Alat : Bahan :
PROSEDUR
Diambil akar yang telah dipotong dan direndam dengan larutan FAA pada botol vial
kemudian diletakkan di kaca benda
Dihisap Alkohol 70% dengan kertas hisap kemudian diteteskan HCl 1 N dan didiamkan
selama 1 menit
Dihisap HCl 1 N dengan kertas hisap kemudian diambil akar bawang dan dipotong bagian
ujung akar yang berwarna putih kemudian dicacah dengan silet berkarat dan ditambahkan
asetokarmin
Ditunggu cacahan hingga agak mengering kemudian difiksasi diatas lampu spiritus lalu
diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan 10x40
DATA HASIL
1
3 Ciri-ciri tahap profase :
PEMBAHASAN
Mitosis merupakan pembelahan sel yang mana sel anakannya memiliki sifat
yang sama dengan induk selnya. Menurut Suryo (2008) fase pada mitosis terdiri dari profase,
metafase, anafase, dan telofase. Bawang merah termasuk dalam divisi Spermatophyta.
Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran
tinggi, hingga ketinggian +1.100 m dpl. Bawang merah terlebih dulu ditumubuhakn di medium
air atau tanah kemudian ditunggu hingga mengeluarkan akar panjang. Potong ujung akar 10
cm kemudian masukkan ke dalam botol vial yang berisi larutan FAA. Pemotongan ujung akar
dilakukan pada pukul 00.00 WIB sehari sebelum praktikum. Menurut Rindyastuti dan Daryono
(2009), lama fase mitosis secara khusus diatur oleh gen dan bervariasi antara satu spesies
dengan spesies lainnya, begitupun pada tipe sel dan organ sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemotongan ujung akar pada pukul 00.00 WIB dilakukan saat terjadi proses pembelahan.
Selanjutnya ujung akar direndam di larutan alkohol 70% selama 2 menit kemudian dipindahkan
ke larutan HCl 1 N dan didiamkan selama 1 menit hingga ujung akar berwarna putih. Lalu
potong ujung berwarna putihnya dan letakkan di kaca benda kemudian dicacah menggunakan
silet berkarat karena silet yang berkarat mengandung FeCl yang dapat teroksidasi sehingga
mampu menyerap air. Sehingga proses pengikatan zat warna dengan sel pada ujung akar
bawang merah dapat berjalan semaksimal mungkin sedangkan silet yang baru tidak
menggandung FeCl yang di butuhkan untuk oksidasi yang dapat menyerap air.
Pada pengamatan ini, didapatkan tahapan mitosis pada akar bawang merah yaitu
tahapan profase dan tahapan metafase. Kromosom yang terlihat pada mikroskop preparat
pertama menunjukkan pemadatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tamarin (2001) bahwa tahap
profase memiliki karakteristik yaitu adanya pemendekan dan penebalan kromatin sehingga
kromosom individu dapat teramati. Selanjutnya tahapan yang dapat dilihat pada preparat kedua
adalah tahap metafase. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kromosom yang berada di garis
ekuator dan membran nukleusnya lenyap. Menurut Campbell (2000), tahap metafase ditandai
dengan adanya kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan
berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat gelendong
melalui sentromer atau kinetokor.
Fase yang lain seperti fase anafase dan interfase tidak ditemukan pada pengamatan kali
ini. Hal ini dapat disebabkan karena terlalu lamanya preparat akar difiksasi yang menyebabkan
sel-selnya mengering dan menghitam sehingga kedua fase tersebut tidak ditemukan pada
preparat. Selain itu mikroskop yang dapat digunakan hanya sedikit menyebabkan kesulitan
untuk mengamati letak kromosomnya sehingga sulit untuk menentukan tahapan yang terjadi.
KESIMPULAN
Tahap mitosis yang terjadi pada akar bawang merah terdiri dari 4 tahap yaitu : profase,
metafase, anafase dan interfase
Pada tahap profase, kromosom mempersiapkan diri untuk proses pembelahan sel,
dengan jalan melakukan penebalan dan pemendekan kromosom. Pada tahap metafase
kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang ekuator atau tengah-tengah sel.
Tahap anafase ditandai oleh adanya sentromer membelah mengikuti panjang
kromosom dan kromatid mulai bergerak pada serabut gelendong menuju ke kutub-
kutub sel terdekat. Kemudian tahap terakhir yaitu tahap telofase, kromosom baru telah
menyelesaikan pergerakannya menuju kutub dan di dalam membran nukleus.
Daftar Rujukan
Rindyastuti R dan Daryono BS. 2009. Identifikasi Papasan (Coccinia grandis (L.) voigt) di
Tiga Populasi di Yogyakarta. Jurnal Biologi Indonesia. vol 6 (1): 131- 142