BISMILLAH
5S
Definisi, f.risiko, epidemiologi
Tinjaun pustaka: anatomi histologi, biokimia, proses repirasi, pertahanan paru
Patogenesis
Manifestasi klinis
Klasifikasi
Kriteria diagnosis: anamnesis, pf, pp keseluruhan terus sebutkan yg ditemukan di
pasien dan termasuk klasifikasi brp
Penatalaksanaan
Komplikasi
prognosis
1.DEFINISI
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang mempunyai karakteristik
keterbatasan jalan napas yang tidak sepenuhnya reversibel. Gangguan yang bersifat progresif
ini disebabkan inflamasi kronik akibat pajanan partikel atau gas beracun.
2. FAKTOR RISIKO
1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih
penting
dari faktor penyebab lainnya.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :
a. Riwayat merokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
- Bekas perokok
b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata
batang rokok
dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun :
- Ringan : 0-200
- Sedang : 200-600
- Berat : >600
2. Riwayat terpajan polusi udara
Polusi di dalam ruangan: asap rokok, asap kompor.
Polusi di luar ruangan : Gas kendaraan bermotor, debu jalanan
polusi ditempat kerja
3. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
4. Genetik :defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia
5. Sosio ekonomi
3. EPIDEMIOLOGI
WHO menyebutkan PPOK merupakan penyebab kematian keempat didunia yaitu akan
menyebabkan kematian pada 2,75 juta orang atau setara dengan 4,8%.
Indonesia: tidak ada data pasti, dipastikan prevalensi meningkat keran jumlah perokok
banyak.
A. ANATOMI HISTOLOGI
B. BIOKIMIA DAN PROSES RESOIRASI
C. MEKANISME PERTAHAN PARU
Paru-paru mempunyai pertahanan khusus dalam mengatasi berbagai kemungkinan terjadinya
kontak dengan aerogen dalam mempertahankan tubuh. Sebagaimana mekanisme tubuh pada
umumnya, maka paru-paru mempunyai pertahanan seluler dan humoral. Beberapa
mekanisme pertahanan tubuh yang penting pada paru-paru dibagi atas(Rab,1996) :
1. Filtrasi udara
Partikel debu yang masuk melalui organ hidung akan :
- Yang berdiameter 5-7 μ akan tertahan di orofaring.
- Yang berdiameter 0,5-5 μ akan masuk sampai ke paru-paru
- Yang berdiameter 0,5 μ dapat masuk sampai ke alveoli, akan tetapi dapat pula di keluarkan
bersama sekresi.
2. Mukosilia
Baik mucus maupun partikel yang terbungkus di dalam mucus akan digerakkan oleh silia
keluar menuju laring. Keberhasilan dalam mengeluarkan mucus ini tergantung pada
kekentalan mucus, luas permukaan bronkus dan aktivitas silia yang mungkin terganggu oleh
iritasi, baik oleh asap rokok, hipoksemia maupun hiperkapnia.
4. Fagositosis
Sel fagositosis yang berperan dalam memfagositkan mikroorganisme dan kemudian
menghancurkannya. Makrofag yang mungkin sebagai derivate monosit berperan sebagai
fagositer. Untuk proses ini diperlukan opsonim dan komplemen.
Faktor yang mempengaruhi pembersihan mikroba di dalam alveoli adalah :
- Gerakan mukosiliar.
- Faktor humoral lokal.
- Reaksi sel.
- Virulensi dari kuman yang masuk.
- Reaksi imunologis yang terjadi.
- Berbagai faktor bahan-bahan kimia yang menurunkan daya tahan paru, seperti alkohol, stress,
udara dingin, kortekosteroid, dan sitostatik.
I
5. PATOGENESIS
6.MANIFESTASI KLINIS
7. .KLASIFIKASI
8. Kriteria diagnoisis