Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUN TEORI

2.1 Konsep Teori

2.1.1 Profil

Saat ini, dosis terkecil yang dapat diterima dibatasi oleh kemampuannya untuk
mencegah kehamilan dan breakthrough bleeding yang tidak diinginkan. Walaupun
kandungan esterogen harian berfariasi dari 20 sampai 50 µg etinyl estradol atau
kurang. Jumlah progestin bervariasi dalam dua cara. Dalam beberapa formulasi, dosis
progestin tetap konstan selama siklus – monofasik. Di satu sediaan, dosis progestin,
dan si sediaan lainnya, dosis esterogen bervariasi selama siklus-bifasik dan trifasik.

(Cunninghamm et al, 2012 : 705)

2.1.2 Jenis

a. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung


hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif
b. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dua dosis yang berbeda, dengan
7 tablet tanpa hormon aktif
c. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam tiga dosis yang berbeda, 7 tablet
tanpa hormon aktif
(Saifuddin, 2013 : MK-28)

2.2.3 Cara Kerja

Kontrasepsi hormon bekerja secara entral dan perifer dengan :

a. Menghambat ovulasi – komponen esterogen menghambat sekresi folikel


stimulatine hormone (FSH) sehingga pertumbuhan folikel tertekan sementara
progesteron terutama menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) juga
menghambat ovulasi
b. Mengubah mukus serviks, mukus menjadi lebih sedikit, kental, dan seluler
dengan daya regang yang rendah sehingga transpostasi dan penetrasi sperma
terganggu. Tipe mukus serviks seperti ini ditimbulkan oleh KOK pada semua
dosis dan menimbulkan efek kontraseptif tambahan apabila tetap terjadi
ovulasi.
c. Mengubah endometrium – endometrium menjadi atrofik, dan tidak reseptif
terhadap implantasi pada pemakaian KOK jangka panjang , endometrium
secara progresif menipis dan atrofik. Pembentukan pembuluh darah berkurang
dan produksi prostaglandin uterotonik dan vasoaktif menurun sehingga pada
pemakaian KOK withdrawl bleeding menjadi lebih sedikit dan kurang nyeri
d. Kemungkinan efek langsung pada tuba fallopi yang mengganggu migrasi
sperma dan transportasi ovum diperkirakian tidak begitu penting
(Glasier, 2005 : 29)

2.1.4 Manfaat

a. Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektifitas tubektomi),


bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun
pertama penggunan).
b. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
c. Tidak mengangu hubungan seksual
d. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah
anemia), tidak terjadi nyeri haid
e. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunkannya untuk mencegah kehamilan
f. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
g. Mudah dihentikan setiap saat
h. Kesuburan segera kembaliu setelah penggunaan pil dihentikan
i. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada
payudara, dismenore, atau akne
(Sarifuddin, 2013 : MK-29 – MK-30)

2.1.5 Keterbatasan

a. Mahal dan membosankan karena harus mengunakannya setiap hari


b. Mual, terutama pada 3 bulan pertama
c. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
d. Pusing
e. Nyeri payudara
f. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan
justru memiliki dampak positif
g. Berhenti haid (amenore), jarang pada pil kombinasi
h. Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
i. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan
suasana hati , sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang.
j. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko struk
dan ganggunan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada
perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati
k. Tidak mencegah IMS, HBV, HIV/AIDS
(Sarifuddin, 2013 : MK-30)

2.1.6 Efek samping

a. Efek yang sering terjadi ialah rasa mual, terjadinya retensi cairan, sakit
kepala, nyeri pada mamma atau flour albus. Rasa mual kadang0kadang
disertai muntah, diare, dan perut terasa kembung. Retensi cairan disebabkan
oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium dan dapat meningkatkan
bertambahnya berat badan. Sakit kepala sebagian juga disebabkan oleh retensi
cairan.
b. Bertambahnya berat badan karena progesteron meningkatkan nafsu makan
dan efek metabolik hormon dari hormon itu sendiri, Acne dan alpopesia bisa
timbul karena efek androgenik dari jenis progesteron yang dipakai dalam pil
c. Bahaya yang dikhawatirkan dengan pil terutama pil kombinasi ialah trombo-
emboli, termausuk tromboflebitis, emboli paru-paru dan trombosis otak
(Prawirohardjo. 2011 : 447)

2.1.7 Kontra indikasi

Indikasi

a. Usia reproduksi
b. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efekstivitas tinggi
c. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
d. Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI Eksklusif, sedangkan
semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut
e. Pasca keguguran
f. Anemia karena haid berlebihan

Kontraindikasi

a. Hamil atau dicurigai hamil


b. Menyusui eklsklusif
c. Perdarahan pervaginam yang belum diketahuo penyebabnya
d. Penyakit hati akut (hepatitis)
e. Perokok dngan usia > 35 tahun
f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg
g. Riwayat gangguan faktor pembekuandarah atau kencing manis > 20 tahun
(Sarifuddin, 2013 : MK-30)
DAFTAR PUSTAKA

Cuningnam, F.Barry. 2012. Obstetri Wiliams Ed. 23 Vol 1. Jakarta : EGC

Glasier, Anna. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirihardjo

Saifudin, Abdul Bari. 2013. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan KB

1. Pengkajian Data
A. DATA SUBYEKTIF
1) Identitas (Biodata)
Merupakan data umum pribadi yang dikaji melalui anamnesa/
pertanyaan kepada klien
 Nama : Pengkajian nama dapat memudahkan bidan dalam
melakukan komunikasi saat memberi asuhan kepada klien.
 Usia :klien yang keluarga berencana berusia 16-35 tahun
 Agama : Mengetahui apa yang dilarang dan dianjurkan dalam
agama klien sehingga dalam memberikan asuhan akan lebih mudah.
 Pendidikan : Mengetahui tingkat pendidikan klien agar
memudahkan dalam melakukan koseling. Menentukan status sosial
klien dan pengetahuan klien mengenai KB
 Pekerjaan : Mengetahui aktivitas-aktivitas klien.
 Penghasilan : Mengetahui tingkat perekonomian klien .
2. Keluhan Utama :
 Ibu mengatakan untuk menunda kehamilannya
 Ibu mengatakan ingin menjarangkan kehamilannya

(Hartanto, Hanafi. 2004 :31)

3. Riwayat Menstruasi :
 Usia Menarch : mengetahui usia menstruasi pertama
 HPHT : tanggal pada hari pertama periode menstruasi terakhir atau
last normal menstrual periode (LNMP) digunakan sebagai dasar untuk
menentukan usia kehamilan dan perkiraan taksiran partus (TP), maka
penting untuk mendapatkan tanggal perkiraan kelahiran yang seakurat
mungkin.
(Varney, Hellen. 2007 : 521)
 Jumlah darah haid : dapat mengetahui banyaknya jumlah darah haid
yang keluar
 Lama haid : mengetahui lamanya haid.
 Keluhan saat menstruasi : mengetahui adanya keluhan seperti
disminorhe,spotting,menoraghia, Pre Menstrual Syndrom.

4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu :


 Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya.
 Cara persalinan.
 Jumlah dan jenis kelamin anak hidup.
 Berat badan lahir.
 Cara pemberian asupan bagi bbayi yang dilahirkan.
 Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 280)
 Tiap komplikasi atau abnormalitas dicatat karena hal ini dapat
mempengaruhi penggunaan kontrasepsi. Wanita yang baru sedikit
mengalami kehamilan biasanya ingin menggunakan metode yang
reversibel. Wanita yang beberapa kali hamil dapat mempertimbangkan
metode jangka panjang atau sterilisasi.
(Varney, Hellen. 2007 : 245)

5. Riwayat KB dan rencana KB: penggunaan kontrasepsi sebelumnya dan


pengalaman terhadap kontrasepsi adalah penting. Metode yang tidak berhasil
dapat menimbulkan efek atau masalah mungkin menjadi pilihan yang buruk
kecuali jika metode ini digunakan dengan benar.
(Varney, Hellen. 2007 :
223)
6. Riwayat Ginekologi :
 mengetahui apakah wanita mengalami masalah yang sebelumnya
disebutkan hospitalisasi operasi,penyakit mayor dan penggunaan obat
yang sedang dijalani.

(Varney, Hellen. 2007 : 223)

 Wanita dengan masalah kesehatan reproduksi yang membutuhkan


perhatian seperti kanker genetalia dan payudara yang terjadi pada
umur 35 atau 40 tahun.

(Prawirohardjo, Sarwono. 2006 : U-9)

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
 Keadaan umum
 Tanda vital :
- TD : 110/70-120/80 mmHg (normal) <140 mmHg
- N : 80-100 x/mnt
- S : 36.5-37.5o C
- RR : 16-24 x/mnt
(WHO. 2013 : 24)

2. Pemeriksaan Fisik
 Kepala dan leher : mata , kelenjar tiroid
 Dada : bidang paru, jantung,payudara
 Abdomen : organ, massa, pembuluh darah besar
 Pelvis : vulva, vagina, serviks, uterus, tuba,ovarium
 Rektum : tonus sfingter ani, massa
 Ekstremitas : varikosa, deyut nadi, sirkulasi
 Kulit : warna,pigmentasi
 Pemeriksaan payudara
 Pelvis

(Varney, Hellen. 2007 : 223)

3. Pemeriksaan khusus
 Pemeriksaan ginekologi : untuk memeriksa adanya
ulkus,pembengkakan kelenjar getah bening, pembengkaan kelenjar
Batholini dan Skene, pemeriksaan cairan vagina,servisitis.

C. ANALISA/INTERPRETASI DATA

DATA DASAR DIAGNOSA


Data Subjektif : Diagnosa :
 Ibu mengatakan untuk menunda Asuhan Kebidanan
kehamilannya pada.....usia....akseptor KB Pil
 Ibu mengatakan ingin
Kombinasi
menjarangkan kehamilannya
Data Objektif :
 Keadaan umum
 Tanda vital :
- TD : 110/70-120/80
mmHg (normal) <140
mmHg
- N : 80-100 x/mnt
- S : 36.5-37.5o C
- RR : 16-24 x/mnt

D. PENATALAKSANAAN

DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI


Diagnosa : 1. Tujuan Umum :
P...... Menjarangkan kehamilan
akseptor KB dan menunda kehamilan
Pil
Kombinasi 2. Kriteria Hasil :
-Mendapatkan hasil yang
baik
-tidak terjadi masalah yang
lain
-tidak terjadi kehamilan
Intervensi :
1. Menjalin 1. Klien
1. Jalin hubungan baik
hubungan baik mengerti
dengan klien
dengan klien penjelasan
dengan menyapa petugas
dengan ramah.
2. Berikan pengetahuan 2. Memberikan
macam-macam KB pada pengetahuan
2. Klien
klien macam-macam
mengerti
KB kepada klien
macam-
seperti KB
macam
3. Berikan kesempatan klien Implan,IUD,kon
metode KB
untuk metode KB yang dom, suntik,pil
dipilih dll
3. Memberikan
kesempatan klien
4. Berikan KIE tentang
3. Klien
untuk memiih
metode KB yang dipilih
memilih
metode KB yang
klien.
metode Kb
akan digunakan
4. Memberikan Pil
KIE tentang Kombinasi
metode KB yang
5. Berikan cara penggunaan
dipiih klien
metode KB yang dipilih
dengan 4. Klien dapat
klien.
menjelaskan mengulangi
keefektifitasan, penjelasan
6. Atur jadwal kunjungan
keuntungan, tentang
ulang dengan klien
kerugian, cara metode Kb
kerja. Pil
5. Memberikan
Kombinasi
cara penggunaan
metode KB yang
dipilih klien
5. Klien
menjelaskan
memahami
secara jelas.
penggunaan
6. Mengatur jadwal metode KB
kunjungan ulang yang dipiih
dengan klien jika sehingga
terdapat masalah tidak
dalam mengalami
penggunaan kegagalan.
6. Klien
metode Kb
bersedia
tersebut.
untuk
melakukan
kunjungan
ulang jika
ada masalah
dalam
penggunaan
KB Pil
Kombinasi.

Anda mungkin juga menyukai