Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Memberikan Motivasi pada Lansia TBC

Dosen pembimbing :
Lucia Retnowati,SST.M.Kes

Disusun Oleh :
Sarjana Terapan Keperawatan 2B
1. Devi Erlina Mandasari (P17221173041)
2. Ahmad Abiyyu Mu’tasim (P17221173042)
3. Lya Lexi Vian Ashari (P17221174047)
4. Sa’diatul Istianah (P17221174049)
5. Nury Wahyu Madany (P17221174050)
6. Ely Munyca Fatmawati (P17221174054)
7. Nayla Rifa’atul Aulia (P17221174068)
8. BillIam Nasta Kharismawan (P17221174072)
9. Imelda Septi Wiliyanti (P17221174076)

Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Lawang


Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Tahun Ajaran 2018/2019
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Tuberkulosis adalah penyakit yang tersebar luas di dunia dan juga termasuk penyakit yang
mematikan. Mycobacterium tubercolosis merupakan mikroorganisme penyebab penyakit
tuberkulosis. Menurut WHO pada tahun 2013 sebanyak 9 juta jiwa di dunia terinfeksi oleh
Mycobacterium tubercolosis, yang merupakan mikroorganisme penyebab penyakit
tuberkulosis.1 Menurut data statistik, setiap tahun terdapat 1,5 juta jiwa di dunia meninggal
akibat tuberkulosis. Indonesia merupakan negara urutan ke 4 terbanyak yang terjangkit penyakit
tuberkulosis setelah India, Cina dan Afrika Selatan.
Penyakit tuberkulosis selain menyerang pada paru-paru, kuman Mycobacterium tuberculosis
ini dapat menginfeksi hampir seluruh organ pada manusia, termasuk mening, ginjal, kulit, tulang,
dan nodus limfe. Selain Mycobacterium bovis dan Mycobacterium avium, strain lain dari
Mycobacterium tuberoculosis pada kasus yang jarang, dapat berkaitan dengan infeksi
tuberkulosis.
Tetapi meningkatnya usia harapan hidup, yang menurut BPS tahun 2010 mencapai 74,7- 63,7
tahun, di Indonesia berdampak pada banyaknya manusia usia lanjut di Indonesia. Lanjut usia
atau lansia di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 10% dari total populasi, dan setiap tahun
bertambah 450.000 jiwa. Meningkatnya jumlah lansia ini akan berdampak bagi kehidupan lansia.
Lansia akan mengalami kemunduran dalam fisik, psikis, dan sosial dan menyebabkan
meningkatnya ketergantungan pada lansia. Hal ini dikarenakan 4 tahap yang dialami oleh lansia,
yaitu: kelemahan, keterbatasan fungsional, ketidakmampuan, dan keterhambatan yang akan
dialami bersamaan dengan proses kemunduran akibat proses penuaan. Proses penuaan
merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat dihindari dalam fase kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana cara memotivasi lansia yang terkena TBC ?
1.3 Tujuan
Mengetahui bagaimana cara memotivasi lansia yang terkena TBC
BAB II

Pembahasan

1. Devi Erlina Mandasari : Perawat 2


2. Ahmad Abiyyu Mu’tasim : Bapak
3. Lya Lexi Vian Ashari : Dokter 1
4. Sa’diatul Istianah : Perawat 1
5. Nury Wahyu Madany : Perawat 3
6. Ely Munyca Fatmawati : Perawat 4
7. Nayla Rifa’atul Aulia : Anak
8. BillIam Nasta Kharismawan : Dokter 2
9. Imelda Septi Wiliyanti : Ibu

Desa Sumber wangi adalah desa terpencil di daerah malang , desa sumber wangi terkenal
dengan warganya yang miskin dan tidak menjaga kesehatan . disana banyak warga yang
merokok. Selain itu, warga disana juga tidak bisa menjaga kebersihan lingkungannya. Sehingga
banyak mengakibatkan penyakit menular seperti TBC yang menyerang warganya.

Disebuah rumah ada seorang lansia yang mengeluh sakit pada dadanya saat batuk.

Ibu : “Uhuk… Uhuk….”

Bapak : “ Ibu kenapa ? kok dari tadi batuk-batuk terus?”

Ibu : “Ini pak, dada ibu sesak.”

Bapak : “ mungkin hanya sesak biasa, hanya kecapekan.”

Ibu : “Tapi ibu batuk sudah lama pak. Saat batuk keluar darah juga. Uhuk ”

Anak : “itu tidak bisa dibiarkan bu, ibu harus segera ke dokter.”

Bapak : “Ya sudah bu, bapak antar periksa.”

Ibu : “Uang darimana?, panen kita belum ada hasilnya.”

Anak : “ke puskesmas saja bu, tidak perlu bayar meskipun bayar juga murah.”
Bapak : “baiklah ayo kalau mau ke puskesmas, nanti bapak bawakan ketela dan pisang.”

Ibu : “baik pak ibu siap-siap dulu. Uhuk uhuk”

Mereka berjalan ke puskesmas.

Bapak : “Assalamualaikum”

Perawat 1 :“Waalaikumsalam. Silahkan masuk bapak ibu, ada yang bisa saya bantu?”

Bapak : “Ini istri saya sudah satu bulan mengeluh batuk dan dadanya nyeri”

Ibu : “Iya bu, saya batuk tidak sembuh-sembuh, tidak nafsu makan, sering merasa lesu,
demam tapi tidak terlalu tinggi kalau malam saya berkeringat.”

Perawat 1 : “Apakah ibu pernah batuk disertai dahak dengan darah?”

Ibu : “Oh iya bu ada, kemarin saya mengalami itu”

Perawat 1 : “Silahkan bu, tiduran dulu. Saya panggilkan dokter dulu untuk memeriksa ibu.”

Ibu : “Baik bu”

Beberapa menit kemudian dokter datang dan memeriksa ibu

Dokter 1 : “selamat siang bu, saya periksa dulu ya.”

Ibu : “iya dok silahkan.”

Dokter 1 : “Begini bu, berdasarkan tanda-tanda yang saya dapat setelah memeriksa ibu kok
sepertinya ibu terkena TBC, semoga saya salah ya bu. Untuk penanganan lebih lanjut,
ibu saya rujuk ke rumah sakit, apakah ibu bersedia?”

Ibu : “uhuk uhukk….”

Bapak : “Soal biaya bagaimana ya dok?”

Dokter 1 : “Tenang saja pak, soal biaya bisa dipikir nanti, yang penting sekarang adalah
kesehatan ibu dulu. Selain itu di rumah sakit ada program jamkesmas dan bpjs”

Bapak : “Yasudah kalau begitu dok, saya menurut saja”

Dokter 1 : “Mari pak saya antarkan ke rumah sakit”


Sesampainya di rumah sakit, perawat puskesmas tadi menemui staff rumah sakit dan
membicarakan rujukan yang diberikan kepada ibu tersebut.

Dokter 2 : “(sambil memeriksa) silahkan ibu batuk kemudian dahaknya ditampung disini ya bu”

Ibu : “Loh buat apa dok dahaknya kok ditampung segala?”

Dokter 2 : “Dahaknya akan saya bawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan bu.”

Bapak : “Sudahlah bu menurut saja biar cepat sembuh”

Ibu : “Iya iya pak”

Beberpa menit kemudian

Dokter 2 : “Bu ini hasil pemeriksaan dahak ibu, positif bahwa ibu menderita TBC”

Ibu : “Hah? Pak, gimana ini pak?”

Bapak : “Sabar bu sabar, bapak mau tanya sama dokter dan perawat dulu ini kita harus
bagaimana”

Perawat 3 : “tenang ya Bu, ibu tidak perlu khawatir. Ibu harus berpikir positif.”

Ibu : “kenapa saya bisa terkena TBC?”

Dokter 2 : “TBC ini terjadi karena daya tahan tubuh yang rendah yang disebabkan beberapa
kemungkinan seperti gizi yang buruk, terlalu lelah, kedinginan dan cara hidup yang
tidak teratur. Karena itulah penyakit TBC lebih banyak terdapat pada golongan
masyarakat dimana keadaan sosial ekonominya rendah, dimana terdapat kemiskinan
dan kurangnya pengetahuan tentang cara-cara hidup yang sehat.”

Ibu : “Ibu takut pak, kalau ibu meninggal bagaimana? Apalagi ibu sudah tua.” (sambil
menangis tersedu-sedu)

Perawat 3 : “Tenang bu TBC bisa disembuhkan meskipun pada seusia ibu. Jadi sebenarnya
pengobatan TBC itu harus dilakukan secara rutin, ibu harus minum obat selama 6
bulan tanpa terputus. Selain minum obat ibu juga harus sering kontrol pengobatan dari
penyakit ibu untuk mengetahui perkembangannya.”
Ibu : “Jika saya tidak sembuh bagaimana?”

Perawat 4 : “Tak ada usaha yang tak ada hasilnya, dan tak ada penyakit yang tak ada obatnya.
Dengan menjalani pengobatan secara rutin, hidup secara sehat dan bangkitkan
motivasi untuk sembuh, insya Allah virus TBC akan hilang dengan sendirinya.”

Ibu : “lalu bagaimana gejala TBC itu? Kenapa saya tidak merasakannya?”

Perawat 2 : “Penyakit TBC sering kali mempunyai gejala permulaannya sangat ringan berupa
rasa lesu, demam yang tidak begitu tinggi, berat badan yang tidak mau naik,
berkeringat malam, batuk-batuk yang sukar sembuh. Kadang-kadang penyakit ini tidak
menunjukan gejala sama sekali, sehingga ibu tidak sadar jika sudah terserang virus
TBC.”

Ibu : “apakah saya bisa sembuh?”

Perawat 3 : “ibu harus yakin bahwa ibu bisa sembuh, saya yakin ibu pasti bisa.” (sambil
menggenggam tangan ibu)

Ibu : “baiklah, kalau begitu saya akan meminum obat dengan teratur . terimakasih sus.”

Perawat 2 : “iya bu sama-sama. Bapak jangan lupa ya ibunya diingatkan untuk minum obat
dengan teratur.”

Bapak : “iya sus. kalau begitu kami pulang dulu.”

Perawat 3 : “iya pak hati-hati.”

Lalu ibu dan bapak keluar dari rumah sakit. Ibu juga teratur meminum obat selama 6
bulan tanpa terputus, dan juga menenuhi kebutuhan gizinya . tak berselang lama dokter
menyatakan virus TBC pada tubuh ibu sudah tidak ada.
BAB 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

Tuberkulosis adalah penyakit yang tersebar luas di dunia dan juga termasuk penyakit yang
mematikan. Mycobacterium tubercolosis merupakan mikroorganisme penyebab penyakit
tuberkulosis. Penyakit tuberkulosis selain menyerang pada paru-paru, kuman Mycobacterium
tuberculosis ini dapat menginfeksi hampir seluruh organ pada manusia, termasuk mening, ginjal,
kulit, tulang, dan nodus limfe. Meningkatnya jumlah lansia ini akan berdampak bagi kehidupan
lansia. Lansia akan mengalami kemunduran dalam fisik, psikis, dan sosial dan menyebabkan
meningkatnya ketergantungan pada lansia. Maka dari itu untuk lansia yang terkena TBC harus
selalu dimotivasi dan diberikan semangat agar lekas sembuh . Dan untuk yang tetap sehat selalu
menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit dengan cara mencegah.

Anda mungkin juga menyukai