Anda di halaman 1dari 4

Pagelaran Wayang Orang dan Wayang kulit

Lakon :
Petruk Era 4.0, Varian Petruk Dadi Ratu

Petruk Kantung Bolong, yang biasa dipanggil petruk adalah seorang punakawan yang memiliki
hidung panjang, sehingga peka terhadap perubahan yang terjadi. Petruk merupakan seorang petani
di Pedesaan Karang Kedempel.

Suatu hari, petruk dititipi pusaka sakti Keluarga Pendawa, yaitu Pusaka Kalimasada, yang berisi
postulat postulat tentang strategi hidup. Kemudian, dengan pusaka tersebut, petruk mulai
berkeliling dan berkunjung ke sebuah Negara, yaitu negara Lojitengara.

Diceritakan, bahwa negeri tersebut sangat kaya dn makmur. Emas sangat melimpah bahkan
hingga menggunung. Tidak hanya manusia bahkan binatang pun memakai emas. Perabotan rumah
memakai emas. Namun kelamaan,moral manusia di negeri tersebut semakin menurun, mereka
menjadi sombong dan selalu berselisih pendapat satu sama lain hingga akhirnya negara tersebut
sedikit demi sedikit mulai mengalami kehancuran. Mengetahui hal itu, petruk ingin merubah
system yang ada dan memperbaiki negara Lojitengara.

Di tengah perjalanan, petruk bertemu dengan dua raksasa yang berasal dari negara Lojitengara.
Mereka bertanya kepada petruk, tentang apa tujuannya dating ke negeri ini. Petruk menjelaskan
semua tujuannya. Dua buta tersebut menjelaskan kepada petruk, bahwa negeri ini sedang kacau
dan kalau mau menjadi pemimpin, petruk harus bisa mengatur dan memimpin negara ini.

Jika petruk mampu melakukannya, dua buta tersebut siap untuk mengangkat petruk menjadi ratu
(pemimpin) negara tersebut tetapi jika tidak bisa maka petruk harus siap jika dipenggal kepalanya.
Mendengar hal tersebut, petruk mengatakan bahwa itu terlalu berat, dia hanya ingin menjadi ratu
sehari saja. Dua buta tersebut berkata kalau mau jadi pemimpim harus punya tekad yang kuat
bukan hanya niat seperi ini saja, kalau niatnya seperti itu petruk hanya pasti jadi bawahan saja
bukan pemimpin.

Mendengar tanggapan para buta, petruk mulai merasa kesal. Ia pun menantang para buta untuk
bertarung dengannya. Dengan bantuan pasaka kalimasada, petruk pun mampu mengalahkan para
buta. Membuat kedua buta tersebut menjadi babak belur dan diambang maut. Namun karena petruk
sebenarnya orang yang baik, dia pun menyembuhkan kedua buta tersebut dengan pusaka
kalimapada. Petruk sedikit demi sedikit mulai memperbaiki keadaan di desa tersebut, hingga
akhirnya dia diakui oleh penduduk desa dan para buta.

Melihat kemampuan petruk yang sangat hebat, para penduduk dan para buta mulai mengusulkan
petruk sebagai pemimpin. Mereka membawa petruk kehadapan pemimpin lojitengara saat itu.
Mereka berjalan ke arah istana dengan sangat sombong dan sikap semena mena.
Pada saat yang bersamaan, prabu jayasentika, raja Lojitengara, sedang bersedih melihat kondiri
negaranya. Dia berfikir tentang bagaimana cara mengatasi permasalahan di negaranya. Kemudian
datanglah petruk bersama para raksasa yang mengantarnya.

Petruk memperkenalkan dirinya dan mengatakan bahwa dia mampu mengatasi masalah pada
negara Lojitengara dan mampu membawa perubahan yang lebih baik. Namun, prabu Jayasentika
menolak, dia merasa jika dia masih mampu menangani dan memimpin negeri dengan benar.
Namun para raksasa, tetap bersikukuh untuk menjadikan petruk sebagai raja. Merasa kesal, prabu
Jayasentika pun menantang petruk untuk bertarung dengannya, dan menunjukkan seluruh
kemampuan petruk.

Petruk dan prabu Jayasentika akhirmya bertarung. Ternyata prabu Jayasentika sangatlah kuat
membuat Petruk mengalami kekalahan, petruk dilempar kesana kesini hingga terluka luka. Marasa
tak tahan, petruk pun menggunakan pusaka kalimasada dan dia pun berubah menjadi buta. Dengan
kekuatan barunya, petruk menjadi sangat kuat, pukulan yang ditujukan kepadanya tidak terasa
sama sekali membuat prabu jayasentika kewalahan dan akhirnya takluk pada Petruk.

Petruk akhiirnya nmenjadi raja di negara Lojitengara. Namun, petruk masih sadar diri, dia
mengingat teman-temannya dan mau meminta izin dan restu ke mereka untuk menjadi raja di
negara Lojitengara.

~~Part Wayang Kulit Selesai~~

~~Part Wayang Orang Mulai~~


Diceritakanlah awal mula bagaimana pusaka Kalimasada bisa sampai ketangan Petruk.
Pertunjukan dimulai dengan .

Disaat pada Pandhawa sedang sibuk membangun candi Sapta Arga, pusaka Kalimasada dicuri
oleh Dewi Mustokoweni, seorang wanita yang cantik. Dewi Mustakaweni berhasil mengelabui
Dewi Drupadi, yang ditugaskan menjaga senjata pusaka tersebut. Pengelabuannya dilakukan
melalui penyamaran Dewi Mustokoweni dengan sosok Gatotkaca palsu.

Penyamaran itu diketahui oleh Srikandi, ketika Srikandi melihat gelagat mencurigakan dari
Gatotkaca palsu. Akhirnya keduanya berkelahi. Lewat keberhasilan Srikandi yang menembakan
senjata panah, diketahui bahwa yang melakukan pencurian adalah Dewi Mustokoaweni. Dewi
Mustokoweni sempat mengutarakan alasan pencuriannya, dia ingin membalas dendam atas
kematian ayahnya yang mati ditangan Arjuna. Saat ditembakan panah berikutnya, panah tersebut
meleset, dan akhirnya Dewi Mustokoweni kabur dari kejaran.

Ternyata diketahui, bahwa pencurian itu merupakan ide dari Bumi Loka, kakak dari Dewi Mustokoweni
ketika mereka bertemu setelah sang dewi kabur dari kejaran srikandi.

Setelah itu, datanglah Bambang Priyambodo bersama dengan para Punakawan (minus Petruk)
menemui Srikandi hendak mencari ayahnya, Arjuna. Srikandi sanggup mempertemukan
Bambang Priyambodo dengan Arjuna dan mengangkatnya sebagai anak, asalkan bisa
mendapatkan kembali Jimat Kalimasada dari tangan Mustokoweni.

Maka terjadilah pertempuran antara Bambang Priyambodo dan Mustokoweni untuk


memperebutkan jimat. Pertempuran antara Bambang Priyambodo melawan Dewi Mustokoweni
sangat sengit. Keduanya sama-sama sakti sehingga keduanya tak ada yang kalah dan tak ada yang
menang. Pusaka Jimat Kalimusodo terkadang berada di tangan Dewi Mustokoweni terkadang berada di
tangan Bambang Priyambodo, begitu seterusnya pusaka tersebut saling berpindah tangan di antara
keduanya.

Suatu ketika Bambang Priyambodo dapat merebut pusaka Jimat Kalimusodo dari tangan Dewi
Mustokoweni. Pusaka tersebut lalu diserahkan kepada Petruk agar dijaga dengan baik dan jangan
sampai bisa direbut oleh orang lain.

Dengan pusaka Jimat Kalimusodo ditangannya yang kemudian mengamalkannya, dengan bantuan
Batara Guru dan Batara Narada yang ingin membantu Petruk agar mampu menyimpan dan
menyelamatkan pusaka Jimat Kalimusodo, maka jadilah Petruk seorang yang sakti mandraguna,
gagah perkasa, tanpa tanding.

Dengan kesaktiannya yang teramat sakti itu Petruk menjadi jumawa, angkuh dan sombong.
Dengan kesaktiannya itu Petruk menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya, salah satu negeri
dari negeri-negeri yang ditaklukannya lalu dikuasainya adalah Negeri Lojitengara dan nama
menjadi prabu Tong-Tong Sot atau Bel Geduwel Beh.

Setelah akhirnya Bambang Priyambodo berhenti bertarung, ia pergi ke candi Sapta Arga dan
menemui Prabu Puntodewo. Bambang Priyambodo menyampaikan bahwa ia telah menitipkan
pusaka Kalimasada ke Petruk.

Prabu Puntodewo pergi menemui Petruk untuk mengambil kembali jimat Kalimasada, namun
Petruk yang telah berubah menjadi kuat dan sombong tidak mau mengembalikannya dan
menantang Prabu Puntodewo, namun Prabu Puntodewo telah kalah sakti dan akhirnya kalah.

Kesombongan dan kesaktiannya yang terkenal membuat Prabu Kresna bersama dengan Prabu
Baladewo dan Sembodro pergi menemui para Punakawan, dan meminta nasehat dari Semar.
Mereka menceritakan tentang kesombongan Semar dan sekaligus juga meminta saran tentang
bagaimana cara mengatasi bencana yang sedang melanda negeri Amarta.
Ketika perbincangan terjadi, tiba tiba seluruh ksatria Amarta yang telah kalah melawan Petruk
datang dan berkumpul. Mereka juga melaporkan kepada Semar tentang betapa hebat dan saktinya
Petruk saat ini, hingga tak ada yang sanggup mengalahkannya.

Tak berselang lama, Petruk pun datang ke dalam perkumpulan untuk menyombongkan
kekuatannya dan sekaligus ingin menguasai negara Amarta. Semar menerima tantangan Petruk, ia
meminta Nolo Gareng dan Bagong untuk melawan Petruk. Bukan pertarungan kesaktian, namun
hanya dengan gelitikan dari Gareng, petruk mulai sadar tentang siapa dirinya yang sebenarnya,
dan Bagong kemadian menggambil Pusaka Kalimasada dari Petruk. Sehingga Petruk, mulai
tersadar sepenuhnya tentang siapa dirinnya. Segala kesombongan pun hilang bersamaan dengan
kesadaran yang kembali, dan petruk kemabali menjadi semula.

Petruk meminta maaf atas apa yang telah ia perbuat. Tiba-tiba Batara Guru dan Batara Narada
datang. Ternyata Batara Guru dan Batara Narada menjelaskan bahwa mereka yang bertanggung
jawab atas rekayasa Petruk menjadi raja, menyatakan alasannya, bahwa mereka berdua
menjadikan Petruk menjadi raja yang sakti semata-mata agar petruk mampu menyelamatkan dan
menjaga pusaka Jimat Kalimusodo yang akhir-akhir ini sudah dijauhkan dari raja dan rakyat
Amarta sendiri. Namun tidak hanya itu, kejadian ini juga merupakan pelajaran bagi semua
pemimpin bahwa seorang pemimpin harus memiliki hati yg suci dan niat yang tulus, tidak hanya
pendidikan yang tinggi. Agar nantinya tidak seperi petruk yang akhirnya lupa diri dan jadi raja
yang sombang.

Anda mungkin juga menyukai