I. DESKRIPSI SINGKAT
IV. METODE
Agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif, maka perlu disusun
langkah-langkah sebagai berikut :
14
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan
b. Mengikuti permainan
c. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
d. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
e. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang
belum jelas dan perlu diklarifikasi.
POKOK BAHASAN A.
KONSEP SEHAT-SAKIT DALAM KEPERAWATAN JIWA
Dalam keperawatan jiwa, konsep sehat sakit jiwa terdiri dari konsep sehat jiwa,
masalah psikososial, dan gangguan jiwa.
Sehat jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup
harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang,
dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Ciri-ciri sehat jiwa meliputi
menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan
yang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat
berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada
dirinya dan merasa nyaman bersama dengan orang lain.
17
Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya
gangguan pada fungsi kehidupan, menimbulkan penderitaan pada individu dan atau
hambatan dalam melaksanakan peran sosial.
mengendalikan emosi
POKOK BAHASAN B.
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
POKOK BAHASAN C.
PELAYANAN KEPERAWATAN KOMPREHENSIF
2. Pencegahan sekunder
Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada tingkat pencegahan sekunder adalah
deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengan
segera
Tujuan pelayanan adalah mencegah dan menurunkan kejadian gangguan jiwa.
Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang berisiko/gangguan jiwa (telah
memiliki faktor risiko) dan memperlihatkan tanda tanda masalah psikososial
dan gangguan jiwa.
Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah:
a. Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari
berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain, penemuan langsung
b. Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Melakukan pengkajian dua menit untuk memperoleh data fokus pada
semua pasien yang berobat (pasien dengan keluhan fisik) di
Puskesmas
2) Jika ditemukan tanda-tanda berkaitan dengan kecemasan, depresi
maka lanjutkan pengkajian dengan menggunakan pengkajian
keperawatan kesehatan jiwa.
24
Latihan 2 :
Coba saudara identifikasi aktivitas yang termasuk dalam pencegahan
sekunder yang telah dilakukan di daerah saudara
3. Pencegahan Tersier
Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta
pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa
Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan/ketidakmampuan akibat
gangguan jiwa dan pemulihan optimal.
Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa
pada tahap pemulihan
Aktivitas pada pencegahan tersier adalah :
a. Program dukungan sosial dengan mengerakkan sumber-sumber di
masyarakat seperti sumber pendidikan, dukungan masyarakat (tetangga,
teman dekat, tokoh masyarakat), pelayanan terdekat yang terjangkau
masyarakat
Beberapa kegitan yang dilakukan adalah:
1). Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat
terhadap penerimaan pasien gangguan jiwa
2). Pentingnya pemanfataan pelayanan kesehatan dalam penanganan
pasien yang mengalami kekambuhan
b. Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan keluarga hingga
mandiri dan produktif. Fokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dan
keluarga dengan cara
1). Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan
dan menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat
2). Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan
keluarga dan masyarakat
3). Menyediakan pelatihan kemampuan dan potensi yang perlu
dikembangkan oleh pasien, keluarga dan masyarakat
26
POKOK BAHASAN D.
PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
1. PENGKAJIAN
Pengkajian awal dilakukan dengan menggunakan pengkajian 2 menit berdasarkan
keluhan pasien. Setelah ditemukan tanda-tanda yang menonjol yang mendukung
adanya gangguan jiwa, maka pengkajian dilanjutkan dengan menggunakan format
pengkajian kesehatan jiwa. Data yang dikumpulkan mencakup : keluhan utama,
riwayat kesehatan jiwa, pengkajian psikososial dan pengkajian status mental. Jika
ditemukan riwayat kejang, pengkajian dilanjutkan dengan format pengkajian epilepsi.
Tehnik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan pasien dan
keluarga, pengamatan langsung terhadap kondisi pasien serta melalui pemeriksaan.
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan dapat dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian, baik
diagnosis yang bersifat aktual (gangguan kesehatan jiwa) maupun risiko mengalami
gangguan jiwa. Jika perawat menemukan anggota masyarakat yang mengalami
gangguan jiwa, maka perawat harus berhati-hati dalam penyampaiannya kepada
pasien dan keluarga agar tidak menyebutkan gangguan jiwa karena hal tersebut
merupakan stigma di masyarakat. Adapun diagnosis keperawatan gangguan jiwa
mencakup :
a. Diagnosis keperawatan jiwa pada anak / remaja :
1). Risiko perilaku kekerasan
2). Risiko bunuh diri
3). Ketidakberdayaan
28
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan
kesehatan jiwa yang mencakup tindakan psikoterapeutik yaitu penggunaan berbagai
teknik komunikasi terapeutik dalam membina hubungan dengan pasien; melatih
aktivitas kehidupan sehari-hari meliputi perawatan diri (kebersihan diri, berdandan,
makan dan minum, buang air besar dan buang air kecil); melatih sosialisasi; melatih
pengendalian tanda dan gejala; melatih kepatuhan minum obat (berkolaborasi dengan
tim medis); terapi modalitas seperti terapi aktivitas kelompok, terapi lingkungan dan
terapi keluarga. Dalam menyusun rencana tindakan perlu mempertimbangkan
memberikan asuhan keperawatan untuk beberapa diagnosis pada satu kali pertemuan.
Seluruh tindakan keperawatan dapat dilesesaikan dalam beberapa kali pertemuan dan
selanjutnya mengevaluasi tanda dan gejala yang masih ada dan memvalidasi
kemampuan mengatasi diagnosis yang telah membudaya. Kemampuan yang
diharapkan dicapai adalah kemampuan pasien dan keluarga. Rencana tindakan
keperawatan ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
29
4. TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat melalui
pelayanan di Puskesmas dan kunjungan rumah. Standar asuhan keperawatan terdiri
dari tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga. Perawat melakukan asuhan
keperawatan di Puskesmas dan kunjungan rumah dengan langkah-langkah berikut :
a. Bertemu dengan keluarga melakukan kontrak, mengidentifikasi masalah yang
dialami pasien dan keluarga
b. Bertemu dengan pasien, mengkaji dan mengajarkan keterampilan mengatasi
masalah.
c. Bertemu keluarga untuk mengajarkan keterampilan tentang cara merawat dan
mengevaluasi kegiatan yang dilakukan oleh pasien
Demikian seterusnya, tindakan keperawatan diberikan kepada pasien secara bertahap
hingga mandiri, juga kepada keluarga dengan mengajarkan keluarga cara merawat
dan mengevaluasi kegiatan pasien di rumah. Jika pasien sudah mandiri maka
perawatan pasien dilimpahkan kepada keluarga untuk pemantauan perkembangan
kondisi pasien. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi pasien saat ini. Tujuannya adalah memberdayakan pasien dan keluarga agar
30
VIII. REFERENSI
Fortinash, K.M., and Worret, P.A.H. (2004). Psychiatric mental health nursing. Third
edition. St. Louis: Mosby An Affiliate of Elsevier
Lundy, K.S., & Janes, S. (2009). Community Health Nursing : Caring for the
Public’s Health. 2nd ed. Boston : Jones and Bartlett Publisher.
Stuart, G.W., Laraia, M.T. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing.
8th edition. Missouri: Mosby.