Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 2:

Nama

1. Yunita Dwi Ambarsari

Budaya Literasi di Indonesia Yang Belum Mendarah Daging

Dewasa ini, budaya literasi di Indonesia menjadi persoalan yang sangat menarik
dikalangan masyarakat dan banyak diperbincangkan. Mengingat budaya literasi di Indonesia
masih rendah dan belum mendarah daging dikalangan masyarakat itu sendiri. Adapun budaya
literasi yang dibahas saat ini adalah kemampuan atau keterampilan menulis dan membaca.
Namun ditengah melesetnya suatu budaya dan seiring berjalannya waktu , budaya semakin
popular, buku yang dulunya banyak diminati dan prioritas masyarakat, kini tidak lagi menjadi
prioritas utama lagi. Bahkan masyarakat lebih mudah menyerap dengan mendengarkan dan
berbicara, kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan.

Ada pepatah mengatakan bahwa buku adalah gudangnya ilmu dan membaca adalah
kuncinya. Dan Apakah ungkapan in masih berlaku dikalangan masyarakat saat ini, ketikaduania
semakin canggih dengan berkembangnya tehnologi yang semakin berkembang pesat. Tentu hal
ini lah yang menjadikan persoalan bagi bangsa Indonesia. Jika kita berbicara masalah membaca,
seperti yang telah dijelaskan di dalam Al-Quran bahwa membaca menmpunyai arti yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Dan membaca juga kegiatan rutin yang melekat pada diri
manusia, tapi perlakuannya yang berbeda-beda dan bahkan didunia pendidikan sekaligus.

Kita bebicara literasi, literasi menurut Merriam Webster merupakan kualitas atau
kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis.
Di situ bisa dilihat dari segi masyarakat yang sebagian tidak bisa membaca maupun menulis,
mereka hanya bisa mendengarkan dan berbicara saja. Literasi bermula dari kemampuan yang
terdapat pada setiap individu dalam suatu komunitas.sangat disayangkan juga membaca saat ini
sangat jarang digemari oleh masyarakat. Mereka lebih suka menonton video tetapi dengan
berkembangnya jaman mereka memilih membaca di media digital karena menurutnya lebih
efektif. Sedang yang membaca buku berkurang karena di media digital itu sudah tersedia banyak
fiktur. Jadi sangat disayangkan kalau buda membaca di buku berkurang.

Disetiap sekolah maupun perguruan yang lebih tinggi, tak jarang menggunakan buku.
Semisal di SMA N 1 banyudono didaerah boyolali Jawa Tengah, Di situ diajarakan tentang
literasi jam 07.00-08.00 jadi yang terpenting satujam untuk membaca entah buku, majalah,
Koran dll yang bisa dibaca kecuali tehnologi seperti hp, laptop dll. Jadi sangat disarankan untuk
lebih memperhatikan literasi dilingkungan maupun dimanapun, karena jangan sampai literasi
ditiadakan dan belum mendarah daging. Jadi kesimpulannya bahwa literasi sangat penting juga
untuk pendididkan.

Anda mungkin juga menyukai