Anda di halaman 1dari 16

KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT AULIA


NOMOR:091.1/RS/SK-DIR/XII/2015

TENTANG
PENGANGKATAN DR. JONO ULOMO.,Sp.PK SEBAGAI
KETUA KOMITE PPI RS

DIREKTUR RUMAH SAKIT AULIA

MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan program


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit AULIA diperlukan seorang Ketua Komite PPI
RS.
b Bahwa sehubungan dengan hal yang tersebut
pada butir 1 maka perlu dilakukan pengangkatan
Ketua Komite PPI di Rumah Sakit AULIA.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang
RumahSakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
4. Kepmenkes RI No:1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan RumahSakit
5. Kepmenkes No : 270/Menkes/SK/III/2007 tentang “
Pedoman Manajerial PPI di RS & Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya
6. Kepmenkes No : 382/ Menkes/SK/III/2007 tentang “
Pedoman PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya “
7. Kepmenkes RI Nomor 129 / Menkes / SK / II / 2008
tentangStandarPelayanan Minimal RumahSakit
8. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Nomor 2875
Tahun 2015 tentang Perubahan Jenis Rumah Sakit
Ibu dan Anak AULIA menjadi Rumah Sakit Umum
AULIA
9. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Nomor 3666
Tahun 2015 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit
Umum AULIA
10. Surat Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Nomor
7366/-1.779.3 tentang Rekomendasi Izin
Operasional Rumah Sakit Umum Aulia
11. Keputusan PT. Liavansya Utama Nomor
023/PTLU/SK/XI/2015 tentang Manajemen
Pengelolaan Rumah Sakit AULIA
12. Keputusan PT. Liavansya Utama Nomor
024/PTLU/SK/XI/2015 tentang Restruktur
Organisasi Rumah Sakit AULIA
13. Keputusan Direktur Rumah Sakit ( RS ) AULIA,
Nomor : 092/RS/SK-DIR/XI/2015 tentang Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( KPPI )
14. Hasil Rapat Direksi Rumah Sakit AULIA tanggal 15
Oktober 2015 Tentang Akreditasi Rumah Sakit
Tahun 2015
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Rapat Direktur dengan Manajemen RS AULIA
tanggal 10 Desember 2015

MEMUTUSKAN
Nama : DR. Jono Ulomo.,Sp.PK
Jabatan : Ketua Komite PPI RS Aulia

MENETAPKAN :
PERTAMA : Terhitung 10 Desember 2015 Dr. Jono Ulomo,Sp.PK
diangkat sebagai Ketua Komite PPI RS
KEDUA : Selama memangku jabatan tersebut kepada yang
bersangkutan diberikan tugas dan tanggung jawab serta
penghasilan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan
yang berlaku di RS AULIA.
KETIGA : Masa jabatan ini berlaku sesuai ketentuan perubahannya,
yaitu kemungkinan diperpanjang, rotasi atau mutasi.
Apabila dalam masa jabatan tersebut dipandang tidak
mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
dinilai melalui proses evaluasi, maka sewaktu-waktu
saudara dapat diberhentikan dari jabatan tersebut..
KEEMPAT : Selama menjalankan tugasnya sebagai Ketua Komite
PPI, maka saudara harus melaksanakan tugas ketua
komite sebagai mana deskripsi pekerjaannya serta
melaporkan secara berkala dan teratur hasil kerjanya
kepada Direktur Rumah Sakit Aulia
KELIMA : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat
keputusan ini, maka akan diubah dan ditinjau kembali
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :Jakarta
PadaTanggal : 10 Desember 2015

Dr. GatotSoeryo K. PFK.MM


DirekturUtama
Tembusan :
1. PT LiavansyaUtama
2. SPI
3. Kabag / Kabid
4. Unit Terkait
5. Arsip
Lampiran I : Keputusan Direktur RS Aulia Jakarta
Nomor : 091.1/RS/SK-DIR/XII/2015
Tanggal : 10 Desember 2015
Tentang : Pengangkatan Ketua Komite PPI

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KETUA KOMITE PPI

1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.


2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan polaresistensi
antibiotika.
4. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB.
5. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
dengan prosedur terapi.
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan
dan pengendalian infeksi.
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT AULIA
NOMOR:091.2/RS/SK-DIR/XII/2015

TENTANG
PENGANGKATAN DR. AULIA HERVI ANGGRAINI, MARS SEBAGAI
INFECTION PREVENTION AND CONTROL OFFICER (IPCO)

DIREKTUR RUMAH SAKIT AULIA

MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan program


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit AULIA diperlukan seorang Infection Control
and Officer (ICO).
b Bahwa sehubungan dengan hal yang tersebut
pada butir 1 maka perlu dilakukan pengangkatan
Infection Prevantion and Control Officer (IPCO) di
Rumah Sakit AULIA.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang
RumahSakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
4. Kepmenkes RI No:1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan RumahSakit
5. Kepmenkes No : 270/Menkes/SK/III/2007 tentang “
Pedoman Manajerial PPI di RS & Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya
6. Kepmenkes No : 382/ Menkes/SK/III/2007 tentang “
Pedoman PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya “
7. Kepmenkes RI Nomor 129 / Menkes / SK / II / 2008
tentangStandarPelayanan Minimal RumahSakit
8. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Nomor 2875
Tahun 2015 tentang Perubahan Jenis Rumah Sakit
Ibu dan Anak AULIA menjadi Rumah Sakit Umum
AULIA
9. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Nomor 3666
Tahun 2015 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit
Umum AULIA
10. Surat Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Nomor
7366/-1.779.3 tentang Rekomendasi Izin
Operasional Rumah Sakit Umum Aulia
11. Keputusan PT. Liavansya Utama Nomor
023/PTLU/SK/XI/2015 tentang Manajemen
Pengelolaan Rumah Sakit AULIA
12. Keputusan PT. Liavansya Utama Nomor
024/PTLU/SK/XI/2015 tentang Restruktur
Organisasi Rumah Sakit AULIA
13. Keputusan Direktur Rumah Sakit ( RS ) AULIA,
Nomor : 092/RS/SK-DIR/XI/2015 tentang Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( KPPI )
14. Hasil Rapat Direksi Rumah Sakit AULIA tanggal 15
Oktober 2015 Tentang Akreditasi Rumah Sakit
Tahun 2015
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Rapat Direktur dengan Manajemen RS AULIA
tanggal 10 Desember 2015

MEMUTUSKAN
Nama : DR. Aulia Hervi Anggraini , MARS
Jabatan : Infection Prevention and Control Officer (IPCO)
MENETAPKAN :
PERTAMA : Terhitung 10 Desember 2015 Dr. Aulia Hervi Anggraini,
MARS diangkat sebagai Infection Prevention and Control
Officer (IPCO)
KEDUA : Selama memangku jabatan tersebut kepada yang
bersangkutan diberikan tugas dan tanggung jawab serta
penghasilan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan
yang berlaku di RS AULIA.
KETIGA : Masa jabatan ini berlaku sesuai ketentuan perubahannya,
yaitu kemungkinan diperpanjang, rotasi atau mutasi.
Apabila dalam masa jabatan tersebut dipandang tidak
mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
dinilai melalui proses evaluasi, maka sewaktu-waktu
saudara dapat diberhentikan dari jabatan tersebut..
KEEMPAT : Selama menjalankan tugasnya sebagai IPCO, maka
saudari harus melaksanakan tugas infection Control
Officer (ICO) sebagai mana deskripsi pekerjaannya serta
melaporkan secara berkala dan teratur hasil kerjanya
kepada Direktur Rumah Sakit Aulia
KELIMA : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat
keputusan ini, maka akan diubah dan ditinjau kembali
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :Jakarta
PadaTanggal : 10 Desember 2015

Dr. GatotSoeryo K. PFK.MM


DirekturUtama
Tembusan :
1. PT LiavansyaUtama
2. SPI
3. Kabag / Kabid
4. Unit Terkait
5. Arsip
Lampiran I : Keputusan Direktur RS Aulia Jakarta
Nomor : 091.2/RS/SK-DIR/XII/2015
Tanggal : 10 Desember 2015
Tentang : Pengangkatan IPCO

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB IPCO

1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.


2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan polaresistensi
antibiotika.
4. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB.
5. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
dengan prosedur terapi.
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan
dan pengendalian infeksi.
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT AULIA
NOMOR:091.3/RS/SK-DIR/XII/2015

TENTANG
PENGANGKATANWAHYU EKA SAFITRI, S.KEP SEBAGAI INFECTION
PREVENTION AND CONTROL NURSE ( IPCN )
RUMAH SAKIT AULIA

MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan program


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit AULIA diperlukan seorang Infection Control
Nurse ( ICN ).
b Bahwa sehubungan dengan hal yang tersebut pada
butir 1 maka perlu dilakukan pengangkatan Infection
Prevention and Control Nurse ( IPCN ) di Rumah
Sakit AULIA.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang
RumahSakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
4. Kepmenkes RI No: 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
5. Kepmenkes No : 270/Menkes/SK/III/2007 tentang “
Pedoman Manajerial PPI di RS & Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya
6. Kepmenkes No : 382/Menkes/SK/III/2007 tentang “
Pedoman PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya “
7. Kepmenkes RI Nomor 129 / Menkes / SK / II / 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal RumahSakit
8. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Nomor 2875
Tahun 2015 tentang Perubahan Jenis Rumah Sakit
Ibu dan Anak AULIA menjadi Rumah Sakit Umum
AULIA
9. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Nomor 3666
Tahun 2015 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit
Umum AULIA
10. Surat Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Nomor
7366/-1.779.3 tentang Rekomendasi Izin
Operasional Rumah Sakit Umum Aulia
11. Keputusan PT. Liavansya Utama Nomor
023/PTLU/SK/XI/2015 tentang Manajemen
Pengelolaan Rumah Sakit AULIA
12. Keputusan PT. Liavansya Utama Nomor
024/PTLU/SK/XI/2015 tentang Restruktur Organisasi
Rumah Sakit AULIA
13. Keputusan Direktur Rumah Sakit ( RS ) AULIA,
Nomor : 092/RS/SK-DIR/XI/2015 tentang Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( KPPI )
14. Hasil Rapat Direksi Rumah Sakit AULIA tanggal 15
Oktober 2015 Tentang Akreditasi Rumah Sakit
Tahun 2015
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Rapat Direktur dengan Manajemen RS AULIA
tanggal 10 Desember 2015

MEMUTUSKAN
Nama : Wahyu Eka Safitri, S.Kep
Jabatan : Infection Prevention Control Nurse ( IPCN )
MENETAPKAN :
PERTAMA : Terhitung 10 Desember 2015 Wahyu Eka Safitri, S.Kep
diangkat sebagai Infection Prevention Control Nurse
(IPCN )
KEDUA : Selama memangku jabatan tersebut kepada yang
bersangkutan diberikan tugas dan tanggung jawab serta
penghasilan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang
berlaku di RS AULIA.
KETIGA : Masa jabatan ini berlaku sesuai ketentuan perubahannya,
yaitu kemungkinan diperpanjang, rotasi atau mutasi.
Apabila dalam masa jabatan tersebut dipandang tidak
mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
dinilai melalui proses evaluasi, maka sewaktu-waktu
saudara dapat diberhentikan dari jabatan tersebut..
KEEMPAT : Selama menjalankan tugasnya sebagai IPCN, maka
saudari harus melaksanakan tugas Infection Control
Nurse ( ICN ) sebagaimana deskripsi pekerjaannya serta
melaporkan secara berkala dan teratur hasil kerjanya
kepada Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi ( PPI )
KELIMA : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat
keputusan ini, maka akan diubah dan ditinjau kembali
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :Jakarta
PadaTanggal : 10 Desember 2015

Dr. GatotSoeryo K. PFK.MM


DirekturUtama
Tembusan :

1. PT LiavansyaUtama
2. SPI
3. Kabag / Kabid
4. Unit Terkait
5. Arsip

LampiranI:Keputusan Direktur RS Aulia Jakarta


Nomor :091.3/RS/SK-DIR/XII/2015
Tanggal :10 Desember 2015
Tentang : Pengangkatan IPCN

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB IPCN


1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
2. Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
3. Melaksanakan surveilan sinfeksi dan melaporkan kepada Komite PPI.
4. Bersama Komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi
dari petugas kesehatan kepasien atau sebaliknya.
7. Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan member konsultasi
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus
yang terjadi di rumah sakit.
8. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah,
laundry, gizi, dan Iain-lain dengan mengunakan daftar tilik.
9. Memonitor kesehatan lingkungan.
10. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi
yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
12. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPL
14. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip
PPI.
15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang
PPIRS.
16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan
keluarga tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat,
infeksi dengan insiden tinggi.
17. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah
dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT AULIA
NOMOR:091.4/RS/SK-DIR/XII/2015
TENTANG
PENGANGKATAN SEBAGAI
INFECTION PREVENTION CONTROL LINK NURSE (IPCLN)

DIREKTUR RUMAH SAKIT AULIA

MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan program


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
sakit aulia diperlukan seorang Infection Prevention
Control Link Nurse (IPCLN).
b Bahwa sehubungan dengan hal yang tersebut
pada butir 1 maka perlu dilakukan pengangkatan
Infection Prevention Control Link Nurse (IPCLN).
MENGINGAT : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang
RumahSakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
4. Kepmenkes RI No:1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan RumahSakit
5. Kepmenkes No : 270/Menkes/SK/III/2007 tentang “
Pedoman Manajerial PPI di RS & Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya
6. Kepmenkes No : 382/ Menkes/SK/III/2007 tentang “
Pedoman PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya “
7. Kepmenkes RI Nomor 129 / Menkes / SK / II / 2008
tentangStandarPelayanan Minimal RumahSakit
8. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Nomor 2875
Tahun 2015 tentang Perubahan Jenis Rumah Sakit
Ibu dan Anak AULIA menjadi Rumah Sakit Umum
AULIA
9. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Nomor 3666
Tahun 2015 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit
Umum AULIA
10. Surat Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Nomor
7366/-1.779.3 tentang Rekomendasi Izin
Operasional Rumah Sakit Umum Aulia
11. Keputusan PT. Liavansya Utama Nomor
023/PTLU/SK/XI/2015 tentang Manajemen
Pengelolaan Rumah Sakit AULIA
12. Keputusan PT. Liavansya Utama Nomor
024/PTLU/SK/XI/2015 tentang Restruktur
Organisasi Rumah Sakit AULIA
13. Keputusan Direktur Rumah Sakit ( RS ) AULIA,
Nomor : 092/RS/SK-DIR/XI/2015 tentang Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( KPPI )
14. Hasil Rapat Direksi Rumah Sakit AULIA tanggal 15
Oktober 2015 Tentang Akreditasi Rumah Sakit
Tahun 2015
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Rapat Direktur dengan Manajemen RS AULIA
tanggal 10 Desember 2015

MEMUTUSKAN
Nama : 1. Heni Gusmawati, S.Kep ( UGD )
2. Nita Wijayanti, AMD.Kep ( HCU )
3. Regina Amrih, AMD.Kep ( Rajal )
4. Rianti Tundru, AMD.Keb ( Ranap Ibu )
5. Putri Lestari , AMD.Keb ( VK )
6. Anisa Maulina( Laboratorium )
7. Nurcholis, AMD.Kep ( CSSD )
8. Firnandes , AMD.Kep ( OK )
9. Nina Nengsih, AMD.Kep (R.UMUM)
10. Asharti L AMD.Kep (Perina)
Jabatan : Infection Prevention Control Link Nurse (IPCLN)

MENETAPKAN :
PERTAMA : Terhitung 10 Desember 2015 nama-nama tersebut diatas
diangkat sebagai Infection Prevention Control Link Nurse
(IPCLN)
KEDUA : Selama memangku jabatan tersebut kepada yang
bersangkutan diberikan tugas dan tanggung jawab serta
penghasilan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan
yang berlaku di RS AULIA.
KETIGA : Masa jabatan ini berlaku sesuai ketentuan perubahannya,
yaitu kemungkinan diperpanjang, rotasi atau mutasi.
Apabila dalam masa jabatan tersebut dipandang tidak
mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
dinilai melalui proses evaluasi, maka sewaktu-waktu
saudara dapat diberhentikan dari jabatan tersebut..
KEEMPAT : Selama menjalankan tugasnya sebagai IPCLN, maka
harus melaksanakan tugas Infection Prevention Control
Link Nurse (IPCLN) sebagai mana deskripsi
pekerjaannya serta melaporkan secara berkala dan
teratur hasil kerjanya kepada Direktur Rumah Sakit Aulia
KELIMA : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat
keputusan ini, maka akan diubah dan ditinjau kembali
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :Jakarta
PadaTanggal : 10 Desember 2015
Tembusan :
1. PT LiavansyaUtama
2. SPI
3. Kabag / Kabid
4. Unit Terkait
5. Arsip Dr. GatotSoeryo K. PFK.MM
DirekturUtama

Lampiran I :Keputusan Direktur RS Aulia Jakarta


Nomor : 091.4/RS/SK-DIR/XII/2015
Tanggal : 10 Desember 2015
Tentang : Pengangkatan IPCLN

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB IPCLN

1. Mengisi dan mengumpulkan formuir surveilans setiap pasien di unit rawat inap
masing-masing, kemudian menyerahkan-nya kepada IPCN ketika pasien
pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit
rawatnya masing-masing.
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
nosokomial pada pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan
bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang
harus dijalankan bila belum faham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
Standar Isolasi.

Anda mungkin juga menyukai