PENDAHULUAN
a)I. PENDAHULUAN
Pada Bab Pendahuluan ini memaparkan latar belakang masalah, tujuan
analisa, ruang lingkup kajian dan sistematika penulisan. Bab ini memberikan
gambaran umum mengenai isi dari laporan ini.
Kerugian V-belt:
1. V-belt tidak bisa digunakan untuk jarak pusat yang panjang, karena berat per unit
panjang yang besar.
2. V-belt tidak bisa tahan lama sebagaimana pada belt datar.
3. Konstruksi pulley untuk V-belt lebih rumit dari pada pulley dari belt datar.
4. Karena V-belt mendapat sejumlah creep tertentu, oleh karena itu tidak cocok untuk
penerapan kecepatan konstan.
5. Umur belt sangat dipengaruhi oleh perubahan temperature, tarikan belt yang tidak
tepat dan panjang belt yang tidak seimbang.
6. Tarikan sentrifugal mencegah penggunaan V-belt pada kecepatan di bawah 5 m/s
dan di atas 50 m/s.
Fungsi V-Belt
V-BELT digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke
poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama atau
berbeda.Puli V-belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk
mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai, kopling dan roda gigi.
Bahan dari V-Belt itu sendiri terdiri dari:
- Canvas (kampas/kain mota/Terpal) Berfungsi sebagai bahan pengikat struktur
karet.
- Rubber (Karet) berfungsi sebagai Elastisitas dari V-belt dan menjaga agar V-belt
tidak Slip.
- Cord (Kawat Pengikat) berfungsi penguat agar V-Belt Tidak Gampang Putus.
https://iyaora.blogspot.com/2015/04/sistem-cara-kerja-rangkaian-cvt-pada-
sepeda-motor-matic.html
Pada putaran stasioner kopling sentrifugal belum bisa bekerja karena gaya
tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu
kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak
berputar.... Pada saat putaran mesin mulai meninggi, maka terjadi gaya sentrifugal
yang lebih kuat dari gaya tarik per kopling... Pada putaran yang tinggi, sepatu
kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling.
Pergerakan ini terjadi akibat gaya sentrifugal pada berat roller yang terdapat
pada pulley primer... Saat pulley primer berputar semakin tinggi maka akan terjadi
gaya sentrifugal yang membuat roller terlepar dan mendorong sliding sheave ke
arah fixed sheave.... Sehingga akan terjadi tekanan pada sliding sheave
mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar atau membesar dan menarik
V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam atau mengecil.
Pada sitem penggerak CVT ini komponen yang perlu di perhatikaan adalah
roller... Berat roller sangat berpengaruh pada pergerakan vbelt... Jika roller sudah
aus atau peyang maka akan timbul suara kasar, saat berakselerasi timbul suara
seperti mendengung.
(2.5)
(2.6)
Keterangan:
r1 =Jari-jari pulley besar (mm) r2 = Jari-jari pulley kecil (mm) x = Jarak antar
poros (mm) θ = Sudut kontak sabuk dan puli
(2.7)
Keterangan:
L = Panjang sabuk (mm) x = Jarak sumbu poros (mm) r1 = Jari-jari poros
kecil (mm) r2 = Jari-jari poros besar (mm)
c. Kecepatan linier sabuk (v) dapat ditentukan oleh rumus.
(2.8)
Keterangan:
v = Kecepatan sabuk (m/s) Dp = Diameter puli penggerak (mm)
N = Putaran puli penggerak (rpm)
Tc = m. v2 (2.9)
Keterangan:
Tc = Gaya sentrifugal (N) m = Massa (kg) v = Kecepatn linier sabuk (m/s2)
T1 = Tmax – Tc (2.11)
Keterangan:
T1 = Gaya sisi kencang sabuk (N)
Tmax = Gaya maksimum sabuk (N)
Tc = Gaya sentrifugal sabuk (N)
g. Gaya tarik sisi kendor pada sabuk (T2) dapat ditentukan dengan rumus:
(2.12)
Keterangan:
T1 = Tarikan sisi kencang (N)
T2 = Tarikan sisi kendor (N)
= Koefisien gesek untuk puli dengan sabuk
= Sudut kontak (rad) β = Sudut alur puli (…º)
2.4.1 Persamaan-persamaan yang dipakai pada Sabuk-V
1. Perbandingan Putaran (i)
Karena sabuk-V biasanya digunakan untuk menurunkan putaran, maka
perbandingan yang umum dipakai adalah perbandingan reduksi i (i>1) dimana :
N1
=i (2.1)
N2
dimana : N1 adalah putaran puli penggerak (rpm)
N2 adalah putaran puli yang digerakkan (rpm)
2. Daya Rencana (Pd)
Daya rencana adalah daya yang dipakai patokan untuk perencanaan
berikutnya. Dirumuskan sebagai berikut :
Sudut alur puli (β) dapat diketahui dengan melihat pada Tabel 2.1 yang
menunjukkan spesifikasi dan dimensi v-belt.
Tabel 2.1 Dimensi spesifikasi v-belt. (R.S. Khurmi & J.K. Gupta, 2005)
SNC 2 - 85
SNC 3 - 95
Baja Khrom Nikel
Pengerasan
SNC 21 80
kulit
SNCM 1 - 85
SNCM 2 - 95
SNCM 7 - 100
SNCM 8 - 105
Baja Khrom Nikel
SNCM Pengerasan
Molibden 90
22 kulit
(JIS G 4103)
SNCM Pengerasan
100
23 kulit
SNCM Pengerasan
120
25 kulit
SCr 3 - 90
SCr 4 - 95
SCr 5 - 100
Baja Khrom
Pengerasan
(JIS G 4104) SCr 21 80
kulit
Pengerasan
SCr 23 85
kulit
SCM 2 - 85
SCM 3 - 95
SCM 4 - 100
SCM 5 - 105
Baja Khrom
Pengerasan
Molibden SCM 21 85
kulit
(JIS G 4105)
Pengerasan
SCM 22 95
kulit
Pengerasan
SCM 23 100
kulit
Sf 40,45
Baja tempa ASTM A105=73
50,55
SNC BS 653M31
Baja nikel khrom
SNC 22 BS En36
SNCM 25 BS En39B
TAHAPAN PERANCANGAN
S TART
MERUMUSKAN MASALAH
PENGUMPULAN DATA
Spesifikasi Kendaraan
Mengukur Komponen
Sabuk V – belt
Menggambar Komponen
Sabuk V - belt
ANALISIS DATA
Analisis Gaya
Analisis Tegangan
Sy > ϭ . 𝑛
KESIMPULAN
GAMBAR TEKNIK
DOKUMEN
FINISH
Start
Start menjelaskan tentang latar belakang analisis pada sistem kerja Sabuk V
- belt, ruang lingkup kajian merupakan batasan dari masalah sehingga dapat
ditekankan pada suatu pokok bahasan, cara kerja dari Sabuk V – belt dan
sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan.
Merumuskan Masalah
Bab ini membahas tentang permasalahan pada rem tromol dan penyebab
dari permasalahan yang akan di analisis sehingga menjadi acuan dalam
proses analisa.
Analisis Data
Pada bab ini di jelaskan tentang sasaran dalam proses analisa Gaya dan
Tegangan, sehingga dapat menjawab permasalahan yang terjadi dalam cara
kerja Sabuk V-Belt.
Kesimpulan
Bagian ini berisi rangkuman hasil analisis untuk menjawab rumusan
masalah, tujuan dari analisa yang telah dibandingkan dengan landasan teori
serta data percobaan yang telah dilakukan.
Gambar Teknik
Berisikan tentang sketsa gambar bagian Sabuk V-belt beserta ukurannya
yang akan di uji dan komponen yang lainnya.
Dokumen
Berisikan foto lampiran, perhitungan atau pun data – data hasil perhitungan
dari percobaan yang dilakukan.
START
a
1. Daya yang akan
Ditransmisikan P (kW)
Putaran poros n1 (rpm) 13. Pemilihan sabuk-V (standar atau
Perbandingan putaran i sempit)
jarak sumbu poros C (mm) Kapasitas daya transmisi dari satu
sabuk pokok (kW)
3. Daya Rencana
15.Nomor nominal dan panjang sabuk
dalam perdagangan L (mm)
4. Momen rencana T1, T2 (kg mm)
> 11. 30
STOP
≤
END
>
https://motorisblog.com/%EF%BB%BFspesifikasi-honda-vario-110-karbu-
peniru-yang-menjadi-pelopor-fitur-baru/
https://motorisblog.com/%EF%BB%BFspesifikasi-honda-vario-110-karbu-
peniru-yang-menjadi-pelopor-fitur-baru/
Perhitungan sabuk-V :
N1 8000rpm
Perbandingan putaran (i) = = = 5,3
N2 1500rpm
Pd = P . fc (kW)
= 6,612 . 1,4
= 9,257 kW
Momen yang direncanakan (T)
Pd
T1 = 9,74.105 kg.mm .
N1
9,257
= 9,74.105 kg.mm .
8000
= 1127,039 kg.mm
Pd
T2 = 9,74.105 kg.mm .
N2
9,257
= 9,74.105 kg.mm .
1500
= 6010,878 kg.mm
dengan : r = 84/2 = 42 mm
l = 20 mm
P 6124w
S= = 8,66 m⁄ = 707,15 N .9,8 m⁄s 2 = 6930,16 kg
v s
6930,16
𝜏𝑏 = = 8,250 kg⁄mm2 .
42.20
Maka tipe sabuk-V di dapatkan dengan diameter luar puli penggerak 74
mm, dan luar diameter puli yang digerakkan 213 mm
4.2 POROS
4.2.1. Perhitungan Poros
7,934
= 9,74.105 kg.mm .
800
= 9,659 kg.mm
Bahan poros yang diambil, dilihat dari tabel. Baja paduan untuk poros, pada
lampiran adalah Baja Khrom Nikel Molibden (JIS G 4103) SNCM 25.
b ijin = 120 kg/mm2
120
=
6.2
= 10 kg/mm2
1/ 3
5,1
ds 1,0 1,2 9496,5
10
= 5811,8581/3 51
,
= 17,50 mm
dimana :
A = Bantalan radial A
B = Bantalan radial B
C = Kopling
Q = Beban terbagi rata untuk poros
WP 3.485
= = 2.904kg / mm
L 0,12
V-BELT adalah sebuah produk power transmission terbuat dari karet dan
mempunyai penampung trapezium. digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa
tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula.
Bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian
dalamnya akan bertambah besar. Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara
dua buah poros mengakibatkan tidak memungkinkannya mengunakan transmisi
langsung dengan roda gigi.
Keuntungan Memakai V-Belt
Bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar
bagian dalamnya akan bertambah besar. Berikut ini adalah kelebihan yang dimiliki
oleh Sabuk-V:
Sabuk-V dapat digunakan untuk mentransmisikan daya yang jaraknya relatif
jauh.
Memiliki faktor slip yang kecil.
Mampu digunakan untuk putaran tinggi.
Dari segi harga Sabuk-V relatif lebih murah dibanding dengan elemen transmisi
yang lain.
Pengoperasian mesin menggunakan Sabuk-V tidak membuat berisik.
Kerugian V-belt:
7. V-belt tidak bisa digunakan untuk jarak pusat yang panjang, karena berat per
unit panjang yang besar.
8. V-belt tidak bisa tahan lama sebagaimana pada belt datar.
9. Konstruksi pulley untuk V-belt lebih rumit dari pada pulley dari belt datar.
10. Karena V-belt mendapat sejumlah creep tertentu, oleh karena itu tidak cocok
untuk penerapan kecepatan konstan.
11. Umur belt sangat dipengaruhi oleh perubahan temperature, tarikan belt yang
tidak tepat dan panjang belt yang tidak seimbang.
Perhitungan Puli :
Diameter puli yang di dapatkan dari hasil pengkuran yaitu (dp) = 75 mm.
Diameter minimum puli yang digerakkan (Dp)
Dp = 240 mm
Nilai k = 4,5 untuk penampang sabuk-V di dapat dari table.
Diameter luar puli penggerak (dk)
dk = 84 mm
Diameter luar puli yang digerakkan (Dk)
Dk = 249 mm
Kecepatan linier sabuk-V (v)
v= 8,66 m/s
dengan : r = 84/2 = 42 mm
l = 20 mm
P 6124w
S= v
= 8,66 m⁄ = 707,15 N .9,8 m⁄s 2 = 6930,16 kg
s
Maka tipe sabuk-V di dapatkan dengan diameter luar puli penggerak 74
mm, dan luar diameter puli yang digerakkan 213 mm
Perhitungan Poros
Faktor koreksi daya yang akan direncanakan (fc)
Fc = 1,2 (untuk daya normal)
Daya rencana (Pd)
Pd = 7,934 KW
Momen Rencana (T)
T = 9,659 kg.mm
Bahan poros yang diambil, dilihat dari tabel. Baja paduan untuk poros, pada
lampiran adalah Baja Khrom Nikel Molibden (JIS G 4103) SNCM 25.
b ijin = 120 kg/mm2
Sf1 = 6,0 (harga 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh massa, dan baja paduan)
Sf2 = 2,0 (untuk pengaruh-pengaruh lainnya)
Tegangan geser yang diijinkan (a)
τa = 10 kg/mm2
Diameter Poros (ds)
1/ 3
5,1
ds K t CbT
a
1/ 3
5,1
ds 1,0 1,2 9496,5 = 5811,8581/3
10
= 17,50 mm
Perhitungan Bantalan
Ra Rb