Anda di halaman 1dari 12

V.

JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan anatomi, histologi, dan fisiologi organ terkait !


A. TELINGA
 Anatomi

Gambar anatomi telinga (4)

Secara anatomi dari fungsi telinga dibagi atas :


a) Telinga Luar
Merupakan bagian telinga yang terdapat sebelah luar membran
timpani. Terdiri dari:
 Daun telinga (aurikel)
 Meatus acusikus eksterna liang telinga luar
 Membrana timpani.....(4)
Membran timpani terdiri 3 lapisan, yaitu:
 Lapisan squamosa
 Lapisan mukosa
 Lapisan fibrosa terdiri serat melingkar dan serat
radial
Bagian membran timpani sebelah atas disebut pars
flacida(membran shrapnel) bagian yang lebih besar
disebelah bawah disebut pars tensa membran timpani....(6)
b) Telinga Tengah
Terdiri dari:
 Membran timpani
 Cavum timpani
 Tulang-tulang pendengaran
 Tuba eustachius
 Sel-sel mastoid
Cavum timpani terbagi atas:
 Epitimpani
 Mesotimpani
 Hypotimpani
 Tulang-tulang pendengaran terbagi atas:
Tulang-tulang pendengaran terbagi atas:
 Maleus (palu)
 Incus (landasan)
 Stapes (sanggurdi)
 Tuba eustachius:
2/3 bagian terdiri dari tulang rawan kearah
nasofaring dan 1/3 terdiri dari tulang.
c) Telinga Dalam
Terdiri dari :
 Koklea (rumah siput)
 3 buah kanalis semi sirkuler:
 Anterior
 Posterior
 Lateral.....(4)
 Histologi
Meatus akustikus
eksternus terletak antara muara
aurikula sampai membran
timpani (atau gendang telinga).
Bagian dinding ini pada sepertiga
luar meatus akustikus
menampakkan kulit pelapis
dengan dengan folikel rambut
kecil (F), kelebjar sebasea (SG),
dan kelebjar apokrin

Gambar histologi telinga (5) termodifikasi yang disebut


kelenjar seruminosa (CG). Sekret
kedua kelenjar ini membentuk
produk berwarna kekuningan,
mirip lilin yg disebut serumen
(C)......(5)
 Fisiologi
Seseorang dapat mendengar melalui getaran yang dialirkan
melalui udara atau tulang langsung ke koklea. Aliran suara
melalui udara lebih baik dibandingkan dengan aliran suara
melalui tulang. Getaran suara ditangkap oleh daun Telinga yang
dialirkan ke liang telinga dan mengenai membran timpani
sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke
tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama
lain.....(6)

B. HIDUNG
 Anatomi

Gambar anatomi hidung (4)


Hidung terdiri dari:
1. Hidung bagian luar
 Rongga hidung
2. Hidung bagian luar
 Berbentuk pyramid
 Dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan.
3. Rongga hidung (cavum nasi)
 Berbentuk terowongan dari depan kebelakang
 Dipisahkan oleh septum di bagian tengah menjadi cavum
nasi kanan dan kiri
 Cavum nasi mempunyai 4 buah dinding, yaitu:
 Dinding medial
 Dinding lateral
 Dinding inferior
 Dinding superior
Dinding medial hidung yaitu septum nasi, septum dibentuk oleh
tulang dan tulang rawan, pada dinding lateral terdapat konka
yaitu :
a) Konka superior Kecil, dibagian atas
b) Konka media Lebih kecil, letaknya ditengah
c) Konka inferior Terbesar dan paling bawah letaknya
d) Konka suprema Terkecil dan rudimenter
Diantara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat
rongga sempit yang disebut meatus. Ada 3 meatus, yaitu:
a) Meatus inferior terletak diantara konka superior dengan
dasar hidung dengan rongga hidung
b) Meatus medius terletak diantara konka media dan
dinding lateral rongga hidung
c) Meatus superior merupakan ruang diantara konka
superior dan konka media.

Dinding superior merupakan merupakan dasar rongga hidung


dengan superior atau atap hidung sangat sempit. (7)

 Histologi

Gambar histologi hidung (5)

Mukosa olfaktorius melapisi konka superior bilateral dan


mengirim akson dari seluruh permukannya ke otak melalui lubang-
lubang kecil dalam lempeng kribiformis tulang ethmoidal. Epitelnya
adalah epitel bertingkat, dengan sel punca basal dan sel penyokong
silindris serta neuron olfaktorius bipolar. Dendrit neuron ini berada
di ujung luminal sel dan mempunyai silia khusus dengan banyak
reseptor membran terhadap molekul bau. Ikatan ligan tersebut
mengakibatkan depolarisasi yang berjalan melalui akson basal ke
neuron olfaktorius dari otak......(5)
Hanya membran basal tipis memisahkan sel batang olfaktorius
dari Lamina propria (LP) dibawahnya ada neuron olfaktorius (ON)
bipolar terdapat ditengah sel olfaktorius bertingkat itu, dengan zona
inti sel penyokong (S) diatasnya. Di ujung apikal sel terdapat silia
(C) atau rambut olfaktorius dan selapis mukus (M)......(5)

 Fisiologi
1. Jalan napas
Udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas
setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah
nasofaring, dan seterusnya. Pada ekspirasi terjadi hal
sebaliknya.
2. Alat pengatur kondisi udara (air conditioning)
Mukus pada hidung berfungsi untuk mengatur kondisi udara.
3. Penyaring udara
Mukus pada hidung berfungsi sebagai penyaring dan
pelindung udara inspirasi dari debu dan bakteri bersama
rambut hidung, dan silia.
4. Sebagai indra penghidu
Fungsi utama hidung adalah sebagai organ penghidu,
dilakukan oleh saraf olfaktorius.
5. Untuk resonansi udara
Fungsi sinus paranasal antara lain sebagai pengatur kondisi
udara, sebgai penahan suhu, membantu keseimbangan
kepala, membantu resonansi suara, sebagai peredam
perubahan tekanan udara, membantu produksi mukus dan
sebagainya.
6. Turut membantu proses berbicara
7. Refleksi nasal...... (6)
C. TENGGOROKAN
FARING
 Anatomi

Gambar anatomi faring (4)

 Kantong fibromuskular.
 Bentuk seperti corong.
 Dari dasar tengkorak.
Dinding faring dibentuk oleh:
 Selaput lendir.
 Fasia faringo basiler.
 Pembungkus otot.
 Sebagian fasia bukofaringeal.
Unsur faring meliputi:
 Muksa.
 Palut lender.
 Otot.
1. Nasofaring
Batas-batas:
 Superior: dasar tengkorak.
 Inferior: palatum mole.
 Anterior: rongga hidung.
 Posterior: vertebra servikal
Sruktur nasofaring:
 Adenoid.
 Jaringan limfa pada dinding nasofaring.
 Resesus faring
 fossa rosenmuleri.
 Muara tuba eustakhius.
 Tonus tubarius.
 Koana (pintu masuk rogga mulut ke nasofaring).
2. Orofaring (mesofaring)
Batas-batas:
 Superior: palatum mole.
 Interior: tepi atas epiglotis.
 Anterior: rongga mulut.
 Posterior: vertebra servikal.
Struktur penting di orofaring
 Dinding posterior faring.
 Tonsilplatina.
 Fossa tonsil.
 Arkus anterior dan posterior.
 Uvula.
 Tonsil lingual (lidah).
 Foramen sekum.
3. Laringofaring (hipofaring).
Batas-batas:
 Superior:tepi atas epiglottis.
 Anterior: laring.
 Inferior: esophagus.
 Posterior: vertebra servikal.
Struktur penting laringofaring:
 Valekuta atau kantong pil (pil pocket).
 Epiglotis......(4) (7)

 Fisiologi
1. Untuk respirasi.
2. Membantu pada waktu menelan.
3. Resonansi sura.
4. Untuk artikulasi.
5. Fungsi menelan:
Terdiri dari 3 fase proses menelan, yaitu:
Fase oral :Bolus makanan
faring (voluntary / disadari.)
Fase faringeal :Transfer bolus makanan
faring (involuntary / tidak disadari).
Fase esofageal : Bolus makanan
Esophagus  lambung.... (6)
LARING
 Anatomi

Gambar anatomi laring (3)


Laring merupakan struktur pipa musculoligamentosa dengan
suatu kerangka tulang rawan yang melundungi systema
respiratorium inferior. Cavitas laryngis berlanjut ke bawah dengan
trachea, dan di atas membuka ke faring segera di posterior dan
sedikit inferior dari lingua dan bukaan posterior (isthmus
oropharyngeum) dari cavitas oris. (7)
Laring merupakan sebuah katup (atau spinchter) unutuk
menutup systema respiratorium inferior, dan juga merupakan
sebuah instrumen yang menghasilkan suara. Strukturnya yaitu :
1. Tuga tulang rawan besar yang tidak berpasangan (cricoidea,
thyroidea, dan epiglottis).
2. Tiga pasang tulang rawan yang lebih kecil (arytenoidea,
corniculata, dan cuneiformis)
3. Sebuah membrana fibroelastica laryngis dan sejumlah
musculi intrinsik.
Laring ditahan dari tulang hyoideum di atas dan melekat pada
trachea di bawah oleh membrana dan ligamenta. Saat menelan,
pergerakan dramatis ke atas dan ke depan dari laring memfasilitasi
penutupan aditus laryngis dan bukaan esophagus. Persatafan
motorium dan sensorium larynx diperoleh dari nervud vagus (X).
(7)
 Histologi

Gambar histologi laring (3)

Laring adalah tabung udara pendek diantara faring dan trakea.


Dindingnya mengandung otot rangka dan keping-keping tulang
rawan, semuanya menunjang fungsi laring yang secara khusus
menghasilkan suara atau fonasi. Mikrograf pembesaran lemah ini
menunjukkan vestibulum laring (LV) yang dikelilingi kelenjar
seromukosa (G). Dinding lateral daerah ini menonjol sebagai
sepasang lipatang vestibular (VF). Struktur ini juga mengandung
kelenjar seromukosa dan jaringan areolar dengan MALT, sering
disertai dengan limonoduli dan sebagian besar dilapisi oleh epitel
respirasi, tetapi daerah dekat epiglotis dilapisi epitel berlapis
gepeng.
Dibawah masing-masing lipatan vestibular terdapat celah sempit
atau ventrikel (V) yang di bawahnya terdapat sepasang lateral,
lipatan atau korda vokalis (VC). Korda vokalis dilapisi oleh epitel
berlapis dan lebih menonjol ke dalam lumen. Masing-masing korda
vokalis mengandung sebuah otot rangka vokalis (VM) besar dan
lebih dekat permukaan....(5)
 Fisiologi
1. Proteksi (epiglottis).
 Batuk.
 Bersin
2. Respirasi.
3. Menelan.
4. Fonasi (pembentukan suara).
5. Respirasi.....(4)

Anda mungkin juga menyukai