Anda di halaman 1dari 25

PENAMBAHAN PONDASI BOREPILE SETELAH DILAKUKAN REVIEW DESAIN

STUDI KASUS GEDUNG TIGA LANTAI DI TEBET JAKARTA SELATAN

DRAFT

DRAFT
DISISUSUN OLEH

KELOMPOK 6

ARIF WIJAYANTO 2018731150055


DIAH PRISTIKA 2018731150066
DICKY APRIYANTO 2018731150067
IMAM FAJAR SUBALIN 2018731150077
M SARIM KOBAK 2018731150086
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pondasi merupakan bagian paling bawah dari konstruksi bangunan yang mempunyai peranan yang
sangat penting dan bertugas meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (upper
structure/ super structure) ke dasar tanah yang cukup kuat mendukungnya. Suatu perencanaan pondasi
dikatakan benar apabila beban yang diteruskan pondasi ke tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang
bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui, maka penurunan yang berlebihan dan keruntuhan
dari tanah akan terjadi. Kedua hal tersebut akan menyebabkan kerusakan pada konstruksi yang berada
di atas dari pondasi tersebut.
Secara umum, pondasi dapat dibagi dua, yaitu pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi
dalam (deep foundation). Pondasi dangkal biasanya digunakan untuk menahan konstruksi yang
memiliki beban ringan, sedangkan pondasi dalam digunakan untuk konstruksi yang memiliki beban
lebih berat, yaitu bila kedalaman pondasi yang dibutuhkan untuk memikul beban sangat besar. Beban
yang dipikul oleh pondasi dalam harus dapat ditransfer ke lapisan tanah yang cukup keras agar pondasi
mampu memikul beban tersebut.
Dalam proyek pembangunan gedung tiga lantai telah dibangun namun belum selesai 100 % kemudian
pihak owner menunjuk tim pengkaji untuk mereview ulang apakah struktur dan daya dukung pondasi
sudah aman dan memenuhi standar SNI. Setelah dilakukan Review desain Tim pengkaji memberikan
usulan terhadap desain pondasi yang aman.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah
a. Bagaimana caranya agar pondasi tersebut terpenuhi daya dukungnya
b. Bagaimana metode pelaksanaanya karena sudah ada pondasi eksisting
3. Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah
a. Mendapatkan Gambaran bagaimana merencanakan pondasi yang aman
b. Mendapatkan Gambaran bagaimana Metode pelaksanaan penambahan pondasi bore
pile setelah ada pondasi eksisting, dalam pembangunan gedung tiga lantai.
4. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
a. Nilai perhitungan pembebanan didapatkan dari analisa menggunakan Software Etabs
b. Hasil Perhitungan daya dukung tanah didapatkan dari perhitungan Etabs, diambil dari
data laporan tim pengkaji.
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Keterangan Umum Proyek


Proyek Gedung 3 Lantai ini merupakan kajian terhadap struktur dan pondasi yang telah dibangun
namun belum selesai 100%, pihak Owner meminta kepada Tim Pcngkaji untuk memeriksa apakah
bangunan struktur tersebut sudah memenuhi sesuai persyaratan SNI yang berlaku serta kekuatan
pondasi existing memikul beban bangunan diatasnya. Gedung 3 Lantai yang berlokasi di Jalan Tebet
Timur Raya No.9, Jakarta Selatan dengan bangunan terdiri atas 3 lantai dengan penjelasan sebagai
berikut:
2. Pemodelan Struktur
Perhitungan Pembebanan dan Struktur mengunakan software Etabs, Pemodelan Struktur dapat dilihat
seperti gambar berikut.

3. Perhitungan pembebanan Existing

4. Hasil Pengujian Tanah


Pengujian tanah dilakukan oleh PT taruma negara Hasil detailnya adalah sebagai berikut
a. Lingkup Pekerjaan Penyelidikan Tanah
Denah Lokasi Sondir dapat dilihat dari gambar berikut

b. Evaluasi Data
c. Kesimpulan dan Rekomendasi

5. Perencanaan Pondasi
Pada perencanaan pondasi bangunan gedung tiga lantai ini denah pondasi dapat dilihat pada
gambar berikut
Secara detail dapat dilihat dalam tabel berikut ini
Tabel Perhitungan Jumlah Tiang Straus Pile Ø 40 cm – L= 8 m
Daya
Daya
Type Jumlah Dukung Efisiensi
No. Fz (B. Dukung
No. Pile Tiang Tiang Tiang Ket.
Titik Tetap) Kg Tiang
Cap (Bh) Tunggal kelompok
Kelompok
(Kg)
1 5 27560.81 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
2 23 69843.83 PC5 5 19000 0.800 76000.00 OK
3 24 76067.71 PC6 6 19000 0.800 91200.00 OK
4 25 50455.12 PC4 4 19000 0.800 60800.00 OK
5 26 32319.87 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
6 27 28024.24 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
7 28 123776.58 PC9 9 19000 0.800 136300.00 OK
8 29 155779.26 PC11 11 19000 0.800 167200.00 OK
9 30 96927.83 PC7 7 19000 0.800 106400.00 OK
10 31 68056.56 PC5 5 19000 0.800 76000.00 OK
11 32 34442.16 PC3 3 19000 0.800 45600.00 OK
12 33 95736.90 PC7 7 19000 0.800 106400.00 OK
13 34 160511.99 PC11 11 19000 0.800 167200.00 OK
14 35 102464.01 PC7 7 19000 0.800 106400.00 OK
15 36 64922.82 PC5 5 19000 0.800 76000.00 OK
16 37 39603.67 PC3 3 19000 0.800 45600.00 OK
17 38 42060.16 PC3 3 19000 0.800 45600.00 OK
18 39 55004.86 PC4 4 19000 0.800 60800.00 OK
19 40 46989.24 PC4 4 19000 0.800 60800.00 OK
20 41 33271.53 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
21 42 28022.69 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
22 43 53628.3 PC4 4 19000 0.800 60800.00 OK
23 44 45342.61 PC3 3 19000 0.800 45600.00 OK
24 45 35849.65 PC3 3 19000 0.800 45600.00 OK
25 46 60315.03 PC4 4 19000 0.800 60800.00 OK
26 47 56947.47 PC4 4 19000 0.800 60800.00 OK
27 55 31850.99 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
28 56 31993.28 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
29 57 25547.69 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
30 62 68634.22 PC5 5 19000 0.800 76000.00 OK
31 67 46618.12 PC4 4 19000 0.800 60800.00 OK
32 68 29399.73 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
33 73 46123.78 PC4 4 19000 0.800 60800.00 OK
34 74 20027.27 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
35 75 36865.02 PC3 3 19000 0.800 45600.00 OK
36 76 26901.03 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
37 83 30554.01 PC3 3 19000 0.800 45600.00 OK
38 84 21132.04 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
39 98 38582.26 PC3 3 19000 0.800 45600.00 OK
40 99 30968.81 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
41 100 33022.4 PCI 2 19000 0.898 34124.00 OK
42 107 32959.12 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
43 151 10165.74 PCI 1 19000 1.000 19000.00 OK
44 152 32171.91 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
45 153 14324.8 PCI 1 19000 0.898 17062.00 OK
46 154 34615.64 PC3 3 19000 0.800 45600.00 OK
47 155 38683.74 PC3 3 19000 0.800 45600.00 OK
48 156 27427.57 PC2 2 19000 0.898 34124.00 OK
49 158 41500.63 PC3 3 19000 0.800 45600.00 OK

Tabel Tiang Bor Existing dan Rencana

Tiang Bor Tiang Bor


No. Existing 0 Rencana 0 Jumlah Tiang bor
Titik 40cm - L = 4 40cm - L = yang dibutuhkan
No Fondasi m 8m 04Ocm-L = 8m
1 5 2 2 0
2 23 3 5 2
3 24 2 6 4
4 25 2 4 2
5 26 2 2 0
6 27 2 2 0
7 28 3 9 6
8 29 3 11 8
9 30 2 7 5
10 31 2 5 3
11 32 2 3 1
12 33 3 7 4
13 34 3 11 8
14 35 2 7 5
15 36 2 5 3
16 37 3 3 0
17 38 3 3 0
18 39 2 4 2
19 40 2 4 2
20 41 2 2 0
21 42 2 2 0
22 43 4 4
23 44 3 3 0
24 45 3 3 0
25 46 3 4 1
26 47 3 4 1
27 55 2 2 0
28 56 1 2 1
29 57 1 2 1
30 62 2 5 3
31 67 4 4
32 68 2 2
33 73 3 4 1
34 74 3 2 -1
35 75 3 3 0
36 76 3 2 -1
37 83 3 3 0
38 84 3 2 -1
39 98 3 3
40 99 2 2 0
41 100 2 2 0
42 107 2 2 0
43 151 3 1 -2
44 152 2 2 0
45 153 2 1 -1
46 154 3 3
47 155 3 3
48 156 2 2
49 158 2 3 1

Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Ujung Tiang dengan Metode Meyerhoff

Tabel. Hambatan Konus berdasarkan laporan penyelidikan pada titik S-2

Kedalaman Perlawanan Konus Jumlah Hambatan


qc Perekat / tf
(m) (kg/cm2) (kg/cm)
3.2 12 130
3.4 13 140
3.6 14 150
3.8 14 160
4 15 170
4.2 15 180
4.4 14 190
4.6 13 200
4.8 12 210
5 11 220
5.2 10 230
5.4 10 240
5.6 14 250
5.8 12 260
6 20 270
6.2 12 280
6.8 60 290
7 18 300
7.2 20 310
7.4 25 320
7.6 250 330
Rata - Rata 27.81

Nilai qc diambil rata-rata


Qc = 27,81 kg/cm2

Ap = ¼ × 3,14 × (D)2
= ¼ × 3,14 × (40)2
=1256 cm2

KII = 3,14 × D
= 3,14 × 40
= 125,6 cm

Perhitungan kapasitas daya dukung ultimate tiang pada titik P401 menurut Meyerhof
adalah sebagai berikut :

qc = 27,81 kg/cm2 (Tahanan ujung sondir pada titik P-05 S-2 kedalaman 2,60 m)
Ap = 1256 cm2 (Luas penampang tiang)
JHL = 330 kg/cm (jumlah hambatan lekat pada sondir titik S-2)
KII =125,6 cm (keliling tiang)

Maka Qu = (qc x Ap) + (JHL × KN)


= (27,81 kg/cm2 x 1256 cm2) + (330 kg/cm x 125,6 cm)
= 34929,36 kg + 41448 kg
= 76376,67 kg = 76,4 Ton

Daya Dukung 1 Tiang :

(27,81 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 × 1256 𝑐𝑚2 ) (330 𝑘𝑔/𝑐𝑚 × 125.6 𝑐𝑚)


𝑄𝑎 = +
3 5
= 19932,52 𝑘𝑔
= 19,93 𝑇𝑜𝑛

.Jumlah tiang yang diperlukan :


𝑃 27,56
𝑛= = = 1,38
𝑄𝑎 19,93

n = 1,38 = 2 buah tiang pondasi pada titik (P-05)


 Jarak antar bored pile untuk S > 2,5 – 3 D
Jarak antar bored pile = 3 D = 3 × 0,4 = 1,2 m
Diambil :
1) Jarak bored pile = 1,2 m
2) Jarak bored pile ketepi = 0,3 m

 Efisiensi kelompok tiang titik P-05


(𝑛 − 1) 𝑚 + (𝑚 − 1)𝑛
𝐸𝑔 = 1 − 𝜃 =
90 . 𝑚 . 𝑛

m = Jumlah barisan tiang


n = Jumlah tiang per baris
ϴ = tan–1 DS (dalam derajat) /arc tg
S = Jarak tiang pusat ke pusat (m)

𝐷
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
𝑆
m=1
n=2
D = 40 cm
S = 120 cm

40
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
120
= 18, 430

Jadi ,
(2 − 1) . 1 + (1 − 1) . 2
𝐸𝑔 = 1 − 18,43 ×
90 . 1 . 2
𝐸𝑔 = 0,9

Daya dukung vertikal kelompok tiang pada titik (P-05) adalah :


= Eg × jumlah bored pile × daya dukung tiang
= 0,9 × 2 × 19,93 ton
= 35,8 Ton > Pu = 34,1 Ton (OK) (Pada titik P-05)

Gambar Dimensi pile cap dan jarak antar tiang bored pile pada titik P-05
dengan 2 buah bored pile

BELUM DIGAMBAR
6. Metode Pelaksanaan bored pile

Perencanaan pondasi pada Proyek ini menggunakan pondasi Bored pile.


Hal ini bertujuan untuk menghindari bisingnya suara akibat penggunaan mesin
tiang pancang, karena lokasi pekerjaan ini dekat dengan kawasan perkantoran
serta berdekatan dengan aktifitas warga yang melewati jalan Semanggi. Pondasi
bored pile terdiri dari proses persiapan lahan, pengeboran, pekerjaan pembesian,
pekejaan pengecoran, PDA test serta PIT test.

Bagan Alir Pekerjaan Bored Pile


B. Material :
 Besi Tulangan
 Beton Reaady Mix K 350
C. Alat yang diggunakan :
 1 unit Excavator KOMATSU PC-200
 1 unit Temmporary Bucket
 1 unit Dump Truck
 1 unit Alat Bored Pile (Terdiri dari : pipa tremie Ø 8”= 1Bh) 1 titik/hr
 1 buah Casing Ø 1M 12M
 1 unit Crane KOBELCO KDR 180-I(406) 25 ton
 1 unit Mesin Las + Genset 2 unit (Kapasitas 125 & 90 KVA)

D. Tenaga kerja :
 1 Tim Boor log
 1 Tim Boor Pile
 11 Pekeraja

. Teknis pengeerjaan :
i. pekerjaan Persiapan
 Mobilisasi alat dilakuan pada malam hari dikarenakan truk hanya
boleh mellewati tol dalam kota pada pukul 22.00 dan juga dikarenakan
daerah semanggi rawan macet pada jam kerja dan alat-alat pengeboran
seperti caassing dan pipa remie didatangkan mengggunakan truck .

 Pekerjaan pembesian tulangan dengan diameter 1.2 meter dilakukan di


workshop /bengkel kerja dengan alat bar bender dan bar cutter.
Kemudian besi tulangan dikirim ke lokasi pekerjaan menggunakan
truck trailer.

ii. Pekerjaan Pengeboran

 Setelah tittik tiang selesai diberi tanda (patok) berdasarkan koordinat


dari gambar rencana maka alat bored pile dan mata bor sudah mulai
dipasang. Kemudian pekerjaan pengeboran siap dilaksanakan.

Langkah 1 : Pemasangan casing pada tali sling yang ada pada crane

Langkah 2 : C asing diletakkan pada lubang galian pondasi



 Bor hingga kedalaman sesuai dengan panjang casing peermanen. Jangan
lupa untuk terus mengontrol ketegakan menggunakan pesawat ukur unting
dan waaterpass dari dua sisi (x dan y).
 Temporary casing berfungsi untuk mencegah kelongsoran pada permukaan
 lubang.

 Setelah casing terpasang, pengeboran diteruskan sampai dengan


kedalaman yang sudah ditentukan
 Pemeriksaan kedalam lubang bor dengan menggunakan talli/benang yang
dimasukkan ke dalam lubang bor, sampai dengan dasar lubbang
 Lanjutkan pengeboran hingga kedalaman sesuai rencana kedalaman tiang.
Pada saat luubang sudah mencapai kedalaman rencana dasar lubang
dibersihkan dengan menggunakan cleaning bucket guna mengangkat dan
membersihkan tanah-tanah dan lumpur yang ada di dasar lubang galian.

iii. Pekerjaan Pem asangan Besi Tulangan

 Pekerjaan pembesian tulangan dengan diameter 1 meter dilakukan di


workshop atau bengkel kerja dengan alat bar bender dan bar cutter.
Kemudian besi tulangan dikirim ke lokasi pekerjaan menggunakan truck
trailer.

iv. Pemasangan piipa Tremi

 Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di masukkan
 keddalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.

 Posisi pipa tremie akan berada di tengah-tengah lubang dan akan


diturunkan saampai bagian bawah lubang sebelum prosses pembetonan.
Penyumbat Styrofoam atau sejenisnya akan diletakan kedalam tremie
hopper sebelum menuangkan beton pertama, bertujuan agar menjamin
kontinuitas koolom beton di dalam pipa tremie

 Bagian bawah dari pipa tremie harus dijaga agar diatas dari dasar lubang bor
setidaknya 3000 mm sebelum dimulai proses pengecoran. Pada saat penuangan
beton, bagian bawah pipa tremie akan tetap dipertahankan tertannam minimal
1.5-2 meter pada fresh concrete column.

v. Pekerjaan Pengecoran

 Setelah pemasaangan pipa tremi, beton slump 16-18cm ditampunng di dalam


corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton setelah
cukup penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton mendoorong lumpur
yang ada di dallam lubang tremi. Pengecoran dilakukan secara teerus-menerus
untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem treemi ini
pengecoran di mulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari
 bawah menuju keluar lubang;

 Setelah pipa treemi penuh dan ujung pipa tremi tertanam beton sehingga beton
tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk me mperlancar
adukan beton didalam pipa tremi, maka harus dilakukan hentakan-hentakan pada
pipa tremi. Pipa tremi harus selalu tertanam di dalam adukan beton dan pengisian
 di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong;

 Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalamm harus
dalam keadaan tertanaam di dalam beton. Pengecoran dihentikan setelah
 adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur;

 Setelah pekerjaaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecooran


dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai
pada titik bor selanjutnya.
vi. Pile Intregrity Testing (PIT)

Pengujian tiang bore pile dengan mengamati respon terhadap rambatan


gelombang yang diihasilkan dari ketukan palu untuk mengetahui keutuhan tiang
bore pile. Bertujuan untuk mengamati kondisi beton dan mengetahui panjang
aktual tiang bore pile yang telah dikerjakan.

a. Data tiang uji

b. Alat PIT

  (1) Gerinda dan (1) PIT PAX

c. Metode Kerja

Secara ideal, pengujian dengan PIT harus dilakukan pada permukaan yang halus,
supaya hanya terjadi tumbukan tunggal pada saat menyentuh atas permukaan tiang.
Permukaan kasar dapat menyebabkan terjadinya tumbukan ganda. Analisa keutuhan tiang
berdasarkan interpretasi dari karakteristik perjalanan gelombang sepaanjang tiang yang
tergantung pada struktuur integritas dan tahanan tanah sepanjang tiang. A nomali
sepanjang bagian tiang akan terilustrasi dengan refleksi awal gelombang kecepataan.
Apabila terjadi kelainan, besarnya penampang yang tersisa dinyatakan dengan nilai BTA,
yaitu perbandingan luas penaampang sisa dengan luas penampang asli dalam persentase.

vii. Pile Driving Analyzer Tes (PDA )


Tujuan penguujian PDA adalah untuk memperoleh kapaasitas penurunan
tiang dan keutuhan tiang. Pile Driving Analyzer adalah suatu system pengujian
dengan menggunakan data digital computer yang diperoleh dari strain transducer
dan accelerometer untuk memperoleh kurva gaya dan kecepatan ketika tiang
dipukul menggunakaan palu dengan berat tertentu. Hasil dari pengujian PDA
terdiri dari kapastitas tiang, energi palu, penurunan, dll.

Pengujian dengan metode PDA dilaksanakan setelah tiang mempunyai


kekuatan yang cukup untuk menahan tumbukan palu. Metode lain yang dapat
diguakan untuk meenahan tumbukan adalah dengan mengguunakan cuishon,
merendahkan tinggi jatuh palu dan menggunakan palu yang lebih berat.

a. Data Tiang Uji

PILE PILE PILE PILE DATE


PILE PILE HAM
DIMENSION LENGTH EMBEDMENT PENETRATION TEST
NO TYPE MERS
(cm) (m) (m) (m)

DROP
P3 BOR 7 JUNE
H
RAMP Ø 120 ED 35.3 33.2 32.6 2016
15.0
1 BP03 PILE
TONS

b. Alat PDA

 PDA – PAX
 ( 4 ) Wireless strin transducer
 ( 4) Wireless accelerometer
 Peralatan tambahan ; antara lain bor tangan, gerinda, dan perlengkapan
safety

c. Metode Pekerjaaan
Pengujian PDA dilaksanakan berdasarkan ASTM D4945-12.Pekerjan persiapan
dilaksanakan sebellum pengujian dilakukan. Persiapan ini antara lain :

 Kondisikan kepala tiang sebaiknya rata, simetris, dan tegak lurus.


 Pasang strain transducer dan accelerometer disisi tiang saaling tegak lurus
dengan jarak minimal 1,5 X Diameter (D) dari kepala tiang.
 Persiapkan palu dan cushion pada kepala tiang
 Masukkan kallibrasi strain transsducer dan accelerometer kemudian periksa
konesitas peralatan pengujian secara keseluruhan
 Masukan data tiang dan palu dalam PDA PAX
 Setelah semua tampak siap, selalu lakukan pengecekaan ulang untuk
memastikan penngujian telah siap dilaksanakan
 Sesudah persiapan, pengujian dilakukan dengan menjatuuhkan palu ke
kepala tiang hingga diperoleh energi yang cukup dan tegangan tidak
terlampaui aggar kepala tiang tidak rusak. Saat pemukulan, beberapa
variable tiang uji termonitor, seperti kapasitas tiang, eneergy, penurunan,
maupun integriitas tiang. Setelah pengujian PDA dilaksanakan, dilakukan
analisa lebih lanjut dengan CAPWAP untuk memperoleh load transfer tiang
dan perilaku tanah disekelilingnya, kapasitas friksi dan ujung tiang, tegangan
tekan dan tarik sepanjang tiang serta penurunan tiabg
































4.1.2 Pekerjaan Pile cap

Pile Cap berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.
Pile cap juga bertujjuan agar lokasi kolom benar-benar berada di titik pusat
pondasi sehingga tidaak menyebabkan eksentrisitasyang dapat mennyebabkan
beban tambahan pada pondasi. Dimana masing masing pile menerim ( - ) ≥ (Y ton)
daya dukung yang diizinkan
B. Material :
 Besi Tulangan
 Beton Reaady Mix K 350
C. Alat yang diggunakan :
 Truck Molen
 Concrete pump
 Genset 2 unit (Kapasitas 125 & 90 KVA)

F. Teknis Pengerrjaan
i. Galian Struktur
Penggalian tanah untuk footing dilaksanakan sesuai kedalaman rencana BOF
(bottom of footing). Pada proyek ini rata rata penggalian sampai kedalaman
3 - 4 meter dari tanah exsisting.

ii. Pemasangan Sheet Pile


Sheet Pile addalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk
menahan tanahh dan untuk menahan masuknya air ke dalaam lubang. Pada
proyek ini mennggunakan sheet pile baja tebal berkisar antara 10-13 mm.

iii. Pemotongan Kepala Tiang


Dilanjutkan denngan pembobokan kepala tiang Borepile, diawwali dengan :

Pembobokan kepala tiang borepil

Pemotongan Besi Spiral Menggunakan Alat Cutting

Torch
Pengangkutan Potongan Kepala Tiang dengan

Menggunakan Crane

Borepile yang telah dipotong

iv. Tahap Pekerjaan structure pile cap


1. Pengecoran Lean Concrete untuk area kerja struktur pile cap dilakukan
malam hari (Window Time)
2. Pemasangan bekisting dan pembesian pile cap
3. Pengecoran pile cap dengan truk mixer dan talang cor pada malam
hari (Window Timme)
4. Pencabutan sheetpile dan penimbunan kembali tanah urugan serta
pemadatan.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan

2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai