Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan ke : 8 (Delapan)

Har i&tanggal : Senin, 11 Desember 2017

Pemateri : Ari Susanti. S.KM., M.Kes

JudulMateri : Penyakit akibat kerja pada perawat; penyakit menular


dan tidak menular
1. Penyakit akibat kerja pada perawat; penyakit menular dan tidak
menular

Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab


yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya
terdiri dari satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara
proses penyakit dan hazard di tempat kerja.

Citra masyarakat bahwa rumah sakit adalah tempat yang sangat


bersih sudah berlangsung lama, sehingga tenaga kerjanya tidak akan
terserang penyakit karena tempat kerjanya yang bersih dan tahu seluk
beluk penyakit. Menjadi hal sulit dipercaya masyarakat jika tenaga
kesehatan sakit, apalagi dokter jatuh sakit. Data tahun 1994 dari Bureau of
Labor Statistic di Amerika Serikat menyatakan dari 5 juta warganya yang
bekerja di rumah sakit, 40% di antaranya adalah dokter, perawat, apoteker
serta para asistennya. Sebuah kelompok tenaga kerja yang mempunyai
risiko besar terpajan bahan-bahan berbahaya di rumah sakit.

Faktor Lingkungan kerja sangat berpengaruh dan berperan sebagai


penyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK)
(Occupational Diseases) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja (Permenaker No. Per. 01/Men/1981) yang akan
berakibat cacat sebagian maupun cacat total.Cacat Sebagian adalah
hilangnya atau tidak fungsinya sebagian anggota tubuh tenaga kerja untuk
selama-lamanya. Sedangkan Cacat Total adalah keadaan tenaga kerja
tiadak mampu bekerja sama sekali untuk selama-lamanya.

a. Penyakit menular

Rumah sakit masa kini, layaknya sebuah industri mempunyai


beragam persoalan tenaga kerja yang rumit dengan berbagai risiko
terkena penyakit akibat kerja sesuai jenis pekerjaannya. Seiring
kemajuan teknologi kedokteran, ditemukannya penyakit baru
(HIV), serta kemunculan penyakit lama (TB) menjadikan rumah
sakit tidak lagi menjadi tempat teraman untuk bekerja.
b. Penyakit tidak menular

Bila dipandang sebagai sebuah industri, sepatutnya upaya


kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit (K3RS)
(Occupational Health and Safety Program) tidak dilihat sebagai
barang mahal, tapi seharusnya menjadi nilai tambah bagi
organisasi rumah sakit itu sendiri. Menjadi sangat tepat bila upaya
K3RS merupakan salah satu bidang penilaian pemberian akreditasi
rumah sakit di Indonesia oleh Depkessos RI.

2. Penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja pada perawat


Setiap hari kontak langsung dengan pasien dalam waktu cukup
lama (6-8 jam/hari), sehingga selalu terpajan mikroorganisme patogen.
Dapat menjadi pembawa infeksi dari satu pasien ke pasien lain, atau ke
perawat lainnya. Harus sangat berhati-hati (bersama apoteker) bila
menyiapkan dan memberikan obat-obatan antineoplastik pada pasien
kanker. Selalu mencuci tangan setelah melayani pasien, melepas masker
dan kap (topi perawat) bila memasuki ruangan istirahat atau ruangan
makan bersama. Abortus spontan, lahir prematur dan lahir mati sering
dialami perawat yang bertugas di ruang rawat inap/ bangsal perawatan.
Menurut hasil penelitian di Cleveland Clinic Hospital dan 22 RS di Ohio
(1993-1996) di Amerika Serikat, terbanyak ditemukan cedera sprain dan
strain pada perawat. Nyeri pinggang (back injuries) merupakan keluhan
terbanyak dari cedera tersebut dan lebih banyak menimpa perawat wanita.
Penyebabnya ditengarai adalah seringnya kerja otot statik, seperti
mengangkat pasien dan kerja bergilir (work shift). Bagaimana kerja
bergilir mempengaruhi nyeri punggung, perlu diteliti lebih lanjut.
3. Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat
Upaya K3RS dibagi dalam dua bidang, yaitu kesehatan kerja dan
keselamatan kerja, yang dilaksanakan dalam waktu bersamaan.
a. Kesehatan Kerja
1) Pelayanan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2) Tujuan yaitu untuk Mendapatkan tenaga kerja berstatus kesehatan
optimal dengan gizi baik, semangat kerja tinggi sehingga efisien dan
produktif.
3) Kegiatan yang dilakukan yaitu:
a) Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala pada tenaga kerja
tertentu.
b) Imunisasi Hepatitis B, bagi tenaga kerja yang sering
berhubungan dengan cairan tubuh, seperti perawat yang
memasang infus, transfusi darah.
c) Pengobatan tenaga kerja yang sakit, untuk menghentikan
perjalanan penyakit dan komplikasinya.
b. Keselamatan Kerja
1) Tujuan yaitu untuk menghindari atau memperkecil kecelakaan
kerja di tempat kerja karena ketidaktahuan atau kurang mengerti
penggunaan alat kerja serta risiko bahaya yang menyertainya.
2) Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Latihan kerja yang aman, latihan penggunaan alat kerja dan alat
pelindung diri (APD).
b) Komunikasi, dengan cara pertemuan singkat sebelum bekerja
(safety talk), pemasangan poster mengenai keselamatan kerja.
c) Pengawasan dan monitoring dengan alat terhadap bahan
berbahaya secara berkala ruangan kerja dan lingkungan kerja yang
dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang berlaku.
d) Sistem perlindungan bahaya kebakaran di rumah sakit, dengan
merencanakan pintu keluar darurat, sistem peringatan bahaya
(alarm system), sumber air terdekat, perawatan alat pemadam
kebakaran.
DAFTAR PUSTAKA

Murwani Anita, Skep. 2003. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.


Yogyakarta. Fitramaya.
Rachman, Abdul, et al. 1990. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi
Pendidikan Tenaga Sanitasi. Jakarta: Depkes RI, Pusdiknakes.
Silalahi, Benet dan Silalahi, Rumondang. 1985. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.
http://blog.ilmukeperawatan.com/peran-fungsi-perawat-dan-tugas
perawat.html
http://sis-doank27.blogspot.com/2010/11/peran-dan-fungsi-perawat-
komunitas.html

Anda mungkin juga menyukai