Anda di halaman 1dari 26

Seorang Bayi Usia 3 Hari Mengalami

Ikterus Sejak Usia 2 Hari


Skenario
Seorang bayi lelaki B 4 hari mengalami warna kuning sejak usia 2 hari
yg lalu. Bayi lahir secara sectio caesaria atas indikasi preeklamsia.Apgar
score 4/6 dengan berat lahir 2100 gr. Ibu tidak ada mengkonsumsi obat
saat hamil kecuali vitamin dari bidan. Selama hamil tekanan darah ibu
normal. Trauma fisik selama kehamilan disangkal dan belakangan
kesibukan di warung agak meningkat menjelang persalinan ibu demam
dan hanya mengkonsumsi obat dari warungnya sendiri. Saat ini bayi
masih mendapat asi. Riwayat BAK dan BAB lancar dan sekali-sekali
gumoh. Pada pemeriksaan fisis bayi : kesadaran kompos mentis. Pada
wajah, sklera, dan sebagian ubuh terlihat ikterus. Bayi tampak kurang
aktif, tidak demam dan tidak sesak. Jantung dan paru dalam batas
normal. Tidak ada distensi abdomen dan kelainan kongenital lainnya.
Pemeriksaan laboratorium darah rutin normal dan kadar bilirubin total
18.8 mg/dl. Saat ini bayi masih mendapat ASI. Riwayat BAK dan BAB
lancar dan sekali-sekali gumoh.
Identitas Pasien
 Nama :B
 Umur : 4 hari
 Jenis kelamin : laki- laki
 Nama orangtua :-
 Alamat :-
 Umur orang tua :-
 Pendidikan orang tua :-
 pekerjaan orang tua :-
 Agama dan suku bangsa :-
MASALAH DASAR MASALAH HIPOTESIS

Hiperbilirubinemia  Ikterus sejak 2 hari Ikterus Fisiologis

 Kadar bilirubin total 18.8 Ikterus Patologis


mg/dl - Prehepatik:
 Anemia hemolitik
 Inkontibilitas Rh
- Intrahepatik
 Hepatitis
 Defisiensi enzim glukoronil
transferase
- Posthepatik
 Obstuksi bile duct
 Atresia bille duct

Berat lahir 2100 gr  Intra Uterine Growth Restriction


Bayi Berat Lahir Rendah
(IUGR)
(BBLR)
 Prematur
Pemeriksaan Fisik
 Status Generalis
1. Keadaan Umum
 Tingkat Kesadaran
 Tingkat kesadaran pasien compos mentis
 Kesan Sakit
 Bayi tampak kurang aktif,tidak demam dan tidak sesak
 Status Antropometri
 BB : 2100 gram (Kurang)
 Normal : 2500-4000 gram
2. Tanda Vital

Hasil Pemeriksaan Nilai Normal


Suhu Normal 36,5° - 37,2°C
Denyut nadi - 100-180 denyut/mnt
Irama denyut - teratur(reguler)
Tekanan darah - 80/45mmHg
Pernafasan - 30-60 X/mnt

3. Status lokalis
 ikterus pada wajah,sklera, dan sebagian tubuh.
Interpretasi Pemeriksaan Fisik
 Bayi dalam keadaan sadar  kesadaran baik, tidak ada
penurunan kesadaran.

 Tanpa demam
 ikterus pada wajah, sklera, dan sebagian tubuh
Pemeriksaan Penunjang
 Didapatkan
 Bilirubin total : 18.8 mg/dl  resiko tinggi menimbulkan
toksik dan komplikasi
Pemeriksaan Penunjang Tambahan
 Direncanakan pemeriksaan penunjang untuk mencari
etiologi :
 Coombs test, untuk memeriksa antibodi yang menghancurkan sel
darah merah bayi.
 pemeriksaan darah lengkap
 pemeriksaan hitung retikulosit(7)
 Golongan darah dan rhesus ibu dan bayi
 Screening G6PD
 Kadar albumin
 Kultur darah dan urin
 Tes fungsi hati
 Tes fungsi ginjal
Patofisiologi
Patofisiologi
Penatalaksanaan
1. KAUSAL
2. SIMPTOMATIK  menurunkan kadar bilirubin
PENANGANAN HIPERBILIRUBINEMIA PADA
NEONATUS (rekomendasi American Academy of
Pediatrics)
 Neonatus sehat dan cukup bulan

Pertimbangan Transfusi tukar Transfusi tukar


Usia Fototerapi
jika fototerapi dan intensif
Fototerapi
intensif gagal fototerapi

≤ 24 jam - - - -
25-48 ≥ 12 ≥ 15 ≥ 20 ≥ 25
49-72 ≥ 15 ≥ 18 ≥ 25 ≥ 30
 72 ≥ 17 ≥ 20 ≥ 25 ≥ 30
 Neonatus prematur (sehat dan sakit)

Berat Badan Neonatus Sehat Neonatus Sakit

Fototerapi Transfusi Tukar Fototerapi Transfusi Tukar

< 1500 gr 5-8 13-16 4-7 10-14

1500-2000gr 8-12 16-18 7-10 14-16

2000-2500gr 12-15 18-20 10-12 16-18

> 2500 gr Tabel 1 Tabel 1 13-15 17-20


KETERANGAN:
1. Bila kadar bilirubin darah ≥ 5 mg% harus dicari penyebabnya.
2. Fenobarbital diberikan sebanyak 5-10 mg/kgBB/hari sampai kadar
bilirubin darah ≤ 7,5 mg%.
3. Bila terapi sinar gagal, ganti dengan transfusi tukar.
4. Sebelum dan sesudah transfusi tukar, berikan terapi sinar.
5. Bila terdapat salah satu hal sebagai berikut:
 Asfiksi
 Sindrom gangguan pernapasan idiopatik
 Asidosis metabolik
 Kadar protein total < 5 mg%
 Berat badan lahir < 1500 gram
 Tanda-tanda kelainan susunan saraf pusat

6. Berikan terapi sesuai dengan kadar bilirubin darah yang lebih tinggi
berikutnya.
Jenis Terapi
A. Terapi sinar
Bertujuan mencegah bilirubin menjadi senyawaan dipirol yang
nontoksik dan dikeluarkan melalui urin dan feses.
 Indikasi :
 Kadar bilirubin darah ≥ 10 mg%.
 Pra/ pasca transfusi tukar
B. Transfusi tukar
 Indikasi:
 Kadar bilirubin indirek darah ≥ 20 mg%.
 Kenaikan kadar bilirubin indirek darah yang cepat : 0,3- 1
mg%/jam
 Anemia berat disertai payah jantung
 Bayi dengan Hb tali pusat < 14 mg% dan tes Coombs positif.
Tatalaksana Kasus
Prosedur Terapi sinar
1. Persiapan unit terapi sinar
a) Hangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan, bila
perlu, sehingga suhu di bawah lampu antara 30 0C sampai 38 0C.
b) Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens berfungsi
dengan baik
c) Ganti tabung/lampu fluoresens yang telah rusak atau berkelip-kelip
(flickering)
 Catat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung tersebut.
 Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan, walaupun
tabung masih bisa berfungsi.
d) Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator, dan tempatkan
tirai putih di sekitar daerah unit terapi sinar ditempatkan untuk
memantulkan cahaya sebanyak mungkin kepada bayi
2. Pemberian Terapi sinar
 Tempatkan bayi di bawah sinar terapi sinar.
- Tempatkan bayi dalam keadaan telanjang pada basinet.
- Letakkan bayi sesuai petunjuk pemakaian alat dari pabrik.
 Tutupi mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang
hidung bayi tidak ikut tertutup. Jangan tempelkan penutup
mata dengan menggunakan selotip.
 Balikkan bayi setiap 3 jam
 Pastikan bayi diberi makan: motivasi ibu untuk menyusui
bayinya dengan ASI ad libitum, paling kurang setiap 3 jam
 Selama menyusui, pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan
lepaskan penutup mata.
 Pemberian suplemen atau mengganti ASI dengan makanan
atau cairan lain (contoh: pengganti ASI, air, air gula, dll) tidak
ada gunanya.
 Bila bayi menerima cairan per IV atau ASI yang telah
dipompa (ASI perah), tingkatkan volume cairan atau ASI
sebanyak 10% volume total per hari selama bayi masih
diterapi sinar .
 Bila bayi menerima cairan per IV atau makanan melalui
NGT, jangan pindahkan bayi dari sinar terapi sinar .
 Perhatikan: selama menjalani terapi sinar, konsistensi tinja
bayi bisa menjadi lebih lembek dan berwarna kuning.
Keadaan ini tidak membutuhkan terapi khusus.
 Teruskan terapi dan tes lain yang telah ditetapkan.
 Pindahkan bayi dari unit terapi sinar hanya untuk melakukan
prosedur yang tidak bisa dilakukan di dalam unit terapi sinar
.
 Bila bayi sedang menerima oksigen, matikan sinar terapi sinar sebentar
untuk mengetahui apakah bayi mengalami sianosis sentral (lidah dan
bibir biru)

 Ukur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar terapi sinar setiap 3 jam.
Bila suhu bayi lebih dari 37,5 oC, sesuaikan suhu ruangan atau untuk
sementara pindahkan bayi dari unit terapi sinar sampai suhu bayi antara
36,5 0C - 37,5 0C.

 Ukur kadar bilirubin serum setiap 24 jam, kecuali kasus-kasus khusus.

 Hentikan terapi sinar bila kadar serum bilirubin < 13mg/dL

 Bila kadar bilirubin serum mendekati jumlah indikasi transfusi tukar,


persiapkan kepindahan bayi dan secepat mungkin kirim bayi ke rumah
sakit tersier atau senter untuk transfusi tukar. Sertakan contoh darah ibu
dan bayi.
 Bila bilirubin serum tidak bisa diperiksa, hentikan terapi sinar setelah 3 hari.

 Setelah terapi sinar dihentikan, observasi bayi selama 24 jam dan ulangi
pemeriksaan bilirubin serum bila memungkinkan, atau perkirakan keparahan
ikterus menggunakan metode klinis.

 Bila ikterus kembali ditemukan atau bilirubin serum berada di atas nilai untuk
memulai terapi sinar , ulangi terapi sinar seperti yang telah dilakukan. Ulangi
langkah ini pada setiap penghentian terapi sinar sampai bilirubin serum dari
hasil pemeriksaan atau perkiraan melalui metode klinis berada di bawah nilai
untuk memulai terapi sinar.

 Bila terapi sinar sudah tidak diperlukan lagi, bayi bisa makan dengan baik dan
tidak ada masalah lain selama perawatan, pulangkan bayi.

 Ajarkan ibu untuk menilai ikterus dan beri nasihat untuk membawa kembali
bayi bila bayi bertambah kuning
Komplikasi
 Ensefalopati bilirubin akut
 Kern Ikterus
 Sepsis
 Kematian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai