Anda di halaman 1dari 21

Laporan Pendahuluan

Antenatal Care (ANC)

1.1 Konsep Dasar Antenatal Care (ANC)


1.1.1 Definisi Antenatal Care (ANC)

Antenatal care (ANC) adalah usaha yang dilakukan pada waktu hamil
dengan tujuan mempersiapkan ibu dalam masa hamil agar waktu melahirkan dan
sesudahnya dalam keadaan baik, baik ibu dan bayinya.(Sarwono, 2010)
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.(Manuaba, 2015)
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2011).
1.1.2 Tujuan Antenatal Care
Menurut Manuaba (2015), secara khusus pengawasan antenatal bertujuan
sebagai berikut :
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat dalam
kehamilan, saat persalinan dan kala nipas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan nifas
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
1.1.3 Frekuensi Kunjungan ANC
Menurut Saifuddin, AB (2012), sedikitnya empat kali kunjungan selama
periode antenatal, yaitu :
1) 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
2) 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 - 28)
3) 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah
minggu ke 36)
1.1.4 Informasi Saat Kunjungan ANC
1) Trimester I (Sebelum minggu ke 14)
 Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil
 Mendeteksi masalah dan menanganinya
 Melakukan tindakan pencegahan, seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan persiapan menghadapi komplikasi
 Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan dan istirahat)
2) Trimester II (Sebelum minggu ke 28)
Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai pre eklamsia
(tanya ibu tentang gejala pre eklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema,
periksa untuk mengetahui proteinuria)
3) Trimester III (Sesudah minggu ke 36)
Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau
kondisi lain yang memerlukan kelahiran di RS.(Saifuddin, AB. 2012)
1.1.5 Nasehat Pada Ibu Hamil
1) Diet
Pada dasarnya dianjurkan makanan empat sehat lima sempurna. Karena
kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi, dianjurkan sebuah telur sehari.
Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya BB sekitar 6,5 – 15 Kg selama
hamil. BB yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapat perhatian
khusus karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan. Kenaikan BB tidak
boleh> ½ kg / minggu. (Manuaba, 2015)
2) Pekerjaan rumah

Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan. Bekerjalah sesuai dengan kemampuan,


dan makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan. (Manuaba, 2015)

3) Wanita bekerja di luar rumah

Kehamilan bukan merupakan halangan untuk berkarya asalkan dikerjakan


dengan pengertian sedang hamil.Wanita karier yang sedang hamil mendapatkan
hak cuti hamil selama tiga bulan, yang dapat diambil sebelum menjelang
kelahiran dan dua bulan setelah persalinan.(Manuaba,2015)
4) Pakaian hamil
Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari
katun, sehingga mempunyai kemampuan menyerap, terutama pakaian
dalam.Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang longgar dan mempunyai
kemampuan untuk menyangga payudara yang makin berkembang.Pakaian dalam
sering diganti untuk menjaga kebersihan dan menghalangi suasana lembab di
sekitar pelipatan.(Manuaba, 2015)
5) Hubungan seksual
Menurut Manuaba (2015), hamil bukan merupakan halangan untuk
melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan
bila:
 Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas
 Terjadi perdarahan saat hubungan seksual
 Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak
 Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering mengalami gugur
kandung, persalinan sebelum waktunya, mengalammi kematian dalam
kandungan, sekitar dua minggu sebelum persalinan
3) Perawatan payudara
Menurut Manuaba( 2015), perawatan payudara sebelum lahir bertujuan
untuk memelihara hygiene payudara, melenturkan / menguatkan putinng susu, dan
mengelurakan putting susu yang datar. Tehnik perawatannya adalah :
a. Kompres putting susu dan area sekitarnya dengan menempelkan kapas / lap
yang dibasahi minyak.
b. Bersihkan putting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering yang
bersih.
c. Pegang kedua putting susu lalu tarik keluar bersama dan diputar ke dalam 20
kali, keluar 20 kali.
d. Pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu payudara diurut dari pangkal
menuju putting susu sebanyak 30 kali.
e. Kemudian pijat daerah areola sehinga keluar cairan 1 – 2 tetes untuk
memastikan saluran susu tidak tersumbat.
f. Pakailah BH yang menyokong payudara.
7) Pemberian obat – obatan dan imunisasi
Menurut Manuaba (2015), pengobatan penyakit saat hamil harus selalu
memperhatikan apakah obat tersebut berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin.Vaksinasi dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat
menurunkan angka kematian bayi karenainfeksi tetanus. Vaksinasi toksoid
tetanus dilakukan 2 kali selama hamil.
Tabel 1. Interpal dan Efektifitas Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval Lama Perlindungan
TT1 Kunjungan pertama -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun atau seumur hidup
8) Persiapan persalinan dan laktasi
Salah satu tujuan persiapan persalinan adalah untuk meningkatkan
kesehatan optimal menjelang persalinan dan segera dapat memberikan
laktasi.Untuk dapat mencapai kesehatan optimal menjelang persalinan perlu
dilakukan dua langkah penting yaitu melakukan senam hamil dan mempersiapkan
keadaan puyudara untuk laktasi.(Manuaba, 2015)
9) Senam hamil
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot
sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan
normal.Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat
penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal,
penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan gestosis, hamil
dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai anemia.Senam hamil dimulai pada
umur kehamilan sekitar 24 – 28 minggu.
1.1.6 Tanda Bahaya Kehamilan
 Berkaitan dengan ibu
Menurut Saifuddin (2012), tanda bahaya ibu hamil adalah :
a. Perdarahan peervaginam
b. Sakit kepala lebih dari biasa
c. Gangguan penglihatan
d. Pembengkakan pada wajah dan tangan
e. Nyeri abdomen / epigastrik
 Berkaitan dengan janin
Menurut Manuaba (2015), tanda bahaya pada janin adalah :
a. Badan panas disertai tanda infeksi lainnya
b. Gerak janin terasa berkurang atau menghilang
c. Perut terasa semakin kecil
IV. Pathway
Kehamilan
(Konsepsi dan nidasi)

Perubahan hormonal
(peningkatan hormon estrogen progesteron)

Aktifitas Pembesaran uterus Penekakan pada Tonus otot saluran Perubahan


Metabolisme kelenjar vesika urinaria pencernaan menurun psikologis
Meningkat meningkat

Produksi Hcl lambung


Cardiak out dan saliva meningkat Diafragma Peran baru
Frekuensi miksi Motilitas usus
put meningkat tertekan dalam keluarga
meningkat menurun

Frekuensi nadi Rangsangan Pengembangan diafragma Keterbatasan


meningkat Inhibisi refluks kognitif
terhadap medula tidak optimal
spingter menurun
vomiting center
meningkat
Intake nutrisi
Sisa pencernaan Cemas
berkurang Ekspansi paru tertahan lama pada
Mual dan muntah menurun usus
Kelemahan Gangguan pola
fisik tidur dan
Aktifitas Pola napas tidak istirahat
Kekurangan Konstipasi
intoleras efektif
volume cairan

Sumber : Manuaba(2015)
1.1.7 Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
1) Identitas
 Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
 Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai
30 tahun.
 Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut
bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
 Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
 Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien.
 Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
 Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan
ditanyakan tentang keberapa kalinya.
 Lama Perkawinan
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
2) Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
 Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien
datang mencari pertolongan.
 Riwayat keluhan utama
 P : Provokasi/paliatif (penyebab)
 Q : Quality/ bagaimana gejala dirasakan
 R : Region/ dimana gejala dirasakan
 S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
 T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
2. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak,
umur kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan,
teraphie yang didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai
didapatkan gerakan anak,kalau kehamilan masih muda adalah mual,
muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua adalah bengkak di
kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit
waktu haid atau tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat
atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti
KB.Hal ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan
atau tidak.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga,anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan.

3) Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional


a) Inspeksi
1) Muka : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat atau
merah adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah,gigi.
2) Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran
kelenjar gondok dan limpe.
3) Dada : bentuk buah dada,pigmentasi puting susu dan gelanggang
susu,keadaan puting susu,adakah kolostrum
4) Abdomen GIT : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas
operasi apendeksitis,terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran
hepar), epigastrik (gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal
kanan dan kiri (ginjal), umbilikus, iliaka kanan
(apendiksitis),hipokondria, iliaka kiri (scibala).
5) Abdomenobstetrik : perut membesar ke depan atau ke samping,
keadaan pucat,pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau
kontraksi uterus, adakah strie gravidarum atau bekas luka.
6) Vulva :keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick,
condyloma akuminata, flour albus.
7) Anggota bawah : cari varises,oedema, luka, cicatrix pada lipat
paha, CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
Palpasi
1) Tujuan :
 Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
 Menentukan letaknya anak dalam rahim
2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
 Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis
pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara internasional
 Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
 12 minggu – 1-2 jari di atas simfisis.
 16 minggu – pertengahan antara simfisis dan pusat
 24 minggu – setinggi pusat
 28 minggu – 3 jari diatas pusat
 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
 36 minggu – 3 jari dibawah px
 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4) Menurut leopold
1) Leopold I
 Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
 Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah
muka penderita.
 Rahim dibawa ke tengah
 Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang
terdapat dalam fundus
 Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian apa
yang di fundus.
2) Leopold II
 Keadaan tangan pindah ke samping
 Tentukan dimama punggung anak , punggung anak terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah
bagian-bagian kecil, yang biasanya terletak bertentangan
dengan pihak yang memberi rintangan terbesar.
 Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak
lintang.
 Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak
dan dimana letaknya bagian-bagian kecil.
3) Leopold III
 Dipergunakan satu tangan saja.
 Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
 Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
 Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh
pintu atas panggul.

4) Leopold IV
 Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si
penderita
 Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian
bawah
 Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah.
 Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :
 Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
 Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
 Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam rongga
panggul
a. Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa
masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
b. Auskultasi
 Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik
berselang, 30 menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
 Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan
asphyxial (kekurangan O2)
c. Pemeriksaan panggul
 Pengukuran Ukuran-ukuran panggul luar, meliputi :
 Distantia spinarum (N = 23-26 cm)
 Distantia cristarum (N = 26-29 cm)
 Conjungtiva externa/boudelogue ( N = 18-20 cm)
 Lingkar panggul ( N = 80-90 cm)
 Distantia spina illiaca posterior superior ( N = 8-10 cm)
 Distantia tuberum (N = 10,5-11 cm)
 Pengukuran panggul dalam, meliputi :
 Promotorium (N = tidak teraba)
 Linea inominata ( N = teraba 2/3 bagian)
 Sacrum ( N = cekung)
 Spina ischiadica (N = menonjol)
 Arcus pubis ( N = > 900)
d. Pemeriksaan laboratorium
 Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air kemih,
missal : gejala pre-eklampsia, penyakit ginjal, radang kandung kencing.
 Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat mendeteksi
penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor risiko dalam
kehamilan maupun persalinan.
 Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia,bila Hb kurang dari 10gr
%. (normalnya : 11gr%)
e. USG
Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan dan perkiraan
persalinan.
f. Pola kebiasaan sehari-hari
 Nutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil, apakah
sudah selesai kebutuhan ibu hamil.
 Eliminasi
Bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan hal yang umum selama
kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan peristaltik
usus dan pembesaran uterus yang menahannya.Sering kencing
merupakan hal umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir
masa kehamilan karena rongga perut dipenuhi oleh pembesaran uterus.
 Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.Istirahat
hendaknya diadakan pula waktu siang hari
 Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan, bekerja
sesuai kemampuan dan makin dikurangi semakin tuanya kehamilan.
 Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu
diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan mulut,
pemeliharan gigi, kebersihan tubuh, kulit, muka dan kebersihan pakaian
luar dan dalam.
 Sexual
Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama
kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.
1.1.8 Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis
situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari
tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
napsu makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan
metabolik.
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan
(muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
4) Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan
atau pergeseran diafragma.
5) Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika
urinaria.
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan
pola tingkat aktivitas, sesak.
7) Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
8) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme
regulator, retensi natrium/air.
9) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
1) Intervensi
1) Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis
situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari
tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam cemas
berkurang/hilang
Kriteria hasil :
- Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan kecemasan
- Melaporkan hasil penatalaksanaan kecemasan
Intervensi :
a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
RASIONAL : mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan
menentukan arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.
b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko
yang dalam reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
RASIONAL : dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan
ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress, membuat
keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan
c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
RASIONAL : kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji
pemecahan situasi.
d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
RASIONAL : dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada
pasangan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
napsu makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan
metabolic.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
 BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
 Mengikuti diet yang dianjurkan
 Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep
 Menunjukkan penambahan yang sesuai
Intervensi :
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang
dengan menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut,
kuku dan kulit
RASIONAL : :kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu
selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamila
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal
dan suplemen vitaminzat besi setiap hari.
RASIONAL : :Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet
seimbang
c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan
dan tingkat motivasi untuk makanannya.
RASIONAL : memakan bahan bukan makanan pada kehamilan
mungkin dibiasakan pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya,
respon terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan
nutrisi.
d. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal
yang optimum.
RASIONAL : ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal
dan atau dibawah berat badan normal masa kehamilan,
meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR)
pada janin dengan BBLR.
e. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
f. RASIONAL : mual/muntah trimester pertama dapat berdampak
negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis
perkembangan janin.
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan
(muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
kebutuhan volume cairan tubuh terpenuhi.
Kriteria hasil :
 Menurunkan keparahan mual dan muntah.
 Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
 Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi :

a. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.


RASIONAL : :peningkatan kadar hormone gonadotropin
khorionik (HCG) perubahan metabolisme KH dan penurunan
motilistas gastric memperberat mual dan muntah pada trimester
pertama.
b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus
peptikum, gastritis, kolesistitis)
c. RASIONAL : membantu dalam mengenyampingkan penyebab
lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi
intervensi.
d. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu,
masukan/haluran.
RASIONAL : indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi.
e. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan
penurunan BB setiap hari.
RASIONAL : membantu dalam menentukan adanya muntah yang
tidak dapat dikontrol.
f. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan
enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi
karbohidrat (popcorn, roti kering) sebelum bangun tidur.
RASIONAL : membantu dalam meminimalkan mual/muntah
dengan menurunkan keasaman lambung.
4) Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penekanan/pergeseran diafragma.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam pola
napas efektif.

Kriteria hasil :
 Melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
 Mendemonstrasikan perilaku yang mengobtimalkan fungsi
pernafaskan.
Intervensi :
a. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga
kesehatan)
RASIONAL : menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada
kira-kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital meningkat,
fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun
pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada
sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan
tuberculosis).
RASIONAL : masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan
dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
c. Berikan informasi tentang rasional : untuk kesulitan pernapasan
dan program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering
istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan
latihan ringan seperti berjalan.
RASIONAL : menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan
yang disebabkan oleh kelebihan.
d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk
mengurangi masalah : mis ; postur yang baik, menghindari
merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan
posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat
RASIONAL : postur yang baik dan makan sedikit membantu
memaksimalkan penurunan diafragmatik meningkatkan
ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan
persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi
tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus
gravid
5) Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika
urinaria.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien
dapat memahami perubahan yang terjadi.
Kriteria hasil :
 Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
 Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi
intervensi.
 Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi :

a. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan


dengan trimester ketiga.
RASIONAL : membantu klien memahami alas an fisiologi dan
frekuensi berkemih dan/nokturia pembesaran uterus trimester
ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih mengakibatkan
sering berkemih.
b. Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas
sehari.
RASIONAL : mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal
adekuat yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan
status isotonic
c. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan
penghilangan natrium dan diet.
RASIONAL : kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan
regulator rennin-angiotensin- aldosteron dan kadar cairan,
mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat.
c. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur,
perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
RASIONAL : meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian
yang mengalami edema dependent, edema berkurang pada pagi
hari pada kasus edema fisiologi.
d. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam
waktu yang lama.
RASIONAL : posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena
cava dan menurunkan aliran vena.
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan
pola tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
gangguan pola tidur dapat teratasi.
Kriteria hasil :

 Pola tidur teratur


Intervensi :
a. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan
kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
RASIONAL : membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan
pola tidur yang berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih
dini.
b. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur,
anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca,
mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum
beristirahat.
RASIONAL : ansietas yang berlebihan, kegembiraan,
ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat
mempersulit tidur.
c. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan
tidur pada posisi semi fowler.
RASIONAL : pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta
organ abdomen menekan diafragma hingga membatasi ekspansi
paru, penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma
menueun, membantu mengembangkan ekspansi paru dengan
optimal. 2 jam dan dapatkan 8 jam tidur per malam.
d. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat
RASIONAL : peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan
dan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah,
khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan
lain.
7) Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam nyeri
hilang/berkurang.
Kriteria hasil :
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
 Ungkapan verbal/non verbal dari kenyamanan
Intervensi :
a. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien
RASIONAL : data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
b. Kaji status pernapasan klien.
RASIONAL : penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan
diafragma, mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida.
c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan
perubahan cara jalan.
RASIONAL : lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh
hormone (relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan
perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
d. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk
meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke
posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti
posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
RASIONAL : menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan
perubahan kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau
karena tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai
ekstremitas bawah.
e. Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi
mengenai fisiologi aktivitas uterus.
RASIONAL : kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan
pada multigravida pada trimester II maupun ke-III. Primigravida
biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester
akhir. Saat efek perubahan progesterone pada aktivitas uterus
menurun dan kadar oksitosin meningkat.
8) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme
regulator, retensi natrium/air.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
kelebihan volume cairan tubuh teratasi.
Kriteria hasil :
 Klien akan mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan
keseimbangan masukan dan pengeluaran,
 bunyi nafas bersih/jelas,
 tanda vital dalam rentang yang dapat diterima
 berat badan stabil dan tidak ada edema.
 Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
Intervensi :
a. Pantau berat badan secara teratur.
RASIONAL : mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan
retensi cairan yang tidak kelihatan yang potensial patologis.
b. Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau
lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran cairan.
RASIONAL : indicator edema patologis, meskipun HKK karena
retensi cairan berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir
minggu ke-10 kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada
klien dengan frekuensi predisposisi seperti DM, penyakit ginjal.
c. Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak
menambahkan garam meja, menghindari makanan dan minuman
tinggi natrium).
RASIONAL : nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein
menurunkan kemungkinan HAK natrium berlebihan dapat
memperberat retensi air (terlalu sedikit natrium dapat
mengakibatkan dehidrasi).
d. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara
periodic selama sehari.
RASIONAL : edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di
penghujung hari adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan
tindakan sederhana.
9) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien
dapat toleransi terhadap aktifitas.
Kriteria hasil :
Klien akan berpartisipasi pada ktivitas yang diinginkan, memenuhi
perawatan diri sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang
dapat diukur, dibuktikan oelh menurunnya kelemahan dan kelelahan.
Intervensi :
a. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap
pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
RASIONAL : membantu menyusun prioritas yang realistic dan
waktu untuk menguji komitmen.
b. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
RASIONAL : istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic
berkenaan dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin.
b. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
RASIONAL : kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih
besar.

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Edisi 2. Jakarta :
EGC
Mochtar, R. 2012. Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid 2.
Jakarta: EGC
Syaifudin, Abdul Bari, Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. 2012.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan.
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka
Winkjosastro, H. Dkk. 2013.Ilmu kebidanan, Jakarta : PTBina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai