Oleh :
Dinianggaeni
NIM : 13 12 335
Firna
NIM : 13 12 336
Fitriani
NIM : 1312337
Penulis menyadari bahwa, masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu kami mohon kritik dan saran yang membangun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang mendasari penulisan makalah ini adalah tugas presentasi kelompok sebagai
bagian dari aspek penilaian mata kuliah Perpajakan II. Sehingga kita mencoba menjelaskan
mengenai pengertian, tujuan, tata cara, metode, ruang lingkup, jangka waktu, penyelesaian,
pembatan, dan gugatan dalam pemeriksaan pajak.
Dalam proses perpajakan di Indonesia yang menggunakan system self-assessment
maka tidak lepas dari kesalahan dan kelalaian dari Wajib Pajak sendiri. Sehingga diperlukan
proses pemeriksaan atas penghitungan atau data-data yang terdapat dalam SSP. Dan untuk
menguji kepatuhan serta merupakan upaya pengawasan terhadap Wajib Pajak.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dan tujuan pemeriksaan pajak?
2. Apa saja ruang lingkup pemeriksaan pajak?
3. Apa saja jenis dan jangka waktu pemeriksaan pajak?
4. Apa saja metode dan tehnik pemeriksaan pajak?
5. Bagaimanakah penjelasan mengenai :
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan bukti permulaan
Pemeriksan ulang
Perluasan dan pengalihan pemeriksaan
6. Bagaimanakan jika WP menolak pemeriksaan dan dalam kondisi seperti apakah penyegelan
dilakukan?
7. Apa pengertian dari penyelesaian dan pembatalan pemeriksaan pajak?
8. Apa yang dimaksud gugatan dalam pemeriksaan pajak?
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi kelengkapan penilaian kelulusan mata kulian Perpajakan II.
2. Untuk menjelaskan mengenai :
a. Pengertian dan tujuan pemeriksaan pajak
b. Ruang lingkup pemeriksaan pajak
c. Jenis dan jangka waktu pemeriksaan pajak
d. Metode dan tehnik pemeriksaan pajak
e. Penjelasan mengenai :
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan bukti permulaan
Pemeriksan ulang
Perluasan dan pengalihan pemeriksaan
f. Jika WP menolak pemeriksaan dan dalam kondisi penyegelan dilakukan
g. Pengertian dari penyelesaian dan pembatalan pemeriksaan pajak
h. Gugatan dalam pemeriksaan pajak
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan Pemeriksaan
a. Untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, dan
b. Untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Yang menghasilkan SKP-KB, SKP-LB, SKP-N, atau STP.
Apabila dalam pemeriksaan lapangan ditemukan indikasi yang terkait dengantransfer pricing
dan atau transaksi khusus lain.
Dalam hal pemeriksaan dilakukan berdasarkan kriteria pemeriksaan pajak.
Pembatalan Pemeriksaan
Pembatalan pemeriksaan ada dua, yaitu pembatalan hasil pemeriksaan dan pembatalan
penugasan pemeriksaan. Pembatalan hasil pemeriksaan artinya yang dibatalkan adalah “hasil”
pemeriksaan berupa surat ketetapan pajak (SKP). Sedangkan pembatalan penugasan adalah
pembatalan atas Surat Perintah Pemeriksaan [SP2]. Dengan dibatalkannya SP2 maka “seolah-
olah” tidak ada SP2. Sehingga atas pemeriksaan tersebut tidak ada Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan [SPHP] dan Laporan Hasil Pemeriksaan [LHP].
Acara cepat
Dilakukan oleh majelis atau hakim tunggal. Pemeriksaan dilakukan terhadap :
Sengketa pajak tertentu
Sengketa pajak yang tergugatnya tidak memenuhi ketentuan :
Gugatan diajukan dengan surat gugatan dalam bahasa Indonesia kepada pengadilan pajak
Satu pelaksana penagihan atau satu keputusan diajukan satu surat gugatan.
Gugatan yang tidak diputus dalam waktu 6 bulan sejak surat gugatan diterima
Keputusan peradilan pajak tidak sesuai ketentuan atau kesalahan tulis dan atau kesalahan hitung
dalam putusan peradilan pajak
Sengketa berdasarkan pertimbangan hokum bukan merupakan wewenang pengadilan pajak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengelola data, keterangan,
dan/atau bukti untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain.
Tujuan Pemeriksaan Pajak adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
WP.
Jenis pemeriksaan : pemeriksaan kantor dan pemeriksaan lapangan.
Ruang lingkup pemeriksaan pajak ada 2, yaitu : satu atau beberapa bulan (masa) dan bagian
tahun pajak atau tahun pajak.
Teknik pemeriksaan pajak antara lain : pemanfaatan informasi internal dan atau eksternal
Direktoral Jendral Pajak, pengujian keabsahan dokumen, dll.
Metode pemeriksaan yaitu metode langsung dan tidak langsung.
Pemeriksaan khusus harus dilakukan melalui PL/PSL untuk satu, beberapa, atau seluruh jenis
pajak kewajiban WP, termasuk WP yang diberikan fasilitas pengembalian pendahuluan
kelebihan pembayaran pajak.
Perluasan pemeriksaan SPT Tahunan PPh tahun-tahun pajak sebelumnyaa menyatakan LB
kompensasi.
Gugatan pemeriksaan ada 2 yaitu acara cepat dan acara biasa.
PERTANYAAN
1. Kelompok 8 – Rianisa
Misal kondisi sebagai berikut : Perusahaan melaporkan SPT Nihil. Dulu wartel digolongkan menjadi
PT, sekarang tidak lagi sedangkan SPT wartel dilaporkan nihil. Apakah kondisi ini juga dilakukan
pemeriksaan?
Ya wajib diperiksa. Dan jika pendapatan nihil terus-menerus maka tidak perlu melaporkan SPT dan dapat
menon-efektifkan NPWP.
2. Kelompok 7 – Yahya
Pemeriksaan kantor melebihi jangka waktu, apakah dapat diperpanjang? Dan jika setelah
perpanjangan tersebut pemeriksaan belum terselesaikan, bagaimana perlakuannya?
Pemeriksaan Kantor dapat dilakukan perpanjangan paling lama 6 bulan dengan alasan tertentu yaitu :
Ruang lingkup Pemeriksaan meliputi seluruh jenis pajak
Diperluas ke Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak lainnya
Terdapat konfirmasi atau permintaan data dan/atau keterangan kepada pihak ketiga
Berdasarkan pertimbangan tertentu dari Kepala UP2
Apabila jangka waktu perpanjangan berakhir maka pemeriksaan harus diselesaikan. Apabila dalam
pemeriksaan kantor ditemukan indikasi transaksi yang terkait transfer pricing dan/atau transaksi
khusus lain yang berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan, maka pemeriksaan dapat
diperpanjang paling lama 1 tahun.
3. Kelompok 10 – Seno
Jika perusahaan (PT A) diperiksa, apakah dampaknya terhadap pengurus dan pemegang saham yaitu
WP OP dan memiliki NPWP?
Jika PT A diperiksa beserta pengurusnya, dan jika ditemukan pengurus ternyata juga pemilik perusahaan
maka dikhawatirkan ada indikasi hubngan khusus seperti memanipulasi laporan keuangan (Window
Dressing), maka WP OP tersebut harus diperiksa.
4. Kelompok 1 – Albert
Bagaimana jika ketika akan dilakukan pemeriksaan, WP keberatan, apa yang harus dilakukan WP
tersebut?
Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak sebagaimana yang diatur
dalam pasal 26 UU KUP.