Anda di halaman 1dari 34

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

NOMOR 4832 TAHUN 2018


TENTANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PESANTREN SALAFIYAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan acuan penilaian atas


perkembangan, kemajuan, dan hasil belajar santri
pesantren sebagai satuan pendidikan berbentuk
pengajian kitab kuning (pesantren salafiyah), perlu
menetapkan kriteria minimal dalam bentuk standar
kompetensi lulusan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pesantren Salafiyah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4769);
4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
5. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Pendidikan Keagamaan Islam (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 822) ;
- 2 -

7. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PESANTREN
SALAFIYAH

KESATU : Menetapkan standar kompetensi lulusan pesantren salafiyah


sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Standar kompetensi lulusan pesantren salafiyah sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan acuan
penilaian atas perkembangan, kemajuan, dan hasil belajar
santri pesantren sebagai satuan pendidikan berbentuk
pengajian kitab kuning (pesantren salafiyah).

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 03 September 2018

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

KAMARUDDIN AMIN
- 3 -

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 4832 TAHUN 2018
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PESANTREN
SALAFIYAH

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PESANTREN SALAFIYAH

A. Pengertian Umum
1. Pondok pesantren yang selanjutnya disebut pesantren adalah
lembaga pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan oleh
masyarakat yang menyelenggarakan satuan pendidikan pesantren
dan/atau secara terpadu menyelenggarakan jenis pendidikan
lainnya.
2. Pesantren sebagai satuan pendidikan berbentuk pengajian kitab
kuning jenjang pendidikan dasar dan menengah yang selanjutnya
disebut pesantren salafiyah adalah pesantren sebagai satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pengajian kitab kuning dalam
bentuk pengajian kitab kuning pada umumnya dan/atau program
takhasus pada bidang ilmu keislaman tertentu sesuai dengan ciri
khas dan keunggulan masing-masing pesantren pada jenjang
pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah.
3. Kitab Kuning adalah kitab keislaman berbahasa Arab yang menjadi
rujukan tradisi keilmuan Islam di pesantren.
4. Jenjang pendidikan dasar pada pesantren salafiyah disebut dengan
jenjang ula yang setingkat dengan sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah.
5. Jenjang pendidikan menengah pada pesantren salafiyah disebut
dengan jenjang wustha yang setingkat dengan sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawaiyah dan jenjang ulya yang setingkat
dengan sekolah menengah atas/madrasah aliyah.
6. Kompetensi lulusan pesantren salafiyah adalah kompetensi yang
harus dipenuhi oleh lulusan pesantren salafiyah, terdiri dari
kompetensi inti dan kompetensi dasar.
7. Kementerian adalah Kementerian Agama Republik Indonesia.
8. Direktorat Jenderal adalah unsur pelaksana kementerian yang
melaksanakan sebagian tugas pokok kementerian di bidang pondok
pesantren berdasarkan peraturan perundang-undangan.
9. Direktur Jenderal adalah pimpinan unsur pelaksana kementerian
yang melaksanakan sebagian tugas pokok kementerian di bidang
pondok pesantren berdasarkan peraturan perundang-undangan.
- 4 -

B. Kompetensi Inti
1. Kompetensi inti adalah kompetensi inti keagamaan Islam yang
harus dipenuhi oleh lulusan pesantren salafiyah, terdiri dari
kompetensi inti sikap, kompetensi inti pengetahuan, dan
kompetensi inti keterampilan.
2. Kompetensi inti sikap yang harus dipenuhi oleh lulusan pesantren
salafiyah untuk jenjang ula, jenjang wusta, dan jenjang ulya:

 Beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.


 Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
 Berakhlak mulia dengan menjunjung tinggi jiwa keikhlasan,
kesederhanaan, kemandirian, persaudaran sesama umat Islam
(ukhuwah islamiyah), rendah hati (tawadhu), toleran (tasamuh),
keseimbangan (tawazun), moderat (tawasuth), keteladanan (uswah),
dan pola hidup sehat.
 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia.
 Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian
yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan
agama serta pendapat/temuan original orang lain.
 Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

3. Kompetensi inti pengetahuan yang harus dipenuhi oleh lulusan


pesantren salafiyah untuk jenjang ula, jenjang wusta, dan jenjang
ulya:

Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,


konseptual, dan prosedural) pada tingkat dasar
Ula berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) pada tingkat teknis dan
Wustha spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
Ulya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
- 5 -

4. Kompetensi inti keterampilan yang harus dipenuhi oleh lulusan


pesantren salafiyah untuk jenjang ula, jenjang wusta, dan jenjang
ulya:

Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret


(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
Ula membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di pesantren
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
Wustha
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di pesantren dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
Ulya dari yang dipelajarinya di pesantren secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

C. Kompetensi Dasar
1. Kompetensi dasar adalah kompetensi dasar keagamaan Islam
berdasarkan rumpun ilmu yang harus dipenuhi oleh lulusan
pesantren salafiyah, meliputi al-Qur’an dan ‘Ulûm al-Qur’an, Hadits
dan Ilmu Hadits, Tauhid dan Ilmu Kalam, Tarikh, Fiqh dan Ushul
Fiqh, Akhlak dan Tasawuf, serta ‘Ulûm al-Lughah, untuk setiap
jenjang.
2. Kompetensi dasar keagamaan Islam menurunkan masing-masing
mata pelajaran sesuai dengan rumpun keilmuannya atau dengan
program takhasus pada rumpun keilmuan tertentu, sebagai berikut:

Rumpun Keilmuan/Mata Jenjang


No
Pelajaran Ula Wustha Ulya
1 Al-Qur’an dan ‘Ulûm al-Qur’an
Al-Qur’an √ √ √
Ilmu al-Qur’an √ √
Tafsir √ √
Ilmu Tafsir √ √
2 Haditst dan Ilmu Hadits
Hadits √ √ √
Ilmu Hadits √ √
3 Tauhid dan Ilmu kalam
Tauhid √ √ √
Ilmu Kalam √ √
4 Tarikh √ √ √
5 Fiqh dan Ushul Fiqh
Fiqh √ √ √
Ushul Fiqh √ √
Ilmu Faraidh √ √
Ilmu Falak √
- 6 -

Rumpun Keilmuan/Mata Jenjang


No
Pelajaran Ula Wustha Ulya
6 Akhlak-Tasawuf √ √ √
7 ‘Ulûm al-Lughah
Nahwu–Sharf √ √ √
Balaghah √ √
Ilmu Arudh √
Ilmu Mantiq √

3. Kompetensi dasar rumpun ilmu Al-Qur’an dan ‘Ulûm al-Qur’an

Jenjang Ula
Materi baca al-Qur’an (bi al-nazhar)
Membaca surat-surat pendek dan Juz ‘Amma dengan baik dan
benar serta memahami kandungan makna surat-surat pendek
Materi hafalan (bi al-ghayb)
Menghafal surat-surat pendek, di mulai dari Surat an-Nas hingga
al-Dhuha
Ilmu baca al-Qur’an (‘Ilm al-Tajwid)
Penekanan terhadap penguasaan dasar-dasar ilmu baca al-
Qur’an, seperti:
 mengenal karakteristik huruf hijaiyah;
 hukum nûn sukûn dan tanwin;
 hukum mim sukûn;
 Alif Lam (‫ )ال‬syamsiyah dan qamariyyah;
 pembagian bacaan qalqalah; dan
 pembagian madd menjadi madd ashli dan madd thâbi’i.

Jenjang Wustha
Materi baca al-Qur’an (bi al-nazhar)
Penekanan terhadap kelancaran membaca al-Qur’an, terutama
pada Juz ‘Amma dan surat-surat pilihan seperti Yasin, al-Wâqi’ah,
al-Mulk
Materi hafalan (bi al-ghayb)
Meliputi hafalan Juz ‘Amma dan surat-surat pilihan, seperti Surat
Yasin, al-Wâqi’ah dan al-Mulk
Ilmu baca al-Qur’an (‘Ilm al-Tajwid)
Penekanan terhadap penguasaan dasar-dasar ilmu baca al-
Qur’an, seperti:
 mengenal karakteristik huruf hijaiyah;
 hukum nûn sukûn dan tanwin;
 hukum mim sukûn;
 Alif Lam (‫ )ال‬syamsiyah dan qamariyyah;
 pembagian bacaan qalqalah; dan
 pembagian madd menjadi madd ashli dan madd thâbi’i.
 cara baca waqaf dan ibtida’ serta mengenal jenis-jenis waqaf.
- 7 -

Tafsir
Kajian tafsir surat-surat pendek dalam Juz ‘Amma dan surat-
surat pilihan yang dibahas tafsir tertentu, seperti Tafsir Hamâmi
Zadah yang membahas khusus tentang tafsir Surat Yasin
Ilmu Tafsir (‘Ulûm al-Tafsir)
 Ketentuan Umum tentang Ilmu al-Qur’an
Mencakup pembahasan tentang:
- tujuan mempelajari ilmu al-Qur’an;
- definisi al-Qur’an;
- keistimewaan al-Qur’an;
- permulaan turunnya al-Qur’an; dan
- membahas ayat yang pertama dan terakhir kali diturunkan.
 Hikmah Diturunkannya al-Qur’an secara Terpisah
Mencakup pembahasan tentang:
- mekanisme diturunkannya al-Qur’an;
- hikmah diturunkannya al-Qur’an secara bertahap;
- mekanisme pembelajaran wahyu yang dilakukan nabi; dan
- perbedaan al-Qur’an dan hadits.
 Sebab-sebab Turunnya al-Qur’an
Mencakup pembahasan tentang:
- faidah mengetahui sebab-sebab turunnya al-Qur’an (asbâb
al-nuzûl);
- definisi sebab-sebab turunnya al-Qur’an (asbâb al-nuzûl);
- bagaimana mengetahui sebab-sebab turunnya al-Qur’an
(asbâb al-nuzûl); dan
- pembahasan tentang apakah yang diakui ialah keumuman
suatu lafazh atau kekhususan sebab (al-‘ibratu bi-‘umûm al-
lafzh aw bi-khushûsh al-sabab).
 Turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf dan penjelasan Qira’at
yang masyhur
Mencakup tentang:
- dalil diturunkannya al-Qur’an dengan tujuh huruf;
- hikmah turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf;
- maksud turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf;
- pembahasan tentang qira’at yang masyhur meliputi:
- pengertian qira’at;
- apakah di masa Sahabat terdapat beberapa ahli qira’at;
- ulama yang pertama kali menyusun ilmu qira’at;
- kapan dikenal tujuh macam qira’at; dan
- tujuh ulama yang meriwayatkan qira’at.
 Nâsikh-mansûkh dalam al-Qur’an serta hikmah di balik
terjadinya nâsikh-mansûkh
Pembahasan ini mencakup:
- pengertian nâsikh-mansûkh;
- sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat nâsikh-
mansûkh;
- apakah nâsikh-mansûkh terjadi dalam syariat Samâwi;
- 8 -

- pembagian nâsikh-mansûkh;
- hikmah di balik penghapusan suatu hukum tanpa
menghapus redaksi suatu ayat (naskh al-hukm ma’a baqâi
al-tilâwah);
- perdebatan tentang boleh tidaknya menghapus al-Qur’an
dengan hadits; dan
- perdebatan tentang terjadinya nâsikh-mansûkh dalam
hadits.
 Penghimpunan al-Qur’an (Jam’ al-Qur’ân)
Pembahasan ini mencakup:
- penghimpunan al-Qur’an (Jam’ al-Qur’ân) di masa nabi;
- metode penulisan al-Qur’an;
- penghimpunan al-Qur’an (Jam’ al-Qur’ân) di masa Abu
Bakar berikut dialektika yang terjadi;
- keistimewaan mushaf Abu Bakar;
- alasan dihimpunnya al-Qur’an ke dalam satu mushaf; dan
- penghimpunan al-Qur’an (Jam’ al-Qur’ân) di masa Utsman
serta perbedaannya dengan mushaf Abu Bakar.
 Tafsir al-Qur’an
Pembahasan ini meliputi:
- alasan menafsirkan al-Qur’an;
- perbedaan tafsir dan ta’wil;
- definisi ta’wil;
- pembagian tafsir meliputi:
- tafsir bil-ma’tsûr (riwâyah);
- tafsir bil-ra’yi (dirâyah); dan
- tafsir isyâri berikut definisi dan pandangan ulama
tentang tafsir isyâri.
 Ahli tafsir dari kalangan tabi’in
Pembahasan ini mencakup:
- tingkatan pertama (thabaqât ûlâ)
- tingkatan ulama Madinah (thabaqât ahl al-Madinah)
- tingkatan ulama ‘Iraq (thabaqât ahl al-‘Irâq).
 I’jaz al-Qur’an
Pembahasan ini mencakup:
- maksud dan tujuan mempelajari al-Qur’an;
- al-Qur’at sebagai mukjizat kekal;
- pengertian i’jâz al-Qur’ân;
- kapan i’jâz al-Qur’ân terpenuhi;
- redaksi kebahasaan yang digunakan al-Qur’an yang
mengandung tantangan (al-tahaddi) dan pembagian
tahaddi;
- syarat-syarat i’jâz al-Qur’ân dan dengan apa i’jâz al-Qur’ân
dilakukan;
- dimensi serta aspek i’jâz al-Qur’ân; dan
- karakteristik gaya bahasa al-Qur’an.
 Kemukjizatan al-Qur’an yang bersifat ilmiah
- 9 -

Pembahasan ini meliputi:


- kesatuan alam semesta;
- perkembangan alam semesta;
- perkembangan ilmu pengetahuan;
- perbedaan akidah Islam, Yahudi dan Nashrani;
- pengaruh al-Qur’an terhadap hati dan perasaan; dan
- terlepasnya al-Qur’an dari pertentangan (tanâqudh).
 Catatan hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan surat-
surat al-Qur’an
Pembahasan ini mencakup:
- perdebatan apakah di dalam al-Qur’an terdapat selain
bahasa Arab;
- argumen para ulama;
- tarjih atas pendapat yang ada.
- terjemah al-Qur’an;
- definisi terjemah al-Qur’an;
- macam-macam, syarat, dan apakah terjemah al-Qur’an
secara harfiah boleh dilakukan; dan
- terjemah al-Qur’an dengan makna.

Jenjang Ulya
Materi baca al-Qur’an (bi al-nazhar)
 Menyelesaikan bacaan al-Qur’an dengan proses talaqqi, yaitu
berguru langsung kepada seorang kyai/ustadz untuk
membenarkan kaidah-kaidah membaca al-Qur’an secara
keseluruhan hingga khatam dan untuk menjaga
ketersambungan sanad (silsilah sanad) membaca al-Qur’an.
 Qiraat yang lazim dijadikan di pesantren ialah qiraat Imam
‘Âshim riwayat Hafs
Materi hafalan (bi al-ghayb)
Penyempurnaan hafalan Juz ‘amma, surat-surat pilihan seperti
Surat Yâsîn, al-Wâqi’ah, al-Mulk serta Juz pertama dari al-Qur’an
Ilmu baca al-Qur’an (‘Ilm al-Tajwid)
Penekanan terhadap penguasaan dasar-dasar ilmu baca al-
Qur’an, seperti:
 mengenal karakteristik huruf hijaiyah;
 hukum nûn sukûn dan tanwin;
 hukum mim sukûn;
 Alif Lam (‫ )ال‬syamsiyah dan qamariyyah;
 pembagian bacaan qalqalah; dan
 pembagian madd menjadi madd ashli dan madd thâbi’i.
 cara baca waqaf dan ibtida’ serta mengenal jenis-jenis waqaf
 kosakata asing dan cara membacanya di dalam al-Qur’an
(gharâib al-Qur’ân)
- 10 -

Tafsir
Kajian tafsir al-Qur’an 30 juz dengan merujuk pada tafsir karya
Imam al-Jalâlayn (al-Mahalli dan al-Suyûthi) dan karya ulama
nusantara seperti Tafsir Ibriz karya KH. Bisri Musthofa dan tafsir
Marâh Labid karya Syekh Nawawi al-Bantani
Ilmu Tafsir (‘Ulûm al-Tafsir)
 Ketentuan Umum Karakteristik Ayat al-Qur’an
Mencakup pembahasan tentang:
- ayat Makkiyah dan Madaniyah;
- ayat-ayat hadhâri dan safari;
- nahâri dan layli;
- musim panas dan musim dingin;
- firâsyi dan nawmi; dan
- ayat-ayat yang bersifat ardhi dan samâi.
ayat yang pertama dan terakhir kali diturunkan.
 Sebab-sebab Turunnya al-Qur’an
Mencakup pembahasan tentang:
- faidah mengetahui sebab-sebab turunnya al-Qur’an (asbâb
al-nuzûl);
- definisi sebab-sebab turunnya al-Qur’an (asbâb al-nuzûl);
- ayat yang turun berulang-ulang;
- hikmah diturunkannya suatu ayat pada permulaan atau
akhir;
- ayat yang turun secara langsung dan bertahap;
- ayat yang turun secara berkelompok dan sendiri-sendiri;
- ayat yang pernah diturunkan kepada para nabi terdahulu
dan yang khusus diturunkan pada Nabi Muhammad; dan
- tatacara diturunkannya al-Qur’an.
 Turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf dan penjelasan Qira’at
yang masyhur
Mencakup tentang:
- dalil diturunkannya al-Qur’an dengan tujuh huruf;
- hikmah turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf;
- maksud turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf;
- pembahasan tentang qira’at yang masyhur meliputi:
- pengertian qira’at;
- apakah di masa Sahabat terdapat beberapa ahli qira’at;
- ulama yang pertama kali menyusun ilmu qira’at;
- kapan dikenal tujuh macam qira’at; dan
- tujuh ulama yang meriwayatkan qira’at.
 Nama-nama Surat di dalam al-Qur’an, Penyusunan serta
Jumlah Surat, kalimat dan huruf
Pembahasan di dalamnya mencakup:
- nama-nama surat di dalam al-Qur’an, i’rab-nya,
penyusunan dan pengurutan surat-surat di dalam al-
Qur’an; dan
- 11 -

- jumlah ayat al-Qur’an, batasannya, serta jumlah kalimat


dan huruf-huruf al-Qur’an;
 Para penghafal al-Qur’an serta sanad dan perawi
Di dalamnya mencakup pembahasan tentang:
- jalur silsilah periwayatan al-Qur’an; dan
- periwayatan mutawatir,masyhur, ahad, syadz, dan mudraj
 Al-Waqf wal-Ibtida’ serta Dasar-dasar Ilmu Tajwid
Di dalamnya mencakup tentang:
- jenis-jenis waqf;
- tata cara waqf di akhir kalimat;
- kalimat yang di-washal secara lafadz namun dipisah secara
makna;
- imalah, idgham, izhhar, iqlab, ikhfa, mad dan qashr, serta
hamzah takhfif; dan
- mengambil satu dari sekian qiraat yang ada
 Etika membaca al-Qur’an
 Mengetahui gharâib al-Qur’an dan beberapa kata yang berasal
dari bahasa di luar Hijaz
 Kaidah-kaidah yang harus diketahui seorang mufassir
 Muhkam–Mutasyabih, muqaddam–muakhkhar, ‘amm–khash,
serta Mujmal dan Mubayyan
 Nâsikh-mansûkh dalam al-Qur’an serta hikmah di balik
terjadinya nâsikh-mansûkh
Pembahasan ini mencakup:
- pengertian nâsikh-mansûkh;
- sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat nâsikh-
mansûkh;
- apakah nâsikh-mansûkh terjadi dalam syariat Samâwi;
- pembagian nâsikh-mansûkh;
- hikmah di balik penghapusan suatu hukum tanpa
menghapus redaksi suatu ayat (naskh al-hukm ma’a baqâi
al-tilâwah);
- perdebatan tentang boleh tidaknya menghapus al-Qur’an
dengan hadits; dan
- perdebatan tentang terjadinya nâsikh-mansûkh dalam
hadits.
 Lafadz-lafazd musykil dan yang menjadi berpotensi
mengandung pertentangan (mûhim al-ikhtilâf wat-tanâqudh)
 Muthlaq, muqayyad, manthuq, mafhum, haqiqat –majaz,
tasybih, isti’ârah, kinâyah, hashr, ikhtishâsh, ijâz dan ithnâb,
serta khabar dan insyâ’.
 Pembahasan tentang Ilmu badi’.
 Penjelasan tentang Fawâshil al-ây, fawâtih al-suwar,
munasabah ayat dan surat, dan ayat-ayat mutasyâbihâṭ.
 I’jaz al-Qur’an
Pembahasan ini mencakup:
- maksud dan tujuan mempelajari al-Qur’an;
- 12 -

- al-Qur’at sebagai mukjizat kekal;


- pengertian i’jâz al-Qur’ân;
- kapan i’jâz al-Qur’ân terpenuhi;
- redaksi kebahasaan yang digunakan al-Qur’an yang
mengandung tantangan (al-tahaddi) dan pembagian
tahaddi;
- syarat-syarat i’jâz al-Qur’ân dan dengan apa i’jâz al-Qur’ân
dilakukan;
- dimensi dan aspek i’jâz al-Qur’ân; dan
- karakteristik gaya bahasa al-Qur’an.
 Kemukjizatan al-Qur’an yang bersifat ilmiah
Pembahasan ini meliputi:
- kesatuan alam semesta;
- perkembangan alam semesta;
- perkembangan ilmu pengetahuan;
- perbedaan akidah Islam, Yahudi dan Nashrani;
- pengaruh al-Qur’an terhadap hati dan perasaan; dan
- terlepasnya al-Qur’an dari pertentangan (tanâqudh).
 Tafsir al-Qur’an
Pembahasan ini meliputi:
- alasan menafsirkan al-Qur’an;
- perbedaan tafsir dan ta’wil;
- definisi ta’wil;
- pembagian tafsir meliputi:
- tafsir bil-ma’tsûr (riwâyah);
- tafsir bil-ra’yi (dirâyah); dan
- tafsir isyâri berikut definisi dan pandangan ulama
tentang tafsir isyâri.
 Thabaqât Mufassir
Pembahasan ini mencakup:
- tingkatan pertama (thabaqât ûlâ);
- tingkatan ulama Madinah (thabaqât ahl al-Madinah); dan
- tingkatan ulama ‘Iraq (thabaqât ahl al-‘Irâq).

4. Kompetensi dasar rumpun ilmu Hadits dan Ilmu Hadits

Jenjang Ula
Hadits
 Hadits-hadits yang menjelaskan niat dan ikhlas, dimensi iman,
islam dan ihsan
 Hadits-hadits yang disadur dari kitab hadits Arba’in Nawawi
seperti hadits tentang: rukun Islam,takdir manusia, amalan
bid’ah ditolak, halal haram yang sudah jelas, agama dan
nasehat, memerangi manusia ingkar, melaksanakan perintah
sesuai kesanggupan, memakan rizki yang halal, meninggalkan
hal yang meragukan, meninggalkan yang tidak bermanfaat,
kecintaan kepada milik orang lain, larangan zina, membunuh
- 13 -

dan murtad, berkata baik atau diam dan memuliakan tamu,


jangan mudah marah, berbuat baik dalam segala urusan,
bersegera melakukan kebaikan setelah berbuat dosa, wasiat
rosul kepada ibnu abbas, minta tolong dan berlindung kepada
allah, anjuran memiliki rasa malu, istiqomah dalam beriman,
menjalankan syariat islam, suci itu sebagian dari iman, haram
berbuat zholim, aneka macam sedekah, wajib sedekah setiap
hari, pengertian dosa, berpegang pada sunnah nabi dan
khulafaurrasyidin, amalan yang menghantarkan ke surga,
perkara perintah dan larangan, anjuran zuhud, larangan
berbuat bahaya dan merugikan, penuduh dan tertuduh,
tingkatan menentang dan melawan kemungkaran, larangan iri
dan mencari aib orang lain, anjuran saling menolong sesama
muslim, kebaikan yang dilipat gandakan, keutamaan
mengerjakan sunnah, kesalahan yang dimaafkan allah, serta
hadits kehidupan ini bagaikan seorang pengembara.

Jenjang Wustha
Hadits
 Hadits-hadits yang menjelaskan dimensi iman, islam dan ihsan
 Hadits-hadits yang disadur dari kitab hadits Arba’in Nawawi
dan Abi Jamrah seperti: hadits tentang awal ciptaan manusia,
halal haram, kepatuhan dalam beragama, berakhlak terhadap
dirinya, sesama mukmin, tetangga dan dengan alam sekitar,
hadits-hadits tentang melaksanakan sifat-sifat terpuji
(murâqabah, pemalu, istiqâmah, berpegang teguh kepada
sunah, menjaga kebersihan, dzikir, bersedekah, zuhud, amar
makrun nahi munkar, berbuat ihsan, mencintai saudara, dan
tawakkal), menjauhi sifat-sifat tercela (zalim, hasad,
mengkonsumsi narkoba, makan terlalu kenyang, dan nifaq),
hadits tentang proses wahyu awal, manisnya iman,
pembai’atan, larangan membunuh, dan menghidupkan malam
lailatul qadr, perintah 4 perkara dan larangan 4 perkara,
keutamaan ilmu, keistemewaan dan syafaat Nabi, jihad dan
adab buang air, adab shalat, melihat Tuhan, keluasan rahmat
Allah, turun hujan berkat do’a Nabi, dan pengakuan Nabi pada
perbedaan sahabat, bolehnya shalat di atas kendaraan, shalat
istikharah, tanda-tanda hari kiamat, dan bersegera amal
kebajikan, keutamaan mengantar janazah, detik-detik
wafatnya Rasulillah SAW, dan impian Nabi Muhammad SAW.,
larangan merampas harta orang lain dan larangan minta-
minta, bolehnya badal dalam haji dan larangan pakaian
berihram haji, datangnya Dajjal, larangan berbuka siang
Ramadhan, bolehnya upah dalam ruqyah, adab duduk,
memenuhi undangan, menerima berita bohong dan menerima
wasiat mayit, adab perang, adab pergaulan, silaturahim, dan
- 14 -

Isra’ Mi’raj, adab bersikap sedang dalam ibadah, adab makan,


pengobatan dan larangan mecela orang mati, dan lain-lain.
Ilmu Hadits
 Materi yang diajarkan dalam kitab al-Qawâ’id al-Asâsiyyah fi
Musthalah al-Hadits, seperti:
- pengertian istilah-istilah dasar dalam ilmu hadits;
- perbedaan macam-macam hadits dilihat sampainya kepada
kita: mutawâtir, âhâd, masyhûr, ‘aziz, dan gharib;
- ragam hadits dilihat dari makbul atau mardudnya suatu
hadits: shahih, hasan dan dha’if;
- ragam hadits maqbûl (diterima): ma’mûl bih dan ghair
ma’mûl bih;
- hadits mardûd (ditolak) dilihat dari segi gugurnya sanad
suatu hadits: mu’allaq, mursal, mu’dhal, munqathi’,
mudallas, mu’an’an dan muannan;
- ragam hadits mardud dilihat dari segi cacatnya perawi suatu
hadits: maudhû’, matrûk, munkar, mu’llal dan lain-lain; dan
- macam-macam hadits yang berserikat antara maqbûl dan
mardud: qudsiy, marfû’, mawqûf, maqthû’, musnad dan
muttashil, dan sebagainya.
 Sahabat, keadilan sahabat dan sekilas tentang sejarah
sahabat, tabi’in, fuqahâ’ al-sab’ah, serta para imam hadits
beserta karya-karyanya di bidang hadits.

Jenjang Ulya
Haditst
 Kajian hadits-hadits yang disarikan dari kitab Riyâdh al-
Sâlihin, Mukhtâr al-Ahâdîts al-Nabawiyyah dan al-Jâmi’ al-
Saghîr meliputi: hadits-hadits yang menjelaskan dimensi iman,
islam dan ihsan, hadits-hadits yang disadur dari kitab hadits
Arba’in Nawawi dan Abi Jamrah seperti hadits tentang awal
ciptaan manusia, halal haram, kepatuhan dalam beragama,
berakhlak terhadap dirinya, sesama mukmin, tetangga dan
dengan alam sekitar, hadits-hadits tentang melaksanakan
sifat-sifat terpuji (murâqabah, pemalu, istiqâmah, berpegang
teguh kepada sunah, menjaga kebersihan, dzikir, bersedekah,
zuhud, amar makrun nahi munkar, berbuat ihsan, mencintai
saudara, dan tawakkal), menjauhi sifat-sifat tercela (zhalim,
hasad, mengkonsumsi narkoba, makan terlalu kenyang, dan
nifaq), hadits tentang proses wahyu awal, manisnya iman,
pembai’atan, larangan membunuh, dan menghidupkan malam
lailatul qadr, perintah 4 perkara dan larangan 4 perkara,
keutamaan ilmu, keistemewaan dan syafaat Nabi, jihad dan
adab buang air, adab shalat, melihat Tuhan, keluasan rahmat
Allah, turun hujan berkat do’a Nabi, dan pengakuan Nabi pada
perbedaan sahabat, bolehnya shalat di atas kendaraan, shalat
istikharah, tanda-tanda hari kiamat, dan bersegera amal
- 15 -

kebajikan, keutamaan mengantar janazah, detik-detik


wafatnya Rasulillah SAW, dan impian Rasulillah, larangan
merampas harta orang lain dan larangan minta-minta,
bolehnya badal dalam haji dan larangan pakaian berihram haji,
datangnya Dajjal, larangan berbuka siang Ramadhan,
bolehnya upah dalam ruqyah, adab duduk, memenuhi
undangan, menerima berita bohong dan menerima wasiat
mayit, adab perang, adab pergaulan, shilaturrahim, dan Isra’
Mi’raj, adab bersikap sedang dalam ibadah, adab makan,
pengobatan dan larangan mecela orang mati, dan lain-lain.
 Hadits-hadits yang berkenaan dengan etika secara lebih luas
dan holistik dan kelanjutan dari materi pada Jenjang Wustha,
seperti rasa malu, menjaga rahasia, keutamaan berkata
dengan baik, memuliakan tamu, mengunjungi orang sakit,
tema seputar adab makan dan minum, berpakaian,
mengucapkan salam, adab bepergian, sunah-sunah yang
utama, i’tikaf, haji, berjihad, keutamaan ilmu, mengucapkan
syukur dan memuji Allah Swt, mengucapkan shalawat,
membaca doa-doa, dan beristighfar.
Ilmu Hadits
 Materi-materi di dalam kitab Taysîr Mushthalah al-Hadîts,
meliputi:
- sejarah perkembangan Ilmu Mushthalah al-Hadîts;
- pengertian istilah-istilah dasar dalam hadits;
- perbedaan macam-macam hadits dilihat sampainya kepada
kita: mutawâtir, âhâd, mashhûr, ‘aziz, dan gharib;
- ragam hadits dilihat dari makbul atau mardudnya suatu
hadits: shahih, hasan dan dha’if;
- ragam hadits maqbûl (diterima): ma’mûl bih dan ghair
ma’mûl bih;
- hadits mardûd (ditolak) dilihat dari segi gugurnya sanad
suatu hadits: mu’allaq, mursal, mu’dhal, munqathi’,
mudallas, mu’an’an dan muannan;
- ragam hadits mardud dilihat dari segi cacatnya perawi suatu
hadits: maudhû’, matrûk, munkar, mu’llal dan lain-lain;
- macam-macam hadits yang berserikat antara maqbûl dan
mardud: qudsiy, marfû’, mawqûf, maqthû’, musnad dan
muttashil; dan
- sifat para perawi yang diterima dan tingkatan penilaian adil
dan cacat (al-jarh wa al-ta’dil).
 Kajian tentang:
- pembukuan hadits, metode penerimaan dan periwayatan
hadits; perbedaan hukum penulisan, cara penulisan dan
adab periwayatan;
- sifat periwayatan hadits, sifat isnad dan keadaan matan
hadits; generasi sanad hadits (thabaqah) dan keadaan
- 16 -

periwayatan: sahabat, tab’in dan tabi’ tabi’in dan ragam


periwayatan antar mereka;
- nama-nama para perawi hadits dalam berbagai bentuk:
nama asli, nama dengan beberapa sifat, nama gelar, nama
panggilan, nama-nama yang serupa, nama-nama yang sama
tetapi berbeda orangnya;
- perawi yang tsiqah dan dha’if;
- perawi yang pikun;
- generasi thabaqat perawi; dan
- negeri tempat tinggal dan sejarah kelahiran serta kewafatan.

5. Kompetensi dasar rumpun ilmu Tauhid dan Ilmu Kalam

Jenjang Ula
Tauhid
Materi yang dikutip dari kitab ‘Aqîdah al-‘Awâm, meliputi:
 pengertian dan rukun iman dan Islam;
 memahami sifat-sifat wajib bagi Allah Swt yang 20;
 20 sifat mustahil bagi Allah Swt;
 sifat jaiz bagi Allah Swt;
 25 nama nabi dan rasul;
 nama malaikat yang wajib diketahui;
 empat kitab yang wajib diketahui
 Nabi Muhammad Saw, berikut sejarah singkat dan silsilahnya;
 putera-puteri, istri dan paman nabi; dan
 peristiwa Isra’ dan Mi’raj.

Jenjang Wustha
Tauhid
Materi yang dikaji meliputi:
 pengertian Aqidah Islam dan pokok-pokok (rukun-rukun)
Akidah Islam;
 beriman kepada Allah secara global dan terperinci iman kepada
Allah;
 20 sifat-sifat wajib, mustahil bagi Allah dan sifat Jaiz bagi
Allah;
 pengertian Istiwa dan ayat–ayat mutasyabihat menurut ulama
salaf dan kholaf;
 pengertian ber iman kepada Malaikat;
 kepercayaan ahlus sunnah terhadap Kitab-kitab Allah;
 kepercayaan terhadap al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar;
pengertian beriman kepada rasul;
 pengertian Nabi dan jumlah para Nabi Allah;
 arti peran dan dalil tentang mukjizat bagi para Nabi;
 perbedaan mukjizat, karamah dan sihr;
- 17 -

 sifat karakter yang melekat pada diri para penyampai


kebenaran (para Rasul Allah);
 sifat yang tidak mungkin dimiliki (Mustahil) oleh para
penyampai kebenaran (para Rasul Allah) dan sifat wajar (Jaiz)
dimiliki oleh para penyampai kebenaran (Para Rasul Allah);
 hikmah para Nabi tertimpa penyakit dan merasakan
penderitaan rasa sakit;
 sifat sifat terpuji yang menghiasi para penyampai kebenaran
(para Nabi) baik berupa ucapan, perbuatan baik yang lahir atau
yang bathin dan keistimewaan Nabi Muhammad dibandingkan
dengan nabi-nabi yang lain;
 penjelasan tentang Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir
sementara itu Nabi Isa turun kembali;
 kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan oleh Tokoh
Masyarakat (Nabi Muhammad saw);
 beriman kepada hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang terkait
dengan hari akhir seperti nikmat dan penderitaan di alam
Kubur;
 beriman kepada Qadla dan Qadar;
 persoalan-persoalan tauhid yang peting diketahui;
 peristiwa melihat Allah di Surga;
 peristiwa Isra dan Mi’raj;
 tanda-tanda terjadinya hari Kiamat;
 hakikat orang yang bahagia;
 sifat–sifat yang pasti, tidak mungkin (mustahil) dan mungkin
dimiliki (jaiz) oleh Allah;
 Menguraikan setiap muslim wajib mengetahui silsilah Nabi
Muhammad;
 Haudl dan Syafa’ah Rasul Allah;
 para Rasul Allah yang tersurat dalam al-Qur’an secara Global;
 para Rasul Allah yang tersurat dalam al-Qur’an secara
terperinci;
 mengetahui keturunan Rasul Allah;
 memahami tentang memuji kepada Allah, bershalawat kepada
Nabi Muhammad saw dan tentang bid’ah;
 perbedaan pandangan para ahli teologi Islam terkait dengan
fakta empirik Alam semesta sebagai bukti (dalâlah) adanya
Allah;
 pengertian 50 kepercayaan; dan
 kisah-kisah yang tidak didukung dengan fakta yang akurat.
Ilmu Kalam
 Teori al-sunnah, al-bid’ah, aksi-aksi bid’ah, dan konsep Aswaja;
 Hakikat dan perbedaan Salafiyah dan Wahabi;
 Teori dan aksi Rafidlah/ Syiah;
 Teori-teori bermadzhab, taqlid, dan Ihtiyath;
 Perihal Islam menjadi lebih Asing oleh umatnya sendiri;
 Dosa bagi pelaku kemungkaran;
- 18 -

 Terpecahnya umat Islam menjadi 73 golongan;


 Penjelasan tanda-tanda hari Kiamat.

Jenjang Ulya
Tauhid
Materi yang dikaji meliputi:
 pengertian Aqidah Islam dan pokok-pokok (rukun-rukun)
Akidah Islam;
 beriman kepada Allah secara global dan terperinci iman kepada
Allah;
 20 sifat-sifat wajib, mustahil bagi Allah dan sifat Jaiz bagi
Allah;
 pengertian Istiwa dan ayat–ayat mutasyabihat menurut ulama
salaf dan kholaf;
 pengertian beriman kepada Malaikat;
 kepercayaan ahlus sunnah terhadap Kitab-kitab Allah;
 kepercayaan terhadap al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar;
 pengertian beriman kepada rasul;
 pengertian Nabi dan jumlah para Nabi Allah;
 arti peran dan dalil tentang mukjizat bagi para Nabi;
 perbedaan mukjizat, karamah dan sihr;
 sifat karakter yang melekat pada diri para penyampai
kebenaran (para Rasul Allah);
 sifat yang tidak mungkin dimiliki (Mustahil) oleh para
penyampai kebenaran (para Rasul Allah) dan sifat wajar (Jaiz)
dimiliki oleh para penyampai kebenaran (Para Rasul Allah);
 hikmah para Nabi tertimpa penyakit dan merasakan
penderitaan rasa sakit;
 sifat-sifat terpuji yang menghiasi para penyampai kebenaran
(para Nabi) baik berupa ucapan, perbuatan baik yang lahir atau
yang bathin dan keistimewaan Nabi Muhammad dibandingkan
dengan nabi-nabi yang lain;
 penjelasan tentang Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir
sementara itu Nabi Isa turun kembali;
 kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan oleh Tokoh
Masyarakat (Nabi Muhammad saw);
 beriman kepada hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang terkait
dengan hari akhir seperti nikmat dan penderitaan di alam
Kubur;
 beriman kepada Qadla dan Qadar
 persoalan-persoalan tauhid yang penting diketahui
 peristiwa melihat Allah di Surga;
 peristiwa Isra dan Mi’raj;
 tanda-tanda terjadinya hari Kiamat;
 hakikat orang yang bahagia;
 sifat–sifat yang pasti, tidak mungkin (mustahil) dan mungkin
dimiliki (jaiz) oleh Allah;
- 19 -

 menguraikan setiap muslim wajib mengetahui silsilah Nabi


Muhammad;
 Haudl dan Syafa’ah Rasul Allah;
 para Rasul Allah yang tersurat dalam al-Qur’an secara Global;
 para Rasul Allah yang tersurat dalam al-Qur’an secara
terperinci;
 mengetahui keturunan Rasul Allah;
 memahami tentang memuji kepada Allah, bershalawat kepada
Nabi Muhammad saw dan tentang bid’ah;
 perbedaan pandangan para ahli teologi Islam terkait dengan
fakta empirik alam semesta sebagai bukti (dalâlah) adanya
Allah;
 pengertian 50 kepercayaan; dan
 kisah-kisah yang tidak didukung dengan fakta yang akurat.
Ilmu Kalam
 Pengertian ilmu kalam, ruang lingkup kajian ilmu kalam,
empat firqah utama umat Islam yaitu Qadariyah, Shifatiyyah,
Khawarij dan Syi’ah yang kemudian terbagi menjadi 73 firqah.
 Perselisihan pertama kali yang terjadi dalm tubuh umat Islam
pasca wafatnya nabi, perbedaan global firqah-firqah Islam dan
ahlul-ahwa serta agama lainnya.
 Firqah-firqah dalam Islam, definisinya, klasifikasi, inti ajaran
dalam setiap aliran, para pendirinya, dan perbedaan satu sekte
dengan sekte lainnya, yaitu firqah Muktazilah, Jabariyah,
Shifatiyyah, Khawarij, Murji’ah, dan Syi’ah.
 Penjelasan tentang ahlul-kitab (Yahudi dan Nashrani), Majusi,
ahlul-Ahwa meliputi kaum Shabiah, kalangan Filosof meliputi
sekte penganut tujuh filosof Yunani, filosof inti dan para filosof
kontemporer, pandangan Arab Jahiliyah tentang persoalan
akidah meliputi sekte anti-theis, para pengingkar kebangkitan
dan keberadaan akhirat, serta para pengingkar kerasulan dan
penyembah berhala
 Pembahasan tentang keyakinan aliran Hinduisme yang
meliputi ajaran Brahmana, aliran spiritual, penyembah
bintang, penyembah berhala, serta penganut aliran filsafat
Hindu berikut karakteristiknya.
 Penjelasan karakteristik Aswaja yang digagas para Ulama
Nusantara yang digali dari kitab Hujjah Ahlu al-Sunnah wa al-
Jamâ’ah dan Risâlah Ahlu al-Sunnah wa al-Jamâ’ah serta
aliran Wahabi berikut ajaran-ajarannya yang menyalahi akidah
Aswaja.
- 20 -

6. Kompetensi dasar rumpun ilmu Tarikh

Jenjang Ula
Tarikh
 Sejarah ringkas perjalanan Islam yang dimulai dengan materi
kondisi masyarakat Jahiliyah sebelum lahirnya Nabi
Muhammad Saw., kelahiran Nabi Muhammad Saw., silsilah
nabi, posisi Quraisy di kalangan Bangsa Arab dan
pembentukan masyarakat Islam, masa diangkatnya
Muhammad Saw sebagai rasul, perang Badar hingga kehadiran
Rasulullah SAW di Madinah sampai usai perang Badr.
 Pembinaan masyarakat Islam, sejak berakhirnya perang Badr
sampai berkumpulnya seluruh musuh Islam (dalam kelompok
al-ahzab) dalam perang Khandak.
 Perjuangan Rasulullah SAW dalam menyelamatkan Islam dari
kepungan al-Ahzab, dan upaya mengembangkan dakwah Islam
sesudah itu, sampai terjadinya perjanjian Hudaibiyah,
perjuangan dakwah dan militer Rasulullah SAW setelah
perjanjian Hudaibiyah sampai terjadinya Fath Makkah,
perjuangan akhir Rasulullah SAW dalam rangka
menyempurnakan missi kerasulannya, dan diakhiri hari-hari
terakhir kehidupan Rasulullah SAW sampai ke Rafiq al-A’la.

Jenjang Wustha
Tarikh
 Sejarah hidup Nabi Muhammad Saw., di mulai dari masa
kenabian, diangkat menjadi rasul, peperangan yang terjadi
sepanjang proses dakwah, mengetahui kehidupan bangsa
Arab, dan kehidupan Nabi Muhammad SAW. dan kedudukan
keluarganya di kalangan bangsa Arab.
 Proses pengangkatan Muhammad Saw menjadi rasul. Dakwah
Rasullah Saw mulai dari kalangan keluarga, penduduk
Makkah, dan di luar kota Makkah, berbagai kendala yang
dihadapi Rasullah Saw dalam menyampaikan dakwanya
sampai hijrah ke Madinah, tingkat kesabaran Rasulullah Saw
dalam mengemban misi dakwah ini, ibrah dari seluruh
keteladanan Rasulullah Saw dalamperjuangannya, menghargai
para sahabat yang masuk Islam pada masa perjuangan awal
(sahabat yang termasuk dalam kelompok assabiqunal
awwalun), serta ibrah dari seluruh ketegaran para sahabat
dalam mempertahankan aqidah mereka.
 Strategi dakwah Rasulullah SAW, sejak hijrah ke Madinah
sampai terjadi perjanjian Hudaibiyah, langkah-langkah
Rasulullah Saw dalam membina kehidupan bermasyarakat,
melalui masjid, mempersaudarakan kaum Muhajirin-Anshar,
piagam madinah, menerapkan syariat perang, dsb.
- 21 -

 Ketulusan para sahabat dan keteguhan mereka dalam


mengikuti arahan Rasulullah Saw, faktor-faktor pendorong
keberhasilan Nabi Muhammad Saw dalam mewujudkan
masyarakat yang berperadaban tinggi, menghargai keteguhan
mental Rasulullah Saw dalam menghadapi masa sulit
memimpin umat Islam dalam pengepungan musuh yang
tergabung dalam kelompok akhzab (perang khandak).
 Ibrah dari keteguhan iman Rasulullah Saw dalam menghadapai
masalah yang sangat berat. Kepatuhan para sahabat yang
akhirnya bisa menerima keputusan Nabi Muhammad SAW.
untuk menerima perjanjian Hudaibiyah; dan ketulusan mereka
untuk menunda pelaksanaan haji, terkait dengan adanya
perjanjian Hudaibiyah.
 Proses pengiriman surah seruan masuk Islam ke berbagai raja
di luar jazirah Arab.
 Perjuangan Rasulullah Saw dalam rangka mengokohkan
komunitas Islam, dengan membersihkan Madinah dari para
penghianat Yahudi, proses fath makkah dan masalah yang
melatarbelakanginya, hakikat fath makkah, dan pengaruhnya
bagi pandangan bangsa Arab terhadap seruan Islam, serta
bagaimana cara Rasulullah Saw memperlakukan orang-orang
yang selama ini berseberangan dengannya, memusuhinya,
bahkan memeranginya.
 Sikap Rasulullah Saw dalam memperlakukan orang lain, sifat-
sifat kepribadian Rasulullah Saw dalam kehidupan sosial,
budaya, politik, dan ekonomi di masyarakat, ditambah sekilas
pandang tentang sejarah Islam pasca wafatnya nabi, yaitu pada
masa Abu Bakar, Umar, Utsman dan ‘Ali bin Abi Thalib.

Jenjang Ulya
Tarikh
 Sejarah hidup Nabi Muhammad Saw, di mulai dari masa
kenabian, diangkat menjadi rasul, peperangan yang terjadi
sepanjang proses dakwah, mengetahui kehidupan bangsa
Arab, dan kehidupan Nabi Muhammad SAW. dan kedudukan
keluarganya di kalangan bangsa Arab.
 Proses pengangkatan Muhammad Saw menjadi rasul. Dakwah
Rasullah Saw mulai dari kalangan keluarga, penduduk
Makkah, dan di luar kota Makkah, berbagai kendala yang
dihadapi Rasullah Saw dalam menyampaikan dakwanya
sampai hijrah ke Madinah, tingkat kesabaran Rasulullah Saw
dalam mengemban misi dakwah ini, ibrah dari seluruh
keteladanan Rasulullah Saw dalamperjuangannya, menghargai
para sahabat yang masuk Islam pada masa perjuangan awal
(sahabat yang termasuk dalam kelompok assabiqunal
awwalun), serta ibrah dari seluruh ketegaran para sahabat
dalam mempertahankan aqidah mereka.
- 22 -

 Strategi dakwah Rasulullah SAW, sejak hijrah ke Madinah


sampai terjadi perjanjian Hudaibiyah, langkah-langkah
Rasulullah Saw dalam membina kehidupan bermasyarakat,
melalui masjid, mempersaudarakan kaum Muhajirin-Anshar,
piagam madinah, menerapkan syariat perang, dsb.
 Ketulusan para sahabat dan keteguhan mereka dalam
mengikuti arahan Rasulullah Saw, faktor-faktor pendorong
keberhasilan Nabi Muhammad Saw dalam mewujudkan
masyarakat yang berperadaban tinggi, menghargai keteguhan
mental Rasulullah Saw dalam menghadapi masa sulit
memimpin umat Islam dalam pengepungan musuh yang
tergabung dalam kelompok akhzab (perang khandak).
 Ibrah dari keteguhan iman Rasulullah Saw dalam menghadapai
masalah yang sangat berat. Kepatuhan para sahabat yang
akhirnya bisa menerima keputusan Nabi Muhammad SAW.
untuk menerima perjanjian Hudaibiyah; dan ketulusan mereka
untuk menunda pelaksanaan haji, terkait dengan adanya
perjanjian Hudaibiyah.
 Proses pengiriman surah seruan masuk Islam ke berbagai raja
di luar jazirah Arab.
 Perjuangan Rasulullah Saw dalam rangka mengokohkan
komunitas Islam, dengan membersihkan Madinah dari para
penghianat Yahudi, proses fath makkah dan masalah yang
melatarbelakanginya, hakikat fath makkah, dan pengaruhnya
bagi pandangan bangsa Arab terhadap seruan Islam, serta
bagaimana cara Rasulullah Saw memperlakukan orang-orang
yang selama ini berseberangan dengannya, memusuhinya,
bahkan memeranginya.
 Sikap Rasulullah Saw dalam memperlakukan orang lain, sifat-
sifat kepribadian Rasulullah Saw dalam kehidupan sosial,
budaya, politik, dan ekonomi di masyarakat, ditambah sekilas
pandang tentang sejarah Islam pasca wafatnya nabi, yaitu pada
masa Abu Bakar, Umar, Utsman dan ‘Ali bin Abi Thalib.
 Sejarah singkat perjalanan Islam pada masa kekuasaan dinasti
Islam, yaitu Bani Umayyah berikut para khalifah yang
menjabat, Bani ‘Abbasiyah berikut para khalifah yang
menduduki hingga penyebab keruntuhan Bani ‘Abbasiyah dan
munculnya kerajaan-kerajaan Islam dan Negara-negara kecil
(duwayliyyat).
- 23 -

7. Kompetensi dasar rumpun ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh

Jenjang Ula
Fiqh
 Pembahasan Tentang Rukun Islam, Rukun Iman, makna La
Ilaha Illallah, tanda-tanda Baligh dan syarat Istinja’, kewajiban
Wudhu, syarat wudhu dan hal-hal yang membatalkan wudhu,
Perihal Mandi wajib, Persoalan junub dan menstruasi, serta
masalah Tayammum dan perihal najis;
 Pembahasan tentang shalat meliputi ancaman bagi yang
meninggalkan dan syarat rukun shalat, perbandingan teknis
shalat antara laki-laki dan perempuan, perihal sunat ab’ad dan
sunat hay`at, perihal sujud sahwi dan beberapa hal yang
membatalkan shalat, Syarat Takbiratul ihram, syarat sujud,
jeda-jeda dalam shalat dan komponen-komponen pokok dalam
sujud serta kewajiban thuma’ninah dalam ruku’ dan sujud.
 Pembahasan tentang Azan dan Iqamah, shalat-shalat sunnat,
shalat jamaah, shalat jumat, shalat idain,shalat gerhana,
shalat istisqa’ dan shalat khauf, pelaksanaan Shalat bagi
musafir, Jama’.qashar dan qadha shalat serta perihal
pemulasaraan jenazah.
 Pembahasan tentang Zakat, meliputi ruang lingkup zakat,
persoalan nisab dalam zakat meliptui zakat fitrah dan zakat
mal.
 Pembahasan tentang Puasa, meliputi syarat-syarat, rukun-
rukun hal-hal yang disunahkan dan yang dimakruhkan pada
saat berpuasa Ramadhan, pembahasan tentang qiyamu
Ramadhan dan i’tikaf.

Jenjang Wustha
Fiqh
 Pembahasan Tentang Rukun Islam, Rukun Iman, makna La
Ilaha Illallah, tanda-tanda Baligh dan syarat Istinja’, kewajiban
Wudhu, syarat wudhu dan hal-hal yang membatalkan wudhu,
Perihal Mandi wajib, Persoalan junub dan menstruasi, serta
masalah Tayammum dan perihal najis;
 Pembahasan tentang shalat meliputi ancaman bagi yang
meninggalkan dan syarat rukun shalat, perbandingan teknis
shalat antara laki-laki dan perempuan, perihal sunat ab’ad dan
sunat hay`at, perihal sujud sahwi dan beberapa hal yang
membatalkan shalat, Syarat Takbiratul ihram, syarat sujud,
jeda-jeda dalam shalat dan komponen-komponen pokok dalam
sujud serta kewajiban thuma’ninah dalam ruku’ dan sujud;
 Pembahasan tentang Azan dan Iqamah, shalat-shalat sunnat,
shalat jamaah, shalat jumat, shalat idain,shalat gerhana,
shalat istisqa’ dan shalat khauf, pelaksanaan Shalat bagi
- 24 -

musafir, Jama’.qashar dan qadha shalat serta perihal


pemulasaraan jenazah;
 Pembahasan tentang Zakat, meliputi ruang lingkup zakat,
persoalan nisab dalam zakat, zakat fitrah, zakat profesi dan
memahami BAZNAS, BAZNAS Tingkat Profinsi, dan tingkat
Kabupaten/Kota serta UU Zakat di Indonesia;
 Pembahasan tentang Puasa, meliputi syarat-syarat, rukun-
rukun hal-hal yang disunahkan dan yang dimakruhkan pada
saat berpuasa Ramadhan, pembahasan tentang qiyamu
Ramadhan dan i’tikaf; dan
 Pembahasan tentang Haji dan Umrah, qurban dan akekah,
meliputi syarat dan rukun haji, larangan-larangan dalam
manasik haji, persoalan dam dan badal haji serja anjuran
qurban dan aqiqah dalam hukum Islam.
 Perihal ekonomi Islam, meliputi: jual beli, riba, bunga bank,
qiradh, pasar modal syariah, pegadaian syariah, dan takaful
atau asuransi Islam, sewa-menyewa, pinjam meminjam,
wakalah dan masalah hak syuf’ah, wakaf, hibah, wasiat dan
wasiat wajibah dalam hukum Islam, hukum Kewarisan Islam,
faraidh dan tatacara pembagian waris.
 Perihal pernikahan, meliputi: perceraian dan masalah ruju’,
hadhânah dan harta bersama suami istri, masalah
pemeliharaan nasab dan problem hamil di luar nikah.
 Perihal hukum Pidana Islam, meliputi: Qisâs, hudud dan takzir,
jihad, I’dad, serta sedikit disinggung tentang persoalan
ketatanegaraan Islam.
Ushul Fiqh
 Materi ushul fiqh pesantren salafiyah seJenjang Wustha yang
disadur dari kitab al-Waraqât antara lain: membahas
pengertian ushul Fiqh, tema pokok dan fungsi mempelajarinya,
pembahasan tentang jenis-jenis hukum (ahkam) yang tujuh,
meliputi wajib, mandûb, mubâh, mahzhûr, makrûh, shahih, dan
bâthil.
 Pembahasan tentang beberapa istilah populer dalam ilmu
ushul fiqh, meliputi fiqh, ilmu dharûri, ilmu nazhari, ilmu
muktasab, istidlâl, dalil, zhann, syakk, serta definisi ushul fiqh
itu sendiri meliputi definisi al-hukmu, al-Hakim, al-Mahkum
bihi, al-Mahkum ‘alaih.
 Kajian-kajian pokok dalam Ushul Fiqh, meliputi kalâm, al-
Amru, al-Nahyu, al-‘Ammu, al-Khass dan al-Takhsis, al-Mujmal
dan al-Mubayyan dan al-Dzahir dan al-Mu’awwal, al-Mutlaq
dan al-Muqayad, al-Mantuq dan al-Mafhum, al-Musytarak dan
Persoalan naskh mansukh ayat dan atau hadits Nabi, qiyâs,
hazhr dan ibâhah, urutan dalil syariat, karakteristik pemberi
dan peminta fatwa, serta hukum-hukum yang berkenaan
dengan mujtahid.
- 25 -

Faraid
 Memahami pengertian ilmu faraid
 dapat menyebutkan dan mendeskripsikan golongan ahli waris
laki-laki
 dapat menyebutkan dan mendeskripsikan Golongan ahli waris
perempuan
 dapat menyebutkan siapa saja mendapatkan warisan secara
pasti takarannya
 dapat menyebutkan siapa saja dan oleh sebab apa seseorang
tidak mendapatkan warisan dalam Islam
 dapat menyebutkan dan menjelaskan tentang siapa yang
mendapatkan warisan ashabah

Jenjang Ulya
Fiqh
 Pembahasan Tentang Rukun Islam, Rukun Iman, makna La
Ilaha Illallah, tanda-tanda Baligh dan syarat Istinja’, kewajiban
Wudhu, syarat wudhu dan hal-hal yang membatalkan wudhu,
Perihal Mandi wajib, Persoalan junub dan menstruasi, serta
masalah Tayammum dan perihal najis;
 Pembahasan tentang shalat meliputi: ancaman bagi yang
meninggalkan dan syarat rukun shalat, perbandingan teknis
shalat antara laki-laki dan perempuan, perihal sunat ab’ad dan
sunat hay`at, perihal sujud sahwi dan beberapa hal yang
membatalkan shalat, Syarat Takbiratul ihram, syarat sujud,
jeda-jeda dalam shalat dan komponen-komponen pokok dalam
sujud serta kewajiban thuma’ninah dalam ruku’ dan sujud.
 Pembahasan tentang Azan dan Iqamah, shalat-shalat sunnat,
shalat jamaah, shalat jumat, shalat idain,shalat gerhana,
shalat istisqa’ dan shalat khauf, pelaksanaan Shalat bagi
musafir, Jama’.qashar dan qadha shalat serta perihal
pemulasaraan jenazah.
 Pembahasan tentang Zakat, meliputi: ruang lingkup zakat,
persoalan nisab dalam zakat, zakat fitrah, zakat profesi dan
memahami BAZNAS, BAZNAS Tingkat Profinsi, dan tingkat
Kabupaten/Kota serta UU Zakat di Indonesia.
 Pembahasan tentang Puasa, meliputi: syarat-syarat, rukun-
rukun hal-hal yang disunahkan dan yang dimakruhkan pada
saat berpuasa Ramadhan, pembahasan tentang qiyamu
Ramadhan dan i’tikaf.
 Pembahasan tentang Haji dan Umrah, qurban dan akekah,
meliputi: syarat dan rukun haji, larangan-larangan dalam
manasik haji, persoalan dam dan badal haji serja anjuran
qurban da aqiqah dalam hukum Islam.
 Perihal ekonomi Islam, meliputi: jual beli, riba, bunga bank,
qiradh, pasar modal syariah, pegadaian syariah, dan takaful
atau asuransi Islam, sewa-menyewa, pinjam meminjam,
- 26 -

wakalah dan masalah hak syuf’ah, wakaf, hibah, wasiat dan


wasiat wajibah dalam hukum Islam, hukum Kewarisan Islam,
faraidh dan tatacara pembagian waris.
 Perihal pernikahan, meliputi: perceraian dan masalah ruju’,
hadhânah dan harta bersama suami istri, masalah
pemeliharaan nasab dan problem hamil di luar nikah.
 Perihal Hukum Pidana Islam, meliputi: Qisâs, hudud dan
takzir, jihad, I’dad, hingga persoalan kontemporer.
Ushul Fiqh
 Materi pembahasan ushul fiqh pada jenjang ulya dikaji dari
kitab al-Luma’ karya Abû Ishâq al-Syayrâzi mencakup
pengertian ilmu dan zhann, pengertian nazhar dan dalil,
pengertian fiqh dan dalil, pembagian kalâm, hakikat dan majaz,
aspek-aspek yang dijadikan sumber pengambilan suatu
bahasa dan nama-nama.
 Pembahasan tentang perintah dan larangan (al-amr wan-
nahyu), pengertian dan shighat keduanya, makna yang
terkandung di dalam suatu perintah berupa pengharusan
(ijâb), perdebatan apakah suatu perintah mengandung
pengulangan atau sekali (takrâr am marratan wâhidah),
perdebatan apakah suatu perintah mengandung makna
pengharusan mengerjakan sesuatu dengan segera atau tidak
(al-fawr am tarâkhi), perintah sesuatu dari sisi takhyir dan
tartib, pengharusan sesuatu yang menyebabkan
ketidaksempurnaan sesuatu yang wajib jika tanpa bersamaan
dengannya, serta pengertian fardhu, wajib, sunnah dan nadab.
 Pembahasan tentang nahy berikut beberapa kaidah yang
melingkupinya.
 Pembahasan tentang ‘umûm dan khushûsh, pengertian, bentuk
kalimat (shighat), serta beberapa kaidah terkait, baik ‘umûm
maupun khushûsh.
 Pembahasan tentang suatu lafazh yang mengandung makna
sabab adanya suatu perintah, istitsnâ’, takhshish dalam syarat,
muthlaq dan muqayyad, yang dipahami dari suatu khithab,
mujmal dan mubayyin, serta beberapa kaidah terkait.
 Pembahasan tentang nasikh–mansûkh berikut beberapa
kaidah yang melingkupinya, serta tentang syar’u man qablanâ,
perbuatan nabi (af’âl al-rasûl), serta akhbâr berikut
pembahasannya meliputi khabar mutawatir, âhâd, marâsil,
karakteristik perawi dan yang riwayatnya diterima, jarh wat-
ta’dil, pengertian riwayat, serta mengunggulkan satu dari dua
khabar.
 Pembahasan tentang ijmâ’, meliputi pengertian ijmâ’,
terjadinya suatu ijmâ’ sehingga dijadikan sumber hukum, ijmâ’
yang sah dan tidak, ijmâ’ setelah adanya perselisihan,
perbedaan pandangan sahabat nabi, serta bagaimana
menyikapi perbedaan pandangan tersebut.
- 27 -

 Pembahasan tentang qiyâs, pembagian qiyâs, penjelasan


sesuatu yang mencakup qiyâs secara rinci, pengertian ashl,
‘illat, hukum, sesuatu yang bisa merusak ‘illat, pertentangan
dua ‘illat dan mekanisme pengunggulan satu dari dua ‘illat.
 Pembahasan tentang istihsân dan istishhâb dan sistematika
penggunaan suatu dalil.
 Pembahasan tentang taqlid berikut cakupannya, karakteristik
pemberi fatwa (mufti) dan pemohon fatwa (mustafti), dan ijtihad.
Faraid
 Dapat mendeskripsian tentang jenis-jenis warisan dalam
hukum Islam
 Dapat menjelaskan dan mempraktikkan pembagian waris pada
ahli waris yang tetap
 Dapat menjelaskan dan mempraktikkan pembagian waris pada
ahli waris yang tidak tetap (ashabah)
 Memahami wasiat dalam ilmu warits dan batasan-batasannya
sertaa implementasinya dalam praktikkum
Ilmu Falak
 Tata koordinat bola bumi
 Tata koordinat bola langit
 Mengenal posisi matahari pada bola langit
 Perhitungan dan pengukuran arah kiblat
 Penentuan awal waktu shalat
 Penentuan awal bulan qamariyah syar’iyyah

8. Kompetensi dasar rumpun ilmu Akhlaq-Tasawuf

Jenjang Ula
Akhlaq-Tasawuf
 Pembahasan yang disadur dari kitab al-akhlaq lil-banin/banat,
pada Juz 1 meliputi: dengan apa seorang anak berakhlak, anak
yang berakhlak dan tidak berakhlak, kewajiban menerapkan
akhlak karimah sejak dini, Allah subhanahu wa ta’ala, anak
yang dapat dipercaya dan anak yang taat, Nabi Muhammad
Saw, adab di rumah, Abdullah di rumahnya, ibu yang
penyayang, akhlak seorang anak kepada ibunya, soleh dan
ibunya, ayahmu yang pengasih, akhlak anak bersama ayah,
kasih sayang ayah, sopan santun terhadap saudara, dua
saudara yang saling mencintai, akhlak bersama kerabat,
Mushthafa dan kerabatnya, akhlak seorang anak terhadap
pembantunya, anak yang suka mengerti, akhlak kepada
tetangga, Hamid dan tetangganya, sebelum berangkat sekolah,
akhlak berjalan di tempat umum, akhlak seorang santri di
kelas, bagaimana santri menjaga perangkat sekolahnya,
bagaimana santri menjaga inventaris sekolah, akhlak kepada
guru dan temannya, serta nasehat umum satu dan dua.
- 28 -

 Pembahasan yang disadur dari kitab al-Akhlâq li al-Banîn Juz


2, meliputi kewajiban anak terhadap allah SWT, murid yang di
cintai, kewajiban anak terhadap nabinya saw, sekelumit dari
akhlak Nabi Muhammad SAW. (I), sekelumit dari akhlak Nabi
Muhammad SAW. (II), mencintai kedua orangtua, kewajiban
terhadap ibu bapak, kisah – kisah nyata, kewajiban terhadap
saudara laki – laki dan perempuan, persatuan menimbulkan
kekuatan, kewajiban terhadap para kerabat, Abu Thalhah al-
Anshari dan para kerabatnya, kewajiban terhadap pelayan,
cara memaafkan pelayan, kewajiban terhadap tetangga, kisah
– kisah nyata, kewajiban terhadap guru, kisah – kisah nyata,
serta kewajiban terhadap teman-teman.
 Pembahasan yang disadur dari kitab al-Akhlâq lil-Banin Juz 3,
mencakup adab pada waktu belajar, adab pada waktu duduk,
macam-macam adab percakapan, adab maka sendirian, adab
makan bersama sekelompok orang, adab berkunjung dan
minta ijin, adab menjenguk orang sakit, adab orang sakit,
adab kunjungan takziah, adab orang mengalami musibah,
adab berkunjung untuk memberi selamat, adab dalam
berpergian, adab berpakaian, adab pada waktu tidur, adab
bangun tidur, serta adab istikhârah dan bermusyawarah.
 Pembahasan yang disadur dari kitab al-Akhlâq li al-Banîn Juz
3, meliputi rasa malu dan tidak tahu malu, teladan tertingga
dalam masalah malu, sifat al-iffah dan al-qanâ’ah serta
kebalikannya, bukti nyata bagi yang memberi nasihat,
kejujuran dan pengkhianatan, kisah seorang laki-laki jujur,
berbuat benar dan berdusta, beberapa kisah dari orang-orang
yang berkata benar dan dusta, kesabaran dan kegelisahan hati,
akibat orang-orang yang sabar, bersyukur dan mengingkari
nikmat, teladan tinggi dalam hal kesabaran, sifat menahan diri
dan marah, beberapa kisah dari orang-orang yang pandai
menahan diri, kemurahan hati dan sifat kikir, kemurahan hati
rasulullah saw dan keluarganya, sifat rendah hati dan
kesombongan, beberapa kisah dari orang-orang yang
merendahkan hati dan yang sombong, ikhlas dan riya’, kesia-
siaan orang-orang yang bersikap riya’, dendam dan dengki,
berbagai akibat buruk karena dengki, ghibah (membicarakan
aib), bukti-bukti atas bahaya ghibah, mengadu domba
(namimah) dan melapor kepada penguasa, cara para pelaku
namimah berbuat kerusakan, dan penutup mengenai nasihat-
nasihat umum (1 dan 2).
- 29 -

Jenjang Wustha
Akhlaq-Tasawuf
 Pembahasan rumpun keilmuan akhlak dan tasawuf meliputi
keutamaan ilmu dan ulama’, adab santri (muta’allim) kepada
dirinya sendiri, adab santri (muta’allim) kepada syaikhnya,
adab santri (muta’allim) dalam proses pembelajaran, adab kyai
(‘âlim) kepada dirinya sendiri, adab kyai (‘âlim) dalam
pembelajarannya, adab kyai (‘âlim) kepada para santrinya,
serta adab terhadap kitab-kitab yang dikaji.
 Pembahasan mencakup tentang hakikat ilmu, hukum mencari
dan keutamaannya, niat dalam mencari ilmu, adab memilih
ilmu, guru, teman dan ketekunan, adab menghormati ilmu dan
guru, kesungguhan dalam mencari ilmu, beristiqamah dan
bercita-cita luhur, ukuran dan urutan ilmu, tawakal, waktu
belajar yang bagus, pentingnya saling menghormati dan saling
menghargai, pentingnya mencari tambahan ilmu, sikap wara’
ketika menuntut ilmu, hal-hal yang dapat menguatkan hafalan
dan yang melemahkannya, hal-hal yang mempermudah
datangnya rizki dan menghambatnya, serta memperpanjang
umur dan memperpendeknya. î
 Perihal bangun tidur, keluar masuk kamar madi atau toilet,
adab wudlu`, adab Mandi, tayammum, keluar masuk masjid,
adab setelah thulû’ al-syams hingga zawâl, adab persiapan
shalat, adab tidur, sholat, imamah, jum’ah, puasa, pentingnya
menjauhi maksiat, maksiyat hati, serta adab shuhbah dan
mu’âsyarah bersama Allah dan makhluknya.

Jenjang Ulya
Akhlaq-Tasawuf
 Pembahasan tasawuf dalam pesantren salaf Jenjang Ulya
meliputi rahasia basmalah, hamdalah, shalawat, rahasia
takwa, pentingnya ilmu syari’at dan menjaga sunnah,
kedudukan syari’ah, thariqah, dan hakikat, rahasia taubat dan
menjaga anggota tubuh dari dosa, persoalan qana’ah dan
zuhud, definisi tasawuf, persyaratan mursyid hakiki dalam
tasawuf, persoalan tawakal dalam tasawuf, persoalan ikhlash
dalam tasawuf, adab uzlah dan shuhbah, serta kebiasaan
menjaga waktu.
 Pembahasan tentang hikmah shalat jamaah, rahasia dzikir,
wirid dan tilawatil qur’an, lima obat hati (membaca al-Qur’an,
mengosongkan perut, qiyamul lail, tadharru’ di akhir malam,
dan majelis shalihin), keutamaan ilmu dan ulama, adab makan
dan keburukan kenyang, keutamaan kitab ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn
karya Abu Hamid al-Ghazali, rahasia Qailûlah dan shalat
jamaah dhuhur, keutamaan kitab Adzkâr al-Nawawiy, hikmah
tahajjud dan qiyâm al-lail, keutamaan dzikrullah, persoalan al-
ma’rifat dalam tasawuf, jihâd al-nafs, al-musyâhadah dalam
- 30 -

tasawuf, faedah shalawat nabi Muhammad saw, fadilah atau


keutamaan hauqalah, rahasia munajat dan doa.
 Pembahasan tentang problematika dan rahasia thahârah,
problematika dan rahasia Shalat, problematika dan rahasia
Zakat, problematika dan rahasia Puasa, problematika dan
rahasia Hajji, rahasia tilâwah al-Qur`an, adab dzikir dan doa,
adab keseharian (adab tidur, qiyâm al-lail, makan-minum),
adab dalam pernikahan dan keutamaanya, adab bekerja dalam
Islam, rahasia makanan halal, haram dan syubhat dalam
Islam, tata pergaulan dalam Islam, konsep uzlah, bergaul
dengan sesama dan bepergian, al-amr bi al-ma’rûf wa al-nahy
`an al-munkar dalam Islam, serta adab nabawiyah dan akhlak
muhammadiyah.
 Perihal Mujâhadah dan Riyâdhah dalam Islam, akhlak tercela
(ghadhab, haqd, hasad), hakikat dunia dan kehidupan,
Menghindari akhlak tercela (jâh, riya`, kibr dan ‘ujub), konsep
al-ghurûr menurut ulama salaf, maqamat–ahwal (al- Taubat, al-
shabr wa al-syukr, al-khauf wa al-rajâ’, al-faqr wa al-zuhd),
konsep niat, ikhlash, shidq dalam tasawuf, Muhâsabah,
murâqabah dan tafakkur, serta fenomena kematian dalam
Islam.

9. Kompetensi dasar rumpun ilmu ‘Ulûm al-Lughah (Ilmu-ilmu


Kebahasaan)

Jenjang Ula
Nahwu-Sharf
 Pengertian kalam, isim, baik yang mabni maupun mu’rab, fi’il,
fail, maf’ul, naib al-fa’il, isim dhamir, isim maushul, dharaf, har
al-jar, dharaf, sifat, hal dan lain-lain.
 Perihal i’rab dan pengenalan cara membaca kitab kuning
dengan baik dan benar, menghafal seluruh bait aj-Jurmiyah.
 Pembahasan tentang membedakan mana kata tsulasi, ruba’i,
fiil madhi, Fiil mudhari’, mashdar, masdar, masdhar mim, isim
fail, isim maf’ul, fi’il amr, isim zaman dan isim makan, dhamir
baik yang bariz maupun yang mustatir, serta perubahan makna
dari makna asli ke makna ziyadah.

Jenjang Wustha
Nahwu-Sharf
 Pengertian ilmu Nahw, ruang lingkup ilmu nahwu, pengertian
kalâm (kalimat) dalam ilmu Nahwu, unsur-unsur kalimat,
pembagian kalam, bentuk dan kaidah tentang kata-kata yang
mu’rab dan mabni, bentuk-bentuk ism nakirah dan ma’rifah,
serta kaidah-kaidah tentang mubtada’ dan khabar;
- 31 -

 Struktur kalimat yang mengandung nawasikh berupa kâna wa


akhawâtuhâ, hurûf musyabbahât bi laisa, dan af’âl muqârabah,
 Struktur kalimat yang mengandung nawasikh berupa inna wa
akhawâtuhâ dan lâ nâfiyah li jins,
 Strukur kalimat yang mengandung berupa zhanna wa
akhawâtuhâ dan a’lama wa arâ wa akhawâtuhâ,
 Kaidah tentang fâ’il dan nâ’ib fâ’il;
 Struktur kalimat yang memuat unsur isytighâl;
 Kaidah tentang konsep fi’l muta’addi dan lâzim; dan
 Struktur kalimat yang mengandung konsep tanâzu’ fil ’amal.
Balaghah
 Fashâhah, balâgah, dan macam-macam gaya bahasa (uslûb)
struktur Ilmu Ma'ani
 Gaya bahasa kiasan ilmu Bayan
 Gaya bahasa pertautan dan pertentangan muhassinât ilmu
Badi'.

Jenjang Ulya
Nahwu-Sharf
 Pengertian ilmu Nahw, ruang lingkup ilmu nahwu, pengertian
kalâm (kalimat) dalam ilmu Nahwu, unsur-unsur kalimat,
pembagian kalam, bentuk dan kaidah tentang kata-kata yang
mu’rab dan mabni, bentuk-bentuk ism nakirah dan ma’rifah,
serta kaidah-kaidah tentang mubtada’ dan khabar;
 Struktur kalimat yang mengandung nawasikh berupa kâna wa
akhawâtuhâ, hurûf musyabbahât bi laisa, dan af’âl muqârabah;
 Struktur kalimat yang mengandung nawasikh berupa inna wa
akhawâtuhâ dan lâ nâfiyah li jins;
 Strukur kalimat yang mengandung berupa zhanna wa
akhawâtuhâ dan a’lama wa arâ wa akhawâtuhâ;
 Kaidah tentang fâ’il dan nâ’ib fâ’il;
 Struktur kalimat yang memuat unsur isytighâl;
 Kaidah tentang konsep fi’l muta’addi dan lâzim;
 Struktur kalimat yang mengandung konsep tanâzu’ fil ’amal;
 Pengertian maf’ul, pembagian maf’ul, istitsnâ, hâl, dan tamyiz;
 Makna dan kaidah penggunaan hurûf jar;
 Struktur idhafi dalam kalimat;
 Bentuk-bentuk ism yang ber-‘amal seperti fi’l-nya;
 Kaidah yang terkait dengan uslûb ta’ajjub, madh, dan dzamm;
 Kaidah tentang ism tafdhil;
 Struktur kalimat mengandung tawâbi’ yang meliputi na’t,
taukid, athf, dan badal;
 Kaidah yang terkait dengan uslûb nidâ`;
 Kaidah yang terkait dengan uslûb istighâtsah, nudbah, tarkhim,
ikhtishâsh, tahdzir, dan ighrâ`;
 Bentuk dan kaidah tentang asmâ`ul af’âl wal ashwât, nûn
taukid, dan ism ghair munsharif.;
- 32 -

 I’râb fi’l mudhâri’ dan bentuk-bentuk âmil yang


mendahuluinya;
 Kaidah penggunaan hurûf ma’âni: law, ammâ, lau lâ, dan lau
mâ;
 Kaidah tentang ‘adad dan kata metonomianya yang berupa
kam, ka`ayyin, dan kadzâ;
 Kaidah penggunaan uslûb hikâyah;
 Beberapa penanda ta’nits;
 Kaidah terkait dengan bentuk ism maqshûr dan ism mamdûd;
 Bentuk-bentuk jamak taksir;
 Kaidah tashghir dan nasab dalam pembentukan kata;
 Kaidah waqf dan imâlah dalam melafalkan kata;
 Kaidah dasar tentang tashrif; dan
 Kaidah tentang ibdâl, i’lâl, dan idghâm.
Balaghah
Materi pembelajaran ilmu Balaghah ditekankan pada tiga disiplin
keilmuan, yaitu Ilmu Bayan, Ma’ani dan Ilmu Badi’:
 Pengertian dan hakikat ilmu Bayan, Ilmu Ma’ani dan ilmu
Badi’.
 Ilmu Bayan mencakup sub kajian tentang tasybih, hakikat dan
majaz, majaz lughawi, isti’arah, majaz mursal dan ‘aqli, kinayah
dan pengaruh ‘ilmu bayan terhadap pembentukan makna.
 Ilmu ma’ani, dikaji tentang klasifikasi kalimat menjadi kalimat
berita (khabar) dan insya’, hakikat serta pembagian keduanya,
qashr, al-fashl wal-washl, ijaz–ithnab–musawah, dan pengaruh
ilmu ma’ani terhadap aspek keindahan bahasa.
 ‘Ilm badi’ yang mencakup pembahasan sub kajian muhassinat
lafzhiyyah dan muhassinat ma’nawi berikut klasifikasinya,
husn al-ta’lil, al-madh wal-dhamm, serta uslub
Ilmu Arudh
 Menerapkan rumus tulisan arudh untuk vokal dan konsonan;
 Dapat menyalin bait syair dengan tulisan arudh ( ‫كتابة‬
‫;)عروضية‬
 Memahami satuan suara (‫)مقطع عروضي‬, satuan irama
(‫)تفعيلية‬, menghafal kunci wazan (bahar), menentukan
bahar, dan menganalisis bait (‫ )تقطيع البيت‬sesuai dengan
taf’ilah yang menjadi padanan atau wazannya;
 Perubahan wazan (zihaf dan illat), dasar-dasar ilmu qafiyah
(pengertian qafiyah, huruf-huruf qafiyah, harakat-harakat
qafiyah, macam-macam qafiyah, nama-nama qafiyah), dan aib
qafiyah;
 Struktur bangunan sebuah syair Arab, sertanya pentingnya
Ilmu Arudh sebagai ilmu alat untuk membedakan syair dari
yang lainnya
- 33 -

Ilmu Mantiq
 Hakikat Ilmu Mantiq (urgensi keberadaan Ilmu Mantiq).
 Pengertian Ilmu Mantiq dan manfaat mempelajari Ilmu Mantiq).
jenis-jenis ilmu (‘ilm hadits) dan penjelasan tentang
tashawwur.
 Tashdiq, ‘ilm nazhari, ‘ilm dharuri, jenis-jenis dalâlah
wadh’iyyah meliputi dalâlah muthâbaqah, dalâlah tadhammun
dan dalâlah iltizâm.
 Pembahasan seputar lafazh seperti mufrad dan murakkab,
 Konsep mafhûm dan mashadaq.
 Taqâbul al-alfâdz (kata-kata yang berlawanan).
 Perbandingan antara dua lafdz kulliy.
 Perbedaan antara zât dan ardh.
 Konsep kulliyat al-khamsah (kuliyyat yang lima).
 Penerapan tentang ta’rif.
 Konsep tentang qadhiyyah dan hal-hal yang berhubungan
dengannya.
 Konsep tentang tanâqudh.
 Tentang ‘aks mustawiy.
 Konsep istidlal dan hal-hal yang berhubungan dengannya.
 Qiyas dan hal-hal yang berhubungan dengannya, tiga unsur
qiyas, penerapan beberapa bentuk syakl dalam qiyas,
pembagian qiyas (iqtirâniy dan istisnâ’).
 Konsep tentang lawâhiq qiyas (qiyas tambahan) dan hal-hal
yang berhubungan dengannya.

D. Penutup
1. Standar Kompetensi Lulusan pesantren salafiyah di susun sebagai
acuan bagi penilaian atas perkembangan, kemajuan, dan hasil
belajar santri pesantren salafiyah.
2. Pesantren salafiyah mengembangkan pembelajaran dalam rangka
pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar menggunakan
sumber rujukan kitab kuning.
3. Hasil pendidikan pesantren sebagai satuan pendidikan dapat
dihargai sederajat dengan pendidikan formal setelah lulus ujian
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
dan ditunjuk oleh direktur jenderal, dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh direktur jenderal.
4. Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dalam naskah ini dapat
dijadikan acuan bagi pelaksanaan ujian untuk menentukan
kesederajatan hasil pendidikan pesantren sebagai satuan
pendidikan dengan pendidikan formal keagamaan Islam.
- 34 -

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai hal-hal yang perlu dijabarkan lebih


dalam, secara khusus disusun berdasarkan ketentuan dalam
naskah ini.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

KAMARUDDIN AMIN

Anda mungkin juga menyukai