MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 03 September 2018
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
KAMARUDDIN AMIN
- 3 -
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 4832 TAHUN 2018
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PESANTREN
SALAFIYAH
A. Pengertian Umum
1. Pondok pesantren yang selanjutnya disebut pesantren adalah
lembaga pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan oleh
masyarakat yang menyelenggarakan satuan pendidikan pesantren
dan/atau secara terpadu menyelenggarakan jenis pendidikan
lainnya.
2. Pesantren sebagai satuan pendidikan berbentuk pengajian kitab
kuning jenjang pendidikan dasar dan menengah yang selanjutnya
disebut pesantren salafiyah adalah pesantren sebagai satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pengajian kitab kuning dalam
bentuk pengajian kitab kuning pada umumnya dan/atau program
takhasus pada bidang ilmu keislaman tertentu sesuai dengan ciri
khas dan keunggulan masing-masing pesantren pada jenjang
pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah.
3. Kitab Kuning adalah kitab keislaman berbahasa Arab yang menjadi
rujukan tradisi keilmuan Islam di pesantren.
4. Jenjang pendidikan dasar pada pesantren salafiyah disebut dengan
jenjang ula yang setingkat dengan sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah.
5. Jenjang pendidikan menengah pada pesantren salafiyah disebut
dengan jenjang wustha yang setingkat dengan sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawaiyah dan jenjang ulya yang setingkat
dengan sekolah menengah atas/madrasah aliyah.
6. Kompetensi lulusan pesantren salafiyah adalah kompetensi yang
harus dipenuhi oleh lulusan pesantren salafiyah, terdiri dari
kompetensi inti dan kompetensi dasar.
7. Kementerian adalah Kementerian Agama Republik Indonesia.
8. Direktorat Jenderal adalah unsur pelaksana kementerian yang
melaksanakan sebagian tugas pokok kementerian di bidang pondok
pesantren berdasarkan peraturan perundang-undangan.
9. Direktur Jenderal adalah pimpinan unsur pelaksana kementerian
yang melaksanakan sebagian tugas pokok kementerian di bidang
pondok pesantren berdasarkan peraturan perundang-undangan.
- 4 -
B. Kompetensi Inti
1. Kompetensi inti adalah kompetensi inti keagamaan Islam yang
harus dipenuhi oleh lulusan pesantren salafiyah, terdiri dari
kompetensi inti sikap, kompetensi inti pengetahuan, dan
kompetensi inti keterampilan.
2. Kompetensi inti sikap yang harus dipenuhi oleh lulusan pesantren
salafiyah untuk jenjang ula, jenjang wusta, dan jenjang ulya:
C. Kompetensi Dasar
1. Kompetensi dasar adalah kompetensi dasar keagamaan Islam
berdasarkan rumpun ilmu yang harus dipenuhi oleh lulusan
pesantren salafiyah, meliputi al-Qur’an dan ‘Ulûm al-Qur’an, Hadits
dan Ilmu Hadits, Tauhid dan Ilmu Kalam, Tarikh, Fiqh dan Ushul
Fiqh, Akhlak dan Tasawuf, serta ‘Ulûm al-Lughah, untuk setiap
jenjang.
2. Kompetensi dasar keagamaan Islam menurunkan masing-masing
mata pelajaran sesuai dengan rumpun keilmuannya atau dengan
program takhasus pada rumpun keilmuan tertentu, sebagai berikut:
Jenjang Ula
Materi baca al-Qur’an (bi al-nazhar)
Membaca surat-surat pendek dan Juz ‘Amma dengan baik dan
benar serta memahami kandungan makna surat-surat pendek
Materi hafalan (bi al-ghayb)
Menghafal surat-surat pendek, di mulai dari Surat an-Nas hingga
al-Dhuha
Ilmu baca al-Qur’an (‘Ilm al-Tajwid)
Penekanan terhadap penguasaan dasar-dasar ilmu baca al-
Qur’an, seperti:
mengenal karakteristik huruf hijaiyah;
hukum nûn sukûn dan tanwin;
hukum mim sukûn;
Alif Lam ( )الsyamsiyah dan qamariyyah;
pembagian bacaan qalqalah; dan
pembagian madd menjadi madd ashli dan madd thâbi’i.
Jenjang Wustha
Materi baca al-Qur’an (bi al-nazhar)
Penekanan terhadap kelancaran membaca al-Qur’an, terutama
pada Juz ‘Amma dan surat-surat pilihan seperti Yasin, al-Wâqi’ah,
al-Mulk
Materi hafalan (bi al-ghayb)
Meliputi hafalan Juz ‘Amma dan surat-surat pilihan, seperti Surat
Yasin, al-Wâqi’ah dan al-Mulk
Ilmu baca al-Qur’an (‘Ilm al-Tajwid)
Penekanan terhadap penguasaan dasar-dasar ilmu baca al-
Qur’an, seperti:
mengenal karakteristik huruf hijaiyah;
hukum nûn sukûn dan tanwin;
hukum mim sukûn;
Alif Lam ( )الsyamsiyah dan qamariyyah;
pembagian bacaan qalqalah; dan
pembagian madd menjadi madd ashli dan madd thâbi’i.
cara baca waqaf dan ibtida’ serta mengenal jenis-jenis waqaf.
- 7 -
Tafsir
Kajian tafsir surat-surat pendek dalam Juz ‘Amma dan surat-
surat pilihan yang dibahas tafsir tertentu, seperti Tafsir Hamâmi
Zadah yang membahas khusus tentang tafsir Surat Yasin
Ilmu Tafsir (‘Ulûm al-Tafsir)
Ketentuan Umum tentang Ilmu al-Qur’an
Mencakup pembahasan tentang:
- tujuan mempelajari ilmu al-Qur’an;
- definisi al-Qur’an;
- keistimewaan al-Qur’an;
- permulaan turunnya al-Qur’an; dan
- membahas ayat yang pertama dan terakhir kali diturunkan.
Hikmah Diturunkannya al-Qur’an secara Terpisah
Mencakup pembahasan tentang:
- mekanisme diturunkannya al-Qur’an;
- hikmah diturunkannya al-Qur’an secara bertahap;
- mekanisme pembelajaran wahyu yang dilakukan nabi; dan
- perbedaan al-Qur’an dan hadits.
Sebab-sebab Turunnya al-Qur’an
Mencakup pembahasan tentang:
- faidah mengetahui sebab-sebab turunnya al-Qur’an (asbâb
al-nuzûl);
- definisi sebab-sebab turunnya al-Qur’an (asbâb al-nuzûl);
- bagaimana mengetahui sebab-sebab turunnya al-Qur’an
(asbâb al-nuzûl); dan
- pembahasan tentang apakah yang diakui ialah keumuman
suatu lafazh atau kekhususan sebab (al-‘ibratu bi-‘umûm al-
lafzh aw bi-khushûsh al-sabab).
Turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf dan penjelasan Qira’at
yang masyhur
Mencakup tentang:
- dalil diturunkannya al-Qur’an dengan tujuh huruf;
- hikmah turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf;
- maksud turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf;
- pembahasan tentang qira’at yang masyhur meliputi:
- pengertian qira’at;
- apakah di masa Sahabat terdapat beberapa ahli qira’at;
- ulama yang pertama kali menyusun ilmu qira’at;
- kapan dikenal tujuh macam qira’at; dan
- tujuh ulama yang meriwayatkan qira’at.
Nâsikh-mansûkh dalam al-Qur’an serta hikmah di balik
terjadinya nâsikh-mansûkh
Pembahasan ini mencakup:
- pengertian nâsikh-mansûkh;
- sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat nâsikh-
mansûkh;
- apakah nâsikh-mansûkh terjadi dalam syariat Samâwi;
- 8 -
- pembagian nâsikh-mansûkh;
- hikmah di balik penghapusan suatu hukum tanpa
menghapus redaksi suatu ayat (naskh al-hukm ma’a baqâi
al-tilâwah);
- perdebatan tentang boleh tidaknya menghapus al-Qur’an
dengan hadits; dan
- perdebatan tentang terjadinya nâsikh-mansûkh dalam
hadits.
Penghimpunan al-Qur’an (Jam’ al-Qur’ân)
Pembahasan ini mencakup:
- penghimpunan al-Qur’an (Jam’ al-Qur’ân) di masa nabi;
- metode penulisan al-Qur’an;
- penghimpunan al-Qur’an (Jam’ al-Qur’ân) di masa Abu
Bakar berikut dialektika yang terjadi;
- keistimewaan mushaf Abu Bakar;
- alasan dihimpunnya al-Qur’an ke dalam satu mushaf; dan
- penghimpunan al-Qur’an (Jam’ al-Qur’ân) di masa Utsman
serta perbedaannya dengan mushaf Abu Bakar.
Tafsir al-Qur’an
Pembahasan ini meliputi:
- alasan menafsirkan al-Qur’an;
- perbedaan tafsir dan ta’wil;
- definisi ta’wil;
- pembagian tafsir meliputi:
- tafsir bil-ma’tsûr (riwâyah);
- tafsir bil-ra’yi (dirâyah); dan
- tafsir isyâri berikut definisi dan pandangan ulama
tentang tafsir isyâri.
Ahli tafsir dari kalangan tabi’in
Pembahasan ini mencakup:
- tingkatan pertama (thabaqât ûlâ)
- tingkatan ulama Madinah (thabaqât ahl al-Madinah)
- tingkatan ulama ‘Iraq (thabaqât ahl al-‘Irâq).
I’jaz al-Qur’an
Pembahasan ini mencakup:
- maksud dan tujuan mempelajari al-Qur’an;
- al-Qur’at sebagai mukjizat kekal;
- pengertian i’jâz al-Qur’ân;
- kapan i’jâz al-Qur’ân terpenuhi;
- redaksi kebahasaan yang digunakan al-Qur’an yang
mengandung tantangan (al-tahaddi) dan pembagian
tahaddi;
- syarat-syarat i’jâz al-Qur’ân dan dengan apa i’jâz al-Qur’ân
dilakukan;
- dimensi serta aspek i’jâz al-Qur’ân; dan
- karakteristik gaya bahasa al-Qur’an.
Kemukjizatan al-Qur’an yang bersifat ilmiah
- 9 -
Jenjang Ulya
Materi baca al-Qur’an (bi al-nazhar)
Menyelesaikan bacaan al-Qur’an dengan proses talaqqi, yaitu
berguru langsung kepada seorang kyai/ustadz untuk
membenarkan kaidah-kaidah membaca al-Qur’an secara
keseluruhan hingga khatam dan untuk menjaga
ketersambungan sanad (silsilah sanad) membaca al-Qur’an.
Qiraat yang lazim dijadikan di pesantren ialah qiraat Imam
‘Âshim riwayat Hafs
Materi hafalan (bi al-ghayb)
Penyempurnaan hafalan Juz ‘amma, surat-surat pilihan seperti
Surat Yâsîn, al-Wâqi’ah, al-Mulk serta Juz pertama dari al-Qur’an
Ilmu baca al-Qur’an (‘Ilm al-Tajwid)
Penekanan terhadap penguasaan dasar-dasar ilmu baca al-
Qur’an, seperti:
mengenal karakteristik huruf hijaiyah;
hukum nûn sukûn dan tanwin;
hukum mim sukûn;
Alif Lam ( )الsyamsiyah dan qamariyyah;
pembagian bacaan qalqalah; dan
pembagian madd menjadi madd ashli dan madd thâbi’i.
cara baca waqaf dan ibtida’ serta mengenal jenis-jenis waqaf
kosakata asing dan cara membacanya di dalam al-Qur’an
(gharâib al-Qur’ân)
- 10 -
Tafsir
Kajian tafsir al-Qur’an 30 juz dengan merujuk pada tafsir karya
Imam al-Jalâlayn (al-Mahalli dan al-Suyûthi) dan karya ulama
nusantara seperti Tafsir Ibriz karya KH. Bisri Musthofa dan tafsir
Marâh Labid karya Syekh Nawawi al-Bantani
Ilmu Tafsir (‘Ulûm al-Tafsir)
Ketentuan Umum Karakteristik Ayat al-Qur’an
Mencakup pembahasan tentang:
- ayat Makkiyah dan Madaniyah;
- ayat-ayat hadhâri dan safari;
- nahâri dan layli;
- musim panas dan musim dingin;
- firâsyi dan nawmi; dan
- ayat-ayat yang bersifat ardhi dan samâi.
ayat yang pertama dan terakhir kali diturunkan.
Sebab-sebab Turunnya al-Qur’an
Mencakup pembahasan tentang:
- faidah mengetahui sebab-sebab turunnya al-Qur’an (asbâb
al-nuzûl);
- definisi sebab-sebab turunnya al-Qur’an (asbâb al-nuzûl);
- ayat yang turun berulang-ulang;
- hikmah diturunkannya suatu ayat pada permulaan atau
akhir;
- ayat yang turun secara langsung dan bertahap;
- ayat yang turun secara berkelompok dan sendiri-sendiri;
- ayat yang pernah diturunkan kepada para nabi terdahulu
dan yang khusus diturunkan pada Nabi Muhammad; dan
- tatacara diturunkannya al-Qur’an.
Turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf dan penjelasan Qira’at
yang masyhur
Mencakup tentang:
- dalil diturunkannya al-Qur’an dengan tujuh huruf;
- hikmah turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf;
- maksud turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf;
- pembahasan tentang qira’at yang masyhur meliputi:
- pengertian qira’at;
- apakah di masa Sahabat terdapat beberapa ahli qira’at;
- ulama yang pertama kali menyusun ilmu qira’at;
- kapan dikenal tujuh macam qira’at; dan
- tujuh ulama yang meriwayatkan qira’at.
Nama-nama Surat di dalam al-Qur’an, Penyusunan serta
Jumlah Surat, kalimat dan huruf
Pembahasan di dalamnya mencakup:
- nama-nama surat di dalam al-Qur’an, i’rab-nya,
penyusunan dan pengurutan surat-surat di dalam al-
Qur’an; dan
- 11 -
Jenjang Ula
Hadits
Hadits-hadits yang menjelaskan niat dan ikhlas, dimensi iman,
islam dan ihsan
Hadits-hadits yang disadur dari kitab hadits Arba’in Nawawi
seperti hadits tentang: rukun Islam,takdir manusia, amalan
bid’ah ditolak, halal haram yang sudah jelas, agama dan
nasehat, memerangi manusia ingkar, melaksanakan perintah
sesuai kesanggupan, memakan rizki yang halal, meninggalkan
hal yang meragukan, meninggalkan yang tidak bermanfaat,
kecintaan kepada milik orang lain, larangan zina, membunuh
- 13 -
Jenjang Wustha
Hadits
Hadits-hadits yang menjelaskan dimensi iman, islam dan ihsan
Hadits-hadits yang disadur dari kitab hadits Arba’in Nawawi
dan Abi Jamrah seperti: hadits tentang awal ciptaan manusia,
halal haram, kepatuhan dalam beragama, berakhlak terhadap
dirinya, sesama mukmin, tetangga dan dengan alam sekitar,
hadits-hadits tentang melaksanakan sifat-sifat terpuji
(murâqabah, pemalu, istiqâmah, berpegang teguh kepada
sunah, menjaga kebersihan, dzikir, bersedekah, zuhud, amar
makrun nahi munkar, berbuat ihsan, mencintai saudara, dan
tawakkal), menjauhi sifat-sifat tercela (zalim, hasad,
mengkonsumsi narkoba, makan terlalu kenyang, dan nifaq),
hadits tentang proses wahyu awal, manisnya iman,
pembai’atan, larangan membunuh, dan menghidupkan malam
lailatul qadr, perintah 4 perkara dan larangan 4 perkara,
keutamaan ilmu, keistemewaan dan syafaat Nabi, jihad dan
adab buang air, adab shalat, melihat Tuhan, keluasan rahmat
Allah, turun hujan berkat do’a Nabi, dan pengakuan Nabi pada
perbedaan sahabat, bolehnya shalat di atas kendaraan, shalat
istikharah, tanda-tanda hari kiamat, dan bersegera amal
kebajikan, keutamaan mengantar janazah, detik-detik
wafatnya Rasulillah SAW, dan impian Nabi Muhammad SAW.,
larangan merampas harta orang lain dan larangan minta-
minta, bolehnya badal dalam haji dan larangan pakaian
berihram haji, datangnya Dajjal, larangan berbuka siang
Ramadhan, bolehnya upah dalam ruqyah, adab duduk,
memenuhi undangan, menerima berita bohong dan menerima
wasiat mayit, adab perang, adab pergaulan, silaturahim, dan
- 14 -
Jenjang Ulya
Haditst
Kajian hadits-hadits yang disarikan dari kitab Riyâdh al-
Sâlihin, Mukhtâr al-Ahâdîts al-Nabawiyyah dan al-Jâmi’ al-
Saghîr meliputi: hadits-hadits yang menjelaskan dimensi iman,
islam dan ihsan, hadits-hadits yang disadur dari kitab hadits
Arba’in Nawawi dan Abi Jamrah seperti hadits tentang awal
ciptaan manusia, halal haram, kepatuhan dalam beragama,
berakhlak terhadap dirinya, sesama mukmin, tetangga dan
dengan alam sekitar, hadits-hadits tentang melaksanakan
sifat-sifat terpuji (murâqabah, pemalu, istiqâmah, berpegang
teguh kepada sunah, menjaga kebersihan, dzikir, bersedekah,
zuhud, amar makrun nahi munkar, berbuat ihsan, mencintai
saudara, dan tawakkal), menjauhi sifat-sifat tercela (zhalim,
hasad, mengkonsumsi narkoba, makan terlalu kenyang, dan
nifaq), hadits tentang proses wahyu awal, manisnya iman,
pembai’atan, larangan membunuh, dan menghidupkan malam
lailatul qadr, perintah 4 perkara dan larangan 4 perkara,
keutamaan ilmu, keistemewaan dan syafaat Nabi, jihad dan
adab buang air, adab shalat, melihat Tuhan, keluasan rahmat
Allah, turun hujan berkat do’a Nabi, dan pengakuan Nabi pada
perbedaan sahabat, bolehnya shalat di atas kendaraan, shalat
istikharah, tanda-tanda hari kiamat, dan bersegera amal
- 15 -
Jenjang Ula
Tauhid
Materi yang dikutip dari kitab ‘Aqîdah al-‘Awâm, meliputi:
pengertian dan rukun iman dan Islam;
memahami sifat-sifat wajib bagi Allah Swt yang 20;
20 sifat mustahil bagi Allah Swt;
sifat jaiz bagi Allah Swt;
25 nama nabi dan rasul;
nama malaikat yang wajib diketahui;
empat kitab yang wajib diketahui
Nabi Muhammad Saw, berikut sejarah singkat dan silsilahnya;
putera-puteri, istri dan paman nabi; dan
peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Jenjang Wustha
Tauhid
Materi yang dikaji meliputi:
pengertian Aqidah Islam dan pokok-pokok (rukun-rukun)
Akidah Islam;
beriman kepada Allah secara global dan terperinci iman kepada
Allah;
20 sifat-sifat wajib, mustahil bagi Allah dan sifat Jaiz bagi
Allah;
pengertian Istiwa dan ayat–ayat mutasyabihat menurut ulama
salaf dan kholaf;
pengertian ber iman kepada Malaikat;
kepercayaan ahlus sunnah terhadap Kitab-kitab Allah;
kepercayaan terhadap al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar;
pengertian beriman kepada rasul;
pengertian Nabi dan jumlah para Nabi Allah;
arti peran dan dalil tentang mukjizat bagi para Nabi;
perbedaan mukjizat, karamah dan sihr;
- 17 -
Jenjang Ulya
Tauhid
Materi yang dikaji meliputi:
pengertian Aqidah Islam dan pokok-pokok (rukun-rukun)
Akidah Islam;
beriman kepada Allah secara global dan terperinci iman kepada
Allah;
20 sifat-sifat wajib, mustahil bagi Allah dan sifat Jaiz bagi
Allah;
pengertian Istiwa dan ayat–ayat mutasyabihat menurut ulama
salaf dan kholaf;
pengertian beriman kepada Malaikat;
kepercayaan ahlus sunnah terhadap Kitab-kitab Allah;
kepercayaan terhadap al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar;
pengertian beriman kepada rasul;
pengertian Nabi dan jumlah para Nabi Allah;
arti peran dan dalil tentang mukjizat bagi para Nabi;
perbedaan mukjizat, karamah dan sihr;
sifat karakter yang melekat pada diri para penyampai
kebenaran (para Rasul Allah);
sifat yang tidak mungkin dimiliki (Mustahil) oleh para
penyampai kebenaran (para Rasul Allah) dan sifat wajar (Jaiz)
dimiliki oleh para penyampai kebenaran (Para Rasul Allah);
hikmah para Nabi tertimpa penyakit dan merasakan
penderitaan rasa sakit;
sifat-sifat terpuji yang menghiasi para penyampai kebenaran
(para Nabi) baik berupa ucapan, perbuatan baik yang lahir atau
yang bathin dan keistimewaan Nabi Muhammad dibandingkan
dengan nabi-nabi yang lain;
penjelasan tentang Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir
sementara itu Nabi Isa turun kembali;
kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan oleh Tokoh
Masyarakat (Nabi Muhammad saw);
beriman kepada hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang terkait
dengan hari akhir seperti nikmat dan penderitaan di alam
Kubur;
beriman kepada Qadla dan Qadar
persoalan-persoalan tauhid yang penting diketahui
peristiwa melihat Allah di Surga;
peristiwa Isra dan Mi’raj;
tanda-tanda terjadinya hari Kiamat;
hakikat orang yang bahagia;
sifat–sifat yang pasti, tidak mungkin (mustahil) dan mungkin
dimiliki (jaiz) oleh Allah;
- 19 -
Jenjang Ula
Tarikh
Sejarah ringkas perjalanan Islam yang dimulai dengan materi
kondisi masyarakat Jahiliyah sebelum lahirnya Nabi
Muhammad Saw., kelahiran Nabi Muhammad Saw., silsilah
nabi, posisi Quraisy di kalangan Bangsa Arab dan
pembentukan masyarakat Islam, masa diangkatnya
Muhammad Saw sebagai rasul, perang Badar hingga kehadiran
Rasulullah SAW di Madinah sampai usai perang Badr.
Pembinaan masyarakat Islam, sejak berakhirnya perang Badr
sampai berkumpulnya seluruh musuh Islam (dalam kelompok
al-ahzab) dalam perang Khandak.
Perjuangan Rasulullah SAW dalam menyelamatkan Islam dari
kepungan al-Ahzab, dan upaya mengembangkan dakwah Islam
sesudah itu, sampai terjadinya perjanjian Hudaibiyah,
perjuangan dakwah dan militer Rasulullah SAW setelah
perjanjian Hudaibiyah sampai terjadinya Fath Makkah,
perjuangan akhir Rasulullah SAW dalam rangka
menyempurnakan missi kerasulannya, dan diakhiri hari-hari
terakhir kehidupan Rasulullah SAW sampai ke Rafiq al-A’la.
Jenjang Wustha
Tarikh
Sejarah hidup Nabi Muhammad Saw., di mulai dari masa
kenabian, diangkat menjadi rasul, peperangan yang terjadi
sepanjang proses dakwah, mengetahui kehidupan bangsa
Arab, dan kehidupan Nabi Muhammad SAW. dan kedudukan
keluarganya di kalangan bangsa Arab.
Proses pengangkatan Muhammad Saw menjadi rasul. Dakwah
Rasullah Saw mulai dari kalangan keluarga, penduduk
Makkah, dan di luar kota Makkah, berbagai kendala yang
dihadapi Rasullah Saw dalam menyampaikan dakwanya
sampai hijrah ke Madinah, tingkat kesabaran Rasulullah Saw
dalam mengemban misi dakwah ini, ibrah dari seluruh
keteladanan Rasulullah Saw dalamperjuangannya, menghargai
para sahabat yang masuk Islam pada masa perjuangan awal
(sahabat yang termasuk dalam kelompok assabiqunal
awwalun), serta ibrah dari seluruh ketegaran para sahabat
dalam mempertahankan aqidah mereka.
Strategi dakwah Rasulullah SAW, sejak hijrah ke Madinah
sampai terjadi perjanjian Hudaibiyah, langkah-langkah
Rasulullah Saw dalam membina kehidupan bermasyarakat,
melalui masjid, mempersaudarakan kaum Muhajirin-Anshar,
piagam madinah, menerapkan syariat perang, dsb.
- 21 -
Jenjang Ulya
Tarikh
Sejarah hidup Nabi Muhammad Saw, di mulai dari masa
kenabian, diangkat menjadi rasul, peperangan yang terjadi
sepanjang proses dakwah, mengetahui kehidupan bangsa
Arab, dan kehidupan Nabi Muhammad SAW. dan kedudukan
keluarganya di kalangan bangsa Arab.
Proses pengangkatan Muhammad Saw menjadi rasul. Dakwah
Rasullah Saw mulai dari kalangan keluarga, penduduk
Makkah, dan di luar kota Makkah, berbagai kendala yang
dihadapi Rasullah Saw dalam menyampaikan dakwanya
sampai hijrah ke Madinah, tingkat kesabaran Rasulullah Saw
dalam mengemban misi dakwah ini, ibrah dari seluruh
keteladanan Rasulullah Saw dalamperjuangannya, menghargai
para sahabat yang masuk Islam pada masa perjuangan awal
(sahabat yang termasuk dalam kelompok assabiqunal
awwalun), serta ibrah dari seluruh ketegaran para sahabat
dalam mempertahankan aqidah mereka.
- 22 -
Jenjang Ula
Fiqh
Pembahasan Tentang Rukun Islam, Rukun Iman, makna La
Ilaha Illallah, tanda-tanda Baligh dan syarat Istinja’, kewajiban
Wudhu, syarat wudhu dan hal-hal yang membatalkan wudhu,
Perihal Mandi wajib, Persoalan junub dan menstruasi, serta
masalah Tayammum dan perihal najis;
Pembahasan tentang shalat meliputi ancaman bagi yang
meninggalkan dan syarat rukun shalat, perbandingan teknis
shalat antara laki-laki dan perempuan, perihal sunat ab’ad dan
sunat hay`at, perihal sujud sahwi dan beberapa hal yang
membatalkan shalat, Syarat Takbiratul ihram, syarat sujud,
jeda-jeda dalam shalat dan komponen-komponen pokok dalam
sujud serta kewajiban thuma’ninah dalam ruku’ dan sujud.
Pembahasan tentang Azan dan Iqamah, shalat-shalat sunnat,
shalat jamaah, shalat jumat, shalat idain,shalat gerhana,
shalat istisqa’ dan shalat khauf, pelaksanaan Shalat bagi
musafir, Jama’.qashar dan qadha shalat serta perihal
pemulasaraan jenazah.
Pembahasan tentang Zakat, meliputi ruang lingkup zakat,
persoalan nisab dalam zakat meliptui zakat fitrah dan zakat
mal.
Pembahasan tentang Puasa, meliputi syarat-syarat, rukun-
rukun hal-hal yang disunahkan dan yang dimakruhkan pada
saat berpuasa Ramadhan, pembahasan tentang qiyamu
Ramadhan dan i’tikaf.
Jenjang Wustha
Fiqh
Pembahasan Tentang Rukun Islam, Rukun Iman, makna La
Ilaha Illallah, tanda-tanda Baligh dan syarat Istinja’, kewajiban
Wudhu, syarat wudhu dan hal-hal yang membatalkan wudhu,
Perihal Mandi wajib, Persoalan junub dan menstruasi, serta
masalah Tayammum dan perihal najis;
Pembahasan tentang shalat meliputi ancaman bagi yang
meninggalkan dan syarat rukun shalat, perbandingan teknis
shalat antara laki-laki dan perempuan, perihal sunat ab’ad dan
sunat hay`at, perihal sujud sahwi dan beberapa hal yang
membatalkan shalat, Syarat Takbiratul ihram, syarat sujud,
jeda-jeda dalam shalat dan komponen-komponen pokok dalam
sujud serta kewajiban thuma’ninah dalam ruku’ dan sujud;
Pembahasan tentang Azan dan Iqamah, shalat-shalat sunnat,
shalat jamaah, shalat jumat, shalat idain,shalat gerhana,
shalat istisqa’ dan shalat khauf, pelaksanaan Shalat bagi
- 24 -
Faraid
Memahami pengertian ilmu faraid
dapat menyebutkan dan mendeskripsikan golongan ahli waris
laki-laki
dapat menyebutkan dan mendeskripsikan Golongan ahli waris
perempuan
dapat menyebutkan siapa saja mendapatkan warisan secara
pasti takarannya
dapat menyebutkan siapa saja dan oleh sebab apa seseorang
tidak mendapatkan warisan dalam Islam
dapat menyebutkan dan menjelaskan tentang siapa yang
mendapatkan warisan ashabah
Jenjang Ulya
Fiqh
Pembahasan Tentang Rukun Islam, Rukun Iman, makna La
Ilaha Illallah, tanda-tanda Baligh dan syarat Istinja’, kewajiban
Wudhu, syarat wudhu dan hal-hal yang membatalkan wudhu,
Perihal Mandi wajib, Persoalan junub dan menstruasi, serta
masalah Tayammum dan perihal najis;
Pembahasan tentang shalat meliputi: ancaman bagi yang
meninggalkan dan syarat rukun shalat, perbandingan teknis
shalat antara laki-laki dan perempuan, perihal sunat ab’ad dan
sunat hay`at, perihal sujud sahwi dan beberapa hal yang
membatalkan shalat, Syarat Takbiratul ihram, syarat sujud,
jeda-jeda dalam shalat dan komponen-komponen pokok dalam
sujud serta kewajiban thuma’ninah dalam ruku’ dan sujud.
Pembahasan tentang Azan dan Iqamah, shalat-shalat sunnat,
shalat jamaah, shalat jumat, shalat idain,shalat gerhana,
shalat istisqa’ dan shalat khauf, pelaksanaan Shalat bagi
musafir, Jama’.qashar dan qadha shalat serta perihal
pemulasaraan jenazah.
Pembahasan tentang Zakat, meliputi: ruang lingkup zakat,
persoalan nisab dalam zakat, zakat fitrah, zakat profesi dan
memahami BAZNAS, BAZNAS Tingkat Profinsi, dan tingkat
Kabupaten/Kota serta UU Zakat di Indonesia.
Pembahasan tentang Puasa, meliputi: syarat-syarat, rukun-
rukun hal-hal yang disunahkan dan yang dimakruhkan pada
saat berpuasa Ramadhan, pembahasan tentang qiyamu
Ramadhan dan i’tikaf.
Pembahasan tentang Haji dan Umrah, qurban dan akekah,
meliputi: syarat dan rukun haji, larangan-larangan dalam
manasik haji, persoalan dam dan badal haji serja anjuran
qurban da aqiqah dalam hukum Islam.
Perihal ekonomi Islam, meliputi: jual beli, riba, bunga bank,
qiradh, pasar modal syariah, pegadaian syariah, dan takaful
atau asuransi Islam, sewa-menyewa, pinjam meminjam,
- 26 -
Jenjang Ula
Akhlaq-Tasawuf
Pembahasan yang disadur dari kitab al-akhlaq lil-banin/banat,
pada Juz 1 meliputi: dengan apa seorang anak berakhlak, anak
yang berakhlak dan tidak berakhlak, kewajiban menerapkan
akhlak karimah sejak dini, Allah subhanahu wa ta’ala, anak
yang dapat dipercaya dan anak yang taat, Nabi Muhammad
Saw, adab di rumah, Abdullah di rumahnya, ibu yang
penyayang, akhlak seorang anak kepada ibunya, soleh dan
ibunya, ayahmu yang pengasih, akhlak anak bersama ayah,
kasih sayang ayah, sopan santun terhadap saudara, dua
saudara yang saling mencintai, akhlak bersama kerabat,
Mushthafa dan kerabatnya, akhlak seorang anak terhadap
pembantunya, anak yang suka mengerti, akhlak kepada
tetangga, Hamid dan tetangganya, sebelum berangkat sekolah,
akhlak berjalan di tempat umum, akhlak seorang santri di
kelas, bagaimana santri menjaga perangkat sekolahnya,
bagaimana santri menjaga inventaris sekolah, akhlak kepada
guru dan temannya, serta nasehat umum satu dan dua.
- 28 -
Jenjang Wustha
Akhlaq-Tasawuf
Pembahasan rumpun keilmuan akhlak dan tasawuf meliputi
keutamaan ilmu dan ulama’, adab santri (muta’allim) kepada
dirinya sendiri, adab santri (muta’allim) kepada syaikhnya,
adab santri (muta’allim) dalam proses pembelajaran, adab kyai
(‘âlim) kepada dirinya sendiri, adab kyai (‘âlim) dalam
pembelajarannya, adab kyai (‘âlim) kepada para santrinya,
serta adab terhadap kitab-kitab yang dikaji.
Pembahasan mencakup tentang hakikat ilmu, hukum mencari
dan keutamaannya, niat dalam mencari ilmu, adab memilih
ilmu, guru, teman dan ketekunan, adab menghormati ilmu dan
guru, kesungguhan dalam mencari ilmu, beristiqamah dan
bercita-cita luhur, ukuran dan urutan ilmu, tawakal, waktu
belajar yang bagus, pentingnya saling menghormati dan saling
menghargai, pentingnya mencari tambahan ilmu, sikap wara’
ketika menuntut ilmu, hal-hal yang dapat menguatkan hafalan
dan yang melemahkannya, hal-hal yang mempermudah
datangnya rizki dan menghambatnya, serta memperpanjang
umur dan memperpendeknya. î
Perihal bangun tidur, keluar masuk kamar madi atau toilet,
adab wudlu`, adab Mandi, tayammum, keluar masuk masjid,
adab setelah thulû’ al-syams hingga zawâl, adab persiapan
shalat, adab tidur, sholat, imamah, jum’ah, puasa, pentingnya
menjauhi maksiat, maksiyat hati, serta adab shuhbah dan
mu’âsyarah bersama Allah dan makhluknya.
Jenjang Ulya
Akhlaq-Tasawuf
Pembahasan tasawuf dalam pesantren salaf Jenjang Ulya
meliputi rahasia basmalah, hamdalah, shalawat, rahasia
takwa, pentingnya ilmu syari’at dan menjaga sunnah,
kedudukan syari’ah, thariqah, dan hakikat, rahasia taubat dan
menjaga anggota tubuh dari dosa, persoalan qana’ah dan
zuhud, definisi tasawuf, persyaratan mursyid hakiki dalam
tasawuf, persoalan tawakal dalam tasawuf, persoalan ikhlash
dalam tasawuf, adab uzlah dan shuhbah, serta kebiasaan
menjaga waktu.
Pembahasan tentang hikmah shalat jamaah, rahasia dzikir,
wirid dan tilawatil qur’an, lima obat hati (membaca al-Qur’an,
mengosongkan perut, qiyamul lail, tadharru’ di akhir malam,
dan majelis shalihin), keutamaan ilmu dan ulama, adab makan
dan keburukan kenyang, keutamaan kitab ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn
karya Abu Hamid al-Ghazali, rahasia Qailûlah dan shalat
jamaah dhuhur, keutamaan kitab Adzkâr al-Nawawiy, hikmah
tahajjud dan qiyâm al-lail, keutamaan dzikrullah, persoalan al-
ma’rifat dalam tasawuf, jihâd al-nafs, al-musyâhadah dalam
- 30 -
Jenjang Ula
Nahwu-Sharf
Pengertian kalam, isim, baik yang mabni maupun mu’rab, fi’il,
fail, maf’ul, naib al-fa’il, isim dhamir, isim maushul, dharaf, har
al-jar, dharaf, sifat, hal dan lain-lain.
Perihal i’rab dan pengenalan cara membaca kitab kuning
dengan baik dan benar, menghafal seluruh bait aj-Jurmiyah.
Pembahasan tentang membedakan mana kata tsulasi, ruba’i,
fiil madhi, Fiil mudhari’, mashdar, masdar, masdhar mim, isim
fail, isim maf’ul, fi’il amr, isim zaman dan isim makan, dhamir
baik yang bariz maupun yang mustatir, serta perubahan makna
dari makna asli ke makna ziyadah.
Jenjang Wustha
Nahwu-Sharf
Pengertian ilmu Nahw, ruang lingkup ilmu nahwu, pengertian
kalâm (kalimat) dalam ilmu Nahwu, unsur-unsur kalimat,
pembagian kalam, bentuk dan kaidah tentang kata-kata yang
mu’rab dan mabni, bentuk-bentuk ism nakirah dan ma’rifah,
serta kaidah-kaidah tentang mubtada’ dan khabar;
- 31 -
Jenjang Ulya
Nahwu-Sharf
Pengertian ilmu Nahw, ruang lingkup ilmu nahwu, pengertian
kalâm (kalimat) dalam ilmu Nahwu, unsur-unsur kalimat,
pembagian kalam, bentuk dan kaidah tentang kata-kata yang
mu’rab dan mabni, bentuk-bentuk ism nakirah dan ma’rifah,
serta kaidah-kaidah tentang mubtada’ dan khabar;
Struktur kalimat yang mengandung nawasikh berupa kâna wa
akhawâtuhâ, hurûf musyabbahât bi laisa, dan af’âl muqârabah;
Struktur kalimat yang mengandung nawasikh berupa inna wa
akhawâtuhâ dan lâ nâfiyah li jins;
Strukur kalimat yang mengandung berupa zhanna wa
akhawâtuhâ dan a’lama wa arâ wa akhawâtuhâ;
Kaidah tentang fâ’il dan nâ’ib fâ’il;
Struktur kalimat yang memuat unsur isytighâl;
Kaidah tentang konsep fi’l muta’addi dan lâzim;
Struktur kalimat yang mengandung konsep tanâzu’ fil ’amal;
Pengertian maf’ul, pembagian maf’ul, istitsnâ, hâl, dan tamyiz;
Makna dan kaidah penggunaan hurûf jar;
Struktur idhafi dalam kalimat;
Bentuk-bentuk ism yang ber-‘amal seperti fi’l-nya;
Kaidah yang terkait dengan uslûb ta’ajjub, madh, dan dzamm;
Kaidah tentang ism tafdhil;
Struktur kalimat mengandung tawâbi’ yang meliputi na’t,
taukid, athf, dan badal;
Kaidah yang terkait dengan uslûb nidâ`;
Kaidah yang terkait dengan uslûb istighâtsah, nudbah, tarkhim,
ikhtishâsh, tahdzir, dan ighrâ`;
Bentuk dan kaidah tentang asmâ`ul af’âl wal ashwât, nûn
taukid, dan ism ghair munsharif.;
- 32 -
Ilmu Mantiq
Hakikat Ilmu Mantiq (urgensi keberadaan Ilmu Mantiq).
Pengertian Ilmu Mantiq dan manfaat mempelajari Ilmu Mantiq).
jenis-jenis ilmu (‘ilm hadits) dan penjelasan tentang
tashawwur.
Tashdiq, ‘ilm nazhari, ‘ilm dharuri, jenis-jenis dalâlah
wadh’iyyah meliputi dalâlah muthâbaqah, dalâlah tadhammun
dan dalâlah iltizâm.
Pembahasan seputar lafazh seperti mufrad dan murakkab,
Konsep mafhûm dan mashadaq.
Taqâbul al-alfâdz (kata-kata yang berlawanan).
Perbandingan antara dua lafdz kulliy.
Perbedaan antara zât dan ardh.
Konsep kulliyat al-khamsah (kuliyyat yang lima).
Penerapan tentang ta’rif.
Konsep tentang qadhiyyah dan hal-hal yang berhubungan
dengannya.
Konsep tentang tanâqudh.
Tentang ‘aks mustawiy.
Konsep istidlal dan hal-hal yang berhubungan dengannya.
Qiyas dan hal-hal yang berhubungan dengannya, tiga unsur
qiyas, penerapan beberapa bentuk syakl dalam qiyas,
pembagian qiyas (iqtirâniy dan istisnâ’).
Konsep tentang lawâhiq qiyas (qiyas tambahan) dan hal-hal
yang berhubungan dengannya.
D. Penutup
1. Standar Kompetensi Lulusan pesantren salafiyah di susun sebagai
acuan bagi penilaian atas perkembangan, kemajuan, dan hasil
belajar santri pesantren salafiyah.
2. Pesantren salafiyah mengembangkan pembelajaran dalam rangka
pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar menggunakan
sumber rujukan kitab kuning.
3. Hasil pendidikan pesantren sebagai satuan pendidikan dapat
dihargai sederajat dengan pendidikan formal setelah lulus ujian
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
dan ditunjuk oleh direktur jenderal, dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh direktur jenderal.
4. Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dalam naskah ini dapat
dijadikan acuan bagi pelaksanaan ujian untuk menentukan
kesederajatan hasil pendidikan pesantren sebagai satuan
pendidikan dengan pendidikan formal keagamaan Islam.
- 34 -
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
KAMARUDDIN AMIN