PENDAHULUAN
lainnya, seperti hewan dan tumbuhan bahkan jin dan malaikat. Manusia mempunyai
dapat dilakukan dengan begitu saja, tetapi telah melalui proses pengalaman.
peralatan tersebut.
Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman untuk membuat alat
yang benar.
Berpikir benar memerlukan sarana atau alat berpikir. Sarana ini bersifat pasti,
maka aktivitas keilmuan tidak akan maksimal tanpa sarana berpikir ilmiah tersebut.
karena tanpa penguasaan sarana ilmiah tidak akan dapat melaksanakan kegiatan
ilmiah yang baik (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2010). Penguasaan sarana ilmiah
sangat penting bagi ilmuwan agar dapat melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik.
1
2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Logika
2. Untuk mengetahui Macam-macam Logika
3. Untuk mengetahui Kegunaan Logika
4. Untuk mengetahui Pengertian Sarana Berpikir Ilmiah
5. Untuk mengetahui Tujuan Sarana Berpikir Ilmiah
6. Untuk mengetahui Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah
7. Untuk mengetahui Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
8. Untuk mengetahui Logika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka
proses berfikir itu harus dilakukan suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan
baru dianggap sahih (valid) saat proses penarikan kesimpulan itu dilakukan menurut
cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan (inferensi) ini disebut logika, dimana logika
secara luas dapat didefenisikan sebagai “pengkajian untuk berpikir secara sahih”.
Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus,
teapt, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat, dan teratur, logika menyelidiki,
objek material logika. Berpikir disini adalah kegiatan pikiran, akal budi manusia.
pengertian yang satu dengan pengertian lainnya. Dalam logika berpikir dipandang
dari sudut kelurusan san ketepatannya. Karena berpikir lurus dan tepat, merupakan
Logika menurut Gie (1980) dapat digolongkan menjadi loma macam yaitu (i)
logika dalam pengertian luas dan semput; (ii) logika deduktif dan logika induktif;
3
4
(iii) logika formal dan material; (iv) logia murni dan logika terapan; dan (v) logika
Pertama, logika makna luas dan logika makna sempit. Dalam arti sempit istilah
tersebut dipakai searti dengan logika deduktif atau logika formal. Sedangkan dalam
berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem penjelasan disusun dalam ilmu alam
Kedua, logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif adalah suatu
ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang bersifat deduktif, yakni
(saja). Logika induktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas
penalaran yang benar dari sejumlah hal khusus sampai pada kesimpula unun yang
Ketiga, logika formal dan logika material. Logika formal mempelajari asa,
aturan, atau hukum-hukum berpikir yang harus ditaati, agar orang dapat berpikir
pekerjaan akal, serta menilai hasil-hasil logika foemal dan mengujinya dengan
akhirnya merumuskan metode ilmu pengetahuan itu. Logika formal dinamakan juga
logika minor, sedangkan logika material dinamakan logika mayor. Yang disebut
logika formal adalah ilmu yang mengandung kumpulan kaidah cara berpikir yang
Keempat, logika murni dan logika terapan. Logika murni merupakan suatu
pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yang berlaku umum pada semua segi
dalam suatu cabang ilmu dari istilah yang dipakai dalam pernyataan dimaksud.
Logika terapan adalah pengetahui logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu,
sehari-hari.
digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian logika yang masih berhubungan sangat
erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika kewajiban dengan etika
atau logika arti dengan metafisika. Adapun logika matematik merupakan suatu ragam
matematika serta bentuk lambang yang khusus dan cermat untuk menghindarkan
makna ganda (bias) atau kekaburan yang tedapat dalam bahasa Indonesia biasa.
Logika berasal dari kata Yunani Kuno (Logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logical scientia) atau
ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara
Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan
tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut dapat juga diartikan dengan masuk
akal.
6
adalah berpikir (khususnya penalaran/ proses penalaran) dan objek formal logika
adalah berpikir/ penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Sebagai cabang
filsafat, logika merupakan cabang filsafat yang praktis. Prakyis disini berarti logika
kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan
kesesatan penalarannya.
Logika dipakai untuk menarik kesimpulan dari suatu proses berpikir bedasar cara
tertentu, yang mana proses berpikir disini merupakan suatu penalaran untuk
Logika secara garis besar dipilahkan dalam dua bagian, yaitu: induksi dan
deduksi. Induksi merupakan suatu cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan
gajah mempunyai mata, begitu pula singa, kucing dan binatang-binatang lainnya.
Dalam induksi ini disimpulkan secara umum bahwa: semua binatang mempunyai
mata.
dinamakan silogisme, suatu pola berpikir yang digunakan dalam menarik kesimpulan
secara deduksi.
harus benar. Premis minor harus benar. Kesimpulan harus sahih (mempunyai
kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi
Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir. Sedangkan logika ilmiah
memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Logika ilmiah menjadi ilmu
khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setia penalaran. Berkat
pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih
teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk
2010).
bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Dalam prespektif tradisional, logika
dipelajari sebagai cabang filsafat, tetapi juga dapat dianggap sebagai cabang
matematika.
mempelajari pola berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan
koheren; (ii) Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif;
(iii) Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan
mandiri; (iv) Menyadarkan dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan
8
dalam berbagai langkah yang harus ditempuh”. Sarana ilmiah merupakan suatu alat,
dengan alat ini manusia melaksanakan kegiatan ilmiah. Pada saat manusia
melakukan tahapan kegiatan ilmiah diperlukan alat berpikir yang sesuai dengan
berpikir mengikuti kerangka berpikir ilmiah dan menggunakan alat-alat berpikir yang
benar.
Untuk mendapatkan ilmu diperlukan sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir
diperlukan untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik dan teratur. Sarana berpikir
ilmiah ada empat, yaitu: bahasa, logika, matematika dan statistika. Sarana berpikir
ilmiah berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan
pikiran kepada orang lain, logika sebagai alat berpikir agar sesuai dengan aturan
berpikir sehingga dapat diterima kebenarannya oleh orang lain, matematika berperan
dalam pola berpikir deduktif sehingga orang lain lain dapat mengikuti dan melacak
dalam pola berpikir induktif untuk mencari kebenaran secara umum Surisumantri
(2003).
mempelajari ilmu. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan
berpikir menurut kerangka berpikir yang benar maka diperlukan pengetahuan tentang
sarana berpikir ilmiah dengan baik pula. Manusia mempelajari ilmu agar dapat
merupakan ilmu itu sendiri”. Sarana ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas
dalam kegiatan ilmiah secara menyeluruh dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan alat bantu yang berupa sarana
berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah hanyalah alat bantu bagi manusia untuk
berpikir ilmiah agar memperoleh ilmu. Sarana berpikir ilmiah bukanlah suatu ilmu
komunikasi ilmiah hendaknya reproduktif dan antiseptif yaitu jelas, benar dan bebas
emosi. Karena suatu tulisan ilmiah merupakan suatu komunikasi ilmiah maka
persyaratan tersebut diatas dapat dipenuhi maka banyak aspek dari bahasa dalam
tulisan ilmiah yang perlu mendapat perhatian yaitu antara lain pilihan kata, susunan
1. Pilihan Kata
Dalam suatu tulisan ilmiah kata yang dipergunakan hendaknya kata yang
atau pikiran yang akan disampaikan oleh sipenulis. Sering dijumpai banyak kata
pening. Selain itu terdapat juga suatu kata yang berarti ganda misalnya kata hati
dapat berarti perasaan atau liver. Dalam hal seperti ini sipenulis harus berhati-
seperti kata asing, dialek lokal atau kata plesetan sebaiknya dihindari. Sebagai
contoh adalah kata ngapain, seantero dan mendingan. Kata dialek tersebut
sebaiknya diganti dengan kata “ mengapa, diseluruh dan lebih baik “. Sekiranya
terpaksa digunakan maka harus ditulis miring atau dengan garis bawah.
Kata-lazim mengandung arti bahwa kata yang dipergunakan dalam suatu
tulisan ilmiah hendaknya kata yang sudah diakui dan dipergunakan secara luas
mangkus dan sangkil. Kedua kata ini sebenarnya sudah dibakukan sebagai
pngganti kata efektif dan efesien akan tetapi tampaknya kedua kata ini belum
dan jelas seperti yang dikehendaki oleh penulis tanpa menimbulkan salah tafsir
Jelas artinya dapat secara tepat menyampaikan pesan informasi yang akan
disampaikan oleh penulis. Agar suatu kalimat jelas artinya, pemilihan kata
atau istilah maupun susunan kalimat harus tepat. Untuk mencapai hal ini
diperlukan susunan kalimat yang benar dan jelas. Untuk mencapai hal itu
karya ilmiah perlu mempelajari dan menguasai tata bahasa secara baik.
d. Enak dibaca
Disamping jelas, ringkas, dan benar susunan kalimat dalam suatu karya
ilmiah hendaknya enak dibaca. Tulisan yang enak dibaca akan menarik
orang untuk membaca dan mendalami lebih lanjut suatu tulisan ilmiah,
orang yang membacanya. Salah satu cara agar tulisan enak dibaca adalah
disampaikan oleh sipenulis baik merupakan baik berupa suatu fakta maupun
konsep. Isi dari suatu paragraf harus relevan dengan topik induknya. Susunan
secara induktif mempunyai alur sebalkinya yaitun penjelasan dimulai dari hal
khusus kemudian diteruskan dengan hal khusus kemudian diteruskan dengan hal
dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir yang benar. Dengan logika
kebenarannya. Jika ingin melakukan kegiatan berpikir dengan benar maka harus
antara proses berpikir yang benar dan proses berpikir yang salah.
Ada tiga aspek penting dalam memahami logika, agar mempunyai pengertian
dibentuk oleh akal budi tentang kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil
dari pengertian-pengertian yang dibentuk oleh akal budi atau merupakan pernyataan
mengenai hubungan yang terdapat di antara dua buah term. Penalaran adalah suatu
merangkainya menjadi sebuah hubungan antar obyek, dan terakhir melakukan proses
berpikir yang benar untuk menghasilkan pengetahuan. Tiga aspek dalam logika
tersebut harus dipahami secara bersama-sama bagi siapapun yang hendak memahami
13
dan melakukan kegiatan ilmiah. Tanpa melalui ketiga proses aspek logika tersebut,
manusia akan sulit memperoleh dan menghasilkan kegiatan ilmiah yang benar.
Terdapat dua cara penarikan kesimpulan melalui cara kerja logika. Dua cara itu
adalah induktif dan deduktif. Logika induktif adalah cara penarikan kesimpulan dari
kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum dan rasional.
Logika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum
(Sumarna, 2008).
Kedua jenis logika berpikir tersebut bukanlah dua kutub yang saling
berlawanan dan saling menjatuhkan. Kedua jenis logika berpikir tersebut merupakan
dua buah sarana yang saling melengkapi, maksudnya suatu ketika logika induktif
sangat dibutuhkan dan harus digunakan untuk memecahkan suatu masalah, dan pada
saat lain yang tidak dapat menggunakan logika induktif untuk memecahkan masalah
maka dapat digunakan logika deduktif. Seseorang yang sedang berpikir tidak harus
menggunakan kedua jenis logika berpikir tersebut, tetapi dapat menggunakan satu
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang akan ditempuh agar memperoleh pengetahuan dengan benar.
Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah agar dapat melakukan
kegiatan penelaahan ilmiah dengan baik untuk memperoleh pengetahuan yang benar
sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah berfungsi hanyalah sebagai alat bantu
dalam memperoleh ilmu. Tanpa kemampuan berbahasa, seseorang tidak akan dapat
dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir yang benar. Logika membantu
kebenarannya. Jika ingin melakukan kegiatan berpikir dengan benar maka harus
3.2 Saran
15
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas diharapkan pembaca dapat
memahami benar apa itu logika, macam-macam logika, kegunaan logika, sarana
berpikir ilmiah, tujuan sarana berpikir ilmiah, fungsi sarana berpikir ilmiah, bahasa
sebagai sarana berpikir ilmiah, logika sebagai sarana berpikir ilmiah. Sehingga
15
perlu.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM. 2010. Filsafat Ilmu Sebagai Dasar