang lebih kecil.
Dalam kaitan inilah diperlukan konsultasi kepada orang yang lebih
memahami keadaan tersebut. Juga diharapkan kepada setiap pemimpin atau
setingkat dengannya untuk membentuk tim yang dapat menganalisa metode
yang baik dalam upaya penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Hal ini
sesuai dengan firman Allah swt yang berbunyi:

4
(Lihat Asy-Syaukaniy, Fathul Qadir, 1/453).

4
(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan
kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS Al Haj: 41)

C. Kewajiban Melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

ُ‫ نقانل رحَّنميرد برنُ نعأبرد اَلمرحَّـمرن‬:‫ب قا ننل‬‫نعرنُ اَبرنُ رشنها ب‬


‫ت‬‫ نسرمأع ر‬:‫ت رمنعاروُينةن نخرطأيبا ر ينقرأوُرل‬
‫نسرمأع ر‬
‫ نمأنُ يررررد ا‬:‫ىَ ار نعلنأيره نوُنسلمنم ينقرأوُرل‬
‫ار برره‬ ‫صل م‬‫ي ن‬ ‫اَلنمبر م‬
‫ٌ نوُ ا‬،‫ نوُإرنمنما نأنا نقارسةم‬.ُ‫نخيراَر يرفنقيأههر رفي اَليدأيرن‬.
‫ار يرأعرطأي‬
‫نوُلنأنُ تننزاَنل هنرذره اَلممةر نقائرنمةر نعنلىَ أنأمرر ا‬
‫ار‬
‫ىَ ينأأترني أنأمرر ا ر‬
‫ )نرنوُاَهر اَألبرنخارر أ‬.‫ا‬
(‫ي‬ ‫ضرُرهأم نمأنُ نخالنفنهرأم حَّتن ـ م‬
‫لن ين ر‬
Dari Ibnu Syihab berkata,”telah berkata Humaid bin Abdurrahman,”Aku
pernah mendengar Muawiyah berkhutbah dan berkata,”Aku pernah mendengar
Nabi saw bersabda,”Barang siapa yang menginginkan kebaikan dari Allah,
hendaklah ia belajar memahami agama, sesungguhnya Aku hanyalah yang
membagikan sementara Allah yang memberikan, tidak akan pernah umat ini tidak

5
menegakkan amar ma’ruf, meskipun orang–orang sesudah mereka
membahayakannya sehingga datang perintah Allah (hari kiamat). (HR Bukhori)

‫ضني ار نعأنهر فننقانل‬ ‫ نخطننبنا ن أنبرأوُ بنأكبر اَلصديق نر ر‬:‫نعأنُ قنأيسْ نقانل‬:
‫ىَ ار نعلنأيره نوُنسلمنم ينقرأوُرل‬
‫صل م‬
‫ت نررسأوُنل ار ن‬ ‫إرنيأي نسرمأع ر‬:
‫ظالرنم فنلنأم ينأأرخرذأوُاَ نعنلىَ ينندأيره أنأوُنش ن‬
‫ك‬ ‫س إرنذاَ نراَنروُاَ اَل م‬
‫إرمن اَلمنا ن‬
‫أنأن ينرعممهررم ار برنعنذاَ ب‬
‫ ) نرنوُاَهر أربوُ نداَروُد نوُاَلمتررمرذ ا‬.‫ب رمأنُ رعأنردره‬
(‫ي‬
Dari Qais berkata,”Abu Bakar pernah berkhutbah kepada kami dan
berkata,”sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,”Apabila
manusia melihat kezaliman berlangsung dan tidak berusaha mencegahnya,
dikhawatirkan Allah akan menurunkan azabnya kepada semuanya secara
keseluruhan (tanpa terkecuali).(HR Abu Daud dan Tarmizi)
Lantas bagaimanakah apabila keadaan sudah sangat kacau dan tidak
terkendali, bolehkah kita berdiam diri dan tidak melakukan pencegahan dan
penindakan terhadap kemunkaran tersebut? Mari kita perhatikan ayat berikut ini:

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; Tiadalah orang yang sesat
itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk.
hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka Dia akan menerangkan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS Al Maidah: 105)

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kita wajib melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar serta saling nasehat-
menasehati. Tidak ada yang maksum selain Nabi. Oleh karena itu, manusia biasa,
ustadz, ulama, atau murobbi dan sebagainya, jika keliru, kita wajib
mengkoreksinya. Jika tidak, maka nasib kita seperti para Rabi Yahudi dan Rahib
Nasrani yang dilaknat Allah. Jika kemaksiatan dan kemungkaran merajalela,
maka Allah menurunkan siksa yang tidak hanya menimpa orang yang zalim saja.

7
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-
orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaan-Nya.” [Al Anfaal 25]
Bahkan pada shalat pun meski kita telah memilih Imam (pemimpin) yang
paling alim dan paling saleh misalnya seperti Nabi Muhammad, tetap saja kita
berkewajiban mengingatkan Imam jika mereka salah atau lupa dalam shalat.
Apalagi jika manusia itu di bawah level Nabi seperti wali, ulama, murobi, dan
sebagainya. Ini Nabi sendiri yang memerintahkan.

B. Kritik dan Saran


Demikian makalah ini dibuat dengan semaksimal mungkin, penulis

menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan

dan kekurangan, dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran baik dari

pembaca dan terkhusus untuk dosen pembimbing, agar dalam pembuatan makalah

selanjutnya dapat lebih baik lagi.

DAFTAR ISI

Dr. Nico Syukur Dister, Psikologi Agama, penerbit Kanisius,


Davic Fontana, Psychology , Religion and spirituality, Bps Blackwell, 2003
Endang Saifuddun Anshari M. A. Ilmu , Filsafat dan Agama, Penerbit Bina Ilmu
1979
Prof Dr. H. Ramayulis, Psikologi Agama , Kalam Mulia 2004

8
Rahmad, Jalaludin. 1996. Psikologi Agama. (Edisi Revisi). Penerbit Putra Utama:
Jakarta.
Quraish Shihab. 1992. Membumikan al Qur`an Bandung: Mizan,

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

9
Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT. Yang telah memberikan taufik
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan
salam senantiasa dicurahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan segenap
keluarganya serta orang-orang yang meneruskan risalahnya sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kebaikan makalah ini sangat diharapkan dari
para pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bengkulu, Juni 2011

Penulis

10
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................
i
DAFTAR ISI.............................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar...............................................................
2
B. Sikap Muslim dalam Menegakkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.....................
2
C. Kewajiban Melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.......................................
5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................
7
B. Kritik dan Saran.....................................................................................................
7

DAFTAR PUSTAKA

11
MAKALAH
PSIKOLOGI
ii AGAMA
“Sikap Muslim dalam Menegakkan Amar Ma’ruf
Nahi Munkar”

Disusun Oleh
Nanik Hidayati
NIM. 209 321 5598

Dosen Pembimbing
BAKHTIAR, M. Pd

12
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) BENGKULU
2011

13

Anda mungkin juga menyukai