Anda di halaman 1dari 57

MATERI BAHASA INDONESIA KELAS X SEMESTER 2

MATERI BAHASA INDONESIA KELAS X SEMESTER 2

A. STANDAR KOMPETENSI :
Mendengarkan : 9. Memahami informasi melalui tuturan

B. KOMPETENSI DASAR :
9.1 Menyimpulkan isi informasi yang disampaikan melalui tuturan langsung
9.2 Menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau
teks yang dibacakan)
13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara
langsung dan atau melalui rekaman
13.2 Menjelaskan hal-hal yang menarik tentang latar cerita rakyat yang disampaikan secara
langsung dan atau melalui rekaman

C. MATERI PEMBELAJARAN :

Keterampilan Berbahasa

1. Menyimpulkan Informasi dari Tuturan Langsung dan Tidak Langsung


Untuk memperoleh informasi dari suatu tuturan, kamu harus menjadi penyimak
ideal. Ciri-ciri penyimak ideal menurut Djago Tarigan antara lain;(1) berkonsentrasi; (2)
bermotivasi/bertujuan; (3) menyimak secara menyeluruh; (4) menghargai pembicara; (
5) selektif;(6) sungguh-sungguh; (7) tidak mudah terganggu; (8) cepat menyesuaikan diri;
(9) arah pembicaraan; (10)kontak dengan pembicara; (11) merangkum; (12)
menilai, dan (13) merspon.
a. Mendengarkan Tuturan
Dengarkan tuturan atau pembacaan teks berikut ini!

Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2011. Di Indonesia, tema Hari Lingkungan Hidup
Sedunia (World Environment Day) 2011 disesuaikan dengan konteks Indonesia dalam Tema
Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2011 menjadi ‘Hutan Penyangga Kehidupan’.
Dari tema Hari Lingkungan Hidup yang diangkat oleh pemerintah Indonesia ini tersirat
makna akan pentingnya hutan sebagai penjaga keseimbangan antara kepentingan manusia
dan kepentingan semua makhluk hidup lainnya di dunia. Fungsi hutan tersebut hanya dapat
tercapai bila hutan tetap terjaga kelestariannya.
Sayangnya luas hutan Indonesia yang secara de yure mencapai 133.300.543,98 ha
masih terus mengalami deforestasi (kerusakan hutan) yang lebih cepat dibandingkan
dengan laju pemulihannya. Laju kerusakan hutan mencapai 1,17 juta hektar per tahun di
Indonesia, sedangkan kemampuan pemulihan lahan yang telah rusak hanya sekitar 0,5 juta
hektar per tahun.
Kondisi ini berakibat pada terjadinya kerusakan lingkungan yang mengakibatkan
bencana alam di berbagai wilayah seperti banjir dan tanah lonsor, kekeringan, hilangnya
keanekaragaman hayati, hingga sumbangan pada terjadinya perubahan iklim.
Padahal seharusnya hutan bukanlah sebagai ancaman kehidupan yang mendatangkan
berbagai bencana namun justru mampu berperan sebagai penyangga kehidupan bagi
semua, baik manusia maupun semua makhluk. Tiada yang lebih berharga daripada
kehidupan yang harmonis antara manusia dan lingkungan hidupnya dimana termasuk di
dalamnya adalah ekosistem tempat hidup flora dan fauna. Hal inilah yang coba diingatkan
pada kita semua melalui Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment
Day) 2011.
Mengutip sambutan Menteri Negara Ligkungan Hidup pada Peringatan Hari Lingkungan
Hidup Sedunia 2011, “Mari kita jadikan momentum Peringatan Hari Lingkungan Hidup
Sedunia 2011 untuk menposisikan hutan sebagai modal utama pembangunan nasional
menuju masyarakat sejahtera dan berkelanjutan.”
(http://alamendah.wordpress.com/2011/05/05/hari-lingkungan-hidup-sedunia-2011)

Uji Kompetensi
Dari tuturan atau teks yang dibacakan di atas, kamu dapat:
1) Mencatat informasi penting yang dapat kamu tangkap!
2) Membuat kesimpulan dan membacakannya di depan kelas dengan runtut dan jelas!
b. Mengidentifikasi Tuturan Langsung dan Tidak Langsung
1) Tuturan langsung
Tuturan langsung adalah pernyataan yang secara langsung disampaikan narasumber
(penutur). Dalam bentuk teks tuturan langsung diapit tanda petik (“_”) sebab salah satu fungsi
tanda petik adalah menandai tuturan (kalimat) langsung.
2) Tuturan Tidak Langsung
Tuturan tidak langsung adalah pernyataan yang disampaikan secara tidak langsung oleh
narasumber.
Tuturan langsung dapat diubah ke dalam bentuk tuturan tidak langsung. Begitupun
sebaliknya tuturan tidak langsung dapat diubah ke dalam tuturan langsung.
Perhatikan contoh berikut!
Tuturan langsung
“Mari kita jadikan momentum Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 untuk
menposisikan hutan sebagai modal utama pembangunan nasional menuju masyarakat
sejahtera dan berkelanjutan.” kata Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Informasi yang didapat dari tuturan di atas adalah:
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 memposisikan hutan sebagai modal
utama pembangunan nasional menuju masyarakat sejahtera dan berkelanjutan.
Diubah menjadi tuturan tidak langsung menjadi:
Menteri Negara Lingkungan Hidup mengatakan bahwa menjadikan momentum
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 untuk menposisikan hutan sebagai modal
utama pembangunan nasional menuju masyarakat sejahtera dan berkelanjutan.
Reflkesi
Buatlah tuturan langsung bertema lingkungan, kemudian ubahlah tuturan itu menjadi tuturan
tidak langsung.

Kebahasaan

Pada semester 1 kamu telah mempelajari jenis-jenis kalimat berdasarkan unsur


kalimat, susunan Subjek-Predikat, Subjek, dan jumlah frasa atau struktur gramatikalnya.
Kali ini kamu akan mempelajari jenis kalimat berdasarkan pengucapannya, gaya penyajian
(retorika), dan isi atau fungsinya.
A. Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapan
Kalimat ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.
Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana uapan dari
orang lain. Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“...”) dapat berupa kalimat
tanya atau kalimat perintah.
a. Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu disembarang tempat!”
b. “Saya gembira sekali”, kata ayah, “karena kamu akan lulus ujian”.
2. Kalimat tidak langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau
perkataan oran lain. Kalimat tidak langsung ditandai dengan kalimat yang diapit tanda petik
dua sudah berubah menjadi kalimat berita.
a. Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
b. Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
B. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajian (Retorikanya)
Kalimat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang terlepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh
unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak
kalimat ini seakan-akan dilepas saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak
diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh :
o Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
o Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar
kehidupan dinegeri ini berjalan dengan tertib dan aman.

2. Kalimat yang Klimaks


Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak
kalimat dan diakhiri oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca
anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu,
yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kaliat ini terasa berklimaks dan terasa
membentuk ketegangan.
Contoh :
o Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
o Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara
Perancis itu dibebaskan juga.
3. Kalimat yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan
majemuk campuran. Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan
dituangkan kedalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh :
o Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
o Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan teang dan dapat beribadat
dengan leluasa.
C. Berdasarkan isi atau fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Kalimat Perintah
Kalimat Perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang
lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!)
dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan
intonasi tinggi.
Macam – macam perintah :
a. Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu!
b. Kalimat Larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan !
c. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2. Kalimat Berita
Kalimat Berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam
penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan
dengan intonasi mennurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam – macam kalimat berita :
a. Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
b. kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
c. kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
d. Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasiatau
reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya (?)dalam
penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang
dipergunakan adalah bagaimana, dimana, kapan, berapa.
Contoh:
Mengapa gedung ini dibagun tidak sesuai dengan disainnya?
Kapan Becks kembali ke Inggris?
2. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang dipergunakan untuk mengungkapkan perasaan
‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonasi yang
tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam
penulisannya.
Contoh :
Aduh pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
Bukan main, eloknya.
Apresiasi Sastra: Cerita Rakyat

1. Pengertian Cerita Rakyat


Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang dan hidup di masyarakat. Cerita
rakyat berkembang secara turun temurun dan disampaikan secara lisan. Oleh karena itu,
cerita rakyat sering disebut sastra lisan. Cerita rakyat dikelompokkan ke dalam
prosa lama.
Berdasarkan pembabakannya karya sastra prosa diklasifikasikan menjadi prosa
lama dan prosa baru. Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh
dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul
disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah
agama dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan
tulisan, dan bentuk tulisan pun mulai banyak dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai
dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra
Indonesia mulai ada.
2. Cir i-ciri Cerita Rakyat (Prosa Lama)
a. Bersifat anonim (nama pengarang tidak diketahui)
b. Bersifat kraton sentries, melukiskan kehidupan bangsawan
c. Tema biasanya pertentangan yang baik dan yang buruk dan umumnya diakhiri kemenangan
yang baik
d. Beralur tunggal
e. Tokohnya para dewa
f. Tentang kehidupan para raja
Kegiatan
Mintalah salah seorang temanmu untuk membacakan cerita rakyat di bawah ini.
Dengarkan pembacaannya dengan saksama.
CINDELARAS

Raden Putra adalah raja Kerajaan Jenggala. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik
hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra memiliki sifat iridan
dengki terhadap sang permaisuri. Ia merencanakan suatu yang buruk kepadapermaisuri.
"Seharusnya, akulah yang menjadi permaisuri. Aku harus mencari akal untuk
menyingkirkan permaisuri," pikirnya.
Selir baginda, berkomplot dengan seorang tabib istana. Ia berpura-pura sakit parah.
Tabib istana segera dipanggil. Sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah
menaruh racun dalam minuman tuan putri. "Orang itu tak lain adalah permaisuri
Bagindasendiri," kata sang tabib.
Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan
patihnya untuk membuang permaisuri ke hutan.
Sang patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke hutan
belantara.Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuhnya. Rupanya sang patih
sudah mengetahui niat jahat selir baginda.
"Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan
putri sudah hamba bunuh," kata patih.
Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang
ditangkapnya. Raja mengangguk puas ketika sang patih melapor kalau ia sudah
membunuh permaisuri.
Setelah beberapa bulan berada di hutan, lahirlah anak sang permaisuri. Bayi itu diberinya
nama Cindelaras. Cindelaras
tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman
dengan binatang penghuni hutan.
Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur.
"Hmm, rajawali itu baik sekali. Ia sengaja memberikan telur itu kepadaku."
Setelah 3 minggu, telur itu menetas. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan rajin.
Anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang bagus dan kuat.
Tapi ada satu keanehan. Bunyi kokok ayam jantan itu sungguh menakjubkan!
"Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa,
ayahnya Raden Putra..."
Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya dan segera memperlihatkan
pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka sampai berada
di hutan. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras bertekad untuk ke istana danmembeberkan
kejahatan selir baginda.
Setelah diijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya.
Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras
kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam. "Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu
dengan ayamku," tantangnya.
"Baiklah," jawab Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung
dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa
kali diadu, ayam Cindelaras tidak terkalahkan.Ayamnya benar-benar tangguh.
Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat. Raden Putra
punmendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk
mengundang Cindelaras.
"Hamba menghadap paduka," kata Cindelaras dengan santun. "Anak ini tampan
dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata," pikir baginda.
Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam
Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka
setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras.
Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat,
ayamCindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai
mengeluelukan Cindelaras dan ayamnya.
"Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya,
anak muda?" Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk seperti
membisikkan sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama ayamnya segera berbunyi.
"Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya
Raden Putra...," ayam jantan itu berkokok berulang-ulang.
Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. "Benarkah itu?" Tanya
baginda keheranan. "Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah
permaisuri Baginda." Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan
semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri.
"Aku telah melakukan kesalahan," kata Baginda Raden Putra. "Aku akan memberikan
hukuman yang setimpal pada selirku," lanjut Baginda dengan murka.
Kemudian, selir Raden Putra pun di buang
ke hutan. Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya.
Setelah itu, Raden Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.
Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah
Raden Putra meninggal dunia, Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Iamemerintah
negerinya dengan adil dan bijaksana.
Berdasarkan cerita di atas, manakah yang merupakan ciri-ciri cerita rakyat? Berikan tanda
centang (√ ) bila “Ya” dan (X) bila” tidak” pada kolom yang tersedia.
No. Ciri-ciri Cerita Rakyat Ket.
1 Bersifat anonim (nama pengarang tidak diketahui)
2 Bersifat kraton sentries, melukiskan kehidupan atau bangsawan
3 Tema biasanya pertentangan yang baik dan yang buruk dan
umumnya diakhiri kemenangan yang baik
4 Beralur tunggal
5 Tokohnya para dewa
7 Bersudut pandang orang pertama
8 Tentang kehidupan para raja

3. Beberapa Jenis Cerita Rakyat


a. Fabel
Fabel adalah cerita rakyat yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran
moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Beberapa contoh fabel, antara lain: Kancil
dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu,
Burung Gagak dan Serigala, Burung Bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan
lain-lain.
b. Parabel
Parabel adalah cerita rakyat yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan
dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan
Budiman, Mahabarata, Bhagawagita, dan lain sebagainya.
c. Mite (Mitos)
Mite adalah cerita rakyat yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu
benda atau hal yang dipercayai mempuyai kekuatan gaib. Contoh-contoh sastra lama yang
termasuk jenis mitos, antara lain: Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang
Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan
lain-lain.
d. Legenda,
Legenda adalah cerita rakyat yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu
tempat atau wilayah. Contoh: Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
e. Sage
Sage adalah cerita rakyat yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan
keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Beberapa contoh sage, adalah:
Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
f. Dongeng jenaka,
Dongeng adalah cerita rakyat tentang tingkah laku orang bodoh, malas, atau cerdik dan
masing-masing dilukiskan secara humor. Contoh: Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang,
Abu Nawas, Si Kabayan dan lain-lain.
g. Cerita berbingkai,
Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan
oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam
Kegiatan
Perhatikan cuplikan-cuplikan cerita rakyat di bawah ini, tuliskan jenis ceritanya!

a……………………..

Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Medang Kamulan yang diperintah oleh
raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang buas dan suka makan manusia. Setiap hari sang
raja memakan seorang manusia yang dibawa oleh Patih Jugul Muda.Sebagian kecil dari
rakyat yang resah dan ketakutan mengungsi secara diam-diam ke daerah lain.
Di dusun Medang Kawit ada seorang pemuda bernama Aji Saka yang sakti, rajin dan
baik hati. Suatu hari, Aji Saka berhasil menolong seorang bapak tua yang sedang
dipukuli oleh dua orang penyamun. Bapak tua yang akhirnya diangkat ayah oleh Aji Saka itu
ternyata pengungsi dari Medang Kamulan. Mendengar cerita tentang kebuasan Prabu
Dewata Cengkar, Aji Saka berniat menolong rakyat Medang Kamulan. Dengan mengenakan
serban di kepala Aji Saka berangkat ke Medang Kamulan.

b…………………….

Maka berkumpullah para dewa untuk membahas persoalan Tanah Jawa yang tidak
pernah tenang oleh hantaman ombak itu. Diutuslah sejumlah dewa untuk tugas
menenangkan pulau ini. Mereka membawa sejumlah bala tentara menuju Pulau Jawa
sebelah barat. Namun, tiba-tiba Pulau Jawa kembali oleng dan berat sebelah karena para
dewa dan bala tentara hanya menempati wilayah barat. Agar seimbang, sebagian dikirim ke
timur. Namun usaha ini tetap gagal.

Melihat kenyataan itu maka para dewa sibuk mencari jalan pemecahan. Setelah
beberapa waktu berembug, maka didapatkanlah sebuah ide cemerlang. Mau tak mau para
dewa harus menciptakan sebuah paku raksasa, dan paku itu akan ditancapkan di pusat
Tanah Jawa, yaitu titik tengah yang dapat menjadikan Pulau Jawa seimbang. Paku raksasa
yang ditancapkan itu konon dipercaya sebagian masyarakat sebagai Gunung Tidar. Dan
setelah paku raksasa itu ditancapkan, Pulau Jawa menjadi tenang dari hantaman ombak.
c……………………

Suatu ketika, anjing mengundang kuda agar datang ke rumahnya. Ia hendak


mengadakan pesta, kuda datang tanpa curiga. Sambil membawa bingkisan dedak padi
bercampur garam.Ketika kuda tiba di rumah anjing, persiapan pesta telah siap. Kambing,
kerbau, dan lembu juga hadir.”
Anjing : “Saudara-saudara, acara pesta akan kita mulai, saya harap saudara – saudara
duduk dengan tertib.”
Kambing : “Mbek, ……. Sejak nenek moyangku belum pernah duduk, susah juga
nih !”
kuda : “Ieh,,,,saya juga belum pernah duduk, tapi kita harus menghormati tuan rumah.”
Lembu : “Uh…..betul – betul terlalu, masak kita disuruh duduk ! apakah anjing tidak
tahu bahwa kita tidak dapat duduk ?” lembu jantan itu merasa dipermainkan lalu berputar –
pitar di ruangan itu.
Kerbau : “Uak…! Saya jadi serba salah mana mungkin saya dapat duduk seperti anjing
!”
Anjing sejak tadi di dapur menyediakan makanan, mendengar keluhan tamunya. Ia
tertawa dalam hati.
Anjing : “Tahu rasa kalian !” kemudian Ia menuju ke ruang tamu.
Anjing : “Silakan duduk dengan enak, saudara – saudara ! Mengapa kelihatan gelisah ?
apa ruang tamu ini kurang serasi ?”

d………………………

Tapi sang matahari memang jail dan agaknya menyukai dewi itu, walau hampir setiap
hari dewi itu mendampratnya, matahari itu tetap saja mengejar dewi itu dengan cahayanya,
suatu ketika dewi itu bersembunyi di sebuah gua, ternyata matahari itu mengikuti dewi itu
hingga ke goa, dengan kesal dewi itu berteiak dank arena demikian kesal ia menunggingkan
pantatnya ke arah langit, ke arah matahari menggantungkan cahayanya seraya berteriak,"
ini kupantati kamu, hai matahari yang selalu usil…." Matahari bukannya meredupkan
cahayanya, malah makin bersinar terang sehingga vagina dewi itu pun nampak.
Keajaiban terjadi setelah menunggingi matahari, dewi itu hamil. Dan kemudian
melahirkan anak kembar dampit, yang sulung banci, yang lebih kecil perempuan. Setelah
anak itu agak besar, dewi itu dipanggil oleh suara gaib, dia pun terbang kembali ke langit,
kedua anaknya dititipnya pada pohon-pohon menyan dan matahari setiap hari dengan setia
menjaganya.
4. Unsur Intrinsik Cerita Rakyat
Seperti yang telah diuraikan pada pelajaran 1 di semester 1 tentang unsur-unsur
intrinsik dalam bentuk prosa, seperti roman, novel, dan cerpen, adalah sama dengan unsur-
unsur intrinsik cerita rakyat antara lain: (a) Tema, (b) Amanat, (c) Penokohan, (d) Alur /plot,
(e) Latar /setting, (f) Sudut pandang, dan (g) Gaya bahasa.

5. Nilai-nilai yang terkandung dalam Cerita Rakyat


Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat antara lain: (a) Nilai
moral, berkenaan dengan budi pekerti (akhlak), sikap, perbuatan (baik atau buruk); (b) Nilai
agama, berhubungan dengan keagamaan atau ajaran agama; (c) Nilai sosial, berkaitan
dengan norma kehidupan masyarakat seperti menolong sesama, saling memberi, dan sikap
tenggang rasa; (d) Nilai estetika, nilai yang berkaitan dengan seni dan keindahan dalam
unsur intrinsik karya sastra, seperti gaya bahasa, pelukisan watak tokoh, dan lain-lain.
Kegiatan
Bacakan cerita rakyat di bawah ini oleh satu atau temanmu yang bersuara lantang, catatlah
unsur-unsur intrinsik dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut!
KARANG BOLONG

Beberapa abad yang lalu tersebutlah Kesultanan Kartasura. Kesultanan sedang dilanda
kesedihan yang mendalam karena permaisuri tercinta sedang sakit keras.Pangeran sudah
berkali-kali memanggil tabib untuk mengobati sang permaisuri, tapi tak satupun yang
dapat mengobati penyakitnya. Sehingga hari demi hari, tubuh sang permaisuri menjadi
kurus kering seperti tulang terbalutkan kulit.
Kecemasan melanda rakyat kesultanan Kartasura. Roda pemerintahan menjadi tidak
berjalansebagaimana mestinya. "Hamba sarankan agar Tuanku mencari tempat yang sepi
untuk memohon kepada Sang Maha Agung agar mendapat petunjuk guna
kesembuhan permaisuri," kata penasehat istana. Tidak berapa lama, Pangeran Kartasura
melaksanakan tapanya. Godaan-godaan yang dialaminya dapat dilaluinya. Hingga pada
suatu malam terdengar suara gaib. "Hentikanlah semedimu. Ambillah bunga karang di
Pantai Selatan, dengan bunga karang itulah, permaisuri akan sembuh." Kemudian,
Pangeran Kartasura segera pulang ke istana dan menanyakan hal suara gaib tersebut pada
penasehatnya. "Pantai selatan itu sangat luas.
Namun hamba yakin tempat yang dimaksud suara gaib itu adalah wilayah Karang Bolong,
di sana banyak terdapat gua karang yang di dalamnya tumbuh bunga karang," kata
penasehat istana dengan yakin.
Keesokannya, Pangeran Kartasura menugaskan Adipati Surti untuk mengambil bunga
karang tersebut. Adipati Surti memilih dua orang pengiring setianya yang bernama
Sanglar dan Sanglur. Setelah beberapa hari berjalan, akhirnya mereka tiba di karang
bolong. Di dalamnya terdapat sebuah gua. Adipati Surti segera melakukan tapanya di dalam
gua tersebut. Setelah beberapa hari, Adipati Surti mendengar suaraseseorang. "Hentikan
semedimu. Aku akan mengabulkan permintaanmu, tapi harus kau penuhi dahulu
persyaratanku." Adipati Surti membuka matanya, dan melihat seorang gadis cantik seperti
Dewi dari kahyangan di hadapannya. Sang gadis cantik tersebut bernama Suryawati. Ia
adalah abdi Nyi Loro Kidul yang menguasai Laut Selatan. Syarat yang diajukan Suryawati,
Adipati harus bersedia menetap di Pantai Selatan bersama Suryawati. Setelah lama berpikir,
Adipati Surti
menyanggupi syarat Suryawati. Tak lama setelah itu, Suryawati mengulurkan tangannya,
mengajak Adipati Surti untuk menunjukkan tempat bunga karang. Ketika menerima uluran
tangan Suryawati, Adipati Surti merasa raga halusnya saja yang terbang mengikuti
Suryawati, sedang raga kasarnya tetap pada posisinya bersemedi. "Itulah bunga karang
yang dapat menyembuhkan Permaisuri," kata Suryawati seraya menunjuk pada sarang
burung walet. Jika diolah, akan menjadi ramuan yang luar biasa khasiatnya.
Adipati Surti segera mengambil sarang burung walet cukup banyak. Setelah itu, ia
kembali ke tempat bersemedi. Raga halusnya kembali masuk ke raga kasarnya.
Setelah mendapatkan bunga karang, Adipati Surti mengajak kedua pengiringnya kembali
ke Kartasura. Pangeran Kartasura sangat gembira atas keberhasilan Adipati Surti. "Cepat
buatkan ramuan obatnya," perintah Pangeran Kartasura pada pada abdinya. Ternyata,
setelah beberapa hari meminum ramuan sarang burung walet, Permaisuri menjadi sehat
dan segar seperti sedia kala. Suasana Kesultanan Kartasura menjadi ceria kembali. Di
tengah kegembiraan tersebut, Adipati Surti teringat janjinya pada Suryawati. Ia tidak
mau mengingkari janji. Ia pun mohon diri pada Pangeran Kartasura dengan alasan
untuk menjaga dan mendiami karang bolong yang di dalamnya banyak sarang burung walet.
Kepergian Adipati Surti diiringi isak tangis para abdi istana, karena Adipati Surti adalah
seorang yang baik dan rendah hati. Adipati Surti mengajak kedua pengiringnya untuk
pergi bersamanya. Setelah berpikir beberapa saat, Sanglar dan Sanglur memutuskan untuk
ikut bersama Adipati Surti.
Setibanya di Karang Bolong, mereka membuat sebuah rumah sederhana. Setelah
selesai,Adipati Surti bersemedi. Tidak berapa lama, ia memisahkan raga halus dari raga
kasarnya. "Aku kembali untuk memenuhi janjiku," kata Adipati Surti, setelah melihat
Suryawati berada di hadapannya. Kemudian, Adipati Surti dan Suryawati melangsungkan
pernikahan mereka. Mereka hidup bahagia di Karang Bolong. Di sana mereka mendapatkan
penghasilan yang tinggi dari hasil sarang burung walet yang semakin hari semakin banyak
dicari orang

.
PELAJARAN 6

A. STANDAR KOMPETENSI :
cara : 10. Mengungkapkan komentar terhadap informasi dari berbagai sumber

B. KOMPETENSI DASAR :
10.1 Memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak dan atau elektronik
10.2 Memberikan persetujuan/ dukungan terhadap artikel yang terdapat dalam media cetak dan
atau elektronik
14.1 Membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan
imajinasi melalui diskusi
14.2 Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat
melalui diskusi

C. MATERI PEMBELAJARAN :
Keterampilan Berbahasa: Berbicara

1. Memberikan Kritik terhadap Informasi dari Media Cetak dan Informasi


Kritik merupakan tanggapan, disertai uaraian dan pertimbangan baik buruknya suatu
karya , pendapat, atau informasi. Kritik diberikan setelah mendengar atau membaca
informasi dari media cetak atau elektronik. Dalam mengkritik, seseorang tidak hanya
menolak atau menerima pendapat orang lain, tetapi harus menyertakan argumentasi
(alasan) yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu juga harus memberikan solusinya.
Syarat memberikan solusi yang baik :
a. Menyampaikan kelebihan dan kekurangan
b. Menyatakan alasan yang logis
c. Menyampaikan jalan keluar (solusi permasalahan)
d. Mengungkapkan dengan bahasa yang santun
e. Menghindari kalimat yang menyinggung perasaan orang lain.
Beberapa kata untuk mengawali sebuah kritikan antara lain:
a. Saya pikir pernyataan itu kurang tepat, sebab….
b. Saya meragukan … karena…,
c. Saya menghargai pendapat itu, tetapi….
d. Saya sepaham dengan Anda tentang… karena….
e. Saya sepemikiran dengan Anda, bahwa…karena….
Kegiatan
Diskusikan wacana di bawah ini, dan sampaikan kritikmu terhadap isi wacana ini!
Ikrar

Untuk membangun karakter bangsa melalui dunia pendidikan, Kementrian Pendidikan


dan Kebudayaan (kemendikbud) berencana untuk wemajibkan para siswa di Indonesia
berikrar setiap pagi sebelum pelajaran di sekolah dimulai. Ikrar itu merupakan janji bahwa
siswa-siswi Indonesia mengamalkan pancasila dan UUD 45, hormat kepada orang tua dan
guru, saling menghargai sesama dan menolak kekerasan, berbudaya jujur disiplin dan
peduli, serta giat belajar berkreasi dan berprestasi.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan, Prof.Musliar Kasim
mengatakan, ikrar perlu dilakukan karena semakin mengikisnya rasa cinta tanah air dan
nilai-nilai luhur bangsa di kalangan generasi muda saat ini.
"Ikrar ini merupakan bagian dari pendidikan karakter, diharapkan kesadaran generasi
muda untuk mencintai bangsa dan negara serta nilai-nilai luhur bangsa bisa tumbuh
kembali. Siapa bilang (pembacaan ikrar) jadul, lihat saja AS atau Cina walau sudah menjadi
negara maju, mereka tetap mewajibkan para pelajar mereka membaca ikrar setiap pagi, dan
generasi muda mereka sangat nasionalis," kata Musliar, Jumat (4/5/2012) di Gedung Pusat
UGM dalam 90 Minutes Seminar on Knowledge Partnership dengan tema Pendidikan
Karakter.
Terkait pengembangan pendidikan karakter, Musliar menegaskan tidak bisa lepas dari
peran keluarga, sekolah, dan masyarakat. Selain melibatkan tiga pihak tersebut penanaman
dan pengembangan pendidikan karakter juga memerlukan proses pembiasaan.
Lebih lanjut Musliar menjelaskan kemendibud telah melakukan langkah-langkah dalam
pelaksanaan pendidikan karakter. Mulai dari pembentukan tim sosialisasi dari pusat hingga
daerah, pemetaan kesiapan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah hingga rencana
penerapan Ikrar Siswa Indonesia tersebut .
Penerapan pendidikan karakter, lanjut Musliar, perlu kreativitas. Pendidikan karakter
tetap harus berdasar pada local wisdom (kearifan lokal) di masyarakat, memahami adanya
multi kulturalisme, dan berkelanjutan. "Tentu kita tidak akan banyak intervensi terutama di
bangku perguruan tinggi sehingga ada kreatifitas dan kebebasan untuk pengembangan
pendidikan karakter ini disesuaikan dengan kearifan lokal yang ada di lingkungan masing-
masing,"tegasnya. Sumber:http://edukasi. Kompas.Com

Tugas
2. Memberikan Persetujuan terhadap Artikel yang terdapat dalam Media Cetak atau
Elektronik

Perseujuan merupakan pernyataan yang menyatakan dukungan terhadap suatu


pendapat, keadaan, ataupun hal lain. Pernyataan persetujuan antara lain diungkapkan dengan
kata-kaa seperti berikut.
a. Saya sepakat….
b. Saya sependapat….
c. Saya sejalan….
d. Saya menyetujui….
e. Saya mendukung….
f. Saya berpihak kepada Anda….
g. Saya bersama Anda…
Sebagai bahan diskusi dalam rangka penyampaian persetujuan dan ketidaksetujuan,
kamu dapat menggunakan artikel atau ulasan dari media cetak (Koran, majalah, buku
dll) atau elektronik (internet, televise, radio dll) yang menjadi bahan perdebatan umum
(misalnya, kenaikan harga BBM, TKI, kenakalan remaja atau berita terorisme)
Artikel adalah sebuah karangan yang dikirimkan oleh seseorang ke media cetak dan
dimuat di media cetak. Dalam sebuah artikel, penulis menuliskan berbagai masalah yang
menjadi perhatian masyarakat. Kadang-kadang persoalan yang ditulis menimbulkan
perdebatan para pakar, pelajar, maupun masyarakat pada umumnya. Biasanya artikel yang
menimbulkan perdebatan adalah artikel yang kontroversi dan berhubungan dengan hajat
hidup orang banyak.
Cara mengenali judul artikel yang memuat persoalan yang menjadi perdebatan antara
lain:
a. Judul harus menarik
b. Sedang ramai/hangat dibicarakan
c. Memuat permasalahan yang menimbulkan bermacam-macam pendapat
d. Adanya upaya mencari solusi untuk permasalahan tersebut

Berikut ini terdapat sebuah wacana, bacalah dengan saksama dan rumuskan pokok-
pokok persoalanya dan buatlah pernyataan persetujuan ataupun sebaliknya!
Wacana
Kebahasaan

A. Ungkapan
Ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang digunakan seseorang dalam
situasi tertentu untuk mengkiaskan suatu hal. Ungkapan terbentuk dari gabungan dua kata
atau lebih. Gabungan kata ini jika tidak ada konteks yang menyertainya memiliki dua
kemungkinan makna, yaitu makna sebenarnya (denotasi) dan makna tidak sebenarnya
(makna kias atau konotasi). Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah gabungan kata itu
termasuk ungkapan atau tidak, harus ada konteks kalimat yang menyertainya. Untuk lebih
jelasnya kita ambil sebuah contoh
Membanting tulang
Gabungan kata di atas tidak dapat langsung kita katakan termasuk ungkapan. Hal ini
dikarenakan konteks kalimat yang menyertai gabungan kata tersebut belum jelas.
Gabungan kata di atas masih mempunyai dua kemungkinan makna sesuai konteks
kalimatnya.
Contoh ungkapan dalam kalimat:
Andi membanting tulang untuk menghidupi keluarganya.
membanting tulang = bekerja keras
Ayah membawa buah tangan sebagai kado ulang tahun anak semata wayangnya.
buah tangan = oleh-oleh
semata wayang = satu-satunya
Contoh ungkapan dan artinya:
1. cuci mata = cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah
2. kambing hitam = orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak dilakukannya
3. jago merah = api dalam kebakaran
4. kupu-kupu malam = wanita penghibur
5. ringan tangan = kasar atau suka melakukan tindak kekerasan
Kegiatan
Buatlah kalimat dan jelaskan arti dari ungkapan-ungkapan di bawah ini.
1. harga mati
2. berhati baja
3. kepala dingin
4. seperti api dalam sekam
5. seperti pungguk merindukan bulan = ingin sesuatu yg mustahil
B. Peribahasa
Peribahasa adalah kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan
mengandung pengertian tertentu. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu
perbandingan makna yang sangat jelas karena didahului oleh perkataan seolah-olah, ibarat,
bak, seperti, laksana, macam, bagai, dan umpama.
Contoh peribahasa dan artinya
1. Di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung = jika kita pergi ke tempat lain kita harus
menyesuaikan, menghormati dan toleransi dengan budaya setempat.
2. Tiada rotan akar pun jadi = tidak ada yang bagus pun yang jelek juga tidak apa-apa.
3. Buah yang manis biasanya berulat = kata-kata yang manis biasanya dapat menyesatkan
atau menjerumuskan.
4. Tak ada gading yang tak retak = Tidak ada satu pun yang sempurna, semua pasti akan
ada saja cacatnya.
5. Ada udang di balik batu = ada maksud tertentu
6. Seperti menegakkan benang basah = melakukan hal yang mustahil
7. Seperti anjing dengan kucing = tidak pernah akur
8. Anjing menyalak tidak menggigit = cuma bisa ngomong saja.
9. Buruk muka cermin dibelah = tidak terima kenyataan
10. Tong kosong nyaring bunyinya = orang bodoh banyak omong
Kegiatan
Pasangkan antara peribahasa dan artinya secara tepat!
.
1. Menang jadi arang, kalah jadi abu.
2. Bagaikan abu di atas tanggul
3. Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan
4. Adat pasang turun naik
5. Membagi sama adil, memotong sama panjang.
6. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga
7. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.
8. Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga
9. Tong kosong nyaring bunyinya.
10. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
11. Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga.
12. Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh.
13. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.
14. Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.
15. Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul.
Apresiasi Sastra

(a).Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka,(b). Seiya
sekata dalam semua keadaan, (c). Kalah ataupun menang sama-sama menderita., (d). Segala
sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan, (e). Seberat apapun penderitaan
orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.,(f). Orang sombong
dan banyak bicara biasanya tidak berilmu. ,(g). .Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi,
semua senantiasa silih berganti.(h). Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan
yang telah diperbuat.,(i). Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan
kesalahan juga. ,(j). Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung
agar mencapai hasil yang baik., (k) Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati
tetap merasa tersiksa juga. (l).Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat
orangtuanya.(m). Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah
jatuh. (n),Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.(o) Jika membagi maupun
memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.

1. Membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran,


dan imajinasi
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa dalam bentuk struktur fisik dan struktur batin puisi. Dengan demikian pembentukan
puisi dibangun berdasarkan kekuatan gambaran angan (citraan), perasaan, pikiran, dan
imajinasi. Keempat hal di atas diuraikan sebagai berikut.
a. Citraan
Citraan merupakan gambaran angan yang digunakan penyair untuk menghidupkan
suasana dalam puisi.Tujuan citraan ini antara lain untuk menimbulkan suasana khusus,
membuat puisi lebih hidup, dan lebih menarik perhatian. Macam-macam citraan dapa
dirinci sebagai berikut.
1) Citraan indra penglihatan (visual imagery)
Citraan yang memberikan gambaran kepada indra penglihatan sehingga sesuatu yang
tidak terlihat menjadi terlihat. Perhatikan puisi petikan puisi berikut.
Mimbar
…………..
Di kampus ini
Telah dipahat kemerdekaan
Segala despot dan tirani
Tidak bisa dirobohkan
Mimbar kami
(Taufik Ismail dalam Darmajari, 2012:31)
Pada petikan puisi di atas “kemerdekaan” seolah dapat terlihat sebagai sebuah
pahatan.
2) Citraan indra pendengaran (auditory imagery)
Citraan ini dibentuk dengan menyebutkan atau mengurai bunyi suara.
Perhatikan petikan puisi berikut.
Ode Buat Proklamaor
Bertahun setelah kepergiannya kurindukan dia kembali
Dengan gelombang semangat halilintar dilahirkan sebuah negri
Dalam lumpur dan lumut
……………………..
(Hukla dalam Darmajari, 2012: 22)
Pada petikan puisi di atas “ halilintar” sebagai sesuatu yang dapat didengar
melambangkan kedasyatan.
a) Citraan Perabaan (thermal imagery)
Citraan ini dibentuk menggambarkan sesuatu yang dapat diraba/disentuh sehingga
menimbulkan kesan halus dan kasar.
Perhatikan petikan puisi berikut.
Ada Tilgram Tiba Senja
Kapuk randu kapuk randu
Selembut tudung cendawan
Kuncup-kuncup di hatiku
Pada mengembang bermekaran
……………………………….
(W.S. Rendra dalam Pradopo,2000: 84)
Pada petikan puisi di atas kata “ selembut” sebagai sesuatu yang dapat diraba.
b) Citraan penciuman dan pencecapan (movement imagery)
Citraan ini dihasilkan indra penciuman dan pencecapan. Seakan-akan sesuatu yang
diungkapkan penyair dapat dicium dan dicecap secara fisik.
Perhatikan petikan puisi berikut.
Terompet
…………………………
Bau pandan di sepi malam
Duri-durinya menyuruk di daging
Amboi, aroma daun pandan!
Amboi, amis darah dan daging
………………………….
(W.S. Rendra dalam Pradopo: 1993)
Kata bau, aroma, dan amis sebagai penggambaran tentang sesuatu yang dapat
ditangkap indra penciuman.
b. Perasaaan
Ketajaman perasaan penyair mampu membuahkan dorongan untuk melahirkan hal-hal
yang bersifat batiniah yang tak tertangkap perasaan orang biasa. Penyair tak cukup
mengekspresikan perasaan-perasaan sedih, cemas, benci, terasing, tersinggung, sombong,
terharu, senang atau bahagia. Akan tetapi perlu juga melakukan “olah batin” agar puisi yang
ditulisnya tak sekedar meluapkan perasaan dengan meledak-ledak Perhatikan kutipan puisi
berikut.
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi.Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar dalam Darmajari, 2012: 13)
Ungkapan Ini kali tidak ada yang mencari cinta, di antara gudang, rumah tua, pada
cerita, Gerimis mempercepat kelam, dan Tiada lagi.Aku sendiri. Berjalan melukiskan
perasaan kesepian, kesunyian, dan hilangnya harapan tentang seseorang yang dicintainya.
c. Pikiran
Setiap penyair memiliki pola pikir yang berbeda. Pola pikir penyair aliran idealis
dimanfaatkan untuk melahirkan ide-ide, pikiran dan gagasan dalam puisi. Pada masa sesudah
itu pikiran penyair dikemas dalam ungkapan-ungkapan baru yang otentik, indah dan harus
ditafsirkan maknanya.Pemikiran yang ingin diungkapkan penyair ini dapat berupa
kekaguman, kegelisahan, kritikan/protes, dan lain-lain. Untuk lebih jelas perhatikan puisi
berikut.
Sebatang Lisong
………………………………
Kita mesti berhenti membeli rumus-rumus asing.
Diktat-diktat hanya boleh memberi metode
Tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya,
Keluar ke desa-desa,
Mencatat sendiri semua gejala,
Dan menghayati persoalan yang nyata.
sajakku
Pamflet masa darurat,
Apakah arti renda-renda kesenian,
Bila terpisah dari derita lingkungan.
Apakah artinya berpikir,
Bila terpisah dari masalah kehidupan.
Kepadamu aku bertanya.
(W.S. Rendra dalam Darmajari, 2012:34)
Pemikiran yang dilukiskan pada puisi Pamflet merupakan kritik/protes Rendra terhadap
keadaan bangsa Indonesia masa itu, juga Rendra memberikan solusi untuk mengatasi keadaan
itu dengan ungkapan ; Kita mesti keluar ke jalan raya, Keluar ke desa-desa, Mencatat sendiri
semua gejala, Dan menghayati persoalan yang nyata.
d. Imajinasi
Kekuatan sebuah puisi seringkali terletak dalam imajinasinya. Objek semula biasa-
biasa saja ditangan seorang penyair bisa menjadi sangat dahsyat karena imajinasi yang
dikembangkannya. Imajinasi penyair mampu menghidupkan segala hal yang ditulisnya
menjadi lebih bermakna, lebih berkesan dan lebih memperjelas suasana.
Perhatikan kutipan puisi W.S Rendra berikut ini.
Sebatang Lisong
Gunung-gunung menjulang
Langit pesta warna di dalam senja kala
Dan aku melihat, protes terpendam. terhimpit di bawah tilam
Aku bertanya
Tetapi pertanyaanku, membentur jidat para penyair salon
Yang bersaja tentang anggur dan rembulan
Sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya
Dan, delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
Termangu-mangu di kaki dewi kesenian

Bunga-bunga bangsa tahun depan


Berkunang-kunang pandang matanya,
Di bawah iklan berlampu neon.
Berjuta-juta harapan ibu dan bapak
Menjadai gebalau suara kacau,
Menjadi karang di bawah muka samudra.
(W.S. Rendra dalam Darmajari, 2012: 33)
Pada puisi tersebut terlihat imajinasi Rendra dilukiskan dengan ungkapangunung-
gunung menjulang, langit pesta warna di dalam senja kala, bunga-bunga tahun
depan,berkunang-kunang pandang matanya.
Kegiatan
Bacalah puisi berikut, selanjutnya; (1) menganalisis citraan, perasaan, pikiran dan
imajinasinya. (2) tuliskan maksud puisinya, dan (3) lakukan diskusi kelas!
Ode Buat Proklamator
Bertahun setelah kepergiannya kurindukan dia kembali
Dengan gelombang semangat halilintar dilahirkan sebuah negri; dalam Lumpur dan lumut
Dengan api menyapu kelam menjadi untaian permata hijau dibentangan cahaya abadi
Yang senantiasa membuatnya tak pernah berhenti bermimpi menguak kabut
gulita Mendung, menerjang benteng demi benteng membalikkan arah topan, menjelmakan
impian demi impian
Dengan seorang sahabatnya, mereka tanda tangani naskah itu
Mereka memancang tiang bendera, merobah nama dan peta, berjaga membacakan sejarah,
menggenti bahasa pada buku
Lalu dia meniup terompet dengan selaksa nada kebangkitan sukma.
Kini kita ikut membubuhkan nama di atas bingkainya; meruntuhkan sambil mencari, daftar
mimpi membelit bulan perang saudara mengundang musnah, dendam tidur di hutan-hutan,
di sawah terbuka yang sakti
Kata berpasir dibibir pantai hitam dan oh, lidahku yang terjepit, buih lenyap di laut biru derap
suara yang gempita Cuma bertahan atau menerkam Ya, walau tak mudah,
kurindukan semangatnya menyanyi kembali bersama gemuruh cinta yang membangun
sejuta rajawali Tak mengelak dalam bercumbu, biar berbisa perih dirabu
Berlapis cemas menggunung sesal mutiara matanya yang pudar
Bagi negriku, bermimpi di bawah bayangan burung garuda
(Hukla dalam Darmajari, 2012: 22-23)

2. Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat
Dalam pembuatan puisi, seorang penyair seringkali mengankat tema-tema tentang
realita alam, social budaya, dan masyarakat.
a. Isi puisi yang berhubungan dengan realita alam
Baca dan cermati puisi di bawah ini!
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Mohammad Yamin dalam Darmajari, 2012: 15)
Dalam puisi tersebut, penyair Mohammad Yamin melukiskan betapa indahnya alam
Indonesia kala itu.
b. Isi puisi yang berhubungan dengan sosial budaya
Baca dan perhatikan puisi berikut ini.
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba sore itu
“Ini dari kami bertiga”
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagai kakak yang ditembak mati
Siang tadi
(Karya: Taufik Ismail)
Puisi ini menyatakan masalah sosial rasa duka yang mendalam atas pengorbanan
seseorang.
c. Isi puisi yang berhubungan dengan masyarakat
Baca dan perhatikan puisi berikut ini.
Pernyataan
Demi amanat dan beban rakyat
Kami nyatakan ke seluruh dunia
Telah bangkit di tanah air
Sebuah aksi perlawanan
Terhadap kepalsuan dan kebohongan
Yang bersarang dalam kekuasaan
Orang-orang pemimpin gadungan
(Mansyur Samin)
Puisi ini menyatakan perlawanannya kepada para pemimpin yang telah menjerumuskan
masyarakat dalam kesatuan dan penderitaan. Sikapnya terhadap pemimpin yang bermuka dua
dan membohongi rakyat.
Kegiatan
Baca puisi Lonceng Tinju dari kumpulan puisi karya Taufik Ismail yang
berjudul Malu (Aku) jadi Orang Indonesia, dan hubungkan isi puisi ini dengan keadaan di
Indonesia
Lonceng Tinju
Setiap kali lonceng berkleneng
Tanda putaran dimulai
Setiap kali mereka bangkit
Dan mengepal tinju
Setiap teriakan hysteria
Bergemuruh suaranya
Aku kelu
Dan merasa di pojok
Sendirian
Setiap lonceng berklenengan
Dan tinju mulai berlayangan
Meremuk kepala lawan
Terkilas dalam ingatan
Nenekku dulu berkata
“jangan kamu mengadu ayam
Dan bila aku menuntut ilmu
Di kedokeran hewan
Guruku menasehatkan
“jangan kamu mengadu hewan”

Kini lagi bel itu berklenengan


Aku tersudut bisu
Dan makin merasa
Sendirian
PELAJARAN 7

A. STANDAR KOMPETENSI :
Membaca : 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai

B. KOMPETENSI DASAR :
11.1 Merangkum seluruh isi informasi teks buku ke dalam beberapa kalimat dengan membaca
memindai
11.2 Merangkum seluruh isi informasi dari suatu tabel dan atau grafik ke dalam beberapa kalimat
dengan membaca memindai
15.1 Mengidentifikasi karakteristik dan struktur unsur intrinsik sastra Melayu klasik
15.2 Menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik

C. MATERI PEMBELAJARAN :
1. Merangkum seluruh isi informasi teks buku ke dalam beberapa kalimat
dengan membaca memindai
Membaca memindai (scanning) adalah teknik menemukan informasi dari bacaan
secara cepat, dengan cara menyapu halaman demi halaman secara merata, kemudian
ketika sampai pada bagian yang dibutuhkan, gerakan mata berhenti. Mata bergerak cepat,
meloncat-loncat, dan tidak melihat kata demi kata.
Memindai atau Scanning dilakukan dengan cara (1) menggerakkan mata seperti anak
panah langsung meluncur ke bawah menemukan informasi yang telah ditetapkan, (2)
setelah ditemukan kecepatan diperlambat untuk menemukan keterangan lengkap dari
informasi yang dicari, dan (3) pembaca dituntut memiliki pemahaman yang baik berkaitan
dengan karakteristik yang dibaca (misalnya; kamus disusun secara alfabetis, kata
kunci, indeks, daftar isi dan sebagainya). Dengan pemahaman tersebut diharapkan dapat
menemukan informasi secara lebih cepat..
a. Membaca memindai berdasarkan indeks
Ketika membaca buku, kita sering melihat di halaman akhir berupa daftar pustaka,
biografi pengarang, glosarium, dan indeks. Khusus untuk indeks, ia sangat berguna
dalam mempercepat menemukan yang kita cari.
Beberapa macam indeks antara lain indeks nama dan indeks subjek. Indeks nama
adalah daftar indeks yang berisi nama-nama orang yang dimuat dalam buku tersebut,
sedangkan indeks subjek adalah daftar istilah-istilah penting yang terdapat dalam buku
tersebut.
Dalam daftar indeks memuat pula halaman yang dirujuk yang dapat ditemukan pada
halaman tersebut. Daftar indeks disusun secara alfabetis dan nama akhir ditulis di awal
untuk nama yang lebih dari satu kata. Untuk lebih jelasnya, perhatikan cara penulisn dan
penggunaan daftar indeks berikut ini!
Indeks nama (pada buku Yudiono K.S.. (2010). Pengantar Sejarah Sastra
Indonesia . Jakara: Grasindo)

Anwar, Chairil,8, 43, 91, 92, 93, 94, 95, 117, 123, 126, 208
Anwar, Rosihan, 89, 91, 92, 93, 94, 95, 117, 215
Anwar, Wan, 293

Umpamanya kita ingin mengetahui nama Anwar.Wan (Wan Anwar). Maka dapat kita
lihat pada halaman 293, di halaman itu tertulis pada baris kedua:
5.Kuntowijoyo: Karya dan Dunianya oleh Wan Anwar (2007)
b. Membaca memindai berdasarkan kata kunci (keywords).
Untuk mempercepat menemukan informasi dari permasalahan yang kita cari, maka
harus menemukan kata kuncinya. Dengan kata kunci tersebut, kita dengan cepat mencari
kata tersebut di buku maupun di surat kabar.
Perhatikan cara pencarian dan penggunaan kata kunci berikut ini.
ada tema dari tugas yang diberikan guru, yaitu:
Cara tepat dalam menangani sampah anorganik.
Dari tema tersebut kata kuncinya adalah sampah anorganik atau anorganik. Dengan
demikian, kita dapat melakukan pencarian dengan kata kunci anorganik.
Kegiatan
 Temukan daftar indeks dari sebuah buku!
 Tentukan sebuah istilah yang merujuk lebih dari tiga halaman!
 Catatlah informasi berkenaan dengan istilah yang dimaksud pada setiap halaman yang
dirujuk!
2. Merangkum seluruh isi informasi dari suatu tabel dan atau grafik ke dalam beberapa
kalimat dengan membaca memindai
a. Tabel
Table yaitu daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) fakta informasi yang biasanya
hanya berupa nama dan bilangan atau simbol-simbol tertentu yang tersusun secara
bersistem ke dalam kolom dan baris. Tabel sebagai alat bantu visual yang berfungsi
menjelaskan suatu fakta atau informasi secara singkat, jelas, padat dan lebih menarik dari
sekadar kata-kata.
Bacalah teks berikut dengan saksama!
Efek Limbah Berbahaya Terhadap Manusia
Berbagai pabrik industri di antara bahan bakunya banyak mempergunakan zat-zat
kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengolahannya selain menghasilkan
produk-produk yang berguna bagi kehidupan manusia, juga fakta menunjukkan bahwa
limbah-limbah negatif bagi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungannya.
Diantara efek limbah berbahanya terhadap kesehatan manusia adalah karena sifat
toksik bahan yang dikandung dalam limbah tersebut.
Berbagai jenis penyakit yang dapat terjadi karena limbah berbahaya adalah; penyakit
pneumoniosis, silicosis, byssinosis, siderosis, talkosis dan berbagai jenis keracunan
lainnya. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari limbah berbahaya dapat bersifat akut
dan kronis. Terutama limbah berbahaya toksis, sebagaimana proses reaksinya sangat
kompleks.
Secara umu rantai reaksi menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dapat di
bagi dalam tiga face, yaitu: (1) face paparan atau eksposisi, (2) face tokso-kenetik, dan (3)
face tokso – dinamik.
Face paparan dapat terjadi secara oral, melalui saluran pencemaran, atau melalui
kulit. Pada face tokso-kinetik ada dua proses yang memainkan peranan penting, yaitu;
1. Transpor yang meliputi absorbsi yang disebut juga ekskresi.
2. perubahan metabolik yang disebut juga botransformasi yang sering menyebabkan
ketidakaktifan zat yang diserap.
Perubahan biokimiawi dalam organisme dapat mengakibatkan juga pembentukan
senyawa aktif dan dengan demikian mengakibatkan bioaktivasi.
Face tokso-dinamik meliputi interaksi antara molekul zat aktif atau zat racun dan
tempat kerja spesifik, yaitu reseptor. Interaksi ini menghasilkan induksi suatu stimulus
(rangsangan) yang dimulai dari proses biokimia dan biofisika dan akhirnya menyebabkan
efek bagi kesehatan manusia.

Tabel
Efek Akut Limbah Berbahaya
No. Tipe Limbah A B C D E F
Limbah = limbah pestisida (Obat = obat pembunuh hama)
1. Pestisida organic (astasin, chlorin) + + + +
2. Metyl Bromida +
3. Herbisida (Obat-obat pembasmi rumput) +
4. Pestisida fosfat organic + + + +
5. Organo nitrogen herbisida + +
6. Insektisida (-embunuh serangga) + + + +
7. Pembasmi jamur +
8. Almunium fosfat +
9. Rotenone + +
10. Cyanide waste + + + +
Logam = logam yang Toksik (racun)
11. Timah, lembaga, selenium, nikel, chromium + + +
12. Komposisi timah hitam organic + + +
13. Air raksa, dan lain-lain + + + +
Keterangan:
+ = efek-efeknya pada manusia menurut pembuktian secara statistik.
A = Kerusakan susunan saraf
B = Kerusakan system pencernaan
C = Kerusakan system neorologis
D = Kerusakan system pernafasan
E = Kerusakan pada kulit
F = Kematian
Sumber: Hazardous Waste Management, Reducing the Risk, Island Press, 1986. By B A
Goldmant.

b. Grafik
Grafik yaitu lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar (turun
naiknya hasil statistic dan sebagainya). Grafik juga berfungsi sebagai media visual yang
digunakan untuk memperjelas suatu informasi.Dengan grafik informasi yang kompleks
menjadi lebih mudah, menarik, dan jelas dibacanya.
Grafik umumnya digunakan untuk membandingkan jumlah data, menunjukan
fluktuasi perkembangan jumlah dalam kurun waktu tertentu.

Grafik
Gambaran Penyakit Demam Berdarah menurut Kelompok Umur di
Kab.Pandeglang Tahun 2004 - 2006
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang
Gambaran penyakit demam berdarah di Kabupaten Pandeglang selama 3 tahun terakhir
cukup berfluktuasi, tetapi tingkat puncak penularan penyakit demam berdarah ini dalam 3
tahun terakhir terdapat pada bulan Desember sampai dengan Mei, sehingga sebagai langkah
pencegahan agar lebih efektif, tindakan pencegahan dilakukan sebelum masa penularan yang
pada bulan Juli sampai dengan bulan Nopember setiap tahunnya. Sehingga pada saat
memasuki periode penularan penyakit ini dapat ditekan semaksimal mungkin.
Kegiatan
 Jelaskan manfaat dari tabel dan grafik dalam bacaan!
 Apa kelebihan dan kekurangan tabel dan grafik?
Kebahasaan

Menemukan gagasan utama akan lebih mudah apabila kita memahami macam-macam
paragraph berdasarkan letak kalimat utamanya. Berdasarkan letak kalimat utama paragraph
terbagi menjadi empat macam.
1. Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik
kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas atau paragraf yang letak kalimat utamanya
terdapat di awal paragraf.
Perhatikan contoh paragraf berikut.
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa
dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini
ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.

Kalimat utama pada paragraf di atas adalah Kemauannya sulit untuk


diikuti. Selanjutnya diikuti beberapa kalimat penjelas.

2. Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian
diakhiri dengan kalimat topik atau paragraf yang letak kalimat utamanya terdapat akhir
paragraf. Paragraf induktif berdasarkkan pola pengembangannya dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, antara laingeneralisasi, analogi, dan kausalitas.
a. Generalisasi
Pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk
mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan,
mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang
enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-
anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
1) Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain
merupakan peristiwa khusus.
2) Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
3) Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai
mengarang.
4) Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex,
Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena
Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan,
kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.
b. Analogi
Pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat
sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai
segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain.
Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi,
bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya
roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu
ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi
sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat
maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian
pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta.
Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam
pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu
demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada
ciptaan-ciptaan-Nya itu.

c. Hubungan Kausal

Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-


fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan
sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan
kausalitas, yaitu sebab-akibat dan akibat-sebab.

1) Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada
kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh:
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang
membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan
dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak
bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan
demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap
sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi
ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang
lunak untuk membiayai pembangunan.
2) Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu
kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh:
Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke
apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.
3. Paragraf Campuran
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik
kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik
yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf atau paragraf yang
kalimat utamanya terdapat di awal dan di akhir paragraf.
Perhatikan contoh berikut ini.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi.
Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik
sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban
manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
4. Paragraf Deskriptif/Menyebar
Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada
seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.
Cermati contoh paragraf berikut ini.
Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah,
Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari
sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa
terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.
Kegiatan
Buatlah empat macam paragraph bertema lingkungan!
Apresiasi Sastra

1. Mengidentifikasi karakteristik dan struktur unsur intrinsik sastra Melayu klasik

Berdasarkan periodisasi sastra, H.B. Jassin mengelompokkan sastra Indonesia


atas dua periode,yaitu:
a. Periode sastra Melayu Lama/klasik
b. Periode sastra Indonesia Modern. yang terdiri atas empat angkatan, yaitu:
1) Angkatan Balai Pustaka;
2) Angkatan Pujangga Baru;
3) Angkatan ’45;
4) Angkatan ‘66 ;
a. Pengertian Sastra Melayu Klasik
Sastra Melayu lama merupakan sastra Indonesia sebelum abad ke- 20. dengan ciri-
cirinya, antara lain: masih menggunakan bahasa Melayu dengan kata-kata klise seperti
sahibul hikayat, menurut empunya cerita, konon serta menggunakan tata bahasa melayu,
umumnya bersifat anonim, bersifat istanasentris, dan menceritakan hal-hal berbau mistis
seperti dewa-dewi, kejadian alam, peri, dan sebagainya.
Sastra pada masa Sastra Melayu Lama/klasik contohnya: dongeng tentang arwah,
hantu/setan, keajaiban alam, dan binatang jadi-jadian. Berbagai macam hikayat
seperti; Hikayat Mahabharata, Hikayat Ramayana, Hikayat Sang Boma., Syair Perahu dan
Syair Si Burung Pungguk oleh Hamzah Fansuri dan Gurindam Dua Belas dan Syair Abdul
Muluk oleh Raja Ali Haji.
b. Jenis Sastra Melayu Klasik
1) Sastra Melayu Klasik jenis Prosa
a) Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran,
putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar
biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal.
Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat Hang
Tuah, Kabayan, Si Pitung, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Sang
Boma, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
b) Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama/klasik yang isi ceritanya diambil dari
suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan
fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang
berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah
Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.
c) Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat
ke tempat lain. Contoh: Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke
Jedah.
d) Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya,
antara lain: Fabel, Mite (Mitos), Legenda, Sage, Parabel, Dongeng jenaka/Pelipur,Cerita
berbingkai dan lain sebagainya.
2) Sastra Melayu Klasik jenis Puisi
Ciri puisi Melayu klasik antara lain; (1) merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama
pengarangnya, (2) disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan, (3)
sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun
rima.Jenis-jenis puisi Melayu klasik antara lain sebagai berikut.
a) Mantra; adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
b) Pantun, adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari
8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.Pembagian
pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
Contoh:
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati
c) Karmina, adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Contoh:
Dahulu parang sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
d) Seloka, adalah pantun berkait.
Contoh:
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
e) Gurindam, adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a, berisi nasihat.
Contoh:
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus (c)
f) Syair, adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat atau cerita.
Contoh:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
g) Talibun, adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
c. Unsur-unsur Intrinsik Sastra Melayu Klasik
Sastra Melayu klasik yang berbentuk prosa juga seperti halnya unsur-unsur intrinsik
prosa lainya terdiri dari tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya
bahasa. Perbedaannya adalah pada kekhasan penggunaan bahasa Melayu yang dominan,
polanya statis dan keseragaman tema yaitu berkisar perebutan kekuasaan, kesetiaan, dan
kesaktian; alur berkembang dengan pola maju dan happy ending; tokohny kalangan istana,
raja, permaisuri, dan pangeran; amanat pada umumnya berupa penyampaian pesan bahwa
kebaikan pada akhirnya akan mengalahkan keburukan.

d. Menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik


Unsur dominan dalam karya sastra Melayu klasik adalah kaya akan nilai-nilai
kehidupan. Sastra Melayu klasik sering ditujukan untuk memberikan nasihat, pengajaran,
tamsil tentang perbuatan baik dan buruk serta akibat-akibatnya. Nilai moral, nilai religius,
sosial, estetika juga menjadi muatan yang terkandung dalam karya sastra Melayu klasik.
Cermati kandungan nilai yang terdapat pada karya sastra Melayu klasik di bawah ini.
1) Nilai yang terkandung pada karya sastra Melayu klasik jenis prosa
Hikayat Bayan Budiman

Sebermula ada saudagar di negara Ajam. Khojan Mubarok namanya,terlalu amat


kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada
Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang di beri
nama Khojan Maimun.
Setelah umurnya Khojkan maimun lima tahun, maka di serahkan oleh bapaknya mengaji
kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun. Ia di
pinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab.
Hatta beberapa lamanya khojan Maimun beristri itu, ia membeli seekor burung bayan
jantan. Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina, lalu dibawanya ke
rumah dan di taruhnya hampir sangkaran bayan juga
Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia
kepada istrinya. Sebelum dia pergi ,berpesanlah dia pada istrinya itu, jika ada barang suatu
pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena
fitnah di dunia amat besar lagi tajam dari pada senjata.
Hatta beberapa lama di tinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya
rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang
perempuan tua. Maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu
hendak menemui anak raja itu, maka bernasehatkah ditentang perbuatanya yang melanggar
aturan Allah SWT. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari
sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati.
Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpura-pura tidur.Maka
bayan pun berpura-pura terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab
pergimendapatkan anak raja. Maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka
ia juga akan binasa. Setelah ia sudah berpikir demikian itu, “ Mak” ujarnya,"Aduhai Siti yang
baik paras, pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja itu. Apapun hamba ini
haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, Insya Allah di atas kepala hambalah
menanggungnya. Baiklah tuan pergi,karena sudah di nanti anak raja itu. Apatah di cara oleh
segala manusia di dunia ini selain martabat, kesabaran,dan kekayaan? Adapun akan
hamba, tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayanyang dicabut bulunya oleh
tuannya seorang istri saudagar.
Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka
Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan
perempuan itu.
Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap
berpamitan dengan bayan, maka di berilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24
malam burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap
perbuatanya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.

Dari kutipan hikayat Bayan Budiman tersebut nilai-nilai moral berupa kejujuran,
kesetiaan; nilai religius berupa permohan kepada Tuhan dalam mengatasi kesulitan; nilai
sosial anjuran untuk musyawarah mufakat dalam menentukan sikap dan lain sebagainya

2) Nilai yang terkandung pada karya sastra Melayu klasik jenis puisi
Syair Radja Hadji Jahja bin Radja Muhammad Ali
Alahlah bisa oleh biasa
Inilah madah fakir dan hina
Ajuhai sekalian jang bidjaksana
Fikirkan tuan dengan sempurna
Nilai yang terkandung pada syair di atas adalah nasihat kepada kita agar bisa harus
dibiasakan, dan seorang bijaksana akan berpikir dengan sempurna.
Kegiatan
 Analisilah prosa Melayu klasik di bawah ini berdasarkan unsur-unsur intrinsiknya!
 Ungkaplah nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut!!
Hikayat Raja Kilan Syah Serta Putranya

Maka kata bayan itu, "Adalah seorang raja di negeri Istambul, terlalu amat besar
kerajaan baginda itu. Maka adalah nama raja itu Kilan Syah dan istrinya baginda itu,
bemama tuan putri Nur Zainun anak raja di negeri Kastambar; ada dengan menterinya
bemama Mangkubumi 1). Adapun akan raja itu ada berputra seorang laki-laki terlalu amat
baik parasnya; maka dinamai oleh baginda akan anakanda itu raja Johan Rasyid. Maka raja
Johan Rasyid itu pada lahirnya terlalu sangat bijaksana. Maka adalah umumya baharu
empat belas tahun. Maka dengan takdir Allah sabhanahu wataala ayahanda baginda itu pun
geringlah terlalu amat sangat. Maka segala wazir dengan segala orang besar-besar dan
bentara dan penggawa di negeri itu pun, bertunggulah masing-masing kepada tempatnya
serta dengan dukacitanya akan raja Kilan Syah gering itu.
Maka anakanda baginda raja Johan Rasyid pun tiadalah taksir lagi menyuruh
mengobatkan ayahanda baginda itu pada segala hukama 2) dan segala ulama. Maka obat
pun tiadalah memberi faedah kepada baginda itu: seperti racunlah kepadanya.
Syahdan usahkan berkurang penyakit baginda itu, makin bertambah-tambah pula
sakitnya. Maka raja Kilan Syah tahulah akan penyakit itu alamat mautlah. Setelah dirasai
baginda hampirlah waktu baginda itu akan meninggalkan dunia, maka raja Kilan Syah pun
menyuruh memanggil perdana menteri dan segala orang besar-besar dan segala pegawai-
pegawai. Setelah datanglah masing-masing menghadap baginda, maka sekalian itu pun
dengan tangisnya sebab bercintakan baginda itu.
Maka raja Kilan Syah pun bertitah, "Hai segala tuan-tuan! Ketahui olehmu bahwa aku
hampirlah akan kembali dari negeri yang fana 3) ke negeri yang baka. Bahwa adalah
amanatku pada kamu sekalian: akan anakku Johan Rasyid itu, pertaruhankulah pada kamu
sekalian: pertama-tama aku serahkan kepada Allah subhanahu wataala dan Rasulnya,
kemudian dari itu pada kamu sekalianlah. Bagaimana kamu sekalian telah berbuat bakti
akan daku dan engkau mengasihi aku, demikianlah kepadanya.Hubayahubaya jangan
engkau lainkan aku dengan dia; barang siapa melalui daripada 4) amanatku ini, durhakalah
ia kepada aku; dan jika barang suatu hendak dikerjakan, sekali-kali jangan engkau lalui
hukum Allah taala, dan takuti olehmu akan Allah subhanahu wataala sangat-sangat."
Maka sembah mereka itu sekalian, "Ya tuanku syah alam, jangan apalah tuanku
memberi titah demikian memberi belas rasa hati patik sekalian. Adakah pemah patik
sekalian melalui titah duli tuanku? Titah yang demikian itu pun patik junjunglah di atas batu
kepala patik sekalian, dilanjutkan Allah subhanahu wataala umur syah alam."
Setelah raja Kilan Syah mendengar sembah mereka itu sekalian, maka baginda pun
menangis seraya menghadapkan muka baginda kepada anakanda baginda raja Johan
Rasyid.
Maka titah raja, "Hai anakku Johan Rasyid! Baik-baiklah engkau peliharakan dirimu
daripada api naraka! Dan pebenar olehmu barang katamu dan hendaklah engkau adil dan
murah. Jauhi olehmu daripada 5) dusta dan lalim! Hendaklah buka tanganmu dan jauhi
olehmu daripada kikir, karena benar itu perhiasan segala raja-raja yang berilmu. Jika engkau
turut seperti wasiatku ini, tiadalah engkau menganiaya dirimu kepada kedua buah negeri 6) "
Setelah sudah raja Kilan Syah berwasiat, maka raja Kilan Syah pun kembali kerahmat
Allah taala dari negeri yang fana ke negeri yang baka. Maka segala mereka itu pun
merataplah, riuh rendahlah bunyi segala isi istana, menderulah bunyinya seperti ribut topan.
Maka perdana menteri dan segala pegawai orang besar-besar itu pun semuanya habis
berhimpun, hendak merajakan Johan Rasyid. Maka mayat raja Kilan Syah pun dikuburkan
oranglah dengan sempumanya seperti adat segala raja-raja yang besar; demikianlah
diperbuat orang akan baginda. Maka raja Johan Rasyid pun tiadalah taksir lagi akan
mengerjakan jenazah ayahanda baginda itu. Maka setelah datanglah kepada setahun
lamanya raja Johan Rasyid di atas takhta kerajaan, maka terlalulah ia lalim, tiada takut akan
Allah subhanahu wataala dan tiada takut dan malu akan Nabi kita, dan wasiat ayahandanya
pun dilupakannyalah; melainkan akan hawa nafsunya juga yang diikutinya, dan akan nyawa
segala hamba Allah pun tiadalah terhisabkan lagi; pada sehari-hari makin bertambah-
tambah juga _lalimnya. Setelah diUhat oleh perdana menteri dan segala wazir 7) dan segala
orang yang bemama-nama akan raja Johan Rasyid demikian itu, maka ia pun terlalu heran
dari karena sangat bersalahan daripada raja Kilan Syah, seperti langit dengan bumi jauhnya
dengan perangai ayahanda itu. Maka perdana menteri dengan segala wazir dan segala
orang besar-besar dan segala pegawai pun berhimpun pergi menghadap raja Johan Rasyid,
lalu duduk menyembah.
Maka sembah perdana menteri dan segala mereka itu, "Ya tuanku Syah Alam! Maka
adalah patik sekalian ini menghadap ke bawah duli tuanku, karena tuanku mengerjakan
pekerjaan larangan Allah dan Rasul dan tiada mengikut wasiat paduka marhum sedang
mangkat; bukankah baginda berpesan kepada duli tuanku melarangkan daripada kerja yang
tiada berbetulan dengan hukum Allah taala jangan duli tuanku kerjakan; dan lagi duli tuanku
raja berasal, lagi berilmu turun-temurun daripada paduka ayahanda baginda raja yang adil;
maka sampai kepada masa tuanku naik kerajaan, demikianlah jadinya, tiadalah tuanku
menurut amanat paduka ayahanda itu."
Setelah raja Johan Rasyid mendengar sembah perdana menteri dan segala pegawai-
pegawai orang yang besar-besar itu, suatu pun tiada apa titah raja Johan Rasyid, lalu ia
berbangkit ke istananya. Maka perdana menteri dengan segala orang besar-besar pun
tiadalah terbicara lagi, oleh karena sembah mereka itu tiada disahut oleh raja Johan Rasyid.
Setelah ia mendengar sembah segala mereka itu, makin bertambah-tambah pula
lalimnya daripada ia belum mendengar Sembah perdana menteri itu. Maka segala isi negeri
Istambul pun berundurlah dari negeri itu.
Setelah dilihat oleh perdana menteri dan segala orang besar- besar akan hal negeri itu,
maka perdana menteri dan segala wazir pun terialu dukacita seraya dengan herannya
melihat qadla 8) Allah taala yang datang kepadanya itu. Maka perdana menteri pun
memanggil segala wazir dan segala pegawai di dalam negeri itu berhimpun ,musyawarat.
dengan perdana menteri itu mencari bicara akan raja Johan Rasyid, kalau-kalau mau, raja
itu berbuat adil, supaya negeri jangan binasa. Setelah sudah musyawarat, maka oleh
perdana menteri dan segala orang besar-besar dibawanya waliullah empat orang serta
delapan orang ulama pergi kepada raja Johan Rayid. Maka pada ketika itu juga raja Johan
Rasyid pun sedang dihadap oleh orang yang garib-garib 9) segala hamba raja yang jahat-
jahat itu dan fasik murtad celaka, segala orang itu pun dikasihi oleh raja. Maka baginda pun
melihat waliullah datang dibawa olehnya perdana menteri dan segala pegawai baginda,
maka segeralah ia berangkat masuk ke istana. Setelah dilihat oleh waliullah dan ulama itu
tiada dengan adatnya, maka ulama dan waliullah pun tersenyum. Maka perdana menteri
dan segala orang besar-besar pun tiadalah terbicara lagi. Maka segala mereka itu pun
masing-masing kembali ketempatnya dengan dukacitanya.
Maka beberapa hari perdana menteri dengan segala orang besar-besar hendak
berdatang sembah kepada anak raja itu, tiada juga ia mau keluar; daripada sehari-hari
makin bertambah lalimnya. Maka negeri itu pun 10) diturunkan Allah subhanahu wataala
kemarau sangat keras; kepada sebulan, sehari pun tiada hujan. Maka segala tanaman
orang pun banyaklah mati. Maka segala dagang pun tiada masuk ke negeri itu, karena
mendengar rajanya sangat lalimnya, dan segala makanan pun tiada dibawa masuk ke
negeri itu, jadi mahal. Maka orang-orang di dalam negeri itu pun laparlah, banyak mati.
Maka segala pegawai dan wazir pun berhimpunlah datang kepada perdana menteri
bertanya dan bicarakan raja Johan Rasyid itu.
Maka kata segala mereka itu kepada perdana menteri, "Jikalau raja ini tiada kita bunuh,
niscaya binasalah negeri ini, kita sekalian pun huru-haralah."
Setelah dilihat oleh perdana menteri akan segala mereka itu gobar 11) sangat, hendak
membunuh raja itu, maka kata perdana menteri akan saudaranya.
"Pada bicara hamba, baiklah sabar dahulu, sementara kita bertanya hukum kepada
kadi akan raja kita ini, maka hukum Allah suhanahu watala, di sanalah kita turut."
Maka sahut segala mereka itu, "Benarlah seperti kata perdana menteri itu, tetapi
kami sekalian hendaklah segera menyembah raja lain."
Maka kata perdana menteri, "Jikalau demikian, marilah kita pergi kepada kadi,
supaya saudara hamba jangan syak hati."
Maka segala mereka itu pun pergilah mendapatkan kadi, Maka di dalam negeri itu
pun setengah orang berhimpun membaca kitab daripada seorang mufti 12). Maka segala
wazir yang besar-besar datang itu dengan alat senjatanya; maka kadi pun terkejut seraya
menyerahkan dirinya kepada Allah taala; maka katanya, "Apa pekerjaan saudara hamba
datang beramai-ramai ini? Karena apa?"
Maka perdana menteri pun naik duduk seraya menyembah serta memberi salam dan
hormat. Maka disahuti kadi salamnya itu dan mufti itu pun memberi hormatnya dengan
seribu kemuliaan.
Maka kata perdana menteri, "Adapun hamba datang kepada tuan hamba ini hendak
bertanyakan hukum Allah taala akan segala raja-raja yang harus menjadi raja."
Maka kata kadi kepada mufti, "Ya Malulana 13) .Tuan hamba!"
Maka kata mufti, "Baiklah! Hai tuan-tuan sekalian, ketahuilah, bahwasanya kepada
hukum Allah yang harus akan raja itu, berakal, tiada harus raja itu bebal; kedua balig, tiada
harus kanak-kanak; ketiga berbudi, tiada harus raja itu khilaf akalnya; keempat raja itu
sehat, tiada harus raja penyakit aib seperti sopak dan kusta; kelima, raja itu adil, tiada harus
raja itu lalim, karena itu menjadi dlilullahu filalam 14) imam sekalian manusia, karena segala
raja itu membawa tertib sallallahualahi wasallam, karena raja bayang Allah taala dan ganti
Nabi, supaya boleh diturut segala manusia.
Setelah mereka itu mendengar kata mufti itu dengan beberapa hadis dan dalil, maka
kata perdana menteri dengan segala wazir itu, "Ya Maulana, akan raja kita ini apa
hukumnya? Karena ia terlalu sangat lalim akan segala manusia, sedikit pun tiada rahimnya
akan segala isi negeri.''
Maka kata mufti itu, "Suruh ia bertobat daripada pekerjaannya itu; jikalau ia tiada
mau tobat, kamu sekalian bunuh akan dia."
Maka kadi dan perdana menteri dan segala pegawai dan segala wazir pun menyuruh
bicara lengkap segala alat senjata. Maka segala rakyat pun hendak mengerjakan seperti
kata mufti itu.
Maka segala musyawarat itu pun terdengarlah kepada baginda raja Johan Rasyid
hendak dibunuh akan dia; hendak disuruh tobat itu, tiada dipakainya. Maka ia pun segeralah
lari dengan seekor kuda, seorang pun tiada sertanya. Maka mereka sekalian pun datanglah
hendak menyuruh raja Johan Rasyid itu tobat. Maka kata segala yang garib-garib itu,
"Bahwa raja sudah lari dengan seekor kuda ke mana-mana perginya tiadalah kami ketahui."
Setelah segala khalayak mendengar kata itu, maka kata segala wazir dan segala
pegawai yang besar-besar kepada perdana menteri, "Akan sekarang ini, apa bicara tuan
hamba? Negeri kita ini tiada beraja, tiada harus pada hukum Allah taala."
Maka kata mufti, "Baiklah Kadi, ini kita jadikan raja sementara mencari yang lain,
supaya tetap negeri."
Maka mereka itu pun kabulah akan kata mufti itu. Maka kadi pun
ditabalkan )oranglah
15
dengan sepertinya.
Setelah kadi itu jadi raja, maka ia pun terialulah adil, kepada barang yang
dikerjakannya dengan hukum Allah taala juga, sekali-kali tiada bersalahan seperti dahulu itu
dengan sekarang ini. Maka isi negeri itu pun kembalilah seperti adat sediakala.
Sebermula, maka tersebutlah perkataan raja Johan Rasyid lari itu. Setelah datanglah
kepada empat puluh hari perjalanan, maka ia pun bertemulah dengan Bedawi 16) delapan
orang. Maka dirampaslah oleh Bedawi itu akan raja Johan Rasyid, habis diambilnya
kudanya dan senjatanya dan pakaiannya sekaliannya dirampas. Maka Bedawi yang delapan
orang itu pun berjalanlah kepada tempat lain, menjadi kayalah sebab ia beroleh pusaka
pakaian kerajaan dengan selengkapnya itu.
Setelah Bedawi itu sudah berjalan, maka raja Johan Rasyid pun tinggallah dengan
lapar dahaganya yang amat sangat serta dukacitanya. Maka ia pun baharulah sadarkan
dirinya diqadlakan Allah taala akan dia, dibalasnya perbuat lalim itu. Maka raja pun terlalulah
menyesal mengerjakan segala pekerjaan yang telah lalu itu, seraya bertobat kepada Allah
subhanahu wataala dengan sempumanya. Maka raja Johan Rasyid pun menjadikan dirinya
seorang fakir minta sedekah, segenap negeri orang ia pergi, serta mengerjakan iman dan
taat menjauhkan kufur dan maksiat. Maka terlalulah amat sangat keras pertapaannya itu.
Maka kadi pun sampailah turun-temurun menjadi raja di negeri Istambul datang
kepada anak cucunya. Demikianlah hikayat raja Kilan Syah berpesan kepada anaknya.***

Diambil dari Bunga Rampai Hikayat Lama, Sanusi Pane)


Cerita ini diambil dari Hikayat Bayan Budiman, yang disebut juga Hikayat Khojah
Maimun, Hikayat Khojat Mubarak dan Cerita Taifah. Asalnya dari bahasa Sangsekerta,
bernama Syukasaptati, artinya tujuh puluh cerita burung nuri. Burung itu menceritakannya
kepada seorang perempuan.
Syukasaptati itu disalin ke bahasa Persia dengan nama Tuti Nameh. Setelah itu
dalam bahasa Persia terbit Hikayat-hikayat Bayan Budiman yang lain mencontoh Tuti
Nameh, akan tetapi ceritanya ada yang berlainan.
Hikayat Bayan Budiman disalin pula ke bahasa Turki, ke bahasa-bahasa Barat,
ke bahasa Melayu, Jawa, Bugis. Mangkasara. Hikayat Bayan Budiman bahasa Melayu
itu disalin oleh Kali Hasan dari bahasa Persia.
1. Menteri yang pertama; pada umumnya tidak dipakai di negeri Melayu, hanya dalam hikayat-
hikayat (lihat keterangan "Hikayat pengajaran bagi raja-raja" dan Hang Tuah diutus ke
Majapatut").
2. Hakim-hakim; orang-orang yang ahli.
3. Dari bahasa Sangsekerta: nirwana, keadaan jiwa yang telah lepas dari ikatan jasmani;
dalam bahasa Arab fana jadi berarti tidak kekal (tidak baka), hancur
4. Pengaruh Arab atau Persia. Melayu asli: melalui amanatku ini.
5. Demikian juga. Melayu asli: Jauhi olehmu dusta dan lalim!
6. Dunia dan akhirat.
7. Dari bahasa Persia: menteri (dari bahasa Sangsekerta).
8. Hukuman
9. Ganjil atau aneh.
10. Pengaruh Arab atau Persia. Melayu asli: di negeri itu pun atau kepada negeri itu pun
11. Dari bahasa Arab: ghubar, sedih.
12. Alim yang tertinggi di sebuah negeri, yang diakui oleh pemerintah.
13. Tuan kita; sebutan bagi orang alim (dalam hal agama).
14. Bayang Allah di dunia.
15. Dinobatkan. Tentang nobat dan tabal lihat keterangan "Sang Sapurba turun di bukit
Siguntang Mahameru."
16. Disebut juga Bedui.
PELAJARAN 8

A. STANDAR KOMPETENSI :
lis : 12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato
B. KOMPETENSI DASAR :
12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif
12.2 Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan
sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif
12.3 Menulis hasil wawancara ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan yang
tepat
12.4 Menyusun teks pidato
16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa,
latar)
16.2 Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa,
latar)

C. MATERI PEMBELAJARAN :
1. Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf
argumentatif
a. Definisi Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang berisi pendapat yang disertai alasan, contoh,
bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Paragraf ini bertujuan mempengaruhi pembaca
sehingga pembaca membenarkan pendapat, sikap, dan keyakinan penulis.
b. Ciri-ciri paragraf argumentasi
1) bersifat ilmiah
2) bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran
3) dilengkapi bukti-bukti berupa data dan fakta
4) ditutup dengan kesimpulan
c. Langkah menyusun argumentasi:
1) Menentukan topik/tema
2) Menetapkan tujuan
3) Mengumpulkan data dan bahan dari berbagai sumber
4) Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
5) Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
d. Pola Pengembangan Paragraf Argumentasi
1. Pola Pengembangan Sebab – Akibat
Paragraf diawali dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui lalu
bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai efek akibat. Ditandai dengan kata –
kata sebab, karena, disebabkan, dikarenakan dan lain-lain.
Cermati paragraf di bawah ini!
Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota
besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari kendaraan bermotor yang jumlahnya
semakin banyak, pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan
prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah sembarangan
. Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Misalnya udara
menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya
wabah penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air tersumbat oleh sampah.
Pada bagian yang ditulis miring adalah bagian sebab dan bagian berikutnya
merupakan akibat.

2. Pola Pengembangan Akibat- Sebab


Paragraf diawaki dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang
diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan
akibat tadi.
Perhatikan paragraf berikut ini!
Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka
memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai
macam cara mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan
hingga yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara
meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika krisis ekonomi
melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan hidup di
segala bidang.
Di bagian awal paragraf, kalimat-kalimat yang berisi akibat-akibat, selanjutnya
penyebab dinyatakan pada bagian akhir paragraf.
2. Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau
melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif
a. Definisi Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi merupakan paragraf yang bertujuan untuk mempengaruhi,
mengimbau, mengajak, membujuk, dan merayu pembaca sehingga terpengaruh untuk
mengikuti keinginan penulis. Dalam persuasi penulis mengharapkan adanya sikap motorik
berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis
dalam tulisannya.

b. Ciri-Ciri Paragraf Persuasi


1) ada fakta/bukti untuk mempengaruhi/membujuk pembaca
2) bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca
3) menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca
c. Langkah menyusun persuasi
1) Menentukan topik/tema
2) Merumuskan tujuan
3) Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4) Menyusun kerangka karangan
5) Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
Perhatikan paragraf berikut.
Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam “obat kuat’ untuk
membangun rasa percaya diri. Jika rasa percaya diri itu sudah besar, kita dapat tampil
tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal
utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, marilah kita melaksanakan praktik
berpidato agar kita segera memperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato.
Paragraf persuasi di atas bertujuan mempengaruhi pembaca agar berani tampil
berpraktik pidato. Fakta yang dibangun adalah bertambahnya kepercayaan diri melalui
berpidato. Terdapat saran dan ajakan untuk dalam melakukan pratik berpidato.
Kegiatan
Tulislah masing-masing satu paragraf untuk tema-tema di bawah ini!
Tema paragraf argumentatif
 Disiplin adalah kunci sukses meraih prestasi
 Kejujuran merupakan resep ampuh memberantas korupsi
Tema paragraf Persuasi
 Hemat energi untuk anak negeri
 Membaca membuka jendela dunia

3. Menulis hasil wawancara ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan


yang tepat
a. Definisi Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan bertanya jawab pewawancara dan yang
diwawancarai (narasumber) untuk memperoleh keterangan mengenai suatu hal.
Pewawancara bertugas mengajukan bertugas mengajukan sejumlah pertanyaan sebagai
alat untuk mengumpulkan berbagai informasi, sedangkan narasumber berkewajiban
memberi tanggapan atas pertanyaan pewawancara.
b. Jenis-Jenis Wawancara
Ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
1) Wawancara bebas apabila pewawancara tidak menyiapkan sejulah pertanyaan dan
pembicaraan bergantung pada suasana wawancara.
2) Wawancara terpimpin apabila pihak pewawancara menyiapkan sejumlah pertanyaan yang
akan diajukan kepada narasumber.
c. Hal yang Perlu Diperhatikan Pewawancara ketika Berwawancara
1) Posisi duduk atau berdiri harus sopan tidak terlihat menantang;
2) Membuka wawancara dengan salam, perkenalan diri, dan asal lembaga;
3) Hindari pertanyaan menghina dan menyudutkan narasumber;
4) Suara jelas ditangkap narasumber;
5) Menyela pembicaraan pada saat yang tepat, antara lain bila narasumber berhenti
berbicara;
6) Menutup wawancara dengan ucapan terima kasih dan salam penutup.
d. Langkah-Langkah Berwawancara
Pada saat Anda wawancara, sebaiknya lakukanlah langkah-langkah berikut.
1) Menentukan tujuan wawancara
2) Memilih dan menetapkan narasumber
3) Menyusun daftar pertanyaan dengan memperhatikan kelangkapan isinya; antara lain
menggunakan teknik 5W + 1H ( What=apa, Who= siapa, When = kapan, Where = di
mana, Why = mengapa, dan + How= bagaimana)
4) Melakukan wawancara
5) Mencatat pokok-pokok informasi wawancara
6) Menuliskan hasil wawancara dengan ejaan dan tanda baca yang benar
e. Prinsip-Prinsip Penulisan Laporan Hasil Wawancara
1) Memperhatiakan ejaan dan tata bahasa baku
2) Tidak melakukan tafsiran terlalu jauh atas tafsiaran hasik wawacara
3) Memilih informsi yang relevan dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan
4) Menjaga kerahasiaan dan nama baik narasumber
f. Konsep penulisan laporan wawancara
1) Judul wawancara
2) Hari, tanggal dan waktu pelaksanaan wawancara
3) Nama narasumber dengan keterangan seperlunya tentang kehidupan narasumber berkaitan
dengan tema atau materi wawancara
4) Pokok-pokok isi jawaban narasumber
5) Kesimpulan wawancara
6) Lampiran daftar (pertanyaan) dan rekaman wawancara

Kegiatan
Lakukanlah wawancara tentang Lingkungan atau Pendidikan berkarakter. Lakukan sesuai
dengan langkah-langkah wawancara yang telah Anda pelajari. Buatlah laporannya,
kemudian sampaikan di depan kelas agar siswa atau kelompok lain menanggapi.

4. Menulis Teks Pidato

a. Pengertian Pidato
Berpidato adalah kegiatan berbicara di muka umum. Isi pidato antara lain berupa
penyampaian informasi, ajakan, bujukan, peringatan, himbauan dan ungkapan lain secara
lugas dan jelas.
b. Metode Berpidato
Cara orang berpidao bermacam-macam, antara lain:
1) Manuskrip adalah metode berpidato dengan cara membaca naskah pidato.
2) Memoriter adalah metode berpidato dengan cara menghafal naskah pidato.
3) Ekstemporal adalah metode berpidato dengan cara menuliskan garis besar yang akan
disampaikan pada secarik kertas dan pada saat berpidato dapat dilihat
4) Impromtu adalah metode berpidato dengan cara spontan atau tiba-tiba tanpa persiapan
c. Langkah-langkah Penulisan Naskah Pidato
1) Menentukan Topik Pidato
Beberapa topik atau tema yang dapat diuraikan dalam naskah pidato antara lain:
a) Berita hangat yang sedang dibicarakan publik
b) Pengalaman pribadi
c) Keagamaan dan lain-lain
Setelah menetapkan topik atau tema pidato, hal lain yang perlu diperimbangkan sebagai
berikut.
a) Sesuai dengan kompetensi dan pengetahuan pembicara
b) Menarik minat dan sesuai dengan pengetahuan pendengar
c) Ruang lingkup jelas dan spesifik
d) Sesuai dengan waktu dan situasi
2) Merumuskan Tujuan Pidato
Tujuan umum pidato antara lain:
a) Informatif, berujuan untuk menambah pengetahuan pendengar.
b) Persuasif, bertujuan untuk membujuk, menganjurkan, mempengaruhi, mengimbau, dan
mengajak pendengar.
c) Rekreatif, bertujuan untuk menghibur pendengar.
3) Menyusun Kerangka Pidato
Kerangka merupakan rencana berisi garis-garis besar materi yang akan dipidatokan.
Kerangka yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Meliputi tiga pokok , terdiri dari pembuka, isi, dan penutup.
b) Mengungkap maksud dengan jelas.
c) Setiap bagian mengandung satu gagasan pokok.
d) Bagian-bagian dalam kerangka tersusun secara logis.
4) Mengembangkan Kerangka Pidato
Dalam pengembangan pidato harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a)
Pemilihan kata
o Kata yang dipilih harus jelas
o Kata yang dipilih harus tepat
o Kata yang dipilih harus menarik
b) Kata-kata pembuka
o Tidak terlalu panjang
o Jelas dan menyenangkan
o Tidak mengawali dari sesuatu yang meragukan, misalnya; kalau, andaikan, atau barangkali.
c) Pengembangan materi
Pengembangan materi pidato hendaknya berdasarkan kerangka yang dipersiapkan
sebelumnya. Namun, bila diperlukan jangan ragu untuk melakukan perubahan pada
kerangka pidato, jangan sampai kerangka pidato menghambat kebebasan dan kreativitas
d) Penutup pidato
Memberikan kesimpulan atas materi pidato yang telah disampaikan
5) Menyunting Teks Pidato
Dalam penyuntingan berkaitan dengan penggunaan ejaan, penulisan kata, kalimat
dalam paragraf, dan paragraf secara keseluruhan.
Perhatikan contoh penyuntingan naskah pidato berikut.
Kami mengucap puji
syukur kehadirat illahi karena berkatsegala rahmat dan hidayahnya team basket sekolah kita
telah kembali dari medan laga dan berhasil menggondol juara umum dalam turnamen
olahraga antar sekolah se Provinsi Banten.
Kata-kata yang bergaris bawah tidak sesuai penulisannya dengan kaidah tata bahasa,
seharusnya :
kami mengucap kami ucapkan
kehadirat ke hadirat
illahi Illahi
berkat segala rahmat berkat rahmat
hidayahnya hidayahNya
team tim
menggondol meraih
antar sekolah antarsekolah
se Provinsi Banten se – Provinsi Banten
Kegiatan
 Tulislah sebuah naskah pidato bertema lingkungan atau karakter bangsa
 Lakukanlah silang baca dengan teman satu bangku untuk saling koreksi berdasakan isi,
ejaan, dan tata bahasa.
Kebahasaan

Bahasa Baku dan Bahasa Tidak Baku


1. Definisi Bahasa Baku dan Bahasa Tidak Baku
Bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Bahasa baku
digunakan dalam teks-teks berita, makalah, surat dinas, dan teks-teks lain yang bersifat
resmi. Bahasa tidak baku adalah bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah
kebahasaan. Bahasa tidak baku biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari
Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang cara pengucapan ataupun
penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah-kaidah yang dibakukan.
Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa :
a. Pedoman ejaan (EyD)
b. Tata bahasa baku
c. Kamus umum
2. Ciri-Ciri Bahasa Baku
Tuntutan untuk menggunakan ragam bahasa seperti ini biasa ditemukan dalam
pertemuan-pertemuan yang bersifat formal, dalam tulisan-tulisan ilmiah (makalah, skripsi,
tesis, dan disertasi).
Ciri-Ciri Bahasa Baku :
a. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
b. Tidak dipengaruhi bahasa asing
c. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
d. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
e. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
f. Tidak terkontaminasi, tidak rancu
g. Tidak mengandung arti pleonasme
h. Tidak mengandung hiperkorek.
3. Fungsi Bahasa Baku
Bahasa baku mendukung empat fungsi. Tiga di antaranya bersifat pelambang atau
simbolis, sedangkan yang satu bersifat objektif.
a. fungsi pemersatu
b. fungsi pemberi kekhasan
c. fungsi pembawa kewibawaan
d. fungsi sebagai kerangka acuan.
Cermati paragraf di bawah ini!

TNI mengambil inisiativ untuk mempersempit daerah GAM dari radius 9 km menjadi
4 km, hal ini ditujukan untuk menambah efektifitas kegiatan TNI dalam menghadapi GAM,
seperti yang dinyatakan oleh Mayjen TNI Djalil Jusuf di Nangroe Aceh Darussalam.
Dalam oprasi penyempitan daerah GAM tersebut, TNI berhasil menyita sejumlah dokumen
dan persenjataan milik anggota GAM.
Kata-kata yang digaris bawah di atas adalah kata-kata yang tidak baku. Untuk
mengetahui sebuah kata itu baku atau tidak, Anda dapat melihatnya di Kamus Besar
Bahasa Indonesia
Kata tidak baku Kata baku
inisiativ Inisiatif
efektifitas efektivitas
oprasi operasi

Berikut contoh kata tidak baku dan kata baku

Kata tidak baku Kata baku

sistim, sistem,
technik, teknik,
thema, tema,
izajah, ijazah,
resiko, risiko,
apotik, apotek,
export, ekspor,
nopember, November,
konggres, kongres,
hakekat, hakikat,
sastera, sastra,

Berikut contoh kalimat tidak baku dan kalimat baku


Kalimat tidak baku Kalimat baku

1. Kami punya nenek sedang sakit. 1. Nenek kami sedang sakit.


2. Setiap hari Senen kami mengikuti 2. Setiap hari Senin kami mengikuti upacara.
upacara. 3. Maaf, saya terlambat karena lalu lintas
3. Maaf, saya terlambat karena jalanan macet.
macet. 4. Hari ini saya akan pergi.
4. Ini hari saya akan pergi 5. Surat Anda sudah saya terima.
5. Surat Anda saya sudah terima. 6. Acara berikutnya akan kami putarkan lagu-
6. Acara berikutnya kami akan putarkan lagu perjuangan.
lagu-lagu perjuangan. 7. dia mengontrak rumah di Kebayoran lama.
7. Dia ngontrak rumah di Kebayoran lama.8. Mobil paman saya baru.
8. Paman saya mobilnya baru. 9. Dia datang ketika kami sedang makan.
9. Ketika kami sedang makan dia datang. 10. Loket belum dibuka walaupun hari ini tidak
10. Loket belum dibuka dan hari tidak hujan. hujan.
11. Pintu pelintasan kereta kerja otomatis. 11. Pintu pelintasan kereta itu kerja
12. Dia tidak tahu menahu anaknya sering secaraotomatis.
bolos. 12. Ia tidak tahu bahwa anaknya sering bolos.
13. Ibu guru marah kepada Sudin, ia sering 13. Ibu guru memarahi Sudin, sebab ia sering
bolos. bolos sekolah.
14. Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini 14. Korban kecelakaan lalu lintas bertambah
bertambah. bulan ini.
15. Gagal panen memaksa kita mengimpor 15. Panen yang gagal memaksa kita mengimpor
beras. beras.
Kegiatan
Di bawah ini terdapat kalimat baku dan tidak baku, lingkarilah nomor pada kalimat baku!
1. Saudara ketua, para hadirin yang terhormat.

2. Saudara ketua, hadirin yang terhormat.

3. Waktu kami memasuki klinik pada bulan September.

4. Waktu kami menginjak klinik di bulan September.

5. Berhubung berjangkitnya penyakit cacar perlu diambil tindakan.

6. Berhubung dengan berjangkitnya penyakit cacar, perlu diambil tindakan.

7. Atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih.

8. Atas perhatian Saudara dihaturkan banyak terima kasih.

9. Seluruh sekolah-sekolah yang ada dikota ini tidak menyenangi sistim ujian itu.

10. Seluruh sekolah yang ada di kota ini tidak menyenangi sistem ujian itu.
Apresiasi Sastra

1. Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dan pengalaman orang lain
dalam cerpen
Pada semester pertama kamu telah membaca cerpen dengan bermacam
karakteristiknya. Setelah kamu baca, mungkin dalam benakmu tersirat bahwa kamu pun
dapat membuat cerpen. Peristiwa sehari-hari pun dapat kamu jadikan sebuah cerpen.
Dalam penokohannya kamu dapat menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu”aku”
sebagai tokoh utama. Alur yang digunakan yaitu alur tunggal/rapat, yang dimaksud dengan
alur tunggal adalah jalinan peristiwa sangat padu dan saling berkaitan, sedangkan apabila
jalinan peristiwa disisipi oleh peristiwa-peristiwa sampingan dinamakan alur longgar atau
alur ganda. Dengan demikian, ketika kamu akan menulis cerpen gunakan kreteria cerpen
sederhana ini.
a. Tokoh utama aku dengan sudut pandang orang pertama” aku”.
b. Alur tunggal.
c. Latar dilukiskan sesaat dalam lingkup yang relatif terbatas.
Cermati contoh cerpen berikut.
mengejar mimpi
Karya: Rimarsya Richa
“Woww,, kerenn banget nih anak… ”ucapku takjub sambil melihat profile si pembuat
novel cilik tersebut, aku terus membaca profilenya sampai tuntas ”udah bikin novel dari
kelas 4 SD dan sekarang udah 5 novel yang dia terbitkan,,wonderfull…”
“Aelahh,, apa menariknya sih, profile bocah ingusan yang baru buat 5 novel ajah
dibanggain, mending ini nih,,, ”kata ichi, sahabatku, sambil menunjukan profile artis Korea
yang lagi naik daun, dari nadanya terdengar meremehkan Si novelis cilik yang profilenya lagi
aku baca dan aku puji-puji *hehh,,sial banget sih diremehin gitu* aku yang mendengarnya
jadi kesal, seenaknya dia ngomong begitu, emang Ichi kalau udah ngomong, apa lagi sama
hal yang dia tidak suka, suka nyakitin banget, bikin orang pingin plester mulutnya.
“Heh?? jangan remehin gitu dong, lo sama dia juga masih unggulan Si novelis cilik
ini, lah,, lo emang punya apa yang bisa dibanggain” kataku membalas perkataannya ,yang
nggak jauh lebih nyakitin, mata Ichi langsung melotot, Aku balas dengan tatapanku yang
lebih tajam.
“Ahh,, nggak mau ribut gue sama lo cha, kalau udah begini,, gue ngalah..”kata Ichi
akhirnya nyerah, kalah juga dia akhirnya, maklum maybe dia takut kalau aku bakal kabur
ninggalin dia, karena Cuma aku sahabat satu-satunya yang mau main sama dia,kalau
teman yang lainnya mungkin pada takut atau gimana gitu, karena menurut mereka, ichi tuh
nyebelin, judes, kalau ngomong nyakitin dan jutex, tapi aku nggak pernah ngerasa dia
seperti itu, mungkin terkadang seperti itu.
Sampai rumah, aku langsung merebahkan tubuhku di ranjang, dan terus kepikiran
sama Si novelis cilik tersebut, aku jadi termotivasi untuk seperti dia, aku bangkit dari
ranjangku, dan langsung menyalakan komputerku, kemudian aku membuka dokumen
pribadiku *arsip Chasha*, aku melihat hampir 20 dokumen cerpen karyaku, dan belum ada
sama sekali yang aku coba untuk kukirimkan ke media cetak, semua cerpenku telah dinilai
oleh bunda, ayah, kak tari, dan beberapa sahabatku yang main kerumahku,mereka
menilai, cerpenku bagus, menarik, judulnya monoton, mereka juga menyuruh aku untuk
mengirimkan karyaku ke media cetak.
“Lumayan cha, kan bisa dapet honor tuh kalu cerpen lo dimuat…” celetuk Anggi,sewaktu
ia bermain di rumahku.
“Iya Cha, mimpi lo dari dulukan mau jadi penulis terkenal, dan inilah saatnya lo wujudin
mimpi lo..”timpal Pasha.

Tapi entah kenapa aku belum punya keberanian untuk mempublikasikan semua cerpen
karyaku, takut nggak diterima, atau nanti malah dikomen sama pembaca ceritanya
lebay, norak, monoton, nggak jelas, nggak sealur, tokohnya terlalu dikit, dan sebagainya,, ah
..semua komentar itu berkelebat dipikiranku, membuat semangatku turun, aku langsung
menutup kembali dokumenku dan mematikan komputer, dan lebih memilih tidur siang.
Hari ini aku akan pergi ke kantor pos untuk mengirimkan cerpen hasil karyaku
pribadi, dengan dianterin Pasha, Pasha sahabat cowoku, dia sahabat keduaku
setelah Ichi. dia setia, dia selalu mau menemaniku kemanapun aku pergi, dia siap
membantuku.
Hatiku deg-degan ketika akan memasukkan cerpenku ke dalam kotak pos, aku sampai
ragu, sejujurnya keberanianku belum terkumpul.
“Udah masukin ajah, cha..”kata Pasha di belakangku. Aku menarik kembali amplop
yang berisi 7 lembar cerpen karyaku” gue takut Sya..”
“Kenapa harus takut Cha???” Tanya Pasha mendekatiku
“Gue takut cerpen gue ga diterima, gue takut cerpen gue dianggap norak, gue
takutcerpen gue…”tiba-tiba omongan gue dipotong sama Pasha, jari telunjuk Pasha
mendekati bibirku.
“Ssstt…udah Cha, lo harus optimis ya, soal komentar pembaca or diterimanya atau
nggak cerpen lo, itu urusan nanti,, yang penting lo udah berusaha, ayo Cha,, wujudin mimpi
lo selama ini, lo nggak perlu mengejar mimpi itu lagi, karena sekarang kesempatan itu udah
ada di hadapan lo, mimpi lo bakal terwujud Chaa…”kata Pasha lembut, bahasa
perkataannya membuat semangatku bangkit, tanpa ragu aku langsung memasukannya ke
kotak pos, dan pulang.
Hari demi hari aku laluin dengan perasaan dagdigdug menanti kabar diterima atau
tidaknya cerpenku, sungguh penantian yang buat hatiku dag..dig..dug, ini udah hari ke3, tapi
belum ada kabar sama sekali soal cerpenku yang aku sumbangkan kepada salah satu
media cetak remaja terkenal, ya Tuhan..mungkin cerpenku tidak diterima..aku pasrah sajah
kepadamu,,,
“Chaaa……”seseorang bersuara dari ruang tengah dengan teriakannya yang memenuhi
seisi ruangan ini, rupanya suara bunda, ia berlari ke arahku, sambil menunjukkan
sesuatu” Cha,, liat ini chaa….”
Perhatianku langsung terarah pada sesuatu yang bunda tunjukan padaku, ternyata
Cuma duit belanja yang ayah berikan pada bunda, terus apa menariknya, kenapa bunda
segitu histerisnya menerima duit belanja yang berjumlah 300 ribu itu, bukannya udah
biasa?? aku tak memperdulikan uang tersebut, huhh..bunda bikin aku kaget saja.
Bunda menggoyang-goyangkan tubuhku, dan memelukku dan terharu, sambil
berucap” terima kasih tuhan…” bunda memelukku makin erat, aku makin bingung dan nggak
ngerti sama bunda yang tiba-tiba seperti ini, aku menatap kak. Tri yang lagi nonton
tv, sambil mengisyaratkan kepada kakak perempuanku yang cantik itu *bunda-kenapa-
sih?*, kak Tari Cuma mengangkat bahunya, dan justru melanjutkan acara nonton tv’nya.
Lalu aku beranikan untuk mencoba melepas pelukan bunda, yang belum aku mengerti
maksudnya” bunda,,akk..u sesek nih…” kataku suaraku terdengar setengah sesak, setelah
aku berhasil melepas pelukan maut bunda, aku langsung bertanya”Bunda sebenarnya ada
apa sih sama uang belanja yang ayah kasih buat bunda?”
Bunda langsung terkejut mendengar pertanyaanku, dan ia menatapku” hah?? uang
belanja..??”
“Iya,, itu tadi bunda ngapain nunjukin uang belanja yang ayah kasih, terus jadi teriak
histeris gitu?” tanyaku masih penuh Tanya.
Nggak lama bunda tertawa mendengar ucapanku” kamu tuh polos banget sih
sayang,, ngapain juga bunda nujukin uang belanja,,”
“Lah,, itu tadi uang apa?” kataku masih penuh Tanya dengan gaya orang bodoh.
Bunda tersenyum, lalu membelaiku” Chasha sayang, anak bunda,, selamat
yah,,kamu,,,” suara bunda terdengar menahan air mata yang akan mulai membasahi pipinya
lagi, dan bunda mulai berbicara kembali” cerpen kamu berhasil dipublikasikan di media
cetak, dan ini honor kamu..”
Hah,, nggak salah denger nih aku, apa yang tadi barusan bunda ucapkan??cerpenku
berhasil dipublikasikan, dan uang 300 ribu, honorku?? subhanallah,, aku
langsumg menjatuhkan jidatku ke lantai .
Tiba-tiba saja ..GEDEBUUKKK…!!! Aku langsung tersadar, dan merasakan diriku
terjatuh, rupanya benar aku terjatuh dari tempat tidurku, jadi yang tadi itu hanya
mimpi?ya Tuhan,,aku bener-bener harus mengejar mimpi itu lagi, ku kira sudah ku
dapatkan.
Aku langsung bangkit dari lantai tersebut, dan aku lirik jam dinding di kamarku, jam telah
menunjukkan pukul 06.00,, aku segera bangkit dan bergegas mandi.
Setelah mandi, aku langsung menyalakan Komputer, aku berniat untuk print
cerpenku, sepenggal kata-kata Pasha dalam mimpi masih teringat dalam otakku*
ssstt…udah cha,lo harus optimis ya, soal komentar pembaca or diterimanya atau nggak
cerpen lo, itu urusan nanti,, yang penting lo udah berusaha, ayo cha,, wujudin mimpi lo
selama ini, lo nggak perlu mengejar mimpi itu lagi, karena sekarang kesempatan itu udah
ada di hadapan lo, mimpi lo bakal terwujud Chaa…*kata-kata itu mebuatku
semangat, ditambah lagi motivasi dari profile Si novelis cilik tersebut, aku harus optimis,ini
saatnya aku wujudin mimpi aku, aku nggak boleh menyerah sebelum berperang,semuanya
pasti ada hambatannya terlebih dahulu, mungkin saja kegagalan, kegagalan itu adalah
keberhasilan yang tertunda, kalau untuk kali ini aku gagal, aku bisa mencobanya di lain
kesempatan. akhirny aku membulatkan tekadku dan mencetak hasil karyaku, dan besok aku
akan menyeret Ichi dan Pasha buat nganterin aku ke kantor pos.
“Ayolah,, anterin gue,, pliiss…” kataku memohon pada ichi,“ogahh ahh…”kata Ichi
ketus, sambil menggeleng mantap. Ichi paling nggak suka kalau disuruh nganter-
nganterin. huhh,, perlu jurus supaya dia mau nganterin aku” pliss Chi,,,nanti kalau gue dapet
honor gue bagi dua deh…”
Ichi mulai tertarik dengan jurusku barusan” bener nihh???” aku mengangguk,akhirnya
diapun menerima ajakanku, Ichi bersedia mengantarku ke kantor pos* dasar
matre…* kataku membatin.
Sekaraang saatnya aku mengajak Pasha untuk mengantarkanku ke kantor pos, aku
dan Ichi segera kekelasnya, kelas Pasha berbeda denganku, saat aku dan Ichi telah sampai
di depan kelasnya Pasha, entah kenapa aku nggak merasa hawa
keberadaan Pasha, tiba-tiba Wigo, teman sekelas Pasha, keluar kelas, tentu saja aku
langsung menghadangnya dan menanyakan soal pasha.
“Go…”panggilku, ia pun menghadap ke arahku.
“Ada apa Cha? nyari Pasha ya? Pasha udah pulang duluan dari tadi, karena tadi dia
ngeluh kepalanya sakit, jadi dia pulang..” rupanya Wigo udah tau tujuanku, tapi ternyata
Pasha udah pulang karena sakit, jadi hari ini aku berangkat dengan Ichi sajah ke kantor
pos, lalu aku pergi meninggalkan Wigo.
“Makasih ya go..”ucapku sambil berlalu, Wigo hanya tersenyum.
Aku langsung bergegas menuju kantor pos, dengan motor Ichi, padahal hari sudah
sore, hampir Maghrib, aku khawatir kalau nanti kantor posnya keburu tutup.
“Cepetan dong, chii…”kataku harap-harap cemas,gaya menyuruhku seperti seorang
penumpang menyuruh si tukang ojek untuk mempercepat kemudinya.
“iya,iya,, sabar Cha, lo liat dong di depan, macet…” kata Ichi setengah menoleh
kearahku sambil terus mengklakson.
Tuhan, masih baik kepadaku, beruntunglah aku sampai sana kantor pos belum
tutup, meski sudah nggak ada orang, hanya satpam sekitar, aku yang lagi ngecek-ngecek
keadaan langsung masuk nyelonong tanpa permisi, dan Ichi aku tinggalkan
diparkiran, tanpa pikir panjang, aku langsung mengisi beberapa data yang diberikan si
mbak-mbak itu, setelah itu, aku menyerahkan kembali, dan langsung memasukan cerpenku
ke kotak pos, fuiihh,, lega,,*tinggal menanti hari esok saja.
Ini sudah hari ketiga setelah aku mengirimkan cerpen kepada salah satu media
cetak, tapi sampai saat ini belum ada kabar apapun, setiap pulang sekolah dengan
pertanyaan yang sama , aku selalu bertanya pada Bunda atau kak Tri dengan pertanyaan
yang sama ”Bun,, ada telfon buat aku nggak” atau” kak,ada telfon buat aku nggak?” tetep
aja keduanya menjawab ”Nggak..”huftt..aku mulai merasa putus asa,mungkin cerpenku
gagal dimuat, tapi ya sudahlah, aku terima, dilain kesempatan pasti aku bisa.
Pulang sekolah, aku duduk termenung di depan tv, sambil memikirkan ide untuk cerita
cerpenku selanjutnya, nggak lama dari ruang tengah terdengar suara deringan
telfon, dengan malas, aku bangkit dan mengangkatnya .
“Hallo,,”kataku setelah mengangkat telfon tersebut.
“Ya hallo selamat siang,, apa benar ini rumah adik Rimarsya Richa?” kata seseorang
di sana yang menyebutkan namaku.
“Ya benar ini saya sendiri..ehm,maaf ini siapa dan ada apa?”
“Saya Karin, dari redaksi majalah Teen, adik yang 3 hari lalu mengirim cerpen berjudul
Mengejar mimpi ya?” kata seseorang yang ternyata dari redaksi, what??redaksi
majalah? dan dia menyebutkan cerpen kirimanku??, aku yang semula malas,dan tidak
bersemangat jadi semangat.
“Iya benar..”kataku penuh semangat
“Oh ya, selamat ya dik, cerpen adik dimuat di majalah kami, untuk honor telah saya
kirimkan pada nomor rekening yang adik kasih, adik bisa melihat cerpen adik
di majalah Teen edisi 125 ya..” kata mbak Karin,, hah, benar nggak nyangka, kuucapkan
syukur dengan sujud, berharap bukan mimpi lagi, dan benar ini nyata, akhirnya mimpiku
terwujud sebagai penulis cerpen *Ya Allah, terima kasih, Engkau memang adil…*
Hari ini,dengan senyum aku mengawali hari, lalu aku menghampiri kedua
sahabatku, Ichi dan Pasha, dengan full smile, Ichi dan Pasha saling menatap bingung
melihat sikapku hari ini.
“Cha,,lo kenapa sih? kok senyum-senyum gitu?” Tanya Pasha.
“Lagi jatuh cinta kali” celetuk Ichi, aku tetap masa bodoh nggak peduli, lalu aku
menunjukkan majalah teen edisi 125 yang aku bawa, keduanya tetap saling pandang
bingung.
“Kenapa dengan majalah ini cha?” Tanya Pasha.
“Buka deh halaman fiction..”kataku masih sama dengan sambil senyum, lalu keduanya
segera membuka halaman tersebut.
“Mengejar mimpi, by Rimarsya Richa..” kata Pasha sambil membaca isi halaman
tersebut, Pasha pun tersenyum ”wow,, jadi cerpen lo dimuat Cha?” Aku hanya mengangguk
mantap.
“Waww,, keren, selamat ya Cha,,,” kata pasha.
“Iya, makasih Sya, ini juga berkat saran lo..” upss,, aku keceplosan.
“Hah? saran? kapan gue ngasih lo saran Cha? tanya Pasha bingung.
“Uhmm,,uhmm,, dulu..mungkin lo udah lupa..” kataku sambil menghilangkan rasa
gugupku menjawab pertanyaan Pasha.
“Ciee,, sarannya pasha masih diinget..” celetuk Ichi usil.
“Yee,, kan itu motivasi buat semangat…” kataku, Pasha yang berada di sampingku
hanya senyum.
“Eh, mana janji lo, katanya ntar gue mau dibagi honornya..” kata Ichi yang masih ingat
janjiku saat meminta dia untuk menemaniku ke kantor pos.
“Iya..iya,, hari ini lo berdua sahabat gue, gue traktir di kedai pop ice depan sekolah nanti
pulang, gimana?”
“Oke,,sip,,beli martabak juga ya..”kata Ichi.
“Iyee…”kataku senyum.
Akhirnya, sekarang aku nggak perlu mengejar mimpi itu lagi, sekarang mimpi itu telah
nyata, terima kasih Tuhan, dan terima kasih untuk Pasha yang sudah ngasih motivasi lewat
mimpi,Thanks.
(Sumber:http://anekaremaja.blogspot.com/2011/12/)

Pada cerpen “Mengejar Mimpi”, tersebut di atas, terlihat jelas gaya remaja seusiamu
dalam menulis cerpen. Bahasa yang digunakan, isi cerita, alur, setting dan penokohan khas
remaja. Jadi, dalam menulis cerpen kamu jangan terbelenggu oleh ketidakmampuanmu
dalam menerapkan ejaan dan tata bahasa, walau pun untuk menghasilkan tulisan yang
berkualitas kamu harus mulai mempelajarinya. Yang penting seperti yang dikatakan Saini
KM, untuk dapat membuat karya tulis, solusinya adalah”Tulis.”
Bandingkan di atas dengan cerpen yang ditulis seorang cerpenis senior Putu Wijaya di
bawah ini.
Bung Karno
Karya: Putu Wijaya
Ami bertemu dengan Bung Karno.
“Pak!”
“Ya? Ada apa Ami?”
“Kenapa Bapak tidak pernah kembali?”
“Kenapa harus kembali? Sejarah untuk dipelajari bukan untuk diulangi.”
“Tapi kami perlu Bapak.”
“Memang. Sesuatu yang sudah tidak ada menjadi berguna, kalau tetap ada mungkin sia-
sia.”
“Tidak. Kalau Bapak ada, tidak akan begini jadinya.”
“Itu rasa hormatmu pada yang sudah terjadi, yang harusnya membuat kamu bangkit
bukannya menyerah.”
“Kami sudah mencoba, Pak, tapi ternyata tidak ada di antara kami yang kalibernya
cukup besar seperti Bapak.”
Bung Karno tersenyum.
“Kamu kurang sabar saja.”
“Tidak! Kami sudah terlalu sabar. Kami sudah menunggu. Kami memberikan
kesempatan, kepercayaan bahkan juga dukungan. Tetapi harapan kami selalu lebih besar
dari apa yang terjadi.”
“Itu namanya kurang sabar.”
“Kami tidak bisa disuruh menunggu 350 tahun lagi. Kita sudah merdeka mestinya kita
dapat menikmati kemerdekaan, bukan menjadi lebih perih. Kita tidak bisa lagi hanya
menunggu dan pasrah, Pak. Kalau terlambat kita tidak akan dapat apa-apa!”
“Lho kamu mau apa? Kemerdekaan kan sudah ada di tanganmu.”
“Memang tetapi bukan hanya kemerdekaan politik. Kami juga ingin merdeka dari beban
ekonomi. Kami tidak hanya ingin demokrasi politik, seperti pidato Bapak, kami juga perlu
demokrasi ekonomi.”
“Kan sudah banyak sekali ahlinya.”
“Memang. Tapi masing-masing ahli punya pendapat berbeda. Yang kami dapat hanya
pertentangan.”
“Itu namanya demokrasi.”
“Tidak Pak, bukan itu. Kami ingin makmur, sejahtera, aman supaya kami tenang. Seperti
kata dalang dalam wayang, kami ingin Indonesia yang gemah-ripah kerta raharja loh jinawi.”
Bung Karno tertawa.
“O kamu juga suka wayang? Tokoh favoritmu siapa? Karna?”
“Tidak, Pak. Bapak saya yang suka wayang. Saya lebih suka dongeng-dongeng baru
seperti Harry Porter atau kisah-kisah seperti Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi.”
Bung Karno tertegun.
“Apa itu? Aku belum pernah dengar.”
“Lho Bapak katanya kutu buku. Masak Bapak tidak pernah baca?”
“Belum.”
“Baca dong Pak. Nanti Bapak tahu apa yang terjadi sekarang ini. Beda sekali dengan
dulu, Pak. Apa yang dulu tidak mungkin sekarang terjadi. Ini dunia yang lain sekali dengan
apa yang Bapak alami dulu. Sekarang maling ayam bisa dipenjara seumur hidup, tapi
rampok trilyunan dan membuat sengsara rakyat malah bisa berfoya-foya di luar negeri. Air
putih pernah lebih mahal dari bensin Pak. Tapi bensin juga sekarang sudah mahal sekali. Di
sini sekarang ada dosen yang jadi pemulung, Pak.”
” O begitu?”
“Ya! Makanya Bapak harus kembali. Kami memerlukan Bapak!”
Bukan Karno mengangkat tangannya.
“Tidak mungkin!”
“Kenapa Pak? Bapak tidak cinta kepada kami?”
“O kalau itu, lebih dari cinta.”
“Kalau cinta kembali dong!”
“Tidak bisa. Karena cinta Bapak tidak akan kembali, supaya kamu bisa tumbuh sendiri.
Dulu Bapak juga begitu! Sudah ya, Bapak harus pergi, ada undangan untuk bicara di depan
PBB!”
“Pak!!!!”
Tapi Bung Karno sudah pergi. Waktu Ami mencoba berdiri mengejar, tangannya
dipegang oleh Pak Amat.
“Ami!”
Ami terkejut dan membuka matanya.
“Sudah siang kok ngelindur. Ayo bangun!”
Ami mengusap matanya.
“Saya mimpi ketemu Bung Karno.”
“Ya siapa yang tidak. Juni kan bulan ulang tahunnya. Pengikutnya bahkan juga musuh-
musuhnya pasti akan selalu ingat. Orang besar itu tidak pernah pergi.”
“Tapi beliau bilang, tidak bisa kembali.”
“Ya tidak perlu karena dia masih di sini!”
“O masih di sini?”
“Ya masih.”
“Di mana?”
“Panca Sila itu apa?!”
Ami mengangkat tangannya.
“Bukan itu. Kita memerlukan sosok seperti Bung Karno sekarang, supaya kita kembali
bangga jadi orang Indonesia. Baru kalau kita bangga, kita akan bisa bangkit. Kalau tidak
ada kebanggaan, tidak akan ada tenaga untuk bangkit. Makanya 100 tahun Kebangkitan
Nasional kita masih menggeletak saja koma.”
Amat tertawa.
“Kamu masih ngelindur!”
Ami menggosok matanya.
“Ami bicara soal realita yang kita hadapi sekarang. Sampai mimpi Ami terus memikirkan
negara dan bangsa. Bapak jangan meremehkan Ami gara-gara Ami masih muda.”
Amat tertawa.
“Kalau kamu benar-benar memikirkan realita, jangan hanya mimpi, itu lihat sudah jam
berapa sekarang. Ayo bantu ibumu di dapur lagi masak!”
Amat membuka jendela kamar Ami. Sinar matahari menerobos masuk. Ami menutup
matanya karena silau. Hari Minggu yang mestinya menjadi hari panjang untuk istirahat
sudah rusak. Sudah bukan zamannya perempuan dilempar ke dapur.
“Ayo bangun!”
Ami berdiri kesal. Dia membanting bantal lalu menarik seprei. Tetapi ketika dia berbalik.
Bung Karno berdiri di pintu dan tersenyum.
“Bapak terkejut mendengar curhatmu semalam. Tapi waktu kembali ke mari, lebih
terkejut lagi melihat warga sedang kerja bhakti untuk membersihkan lingkungan, seperti di
masa lalu. Ternyata tidak ada yang berubah, Ami. Gedung, kendaraan dan keadaan
memang sudah lain, tetapi hati mereka masih sama. Hanya saja kamu harus berusaha
melihatnya, seperti Ibumu yang sekarang sedang masak untuk dapur umum mereka itu.
Coba lihat!”
Sumber:ttp://www.lokerseni.web.id/2012/02/Bungkarno-cerpen-putu-wijaya.

Kegiatan
Dari kedua cerpen di atas kamu dapat membandingkan bagaimana cerpen dengan gaya
penceritaan yang berbeda namun kedua-duanya menarik untuk dibaca, jadi sekarang
giliranmu untuk menulis cerpen. Tugasmu sekarang menulis cerpen berdasarkan
pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Silakan menulis!

Anda mungkin juga menyukai