Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

LOW BACK PAIN

DI

OLEH

MIRZA HIDAYAT

NIM. 19900034

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI


LAPORAN PENDAHULUAN

LOW BACK PAIN

1. Pengertian

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak


menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang actual maupun potensial.
Definisi keperawatan tentang nyeri adalah, apapun yang menyakitkan tubuh
yang dikatakan individu/seseorang yang mengalaminya, yang ada kapanpun
orang tersebut mengatakannya.Peraturan utama dalam merawat pasien dengan
nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak
diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada
laporan pasien.

Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi
nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah, L4-
L5 dan L5-S1.

2. Etiologi

Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari


berbagai masalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut,
ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang
belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus intervertebralis,
ketidaksamaan panjang tungkai). Penyebab lainnya meliputi obesitas,
gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma abdominal
dan masalah psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan
muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat keadaan
lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas.

3. Patofisiologi

Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus


menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri
disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif
dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan berbeda diantara individu. Tidak
semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas
nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak
terasa bagi orang lain.

Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang
berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak,
dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri
merupakan jaras multi arah yang kompleks. Serabut saraf ini bercabang sangat
dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh
darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimuli serabut
ini mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan mengakibatkan
vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang
lebih jauh dan berhubungan dengan rantai simpatis paravertebra system saraf
dan dengan organ internal yang lebih besar. Sejumlah substansi yang dapat
meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri meliputi histamin, bradikinin,
asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin dimana zat tersebut yang dapat
meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain
dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah
endorfin dan enkefalin yang ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam
system saraf pusat.

Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses


sensori, dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system
assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor
nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Proses nyeri terjadi karena
adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri.

Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini


kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang
tersusun atas banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat
satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen dan otot
paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan
fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang
maksimal terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang
akan menyerap goncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Batang
tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot abdominal dan
toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak pernah
dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur,
masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat
berakibat nyeri punggung.

Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia


bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago
dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat
dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab nyeri
punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6, menderita stress
paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau
kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar
dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf
tersebut.
4. Manifestasi Klinis

Pasien biasanya engeluh nyeri punngung akut maupun nyeri punggung


kronis dan kelemahan. Selama wawancara awal kaji lokasi nyeri, sifatnya dan
penjalarannya sepanjang serabut saraf (sciatica), juga dievaluasi cara jalan
pasien, mobilitas tulang belakang, refleks, panjang tungkai, kekuatan motoris
dan persepsi sensoris bersama dengan derajat ketidaknyamanan yang
dialaminya. Peninggian tungkai dalam keadaan lurus yang mengakibatkan
nyeri menunjukkan iritasi serabut saraf.

Pemeriksaan fisik dapat menemukan adanya spasme otot


paravertebralis (peningkatan tonus otot tulang postural belakang yang
berlebihan) disertai hilangnya lengkungan lordotik lumbal yang normal dan
mungkin ada deformitas tulang belakang. Bila pasien diperiksa dalam keadaan
telungkup, otot paraspinal akan relaksasi dan deformitas yang diakibatkan oleh
spasme akan menghilang.

Kadang-kadang dasar organic nyeri punggung tak dapat ditemukan.


Kecemasan dan stress dapat membangkitkan spasme otot dan nyeri. Nyeri
punggung bawah bisa merupakan anifestasi depresi atau konflik mental atau
reaksi terhadap stressor lingkungan dan kehidupan. Bila kita memeriksa pasien
dengan nyeri punngung bawah, perawat perlu meninjau kembali hubungan
keluarga, variable lingkungan dan situasi kerja.

5. Pemeriksaan Diagnostik

Prosedur diagnostik perlu dilakukan pada pasien yang mendertita nyeri punggung
bawah adalah sebagai berikut:

 Sinar X- vertebra mungkin memperlihatkan adanya fraktur, dislokasi, infeksi,


osteoartritis atau scoliosis.
 Computed Tomografi (CT) berguna untuk mengetahui penyakit yang
mendasari, seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna
vertebralis dan masalah diskus intervertebralis.
 USG dapat membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis.
 MRI memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi patologi tulang belakang.

6. Penatalaksanaan

Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh


dalam 6 minggu dengan tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi. Pasien
harus tetap ditempat tidur dengan matras yang padat dan tidak membal selama
2 sampai 3 hari. Posisi pasien dibuat sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal
lebih besar yang dapat mengurangi tekanan pada serabut saraf lumbal. Bagian
kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit menekuk lututnya
atau berbaring miring dengan lutu dan panggul ditekuk dan tungkai dan sebuah
bantal diletakkan dibawah kepala. Posisi tengkurap dihindari karena akan
memperberat lordosis. Kadang-kadang pasien perlu dirawat untuk penanganan
“konservatif aktif” dan fisioterapi. Traksi pelvic intermiten dengan 7 sampai 13
kg beban traksi. Traksi memungkinkan penambahan fleksi lumbal dan relaksasi
otot tersebut.

Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot.


Terapi bisa meliputi pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra
merah, kompres lembab dan panas, kolam bergolak dan traksi. Gangguan
sirkulasi , gangguan perabaan dan trauma merupakan kontra indikasi kompres
panas. Terapi kolam bergolak dikontraindikasikan bagi pasien dengan masalah
kardiovaskuler karena ketidakmampuan mentoleransi vasodilatasi perifer
massif yang timbul. Gelombang ultra akan menimbulkan panas yang dapat
meningkatkan ketidaknyamanan akibat pembengkakan pada stadium akut.

Obat-obatan mungkin diperlukan untuk menangani nyeri akut.


Analgetik narkotik digunakan untuk memutus lingkaran nyeri, relaksan otot
dan penenang digunakan untuk membuat relaks pasien dan otot yang
mengalami spasme, sehingga dapat mengurangi nyeri. Obat antiinflamasi,
seperti aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), berguna untuk
mengurangi nyeri. Kortikosteroid jangka pendek dapat mengurangi respons
inflamasi dan mencegah timbulnya neurofibrosis yang terjadi akibat gangguan
iskemia.

Anda mungkin juga menyukai