BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Hepatitis
Hepatitis akut simptomatik telahsemakin jarang di Amerika serikat
sejak 25 tahun terakhir ( Centers off diases contol and prevention, 2008.
Terdapat beberapa hepatitis virus diantaranya yaitu : A (HAV), B (HBV), D
(HDV) yang disebabkan oleh agen delta terkat hepatitis B, C (HCV) dan E
(HEV). Selama fase akut, penyakit-penyakit ini serupa, dan virus-virus itu
sendiri mungkin tidak hepatotoksik tetapi respons imun terhadap merekalah
yang menyebabkan nekrosus hepatoselular.
Infeksi akut umumnya subklinis dan anikterik. Jika simptomatik
muncul mual dan muntah, nyeri kepala dan malaise yang mendahului ikterik 1
atau 2 minggu. Setiap gejala atau tanda yang mengisyaratkan penyakit berat
mengharuskan pasien di rawat inap. Gejala atau tanda itu mencakup
memanjangnya waktu protrombin, kadar albumin yang rendah, hipoglikemia,
kadar serum bilirubbin yang tinggiatau gejakan susunan saraf pusat.
Penyebaran virus ini melalui feco to oral yaitu melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi dengan feses penderita hepatitis A. Penderita akan
mengeksresikan VHA ini kedalam feses dan dalam periode viremia yang relatif
singkat darah penderita juga bersifat infeksius. Periode inkubasi infeksi VHA
adalah 2-7 minggu dimana darah dan feses penderita bersifat infeksius dalam
periode ini.
Keluhan dan gejala kliniknya tidak spesifik sekali sehingga dapat terjadi
tanpa terdiagnosis. Mayoritas kasus tanpa gejala ikterik. Keluhan yang sering
4
terjadi dalam periode ikterik adalah kuning, demam, letih lesu, nyeri perut kanan
atas, nafsu makan hilang, mual muntah dan diare.
Deteksi dini VHA bisa melalui test serologik untuk mendeteksi IgM
antibody (anti-VHA) yang bisa terdeteksi 5-10 hari sebelum onset gejala dan
dapat bertahan sampai 6 bulan setelah infeksi. Sedangkan IgG anti VHA terbentuk
dan predominan pada masa konvalessensi dan bertanggung jawab memberikan
proteksi jangka panjang terhadap VHA.
2.1.1.3 Pencegahan
2.1.1.4 Terapi
VHB ditemukan pertama kali tahun 1965 oleh Dr.Blumberg ketika sedang
mempelajari tentang hemophilia. VHB merupakan double stranded DNA a42nm
dari klass Hepadnaviridae. Permukaan paling luar dari membrannya mengandung
antigen yang disebut HBsAg yang bersirkulasi dalam darah sebagai partikel
spheris dan tubuler dengan ukuran 22 nm.
Masa Inkubasi infeksi hepatitis B adalah 45-180 hari (rata-rata 60-90 hari .
Onset penyakit ini sering tersembunyi dengan gejala klinik yang tergantung usia
penderita. Sebagian infeksi akut VHB pada orang dewasa menghasilkan
penyembuhan yang sempurna dengan pengeluaran HBsAg dari darah dan
produksi anti HBs yang dapat memberikan imunitas untuk infeksi berikutnya.
Gejala dapat berupa mual, muntah, nafsu makan menurun, demam, nyeri
perut dan ikterik. VHB 100 kali lebih infeksius daripada HIV dan paling sering
mengenai usia 15-39 tahun. Penularan VHB dapat melalui kontak seksual (± 25
%), parenteral seperti jarum suntik, dan penularan perinatal melalui kontak darah
ibu penderita kronis dengan membran mukus janin.
2.1.2.3 Pencegahan
6
2.1.2.4 Terapi
Terapi infeksi akut VHB adalah supportif. Terdapat 4 jenis obat dalm
mengobati hepatitis B kronik yaitu interferon (IFN), Pegylated-interferon,
Lamivudin (3TC) dan Adefovir. Obat-obatan ini efektif pada 40-45 % pasien. Jika
infeksi terjadi dalam fase inisial dapat diberikan Imunoglobulin hepatitis B
sebagai profilaksis post-eksposure. Interferon tidak diketahui mempunyai efek
samping terhadap embrio atau fetus.
VHC pertama kali ditemukan pada tahun 1988. Merupakan DNA virus
yang bisa menimbulkan peradangan hati yang mengakibatkan kerusakan hati
sehingga berlanjut menjadi sirosis dan kanker hati primer pada beberapa orang.
VHC merupakan virus yang sangat tahan dan dapat hidup diluar tubuh dalam
jangka waktu yang cukup lama.
Masa inkubasi infeksi VHC adalah 2 minggu sampai 2 bulan dan tidak
semua penderita menunjukkan gejala klinis. Sekitar 80 % penderita tidak
menunjukkan gejala atau tanda klinis. Gejala klinis yang sering adalah lemah,
letih, lesu, kehilangan nafsu makan, nyeri perut, nyeri otot dan sendi, mual dan
muntah. Penularan VHC biasanya terjadi kalau darah cairan tubuh penderita yang
terinfeksi VHC seperti saliva, cairan seminal dan sekresi vagina memasuki tubuh
orang yang tidak terinfeksi.
2.1.3.3 Terapi
Disebut juga dengan delta virus merupakan small circular RNA virus.
Singe-stranded RNA virus 37 nm ini pertama ali dilaporkan ole Rizzetto,dkk di
Italy tahun 1977. Virus ini diidentifikasi dari penderita hepatitis B tapi berbeda
dengan VHB yang double stranded DNA virus. VHD membutuhkan VHB untuk
bereplikasi.
2.1.4.2 Pencegahan
8
2.1.4.3 Terapi
1. Fase Prodromal
2. Fase Ikterik
9
Keluhannya berupa ikterik (bilirubin serum > 3 mg %), urine gelap, feses
berwarna terang, dan gatal-gatal.
Ibu hamil mempunyai resiko yang lebih tinggi menderita hepatitis E dan
biasanya dengan gejala yang berat karena berhubungan dengan status imunnya
yang rendah. Jika seorang ibu menderita infeksi akut VHE, janin biasanya
dipengaruhi dan tidak ada karier kronik untuk infeksi VHE. Virus Hepatitis E
dapat ditransmisi secara vertikel dari ibu kejanin dan bertanggung jawab terhadap
mortalitas dan morbiditas janin. Infeksi VHE pada neonatal dihubungkan dengan
komplikasi hepatitis anikterik, hipoglikemia, hipotermia, dan kematian neonatal.
Pada kasus ini tidak terjadi kematian janin.
2.1.5.3 Pencegahan
Sampai saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk VHE.
Imunoprofilaksis untuk VHE belum tersedia tapi mungkin saja dengan
menggunakan darah donor dari penderita yang berasal dari negara dengan
prevalensi hepatitis E yang tinggi. Untuk itu pecegahan secara primer dengan
meningkatkan higiene dan memastikan bahwa air yang digunakan bersih sangat
penting.
2.1.5.4 Terapi
Sampai saat ini belum ada terapi yang khusus untuk VHE. Wanita hamil
yang menderita infeksi VHE harus berobat dan diawasi oleh tenaga ahli sesegera
mungkin disamping istirahat dan minum air yang lebih banyak untuk mencegah
dehidrasi.
2.2 Sifilis
10
penyakit stadium lanjut jauh lebih rendah karena ukuran inoculum yang
jauh lebih kecil.
Janin mendapat sifilis melalui beberapa rute. Spirokaeta mudah
melewati plasenta untuk menyebabkan infeksi kongenital.
Imunokompetensi janin belum ada sebelum sekitar 18 minggu sehingga
sebelum periode ini janin umumnya tidak memperlihatkan respons
peradangan inflamatorik khas penyakit. Meskipun penularan
transplasenta adalah rute tersering namun infeksi neonates dapat terjadi
melalui kontak dengan spirokaeta di lesi saat persalinan atau melalui
selaput ketuban.
2.2.3 Diagnosis
Tricomona Pallidum tidak dapat dibiak dari specimen klinis.
Diagnosis pasti lesi stadium dini ditegakkan dengan menggunakan
mikroskop lapangan gelap dan uji antibody fluoresen langsung terhadap
eksudat dari lesi. Pada pasien amsitomatik atau untuk tujuan menyaring
digunakan uji serologis. Venereal Disease Research Laboratory (VDRL)
slide test atau tes rapid plasma regain (RPR) dilakukan pada kunjungan
prenatal pertama. Dibanyak Negara bagian, pemeriksaan merupakan
13
kembali normal. Oleh sebab itu, HIV kini dilihat sebagai infeksi kronis
yang dapat ditangani dengan obat.
2.3.2 Komplikasi
HIV memerlukan waktu beberapa tahun untuk merusak sistem
imun, tetapi jika tidak diterapi maka pada akhirnya HIV dapat memicu
timbulnya sindrom defisiensi imun didapat (acquired immune deficiency
syndrome, AIDS), yaitu kumpulan penyakit (termasuk infeksi
oportunistik) yang akhirnya menyebabkan kematian wanita secara
prematur. Identifikasi awal pengidap HIV memungkinkan
dipertahankannya sistem imun dan diperkenalkannya terapi anti
retrovirus sebelum ia menjadi tidak sehat. Wanita positif HIV memiliki
sedikit peningkatan resiko mengalami efek merugikan selama kehamilan
yang mencakup :
Keguguran
Lahir mati
Abnormalitas janin
Mortalitas perinatal
Kematian neonatus
Retardasi pertumbuhan
Intrauteri (intrauterine growth-retardation, IUGR)
Berat lahir rendah
Kelahiran prematur