b. Needle Holder
c. Needle
(Sonya, 2013).
d. Benang bedah
Menurut asalnya terbagi atas 2 yaitu
1) Organik
2) Sintetik
Menurut daya tahannya dalam jaringan host
1) Absorbable
2) Nonabsorbable (Putri, 2017).
Teknik jahitan
a. Simpel Interupted Suture
Benang diikat pada Sisi kanan dari garis insisi. Jahitan yang dibuat melintasi
gans insisi. Simpul yang dibuat harus pada salah satu Sisi dan tidak pada garis insisi.
Titik penusukkan jarum pada lapisan Iuka biasanya I sampai 8 inci (2 hingga 3mm) dari
garis insisi. Dalam menjahit lebih pas untuk memulainya dari batas bawah kemudian
berlanjut ke batas atas. Perhatikan lapisan kulit jangan sampai terlipat kedalam saat
ikatan benang dikencangkan cukup hanya rapat saja atau sedikit terlipat kearah luar
(Sjamsuhidayat, 2014).
Kelebihan
Pengembalian tepi luka yang baik. Umum digunakan dan dapat dikerjakan dengan
cepat
Kekurangan
Teknik pengembalian tepi memerlukan pengalaman
Pengembalian tidak sebagus teknik yang lain
Tidak mengurangi ekstrinsic tensions dari tepi luka
b. Horizontal Interupted suture
Ada dua type yaitu inverting dan everting. Untuk yang inverting tidak
diadviskan untuk kulit karena akan memperlama kesembuhankarena tepi Iuka tertekuk
kedalam dan sukar saat mengambil benang jahit. Untuk yang everting , pola ini baik
untuk kulit , tetapi waktu menarik benangnya jangan terlalu keras sehingga tepi Iuka
tetap flat atau dater sehingga aposisi tepi Iuka tepat, kalau menariknya terlalu keras
maka tepi Iuka akan terangklat keatas dan akan memperlama kesembuhan.
Kelebihan
Menguatkan jaringan subkutan
Mengurangi tension dari tepi kulit lebih efektif dibanding vertical mattress
Kekurangan
Tidak menciptakan aposisi tepi luka sebaik vertical mattress
c. Vertical Interupted suture
Pola ini seperti horizontal mattres, tetapi pada waktu jahitan dilakukan jarum
menembus tegak lurus / vertical dengan tepi Iuka, pola ini waktu menarik benangnya
juga tidak boleh terlaiu keras, usahakan tarikan tetap bisa menjaga tepi Iuka tetap
beraposisi 'flat saja, Penusukan jarum pada kulit pada salah satu lapisan dari luar
berkisar 0.5 sampai 1.0 cm dari garis insisi dan penusukan jarum pada Sisi jaringan
Iainnya dilakukan dengan ukuran yang sama dari bawah ke atas. Jarum kemudian masuk
kedalam kulit pada Sisi kedua dekat dengan garis insisi dan kembali posisi awal dan
kemudian simpul diikat. Ikatan dilakukan hanya untuk merapatkan lapisan kulit dan
tidak menimbulkan lipatan keatas (Sjamsuhidayat, 2014).
Kelebihan
Pengembalian tepi luka yang baik dan aposisi yang sempurna
Mengurangi tension dari tepi kulit
Kekurangan
Pengerjaannya cukup lama
Menciptakan lebih banyak cross-marks
d. Lambert interupted suture
Pola ini merupakan pola dasar untuk semua jahitan gastrointestinal. Keuntungan pola
ini yaitu bisa mencegah kebocoran dan merupakan inisiator kesembuhan karena adanya
pembalikan dari serosa. Tusukanjarum mencapai lapisan muskularis tetapi tidak sampai
menembus mukosa(lumen usus).Pola ini selain digunakan pada organ gastrointestinal
juga dipakai untuk organ berlumen lainnya seperti uterus. Jahitan ini sebetulnya jahitan
vertical mattres . Dapat dilakukan secara tunggal ataupun secara menerus (Ahmadsyah,
2013)
e. Cross Interupted suture
Pola ini mirip diatas hanya saja benang yang diluar bersilangan dan ini menguntungkan
karena tepi Iuka tidak terangkat keatas. Keuntungannya pola ini merapatkan jaringan
lebih baik daripada pola mattress horisontal sederhana (Ahmadsyah,, 2013).
Ahmadsyah, Ibrahim. 2013. Jurnal Ilmu Bedah Indonesia. Jakarta. IKABI. Vol 31, No 4
Putri, Desak M.F.S., Ratniasih. 2017. Tingkat Kepatuhan Perawat Bedah dalam
Penyimpanan Reusable dengan Tehnik First in First Out. Stikes advaita Mediaka
tabanan
Sjamsuhidayat. 2014. Buku ajar ilmu bedah masalah pertimbangan klinis bedah dan metode
pembedahan. Jakarta. Penerbit buku kedokteran ECG
Sonya M.M. 2013. Alat Pembedahan. Poltekkes Kemenkes Kupang. Kupan
Yuliani, Anik. 2012. Alat Bedah Minor. Stikes Dian Husada Mojokerto. Mojokerto.