Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
Ayugita Nurazizah Tamad G1A016001
Muhammad Maulana Rifqy G1A016008
Aviasenna Andriand G1A016015
Nabilah Hanna P. G1A016022
Aspianur G1A016031
Fiqham Muhamad Putra G1A016038
Gisma Chairunnisa G1A016045
Gusti Rama Dwitya G1A016052
Karenia Praptiningtyas G1A016059
Asha Haniazia G1A016067
Pembimbing :
dr. Nur Signa Aini Gumilas, M. Biotech.
19780912.200604.2.001
KELOMPOK 7
Ayugita Nurazizah Tamad G1A016001
Muhammad Maulana Rifqy G1A016008
Aviasenna Andriand G1A016015
Nabilah Hanna P. G1A016022
Aspianur G1A016031
Fiqham Muhamad Putra G1A016038
Gisma Chairunnisa G1A016045
Gusti Rama Dwitya G1A016052
Karenia Praptiningtyas G1A016059
Asha Haniazia G1A016067
B. Tujuan
1. Mengamati keadaan sanitasi di tempat pelayanan umum yaitu Taman Kota
Andhang Pangrenan,
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan pada Taman Kota Andhang
Pangrenan,
3. Menganalisis permasalahan kesehatan lingkungan berdasarkan keadaan
sanitasi Taman Kota Andhang Pangrenan,
4. Membuat cara penyelesaian masalah kesehatan lingkungan di Taman Kota
Andhang Pangrenan yang ditemukan,
5. Menyusun kesimpulan dan memberikan saran perbaikan keadaan lingkungan
sesuai dengan kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat di Taman Kota
Andhang Pangrenan,
6. Mengidentifikasi agen-agen lingkungan di tempat pelayanan umum yang
dapat berdampak pada kesehatan masyarakat di Taman Kota Andhang
Pangrenan.
C. Manfaat
Manfaat praktek lapangan bagi mahasiswa, institusi, tempat praktek
lapangan, dan masyarakat, yaitu :
A. Bagi Mahasiswa
1. Mendapatkan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh selama kuliah di tempat pelayanan umum, dan bekerja
sama dengan sesama anggota kelompok dalam menganalisis
kesehatan lingkungan,
2. Meningkatkan kesadaran dan keinginan hidup sehat bagi setiap
mahasiswa,
3. Dapat memberikan informasi dan saran kepada anggota keluarga
serta masyarakat dalam hal menjaga kesehatan diri dan lingkungan,
4. Mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa dalam
menganalisis permasalahan yang terdapat di Taman Kota Andhang
Pangrenan.
D. Bagi Masyarakat
1. Dapat ikut serta dalam meningkatkan kesehatan lingkungan dan status
kesehatan masyarakat khususnya bagi pengunjung Taman Kota
Andhang Pangrenan,
2. Mendapatkan informasi mengenai sanitasi kesehatan lingkungan,
3. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam hal kesehatan
lingkungan,
4. Meningkatkan kesadaran dan keinginan hidup sehat bagi masyarakat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum
Taman Kota Andhang Pangrenan Purwokerto merupakan tempat
rekreasi alternatif selain alun-alun Purwokerto. Terletak di Kelurahan
Karangklesem Purwokerto Selatan. Tepatnya di Jalan Gerilya, Purwokerto
Selatan, Karangklesem, Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah,
Indonesia. Diresmikan pada tanggal 13 April 2011 oleh Bupati Banyumas
pada saat itu yaitu Drs. Mardjoko. Sebelum menjadi Taman Kota Andhang
Pangrenan merupakan terminal bus Purwokerto, dikarenakan ada perubahan
pemerintahan pada waktu itu terminal bus Purwokerto dipindahkan ke Teluk.
Dan tempat bekas terminal tersebut dibuat sebuah taman kota yang kita kenal
dengan Taman Kota Andhang Pangrenan.
Di Taman Kota ini, anda dapat menjumpai beberapa wahana atau
media rekreasi seperti taman bermain anak, komedi putar, kereta mini, sepeda,
atv, odong-odong dan masih banyak lagi. Selain wahana rekreasi, di Andhang
Pangrenan anda dapat bersantai dibawah rimbunnya pepohonan, menikmati
angin segar, dan udara yang bersih. Karena fungsi dari taman kota tidak hanya
untuk media rekreasi atau wisata saja, melainkan juga sebagai paru-paru kota.
Dengan adanya taman kota ini tentu sangat membatu meminimalisir polusi
udara di area kota Purwokerto.
Secara umum, bagian dalam Taman Kota Andhang Pangrenan terbagi
menjadi 3 area yaitu area taman terbuka dan area panggung yang memiliki
atap seperti daun dan bangunan kantor yang berada tepat di tengah Taman
Kota Andhang Pangrenan. Tempat parkir terbagi menjadi dua bagian, yaitu
halaman parkir bagian timur dan selatan. Pada halaman parkir dipisahkan
antara area parkir untuk sepeda, kendaraan beroda dua dan kendaraan beroda
empat. Terdapat pula 2 loket yang menjual tiket masuk yaitu pada bagian
timur dan selatan dari Taman Kota Andhang Pangrenan. Untuk per orangnya
dikenakan biaya Rp 2.500. Loket ini berada dekat dengan halaman parkir
sehingga memudahkan pengunjung.
B. Sanitasi
Menurut World Health Organization (WHO), sanitasi adalah suatu
usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh
kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak
perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Usaha sanitasi
sangat mengutamakan pada sanitasi lingkungan karena sanitasi lingkungan
yang baik akan menghasilkan kesehatan masyarakat yang berkualitas baik
pula (Nugraheni, 2012).
Sanitasi lingkungan merupakan praktik perwujudan dan pemeliharaan
kondisi yang sehat dan higienis di dalam lingkungan. Sanitasi lingkungan
dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang
mempengaruhi kesejahteraan manusia. Kondisi tersebut mencakup pasokan
air yang bersih dan aman; pembuangan limbah dari manusia, hewan dan
industri yang efisien, perlindungan makanan dari kontaminasi biologis dan
kimia, udara yang bersih dan aman; rumah yang bersih dan aman (Suparlan,
2012).
Beberapa sanitasi yang penting dan harus diperhatikan adalah sanitasi
taman dan sanitasi restoran, yang meliputi sanitasi air, tanah dan udara. Dalam
mendirikan taman maupun restoran harus mengerti persyaratannya dan
memperhatikan sanitasinya agar tidak merugikan masyarakat sekitar, baik
secara fisik, biologis, maupun sosial.
a. Lokasi
1) Bangunan atau sarana umum sesuai dengan rencana umum tata ruang
setempat,
2) Tidak terletak pada daerah yang rawan bencana alam
3) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan
4) Tidak terletak pada bekas pembuangan sampah
5) Batas wilayah dengan lingkungan jelas
b. Tempat parkir
1) Pemisah dengan area wisata jelas
2) Terpisah antara mobil, motor, dan sepeda
3) Tidak terdapat genangan air
4) Tempat sampah jumlah cukup dengan jarak 10 meter
5) Terdapat tanda masuk dan keluar kendaraan
6) Terdapat tanaman hijau
7) Terdapat resapan air
c. Bangunan
1) Atap kuat, tidak bocor, tidak menjadi tempat berkembang vektor.
Kemiringan tidak menyebabkan genangan air, ketinggian sesuai, ada
penangkal petir bila >10 meter
2) Dinding bersih, tidak lembab, warna terang, pertemuan lantai dan dua
dinding lengkung. Permukaan yang terkena air terbuat dari bahan
kedap air
3) Lantai kedap air, rata, tidak licin, tidak retak, mudah dibersihkan,
kemiringan 4. Ventilasi min 20% luas lantai
4) Pencahayaan min 200 lux
5) Tinggi langit langit sesuai ketentuan
6) Toilet terpisah laki-laki dan perempuan
7) Tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
8) Tempat sampah sesuai tidak terjadi genangan
d. Pencahayaan
1) Minimal 100 lux
g. Pengelolaan sampah
1) Setiap kios/los/lorong terseia tempat sampah basah dan kering
2) Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup,
dan mudah dibersihkan
3) Tersedia alat angkut sampah yg kuat, mudah dibersihkan dan mudah
dipindahkan
4) Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kedap air,
kuat, kedap airatau kontainer, mudah dibersihkan dan mudah
dijangkau petugas pengangkut sampah
5) TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor) penular
penyakit
6) Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal
10 m dari bangunan pasar
7) Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam
h. Drainase
1) Selokan/drainase sekitar pasar tertutup dengan kisi yg terbuat dari
logam sehingga mudah dibersihkan
2) Limbah cair yg berasal dari setiap kios disalurkan ke instalasi
pengolahan air limbah (IPAL), sebelum akhirnya dibuang ke saluran
pembuangan umum
3) Kualitas limbah outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana
diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 112 tahun
2003 tentang kualitas air limbah
4) Saluran drainase memiliki kemiringan sesuai dg ketentuan yg berlaku
sehingga mencegah genangan air
5) Tidak ada bangunan los/kios diatas saluran drainase
6) Dilakukan pengujian koalitas air limbah cair secara berkala setiap 6
bulan sekali
i. Tempat ibadah
1) Tempat wudhu mudah dijangkau
2) Sarana besih dan tidak lembab
3) Cukup air bersih
4) Ventilasi dan pencahayaan cukup
j. Keamanan
1) Terdapat arena bermain anak
2) Terdapat smoking area
3) Terdapat ruang laktasi
4) Terdapat P3K
2. Sanitasi Restoran
Sesuai dengan Kepmenkes RI No 1098/MENKES/SK/VII/2003
tentang persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran, bahwa
restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di
sebagian atau seluruh bangunan yang permanen di lengkapi dengan peralatan
dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan
penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya. Fasilitas
sanitasi adalah sarana fisik bangunan dan perlengkapannya digunakan untuk
memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan faktor-faktor
lingkungan fisik yang dapat merugikan kesehatan manusia antara lain sarana
air bersih, jamban, peturasan, saluran limbah, tempat cuci tangan, bak
sampah, kamar mandi, lemari pakaian kerja (locker), peralatan pencegahan
terhadap lalat, tikus dan hewan lainnya serta peralatan kebersihan.
Persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran terdiri dari
beberapa aspek, yaitu lokasi dan bangunan; fasilitas sanitasi; dapur, ruang
makan, dan gudang bahan makanan; bahan makanan dan makanan jadi;
pengolahan makanan; tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan
jadi; penyajian makanan; peralatan; dan tenaga kerja. Aspek fasilitas sanitasi
pada persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran, antara lain
sebagai berikut (Kepmenkes, 2003).
a. Air bersih
1) Jumlah mencukupi
2) Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna
3) Angka kuman tidak melebihi nilai ambang batas.
4) Kadar bahan kimia tidak melebihi nilai ambang batas.
c. Toilet
1) Bersih
2) Letaknya tidak berhubungan langsung dengan dapur atau ruang
makan
1) Tersedia air bersih yang cukup
2) Tersedia sabun dan alat pengering
3) Toilet untuk pria terpisah dengan wanita
d. Tempat sampah
1) Sampah diangkut tiap 24 jam
2) Di setiap ruang penghasil sampah tersedia tempat sampah.
3) Dibuat dari bahan kedap air dan mempunyai tutup
4) Kapasitas tempat sampah terangkat oleh seorang petugas sampah
h. Locker karyawan
1) Tersedia locker karyawan dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan,
dan mempunyai tutup rapat.
2) Jumlahnya cukup.
3) Letak locker dalam ruang tersendiri.
4) Locker untuk karyawan pria terpisah dengan locker untuk wanita.
C. PHBS
1. Pengertian PHBS
Pengertian PHBS Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
mahluk hidup yang dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung yang dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku kesehatan
adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berhubungan
dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,
minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2007).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Kondisi sehat dapat dicapai
dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku
sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga oleh karena
itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan oleh setiap
anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah
tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi
kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman
penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat
(Depkes, 2006).
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi guna
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan
advokasi, bina suasana (social support), dan gerakan masyarakat
(empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan
masyarakat. Aplikasi paradigma hidup sehat dapat dilihat dalam
program Perilaku Hidup Bersih Sehat (Depkes RI, 2006).
2. Tujuan PHBS
a. Tujuan Umum:
Meningkatnya PHBS di tatanan rumah tanggaa, tatanan
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan
tatanan fasilitas kesehatan (Kemenkes RI, 2011).
b. Tujuan Khusus:
1) Meningkatkan komitmen dan aliansi strategis pemangku
kepentinganan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kota,
kecamatan, desa dan kelurahan untuk pembinaan PHBS.
2) Meningkatkan aliansi dan kemitraan dengan swasta/dunia usaha.
3) Meningkatkan peran serta organisasi masyarakat/kelompok
potensial.
4) Mengembangkan kebijakan pembinaan PHBS di tatanan rumah
tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan
fasilitas kesehatan di semua tingkat administrasi pemerintahan.
5) Memperkuat gerakan dan peran serta masyarakat melalui PHBS
di tatanan rumah tanggaa, tingkat pendidikan, tempat kerja,
tempat umum dan fasilitas kesehatan.
6) Meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada masyarakat di
tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat
umum dan fasilitas kesehatan.
7) Meningkatkan kapasitas pengelola pembinaan PHBS di tatanan
rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum
dan fasilitas kesehatan (Kemenkes RI, 2011).
b. Tempat Parkir
1. Terdapat batas yang jelas yang memisahkan antara area parkir dan
wisata
2. Terpisah mobil, motor, sepeda
3. Tidak ada genangan air
4. Tempat sampah dalam jumlah yang cukup jarak 10 m
5. Terdapat tanda masuk dan keluar kendaraan
6. Tanaman hijau
7. Area resapan air
c. Bangunan
d. Pencahayaan
Pada Taman Kota Andhang, terdapat beberapa kios penjualan makanan yang
terletak didalam taman sehingga memudahkan pengunjung untuk memenuhi
kebutuhan pangannya sekaligus menikmati suasana taman kota. Secara garis
besar, sudah tampak seperti standar kios makanan pada umumnya. Namun ada
beberapa yang sangat perlu dibenah, antara lain :
a. Tempat mencuci tangan
Tempat mencuci tangan pada penjual saat kita melakukan kunjungan
sudah memenuhi standar dan bisa digunakan yang berada disetiap
kios-kios. Namun, untuk cuci tangan pembeli atau untuk umum yang
berada diluar kios sudah terlihat kotor, berjamur, tidak mengalir air,
serta pipanya bocor. Selain memudahkan perkembangan vektor seperti
kecoa karena lembab, perilaku sehat cuci tangan para membeli tidak
bisa terlaksana sehingga memudahkan infeksi pada manusia tersebut.
b. Letak kios makan
Jarak salah satu kamar mandi dengan kios makan ada yang sangat
dekat yaitu kurang lebih 5m. Hal ini juga bisa mencemari makanan
karena pintu kamar mandi langsung berhadapan ke kios makanan
sehingga agent infeksius dari kamar mandi bisa saja terbang ke kios
makanan. Selain itu bau dan pemandangan dari kamar mandi
menggangu kenyamanan bagi konsumen
c. Tempat sampah
Dalam hal ini, taman kota ini sudah lengkap dari segi tempat sampah
namun kurang terawat seperti bak sampah yang terbuka karena
tutupnya hilang ataupun juga ada tempat sampah terlalu dekat dengan
kios makanan. Hal ini memudahkan vektor dari tempat sampah terbuka
untuk menularkan lewat makanan.
d. Meja
Ada beberapa meja yang terlihat berkarat namun pada permukaan
atasnya sudah diamankan dengan alas plastic namun yang sebagai
kakinya terlihat sangat berkarat memudahkan vektor penyakit tetanus.
g. Pembuangan Sampah
Tempat sampah di taman ini sudah cukup banyak dan lengkap, namun ada
beberapa yang kurang terawat yakni bak penutupnya hilang sehingga vektor
mudah menularkan masuk keluar dari tempat sampah. Tempat penampungan
sementaranyapun juga terbuka luas yang mengganggu para pengunjung.
Walaupun dipisahkan sekat antara organik dan anorganik, namun sampah terlihat
tetap tercampur antara keduanya. Vektor ataupun agent tentu saja mudah untuk
berkembang disini, karena tempat susah dibersihkan serta pengangkutan sampah
sangat minimal sehingga vektor/agent terlanjur berkembang dewasa.
i. Mushola
j. Keamanan
k. Fasilitan lain
Area bermain anak sudah dibangun cukup aman dan mudah pengawasannya
dari orang tua. Pada wahana yang besar seperti cora-cora juga sudah dilengkapi
petugas keamanan. Selain itu P3K juga sudah dilengkapi yang terletak di kantor
pusat untuk penolongan pertama pada pengunjung maupu karyawan di taman
tersebut
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Lokasi Taman Kota Andhang Pangrenan Purwokerto secara garis besar sudah
memenuhi aspek kriteria pembangunan area taman kota, namun mengenai
poin tidak terletak pada daerah yang rawan kecelakaan belum dapat
memenuhi syarat dikarenakan pada wilayah tersebut merupakan salah satu
titik yang sering terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor.
2. Ketersediaan kamar mandi pada Taman Kota Andhang Pangrenan Purwokerto
belum memenuhi standar kesehatan dan kebersihan karena masih terdapat
jentik nyamuk pada bak air yang merupakan tempat perkembangbiakan vektor
pada air kamar mandi, tidak adanya fasilitas sabun pada kamar mandi dan
kamar mandi pun tidak berjarak 10 meter dari tempat penjualan makanan.
3.
B. Saran
Berdasarkan hasil praktek lapangan dan analisa kelompok kami
terhadap Pasarraya Rita, perlu adanya pembenahan terhadap sanitasi di
Pasarraya Rita. Pada aspek mulai dari penyediaan air bersih, fasilitas, hingga
penataan barang. Penyediaan air bersih menurut kami masih butuh survei
lebih lanjut karena ketika kami survei, ditemukan jentik nyamuk dan kotoran
yang mengendap. Keterbatasan tempat cuci tangan, sabun, dan kamar mandi
juga perlu diperhatikan oleh pihak pengelola. Tata letak berbagai produk juga
masih perlu adanya pemetakan baik barang mentah, barang olah maupun
barang siap makan. Tidak hanya itu, dari aspek pembuangan limbah,
Pasarraya Rita perlu diperbaiki baik itu minimnya tempat sampah hingga
pembuangan akhir sampah dari pasar.