Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH

Dosen pengampu :

Fitri Laela Wijayanti, SE,M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Yunita Dwi Ambarsari (175221040)


2. Dyah Meiwati (175221041)
3. Pebriana Putri M (175221042)

KELAS AKS 3B

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

AJARAN 2018
ASET TAKBERWUJUD

DEFINISI

Asset tak terwujud didefinisikan dalam paragraph 8 PSAK 19 sebagai


asset non moneter yang minim wujud fisik dan dapat di identifikasikan. Ada tiga
criteria pengakuan aset tak terwujud yaitu: a. keteridentifikasikan , b. adanya
pengendlian sumber daya, c. adanya manfaat ekonomis dimasa depan.

PENGAKUAN ( ASET TAK BERWUJUD )

Kriteria pengakuan asset tak terwujud adalah dinyatakan dalam PSAK 19


yaitu : a. kemungkinan besar perusaahaan akan memperoleh manfaat ekonomis
masa depan asset tersebut, b. dapat di ukur secara andal dlam biaya perolehan.
Jika suatu unsur tidak memenuhi kedua definisi dan Kriteria pada asset tak
terwujud , maka PSAK 19 mensyaratkan pada unsure yang diakui sebagai beban
pada saat terjadinya.

PENGUKURAN (Aset tak berwujud)

Pengukuran laporan keuangan aset tak berwujud dibagi menjadi dua yaitu:
pengukuran saat pengakuan awal dan pengukuran setelah pengakuan awal. Dalam
PSAK 19 menyatakan bahwa aset tak berwujud pada awalnya diukur dengan biaya
perolehan dan penghitungannya tergantung aset tersebut diakuisisi. Terdapat
beberapa kemungkinan cara perolehan aset tak berwujud, yaitu : aset tak berwujud
yang didapat dari hibah pemerintah, melalui kombinasi bisnis, perukaran aset, dan
dihasilkan secara internal. Pengukuran setelah pengakuan awal aset tak berwujud
diukur melalui model biaya perolehan dan model revaluasi. Model biaya perolehan
aset tak berwujud dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi
dan rugi akumulasi penurunan nilai. Sedangkan model revaluasi berdasarkan nilai
wajar dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.

PENYAJIAN
Dalam laporan laba rugi komprehensif, penyajian beban amortasi dan juga kerugian
dari penurunan nilai sebagai bagian dari laba operasi berkelanjutan, terkecuali bila
penurunan dari kerugian yang nilai tersebut berhubungan dengan operasi tidak
berkelanjutan.

PENGUNGKAPAN

Dalam PSAK 19 mensyaratkan pengungkapan dalam hal berikut untuk setiap


golongan aset takberwujud,dengan perbedaan aset takberwujud secara internal dan
aset takberwujud lainnya;

(a)Apakah dalam manfaatnya masanya terbatas ataupun tidak terbatas, jika terbatas,
dalam masa manfaat atau amortisasi yang digunakan, (b) Untuk aset tak berwujud
dengan manfaat sementara menggunakan metode amortisasi, (c) Pada awal dan
akhir peroide di nilai tercatatnya bruto dan akumulasi amortisasi ( yang
digabungkan dengan akumulasi kerugian penurunan nilai), (d) Unsur yang ada pada
laporan laba rugi komprehensif yang di dalamnya terdapat amortisasi aset
takberwujud, (e) pengakuan nilai jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
dengan menunjukkan: - penambahan aset takberwujud yang terjadi, dengan
pengungkapannya secara terpisah penambahan yang berasal dari pengembangan di
dalam perusahaan dan dari kombinasi bisnis, - pelepasan dan penghentian aset
takberwujud, -terjadi kenaikan dan penurunan pada periode berjalan yang
dihasilkan dari revaluasi dan dari kerugian penurunan nilai yang diakui ataupun
dibalik secara langsung dalam ekuitas, - rugi penurunan nilai yang diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif periode berjalan yang sesuai dalam PSAK 48, - rugi
penurunan nilai yang dibalik pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan
yang sesuai dengan PSAK 48, - amortasi yang telah diakui selama periode berjalan,
- selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran laporan keuangan suatu entitas asing,
- dan perubahan lainnya dalam nilai tercatat selama periode berjalan.
ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILKI UNTUK DIJUAL

DEFINISI

Asset tidak lancar adalah mengatur tentang akuntansi untuk asset yang
dimiliki untuk dijual serta penyajian dan pengungkapan operasi yang dihentikan.
Dalam PSAK 58 menentukan bahwa sebuah asset tidak lancar diklasifikasikan
sebagai yang dimiliki untuk dijual jika memenuhi sejumlah criteria yaitu sebagai
berikut: a. asset tersebut harus terseedia harus langsung dijual dalam kondisi baik
baik sja atau kondisi sekarangnya., b. penjualan tersebut kemungkinan besar
terjadi dalam waktu satu tahun.

PENGAKUAN ( ASET TIDAK LANCAR )

Pada PSAK 58 mengatur bahwa suatu aset tidak lancar harus


diklasifikasikan sebagai asset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, ketika suatu
entitas tidak akan menggunakan asset tersebut dalam kegiatan operasi
berkelanjutan,namun berniat untuk menjualnya dan memulihkan nilai aset
tersebut melalui penjualan. Ada beberapa klasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual,
asset harus memenuhi dua syarat yaitu 1. Berada dalam keadaan dapat dijual, 2.
Penjualannya harus sangat mungkin terjadi.

PENGKURAN

Pengukuran aset tidak lancar yang disebut sebagai aset tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual, nilai yang diukur harus sesuai PSAK. Aset tersebut diukur
pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat atau nilai wajar neto. Aset tidak
lancar yang dimliki siap untuk dijual tidak didepresiasikan lagi. Karena, aset ini
sudah siap untuk dijual dan tidak akan digunkan lagi. Apabila penjualan aset
tersebut diselesaikan lebih dari 1 tahun serta memenuhi kriteria pengakuan karena
penundaan berasal dari luar entitas, entitas harus menghitung biaya kininya.
Dengan ini entitas dapat mengakui rugi yang mungkin muncul dari penjualan,
sebagai rugi penurunan nilai dan segera menjual aset tersebut dibuat.
Pengukuran selanjutnya, entitas mengulangi nilai aset yang tercatat dengan
nilai wajar netonya. Apabila nilai wajar neto mengalami penurunan lagi dari pada
nilai yang tercatat sebelumnya maka entitas harus kembali mengakui kembali
penurunan nilainya. Jika mengalami kenaikan penurunan nilainya tidak boleh
melebihi akumulasi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya. Untuk
kelompok lepasan, keuntungan atau kerugian harus mengurangi atau menambah
nilai dalam aset tidak lancar dalam kelompok yang terdapat dalam persyaratan
pengukuran PSAK 48. Dalam PSAK 58 Menetapkan bahwa suatu aset tidak lancar
tidak boleh disusutkan atau diamortisasikan meski disebutkan aset yang dimiliki
untuk dijual. Namun, beban lain serta bunga pada liabilitas kelompok lepas tetap
diakui.

PENYAJIAN

Sebagai aset eksplorasi dan evaluasi diperlakuakn aset berwujud dan


sementara sebagian lain sebagai aset takberwujud, yang kadang suatu aset berwujud
digunakan untuk menghasilkan aset takberwujud. Syarat dalam PSAK 64 bahwa
aset eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan sebagai aset berwujud dan aset
takberwujud.

PENGUNGKAPAN

Syarat dalam PSAK 64 suatu entitas diungkapkan bahwa informasi yang


mengidentifikasi dan menjelaskan saldo yang diakui dalam laporan keuangannya
yang muncul akibat aktivitas. Yang secara khusus syarat PSAK 64 bahwa entitas
tersebut mengupkan hal-hal sebagai berikut; (a) kebijakan akuntansinya untuk
biaya eksplorasi dan evaluasi, tergolong pengakuan eksplorasi dan evaluasi, (b)
saldo aset, liabilitas, pendapatan, dan beban yang muncul karna eksplorasi evaluasi
sumber daya mineral, (c) akibat dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral
muncullah saldo arus kas operasi dan investasi.

Anda mungkin juga menyukai