PENGERTIAN ZAKAT
Zakat dilihat dari segi bahasa yaitu zaka yang memiliki arti
tumbuh, berkah, suci, bersih dan baik. Zakat bisa dikatakan berkah, karena
zakat telah membuat keberkahan bagi seseorang yang telah menyisikan
hartanya untuk berzakat. Zakat bisa dikatakan suci, karena bagi yang
menyisihkan hartanya dapat mensucikan pemilik harta dari sifat syirik,
bakhlil, kikir dan tama. Bila zakat dikatakan tumbuh itu karena bagi yang
menyisikan hartanya untuk berzakat dapat membantu kesulitan para
mustahiq dan akan melipat gandakan pahala bagi muzakki. Jadi zkat
menurut bahasa berarti suci, bersih, berkah yang diberikan oleh pemberian
si kaya kepada si miskin, yaitu kewajiban si kaya dan hak untuk si miskin.
Sedangkan arti Zakat menurut syara’ atau pengertian syara’
menurut istilah, dalam pandangan para ahli fiqh, para ahli fiqh memiliki
batasan yang beraneka ragam yaitu menurut Al-Syirbini, zakat sebagai
“nama bagi kader tertentu dari harta benda tertentu yang wajib
didayagunakan keada golngan-golongan masyarakat tertentu.” Sedangkan
dalam PSAK No.109 menjelakan bahwa zakat merupakan harta yang
wajib dikeluarkan oleh seorang muzakki yang akan diberikan pada orang
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Secara umum,
zakat adalah pemindahan sebagian harta dari satu umat yang berkecukupan
ke umat yang lain yang kurang mampu dan harta tersebut menjadi hak
orang yang tidak mampu.
Ada beberapa jenis Lembaga Pengelola Zakat antara lain Badan Amil
Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Dari kedua jenis tersebut
yang pertama adalah BAZ, BAZ terdir dari badan Amil zakat Nasional (
BAZNAS) yaitu sebagai salah satu pengelola zakat yang dapat dibentuk
oleh pemerintah dan meningkatkan dalam pengumpulan dana dari zakat
yang cukup memadai atau signifikan. Di tahun 2007 dana dalam zakat yang
terkumpul di BAZNAS yaitu mencapai 45 miliar, ditahun 2008 meningkat
menjadi 920 miliar, dan pada 2009 akan tumbuh menjadi 1,2 triliun. Tahun
2010, dana dalam zakat yang berhasil dikumpulkan BAZNAS yaitu
mencapai 1,5 triliun. Meskipun angka ini berhasil melampaui oleh
BAZNAS, tapi belum sebanding dengan potensi zakat yang ada ditengah-
tengah masyarakat yang akan diprediksi bisa mencapai 19 triliun (PIRAC),
atau kurang lebih 100 triliun (Asian Development Bank), akan tetapi apa
yang telah dicapai oleh BAZNAS yaitu adalah presentasi yang begitu luar
biasa sdalam menghimpun zakat. (A. Muchaddam Fahham, 2011:15).
Terdapat Asas-asas pengelolaan zakat dalam pelaksanaannya, dalam
asas tersebut terdiri dari syariat islam, amanah, kemanfaatan, keadilan,
kepastian hokum, terintergrasi, dan akuntabilitas. Didalam pengelolaan
zakat terdapat tujuan besar yaitu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam sebuah pelayanan ibadah zakat, meningkatkan peranan dan fungsi
keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan keadilan social
dalam masyarakat, meningkatkan daya bguna zakat dan hasil guna.