Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 8

FENOMENA PENGUKURAN DASAR MESIN


“Surface tension, capillary effect and viscosity”

Oleh :
Alfy Isya Maulana NIM : 2111161128

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI MANUFAKTUR


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2020
1. VISKOSIMETER OSTWALD

Salah satu cara untuk menentukan harga kekentalan ialah menggunakan


metode Ostwald dimana prinsip kerjanya berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.

Pada metode Ostwald ini jika air dipakai sebagai pembanding, mula-mula
air dimasukkan melaui tabung A kemudian dihisap agar masuk ke tabung B
tepat sampai batas a kemudian dilepaskan dan siapkan stopwatch sebagai pengukur
waktu. Umpamanya waktu yang diperlukan air untuk bergerak dari permukaan
a sampai b sama dengan t1, setelah itu percobaan diganti dengan zat cair
lain dengan cara yang sama. Umpamanya diperlukan t2 dengan menggunakan
rumus Poiseville karena V, L dan R sama maka didapat persamaan :

Pada Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan
oleh berat cairan itu sendiri, jadi waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk melalui
batas “a” dan “b” dapat diukur menggunakan stop watch. Dengan kata lain,
Viskometer Ostwald yaitu dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan bagi
cairan dalam melewati 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer
Ostwald. Untuk mengkalibrasi viskometer Ostwald adalah dengan air yang sudah
diketahui tingkat viskositasnya.
Cara kerja Viskometer Ostwald:
1) Sebelum digunakan , viscometer hendaknya di bersihkan terlebih dahulu.
2) Letakkan viscometer pada posisi vertikal.
3) Pipet cairan yang akan ditentukan kekentalannya dimasukkan kedalam
reservoir a sampai melewati garis reservoirnya (kira-kira setengahnya).
4) Biarkan viscometer beberapa menit dalam thermostat untuk menyeimbangkan
atau mencapai suhu yang di kehendaki.
5) Cairan dihisap melalui pipa b sampai melewati garis m reservoirnya.
6) Cairan dibiarkan turun sampai garis n.
7) Catat waktu yang dibutuhkan cairan untuk mengalir dari garis m ke n.

2. VISKOSIMETER HOPPLER
Viskositas dapat juga ditentukan dengan cara hoppler, berdasarkan hukum
stokes (berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair). Pada viskosimeter
hoppler yang diukur waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola untuk melewati
cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan
bola yang terbuat dari kaca. Karena gaya gravitasi benda yang jatuh melalui
medium yang berviskositas dengan kecepatan yang besar sampai pada kecepatan
yang maksimum. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga respirok
sampel. Hukum Stokes berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair. Benda
bulat (bola) dengan jari-jari ( r ) dan massa jenis ( ℓi ) yang jatuh karena gaya
gravitasi melalui fluida dengan massa jenis ( ℓ ) fluida akan mempunyai gaya
grafitasi sebesar:

F 1 = (4/3) π r3 (ℓ - ℓi) g
Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besar.
Tetapi dalam medium yang memiliki gaya gesek yang makin besar bila kecepatan
benda bertambah besar. Pada saat kesetimbangan (Vmaks), besarnya kecepatan
benda jatuh tetap.
Menurut George Stokes untuk benda jatuh tersebut besarnya gaya gesekan
pada kesetimbangan :

F1 = F2 = 6 π r Vmaks η = (4/3) πr3 (ℓ - ℓi) g


dengan t = waktu bola jatuh setinggi h

pada percobaan ini dipakai penentuan harga relatif terhadap harganya:

Dimana ηx adalah viskositas zat x, ηa adalah viskositas air, ℓx adalah rapat


jenis zat x, ℓa adalah rapat jenis air, tx adalah waktu bola jatuh setinggi h pada zat
x dan ta adalah waktu bola jatuh setinggi h pada air.
Prosedur Kerja Dengan Viskosimeter Hoppler:
1) Ukur diameter bola
2) Timbang massa bola
3) Ukur panjang tabung viskosimeter dari batas atas - batas bawah
4) Tentukan massa jenis masing- masing cairan
5) Ukur temperature alat viskositas Hoppler
6) Isi tabung dengan aquades dan dimasukkan bola
7) Pada saat bola diatas, stopwatch dihidupkan
8) Pada saat bola dibawah, stopwatch dimatikan
9) Catat waktu bola jatuh dari batas atas sampai batas bawah
10) Tabung dibalik
11) Ulangi prosedur 3 – 6 sebanyak 3 kali berturut- turut, pada temperature lain
dan cairan yang lain.

3. VISKOSIMETER CONE AND PLATE (BROOKFIELD)


Viscometer Cone/Plate adalah alat ukur kekentalan yang memberikan
peneliti suatu instrumen yang canggih untuk menentukan secara rutin viskositas
absolut cairan dalam volume sampel kecil. Cone dan plate memberikan presisi yang
diperlukan untuk pengembangan data rheologi lengkap.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi akurasi dari alat ini, misalnya:
1) Dipakai pada cone dan plate ukuran sample
2) Waktu yang dibutuhkan untuk memungkinkan sampel untuk menstabilkan
pada pelat sebelum terbaca
3) Kebersihan kerucut dan plat
4) Jenis bahan, tinggi atau rendah viskositas, ukuran partikel
5) Tipe cone, cone rentang yang lebih rendah memberikan akurasi yang lebih
tinggi
6) Shear rate ditempatkan untuk sampel
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor
dengan bermacam kecapatan dan sampelnya digeser didalam ruang semit antara
papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar.

Prosedur Kalibrasi untuk Cone/Plate Viscometer


1. Atur jarak antara cone spindle dengan plate sesuai dengan Instruction Manual
2. Pilih viscosity standard yang akan memberikan nilai pembacaan antara 10%
hingga 100% dari Full Scale Range (FSR). Sebaiknya pilih standard dengan
nilai mendekati 100% FSR.
3. Masukkan sample ke dalam cup dan biarkan selama 15 menit untuk mencapai
suhu setting.
4. Lakukan pengukuran dan catat hasilnya baik % Torque dan cP.
Catatan :
 Spindle harus berputar minimum 5 putaran sebelum pengukuran diambil.
 Penggunaan standard pada rentang 5 cP s.d 5.000 cP dianjurkan untuk
instrument cone/plate. Jangan gunakan viscsity standard diatas 5.000 cP.
Toleransi dari viskosimeter Brookfield adalah 1% dari Full Scale Range
(FSR). FSR adalah nilai maksium yang mampu diukur oleh alat dengan kombinasi
setting Spindle dan Kecepatan putar spindle yang kita tetapkan. Sedangkan
toleransi dari cairan standard adalah 1% dari nilai viscosity cairan yang
bersangkutan.

4. VISKOSIMETER BOLA JATUH-STOKES

Terhadap sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida bekerja tiga
macam gaya, yaitu :

1) Gaya gravitasi atau gaya berat (W). gaya inilah yang menyebabkan benda
bergerak ke bawah dengan suatu percepatan.
2) Gaya apung (buoyant force) atau gaya Archimedes (B). arah gaya ini keatas
dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu.
3) Gaya gesek (Frictional force) Fg, arahnya keatas dan besarnya seperti yang
dinyatakan oleh persamaan :
Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besar, tetapi
dalam medium ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin
besar. Benda yang bentuknya tidak beraturan dan rumit serta besar akan
menghasilkan harga k yang besar.
Fluida yang viscositasnya besar akan menghasilkan harga k yang besar pula.
Untuk benda yang berbentuk bola dengan jari-jari R dan fluida dengan viskositas

 besarnya k dapat dinyatakan sebagai berikut:

Hubungan ini diberikan oleh Stokes dan berlaku untuk aliran fluida yang
laminer. Jika kedua rumus digabungkan, maka akan diperoleh gaya gesek:

Alat ini terdiri dari sebuah tabung yang di bagian dinding luarnya diselubungi
dengan air agar suhu di dalamnya konstan. Digunakan untuk menentukan
Viskositas cairan yang kental tetapi yang tembus cahaya agar dapat mengamati
jatuhnya bola besi sampai ke dasar tabung, menurut hukum Stokes :

Anda mungkin juga menyukai