PENDAHULUAN
2.1.2 Etiologi
Penyebab dari hipertensi portal dikategorikan menjadi prehepatik,
intrahepatik, dan posthepatik. Hipertensi portal yang disebabkan prehepatik
berefek pada sistem vena portal sebelum memasuki hati seperti pada
trombosisi vena portal dan trombosis vena splenic. Penyebab posthepatik
efeknya meliputi vena hepatik dan vena yang mengalir kejantung (vena
cava), seperti BCS, venaocclussive disease, dan chronic right-sided cardiac
congestion. Penyebab intrahepatik terhitung lebih dari 95% kasus terdapat
hipertensi portal yang disebabkan oleh sirosis. Hipertensi porta yang
2.1.3 Patofisiologi
Adanya faktor etiologi menyebabkan peradangan dan nekrosisi
meliputi daerah yang luas (hepatoseluler), terjadi kolap lobulus hati dan ini
memacu timbulnya jaringan parut disertai terbentuknya septa fibrosa difus
dan nodule sel hati. Septa bisa dibentuk dari sel retikuler penyangga kolaps
dan berubah menjadi jaringan parut. Jaringan parut ini menghubungkan
daerah portal yang satu dengan yang lain atau portal dengan sentral
(bridging nekrosis). Beberapa sel tumbuh kebali dan membentuk nodule
dengan beberapa ukuran dan ini menyebabkan distorsi percabangan
pembuluh hepatik dan gangguan aliran daerah poertal dan menimbulkan
hipertensi portal. Tahap berikutnya terjadi peradangan dan nikrosis pada sel
duktules, sinusoid, retikulo endotel, terjadi fibrogenesis dan septa aktif
jaringan kologen berubah dari reversibelmenjadinirreversibel bilate telah
terbrntuk septa permanen yang aseluler pada daerah portal dan parenkhim
hati sel lomfosit T dan makrofag menghasilkan limfokim dan monokin
sebagai mediator fibrinogen, septal aktif ini berasal dari pertal menyebar
keparenkim hati. Kolagen sendiri terdiri dari 4 tipe yaitu : dengan lukasi
daerah sentral, sinusoid, jaringan retikulin (sinusoidportal), dan membrane
basal, pada smua sirosis terdapat peningkatan pertumbuhan semua jenis
kolagen tersebut. Pembentukan jaringan kolagen dirangsang oleh nekrosis
heatoseluler dan sirosis laktat merupak faktor perangasang. Dalam hal
mekanisme terjadinya sirosis secara mekanik dimulai dari kejadian hepatitis
viral akut, timbul peradangan luas, nikrosis luas dan pembentukan jaringan
ikat yang luas disertai dengan pembentukan nodule regenarsai oleh sell
parenkim hati, yang masih baik. Pada mekanisme terjadinya sirosis secara
imunologis dimulai dengan kejadian heaptitis viral akut yang menimbulkan
2.1.4 Klasifikasi
Prehepatic
1. Portal vein thrombosis
2. Splenic vein thrombosis
3. Massive splenomegaly (banti’s syndrom)
Hepatic
1. Presinusoidal
a. Schistosomiasis
b. Congenital hepatic fibrosis
2. Sinusoidal
a. Cirrosis-many causes
b. Alcoholic hepatitis
3. Postsinusoidal
a. Hepatic sinusoidal obtruction (venoocclusive syndrome)
Posthepatic
1. Budd-chiari syndrome
2. Inferior vena cava webs
3. Cardiac causes
a. Restrictive cardiomyopaty
b. Constrictive pericarditis
c. Severe congesti hart failure
c. Ensefalopati Hepar
d. Sindrom hepato-renal
Kegagalan fungsi ginjal karena vasokontriksi yang besar dari arteri
aferen ginjal pada pasien sirosis dengan retensi cairan yang parah.
e. Asites dan Edema
f. Peningkatan tekanan vena portal dan rendahnya tekanan onkotik
plasma karena hipoalbunemia adalah penyebab utama terjadinya
penimbunan cairan (asites).
g. Spontaneous bacterial peritonitis
Peningkatan tekanan vena portal meningkatkan permeabilitas dari
membrane kapiler usus. Dikombinasi dengan pertumbuhan overgrowth
pada usus halus, sehingga meningkatkan tranlokasi bakteri dari usu ke
organ lain melewati sirkulasi.
h. Tanda lainnya : varises esophagus(hematemesis, melena), asites, edema,
splenomegali, kaput medusa, gangguan hematologi (anemia, leucopenia,
trombositopenia).
2.1.8 Pengobatan
1. Menurunkan resistensi pembuluh darah intrahepatik
a) Precursor NO (contoh: isosorbide mononitrate)
b) Mengblok reseptor angiotensin II & endothelin ( Losartan, Bosentan)
2. Kontriksi anterior splangnik untuk menurunkan aliran vena portal
a) Antagonis β- adrenergic (e.g.propranolol)-juga heart rate menurun.
b) Analog splanchnic-selectivevasopressin(terlipressin)
3. Menghambat vasodilatasi splangnik
a) Menurunkan sintesis NO yang dimediasi oleh eNOS
b) Menghambat eNOS (N-nitro-L-arginine)
c) Pembentukan endotoxin di usus ( Norfloxacin antibiotic)
d) Menghambat CCK, VIP, dan glucagon ( somatostatin analogue)
4. Menurunkan volum intravaskuler-Restriksi natrium, diuretic
5. Mengkompresi system portal dengan mengalihkan darah ke sirkulasi
sistemik.
2.1.9 Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi pada Hipertensi Portal antara lain :
1. Hematemesis
2. Melena
3. Ensefelatopi akibat fungsi hati yang buruk
4. Asites
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. Pelebaran vena dinding perut dan caput medusa
8. Ikterus
2.2 ASITES
2.2.1 Definisi Asites
Asites dapat muncul pada setiap golongan usia, termasuk dalam
kandungan. Pada anak-anak, asites biasanya disebabkan oleh penyakit hati
dan ginjal. Asites adalah akumulasi cairan di dalam rongga peritoneum.
Kata asites berasal dari bahasa yunani askites dan askos yang berarti
kantong atau perut. Asites adalah salah satu komplikasi penting pada pasien
sirosis hati. Dalam kurun waktu 10 tahun sejak diagnosis ditegakkan, sekitar
50% pasien sirosis mengalami komplikasi berupa asites. Beberapa studi
yang dilakukan pada pasien dewasa mengemukakan bahwa adanya asites
pada kasus sirosis merupakan tanda prognosis buruk dengan survival rate
dua tahun setelah asites timbul sebesar 50%.
Asites yang mengalami komplikasi dapat menimbulkan masalah lebih
lanjut. Terdapat dua komplikasi yang terpenting, yakni Spontaneous
Bacterial Peritonitis (SBP) dan Hepatorenal Syndrome (HRS). Prevalensi
SBP adalah sekitar 10-30%, lebih besar dari prevalensi HRS (10%) pada
pasien asites.
2.2.3 Patofisiologi
Akumulasi cairan asites dalam rongga peritoneum menggambarkan
ketidakseimbangan pengeluaran air dan garam. Saat ini penyebabnya belum
diketahui dengan pasti, namun ada beberapa teori yang telah dikemukakan
untuk menjelaskan mekanisme terbentuknya asites, yaitu:
1. Hipotesis underfilling
Berdasarkan hipotesis ini, asites terbentuk karena sekuestrasi cairan yang
tidak memadai pada pembuluh darah splanknik akibat peningkatan
tekanan portal dan penurunan Effective Arterial Blood Volume (EABV).
Hal tersebut mengakibatkan aktivasi sistem renin-angiotensin-
aldosterondan sistem persarafan simpatis sehingga terjadi retensi airdan
garam.
2. Hipotesis Overflow
Berdasarkan hipotesis ini, asites terbentuk karena ketidak mampuan
ginjal dalam mengatasi retensi garam danair, yang berakibat tidak adanya
penurunan volume. Dasar teori ini adalah kondisi hipervolemia
intravaskular yang umum dijumpai pada pasien dengan sirosis hati.
3. Hipotesis vasodilatasi arteri perifer
3.1 Pengkajian
Pengkajian Fokus
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : letargi, penurunan masa otot / tonus
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat perikarditis, penyakit jantung rematik, kanker (malfungsi
hati menimbulakn gagal hati), disritmia, distensi vena abdomen.
3. Eliminasi
Gejala : flatus
Tanda : distensi abdomen( hepatosplenomegali, asites) penurunan bising
usus, feses warna tanah liat, urine gelap dan pekat.
4. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/ tidak dapat
mencerna,dan mual muntah
Tanda : penurunan berat badan/ peningkatan cairan , kulit kering, turgor
buruk edema umum pada jaringan, ikterik,nafas berbau, perdarahan gusi.
5. Neurosensori
Gejala : orang terdekat dapat melaporkan perubahan kepribadian,
penurunan mental
Tanda : perubahan mental, bicara lambat/ tidak jelas
6. Nyeri/ keamanan
Gejala : nyeri tekan abdomen/ nyeri kuadran kanan atas
Tanda : perilaku berhati-hati/ distraksi pada diri sendiri
7. Pernafasan
Gejala : dispnea
Tanda : takipnea, pernafasan dongkal, hipoksia, bunyi nafas
tambahan,ekspansi paru terbatas (asites)
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubunga dengan proses inflamasi pada hati
ditandai dengan adanya respon nyeri.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam rasa
nyeri dapat terkontrol sampai hilang.
Kriteria Hasil :
1. Melaporkan pengurangan rasa nyaman nyeri dan gangguan rasa
nyaman pada abdomen.
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Hipertensi portal adalah meningkatnya gradien tekanan porto
sistemik pada sistem vena porta. Hipertensi portal dapat disebabkan akibat
kelainan pre hepatik misal trombosis pada vena lienalis atau venoa porta,
kelainan post hepatik misal budd-chiari syndrome, atau penyebab
intrahepatik non sirotik misal skistosomiasis, sindrom obstuksi sinusoidal.
Sirosis sendiri merupakan penyebab tersering dari hipertensi portal dan
yang paling banyak di investigasi.
Penyebab dari hipertensi portal dikategorikan menjadi prehepatik,
intrahepatik, dan posthepatik. Hipertensi portal yang disebabkan
prehepatik berefek pada sistem vena portal sebelum memasuki hati seperti
pada trombosisi vena portal dan trombosis vena splenic
1.2 Saran
Dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengenal tanda –
tanda dari hipertensi portal dan asites serta dapat memberikan asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami hipertensi portal dan asites.
http://www.scribd.com/doc/50370893/hipertensi-portal-pada-sirosis#scribd
http://www.academia.edu/7475144/Hipertensi_portal
https://nardinurses.files.wordpress.com/2008/01/asuhan-keperawatan-psien-dengan-
serosis-hati2.pdf