Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI DENGAN KOMPLIKASI : STROKE

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL MEDAH
DONI IRAWAN
DADAN RAMDAN AWAN
NENENG SUMYATI
FARIDA NOVIANA
ALDANA CHRISSELDA
HERNITA DHARMAWATI PASUNU

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH ILMU TINGGI KESEHATAN BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pencegahan Stroke Karena Hipertensi

Sasaran : Keluarga Pasien dan pengunjung Ruang Flamboyan

RSUD Kota Bandung

Tempat Kegiatan : Ruang Flamboyan - RSUD Kota Bandung

Hari/ Tanggal : Sabtu, 11 Januari 2019

Alokasi Waktu : 45 menit

Penyuluh : Mahasiswa Prodi Ners STIKES Bhakti Kencana

Kelompok III Stase KMB

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan

penanggulangan yang baik, karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi

akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada

tahun 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29% warga dunia terkena

hipertensi. Prosentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di

negara berkembang.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler dengan

prevalensi dan resiko kematian yang cukup tinggi di negara maju dan

berkembang.Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah mencapai ≥140/90

mmHg (Armilawaty,2007). Hipertensi sering disebut sebagai silent killer atau

pembunuh terselubung karena tidak menimbulkan gejala yang menonjol seperti


penyakit lainnya, sehingga banyak dari masyarakat yang tidak tahu bahwa

telah menderita hipertensi.

Hipertensi juga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti

jantung koroner (penyumbatan pada pembuluh darah jantung), stroke

(penyumbatan pembuluh darah pada otak yang dapat mengakibatkan

kematian), gagal ginjal (akibat terjadinya gangguan pada proses pembuatan

urin), diabetes mellitus, dan penyakit pembuluh darah lainnya.

Kejadian stroke dipengaruhi oleh tekanan darah yang menjadi salah satu

faktor yang harus diperhatikan. Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat

menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Kejadian stroke akan meningkat

seiring dengan awal terjadinya hipertensi, semakin muda menderita hipertensi

maka kerusakan organ yang paling rentan oleh hipertensi adalah otak sehingga

dapat menyebabkan terjadinya serangan stroke. Hipertensi yang tidak

mendapat penanganan atau pengobatan menyebabkan peningkatan kejadian

stroke sebanyak 60%, dengan kemungkinan 4,5 kali (Azmi dkk, 2012).

Serangan stroke karena hipertensi mempengaruhi kejadian stroke non

hemoragik (iskemik) maupun stroke hemoragik. Stroke iskemik merupakan

penyempitan satu atau beberapa pembuluh arteri yang menuju ke otak yang

disebabkan oleh endapan lemak sehingga mempengaruhi aliran darah ke otak

menjadi berkurang. Sel-sel yang kekurangan oksigen tidak akan berfungsi

secara sempurna (Gins dan Worp, 2007).

Perawat sebagai garda terdepan dalam pembangunan kesehatan,

mempunyai peranan penting dalam pemberian asuhan keperawatan dengan

pasien penderita hipertensi. Peranan tersebut dapat dilakukan dengan ikut serta
dalam fokus utama pencegahan terjadinya komplikasi pada penderita

hipertensi.

Adapun jumlah pasien yang dirawat di ruang Flamboyan RSUD Kota

Bandung dengan hipertensi dengan komplikasi dari Oktober sampai dengan

Desember 2018, didapatkan sebanyak 26 pasien, dan komplikasi paling tinggi

adalah Stroke sebanyak 17 pasien, Jantung Koroner sebanyak 4 pasien, DM

sebanyak 3 pasien, gagal ginjal sebanyak 2 pasien (Rekam Medis RSUD Kota

Bandung, 2018). Hasil survey awal pada tanggal 3 Januari 2019 yang

dilakukan oleh mahasiswa program studi ners kelompok III Keperawatan

Medikal Bedah didapatkan sebanyak 5 pasien yang dirawat dengan stroke

karena hipertensi.

Berdasarkan uraian diatas maka kami tertarik untuk melakukan

pelaksanaan pendidikan kesehatan mengenai “Pencegahan Stroke karena

Hipertensi”

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan, keluarga pasien dan pengunjung Ruang

Flamboyan RSUD Kota Bandung mengetahui pencegahan stroke karena

hipertensi

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pemaparan materi dan demonstrasi selama 45 menit

diharapkan sasaran dapat :


a. Keluarga pasien dan pengunjung Ruang Flamboyan RSUD Kota

Bandung mampu mengetahui pengertian hipertensi dan stroke karena

hipertensi

b. Keluarga pasien dan pengunjung Ruang Flamboyan RSUD Kota

Bandung mampu mengetahui penyebab stroke karena hipertensi

c. Keluarga pasien dan pengunjung Ruang Flamboyan RSUD Kota

Bandung mampu mengetahui pencegahan stroke karena hipertensi

d. Keluarga pasien dan pengunjung Ruang Flamboyan RSUD Kota

Bandung mampu mengetahui penanganan stroke karena hipertensi

C. SUB POKOK BAHASAN

Adapun sub pokok bahasan yang akan dibahas pada kegiatan penyuluhan

pendidikan kesehatan, antara lain :

1. Pengertian hipertensi dan stroke karena hipertensi

2. Penyebab stroke karena hipertensi

3. Pencegahan stroke karena hipertensi

4. Penanganan serangan stroke karena hipertensi

D. METODE

1. Ceramah

2. Demonstrasi (video player)

3. Tanya jawab

E. MEDIA :

Menggunakan tv media dan leaflet


F. STRATEGI / LAYOUT

Keterangan

Moderator : Falitator :

Penyaji : Observer :

Pembimbing : Audiens :

Layar :

G. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN


PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
1. Mengucapkan salam. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan
4. Menyebutkan materi yang diberikan. Mendengarkan
5. Menanyakan kesediaan dan kesiapan Mendengarkan
peserta dan melakukan kontrak dan menjawab
waktu
6. Melakukan appersepsi dengan Menjawab
audiens
2. 25 menit Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi
a. Pengertian hipertensi dan stroke Mendengarkan
karena hipertensi Mendengarkan
b. Penyebab stroke karena hipertensi Mendengarkan
c. Pencegahan stroke karena Mendengarkan
hipertensi dan Menonton
video player
d. Penanganan serangan stroke Mendengarkan
karena hipertensi dan Menonton
video player
2. Tanya jawab Bertanya
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
3. 10 menit Evaluasi:
Menanyakan kembali hal-hal yang sudah Menjawab dan
dijelaskan mengenai komplikasi pada Menjelaskan
hipertensi
4. 5 menit Penutup :
1. Menutup pertemuan dengan Mendengarkan
menyimpulkan materi yang telah
dibahas
2. Memberikan salam penutup Menjawab salam

H. EVALUASI :

1. Seorang sampai dengan dua orang diantara keluarga pasien dan

pengunjung Ruang Flamboyan RSUD Kota Bandung mampu mengetahui

tentang pengertian dari hipertensi dan stroke karena hipertensi dengan

tepat

2. Seorang sampai dengan dua orang diantara keluarga pasien dan

pengunjung Ruang Flamboyan RSUD Kota Bandung mampu

menyebutkan 2 (dua) faktor penyebab stroke karena hipertensi dengan

tepat

3. Seorang sampai dengan dua orang diantara keluarga pasien dan

pengunjung Ruang Flamboyan RSUD Kota Bandung mampu

menyebutkan pencegahan stroke karena hipertensi dengan tepat

4. Seorang sampai dengan dua orang diantara keluarga pasien dan

pengunjung Ruang Flamboyan RSUD Kota Bandung mampu

menyebutkan penanganan serangan stroke karena hipertensi dengan tepat

I. PENGORGANISASIAN

1. Penyaji : Hernita Dharmawati Pasunu


2. Moderator : Alldana Chrisselda

3. Fasilitator : Doni Irawan, Dadan Ramdan Awan

4. Notulen : Farida Noviana

5. Observer : Neneng Sumyati


LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian hipertensi dan stroke karena hipertensi

hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.

(Hiper artinya berlebihan, tensi artinya tekanan/tegangan; jadi, Hipertensi

adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan

tekanan darah diatas normal). Hipertensi atau penyakit “darah tinggi”

merupakan kondisi seseorang mengalami kenaikan tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di

atas 90 mmHg (Syamsudin, 2011). Hipertensi menetap (tekanan darah

tinggi yang tidak menurun) merupakan faktor risiko terjadinya stroke,

(Agoes et al, 2011).

Stroke adalah suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara

mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam)

dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung

lebih dari 24 jam, disebabkan oleh terhambatnya aliran darah ke otak

karena perdarahan (stroke hemoragik) ataupun sumbatan (stroke iskemik)

dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat

sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau kematian (Junaidi, 2011).

2. Etiologi Stroke karena Hipertensi

Tekanan darah menahun mempengaruhi autoregulasi aliran darah otak

(ADO) dan aliran darah otak regional (ADOR). Kemampuan intrinsik

pembuluh darah otak agar ADO tetap walaupun ada perubahan dari

tekanan perfusi otak dinamakan autoregulasi ADO (Mansjoer, 2000).


Hipertensi merupakan penyebab lazim dari stroke, 60% dari penderita

hipertensi yang tidak terobati dapat menimbulkan stroke. Hipertensi dapat

mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah otak.

Apabila pembuluh darah otak pecah maka akan timbul perdarahan otak,

dan apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak

akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian. Dari berbagai

penelitian diperoleh bukti yang jelas bahwa pengendalian hipertensi, baik

yang diastolik, sistolik maupun keduanya, menurunkan angka kejadian

stroke. Pengendalian hipertensi tidak cukup dengan minum obat secara

teratur; faktorfaktor lainnya yang sekiranya berkaitan dengan hipertensi

harus diperhatikan pula. Penurunan berat badan yang berlebihan,

pencegahan minum obat-obat yang dapat menaikkan tekanan darah, diet

rendah garam, dan olah raga secara teratur akan menambah tingkat

keberhasilan pengendalian hipertensi (Gofir, 2009).

Seseorang disebut mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya >

140/90 mmHg atau > 135/85 mgHg pada individu yang mengalami gagal

jantung, insufisiensi ginjal, atau diabetes mellitus. Hipertensi merupakan

faktor risiko stroke dan penyakit jantung koroner yang paling konsisten

dan penting. Hipertensi meningkatkan risiko stroke 2-4 kali lipat tanpa

tergantung pada faktor risiko lain (Price, 2005).

Hipertensi kronis dan tidak terkendali akan memacu kekakuan dinding

pembuluh darah kecil yang dikenal dengan mikroangiopati. Hipertensi

juga akan memacu munculnya timbunan plak (plak atherosklerotik) pada

pembuluh darah besar. Timbunan plak akan menyempitkan


lumen/diameter pembuluh darah. Plak yang tidak stabil akan mudah

ruptur/pecah dan terlepas. Plak yang terlepas meningkatkan risiko

tersumbatnya pembuluh darah otak yang lebih kecil. Bila ini terjadi,

timbulnya gejala stroke (Pinzon dkk, 2010).

Kebanyakan kasus stroke disebabkan oleh plak arteriosklerotik yang

terjadi pada satu atau lebih arteri yang memberi makanan ke otak. Plak

biasanya mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, dan menghasilkan

bekuan untuk membentuk dan menghambat arteri, dengan demikian

menyebabkan hilangnya fungsi otak secara akut pada area yang

terlokalisasi. Sekitar seperempat penderita yang mengalami stroke,

penyebabnya adalah tekanan darah tinggi yang membuat salah satu

pembuluh darah pecah; terjadi perdarahan, yang mengkompresi jaringan

otak setempat. Efek neurologis dari stroke ditentukan oleh area otak yang

terpengaruh. Salah satu tipe stroke yang paling umum adalah terjadinya

penghambatan pada salah satu arteri serebralis medialis yang mensuplai

bagian tengah salah satu hemisfer otak. Sebagai contoh; jika arteri

serebralis medialis dihambat pada sisi kiri otak, maka orang tersebut

hampir secara total cenderung menjadi gila karena hilangnya fungsi area

pemahaman bicara Wernicke; dia juga tidak mampu untuk mengucapkan

kata-kata karena hilangnya area motorik broca untuk pembentukan kata-

kata. Selain itu, hilangnya fungsi area pengatur saraf motorik lainnya pada

hemisfer kiri dapat menimbulkan paralisis spastik pada semua atau

sebagian besar otototot dari sisi tubuh yang berlawanan (Guyton, 1997).
Dari penyelidikan epidemiologis dan klinis menunjukkan bahwa

terdapat berbagai keadaan yang mempunyai hubungan dengan terjadinya

gangguan perdaran darah otak. Keadaan tersebut merupakan faktor risiko

untuk mendapatkan gangguan peredaran darah otak. Dengan mengetahui

bahwa hipertensi merupakan faktor risiko, maka implementasi upaya

menghilangkan atau mengurangi morbiditas akibatnya merupakan hal

yang essensial dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas stroke.

Mengurangi faktor risiko stroke khusus hipertensi merupakan langkah

penting yang harus diketahui dokter serta tenaga medis lainnya dalam

mencegah terjadinya stroke.

3. Pencegahan Stroke karena Hipertensi

Tindakan pencegahan dibedakan atas pencegahan primer dan

sekunder. Pencegahan primer bertujuan untuk mencegah stroke pada

mereka yang belum pernah terkena stroke. Pencegahan sekunder ditujukan

untuk mereka yang pernah terkena stroke termasuk TIA. (Wahjoepramono,

2005)

Pencegahan terjadinya stroke harus dilakukan sepanjang masa. Dengan

bertambahnya usia, kemungkinan untuk terserang stroke. Oleh karena itu,

harus diusahakan untuk selalu mengurangi atau menghilangkan berbagai

faktor resiko, terutama dengan melakukan diet dan olahraga secara teratur.

(Wirakusumah, 2001)

a. Pencegahan Primer

Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya memperbaiki gaya hidup

dan mengatasi berbagai factor resiko. Upaya ini ditujukan pada orang
sehat maupun kelompok resiko tinggi yang belum pernah terserang stroke.

Menurut (Wahjoepramono, 2005), pencegahan primer dapat dilakukan

dengan modifikasi gaya hidup yang meliputi :

1) Pengaturan diet

Mengkonsumsi gizi yang seimbang dengan diet rendah garam dan

rendah lemak sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk dapat

mengendalikan tekanan darahnya dan secara tidak langsung

menurunkan resiko terjadinya komplikasi hipertensi. Selain itu juga

perlu mengkonsumsi buah-buahan segar sepeti pisang, sari jeruk dan

sebagainya yang tinggi kalium dan menghindari konsumsi makanan

awetan dalam kaleng karena meningkatkan kadar natrium dalam

makanan (Vitahealth, 2005). Modifikasi gaya hidup yang dapat

menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Mengurangi asupan

lemak jenuh dan mengantinya dangan lemak polyunsaturated atau

monounsaturated dapat menurunkan resiko tersebut. Meningkatkan

konsumsi ikan, terutama ikan yang masih segar yang belum diawetkan

dan tidak diberi kandungan garam yang berlebih (Syamsudin, 2011).

2) Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat

Gaya hidup dapat merugikan kesehatan dan meningkatkan resiko

komplikasi hipertensi seperti merokok, mengkonsumsi alkohol,

minum kopi, mengkonsumsi makanan cepat saji (junk food), malas

berolahraga (Junaidi, 2002), makanan yang diawetkan didalam kaleng

memiliki kadar natrium yang tinggi didalamnya. Gaya hidup itulah

yang meningkatkan resiko terjadinya komplikasi hipertensi karena


jika pasien memiliki tekanan darah tinggi tetapi tidak mengontrol dan

merubah gaya hidup menjadi lebih baik maka akan banyak komplikasi

yang akan terjadi (Vitahealth, 2005). Penurunan berat badan

merupakan modifikasi gaya hidup yang baik bagi penderita penyakit

hipertensi. Menurunkan berat badan hingga berat badan ideal dengan

munggurangi asupan lemak berlebih atau kalori total. 23 Kurangi

konsumsi garam dalam konsumsi harian juga dapat mengontrol

tekanan darah dalam batas normal. Perbanyak buah dan sayuran yang

masih segar dalam konsumsi harian (Syamsudin, 2011).

3) Menejemen Stres

Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, rasa marah, murung,

dendam, rasa takut, rasa bersalah) merupakan faktor terjadinya

komplikasi hipertensi. Peran keluarga terhadap penderita hipertensi

diharapkan mampu mengendalikan stres, menyediakan waktu untuk

relaksasi, dan istrirahat (Lumbantobing, 2003). Olahraga teratur dapat

mengurangi stres dimana dengan olahraga teratur membuat badan

lebih rileks dan sering melakukan relaksasi (Muawanah, 2012). Ada 8

tehnik yang dapat digunakan dalam penanganan stres untuk mencegah

terjadinya kekambuhan yang bisa terjadi pada pasien hipertensi yaitu

dengan cara : scan tubuh, meditasi pernafasan, meditasi kesadaran,

hipnotis atau visualisasi kreatif, senam yoga, relaksasi otot progresif,

olahraga dan terapi musik (Sutaryo, 2011).

4) Mengontrol kesehatan
Penting bagi penderita hipertensi untuk selalu memonitor tekanan

darah. Kebanyakan penderita hipertensi tidak sadar dan mereka baru

menyadari saat pemeriksaan tekanan darah. Penderita hipertensi

dianjurkan untuk rutin memeriksakan diri sebelum timbul komplikasi

lebih lanjut. Obat antihipertensi juga diperlukan untuk menunjang

keberhasilan pengendalian tekanan darah (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi,

Simadibrata, dan Setiati, 2010). Keteraturan berobat sangat penting

untuk menjaga tekanan darah pasien dalam batas normal dan untuk

menghindari komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit hipertensi

yang tidak terkontrol (Annisa, Wahiduddin, dan Jumriani, 2013).

5) Olahraga teratur

Olahraga secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan

kolestrol pada pembuluh darah nadi. Olahraga yang dimaksut adalah

latihan menggerakan semua nadi dan otot tubuh seperti gerak jalan,

berenang, naik sepeda, aerobik. Oleh karena itu olahraga secara teratur

dapat menghindari terjadinya komplikasi hipertensi (Corwin, 2009).

Latihan fisik regular dirancang untuk meningkatkan kebugaran dan

kesehatan pasien dimana latihan ini dirancang sedinamis mungkin

bukan bersifat isometris (latihan berat) latihan yang dimaksud yaitu

latihan ringan seperti berjalan dengan cepat (Syamsudin, 2011).

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan melalui pengobatan pada faktor risiko.

Ini dilakukan melalui terapi obat untuk mengatasi penyakit dasarnya,


seperti penyakit jantung, diebetes, hipertensi dengan obatobatan seperti

obat antihipertensi, antihiperlipidemik, antidiabetes.

4. Penanganan stroke karena hipertensi

a. Jangan dipindahkan penderita dan posisikan pasien

Jika anda memindahkan penderita dari tempat asal/ tempat semula itu

akan membuat kemungkinan pecahnya pembuluh darah halus dalam otak

akan semakin cepat terjadi dan tentunya ini akan beresiko. Cukup bantu

penderita mengambil posisi untuk duduk supaya tidak terjatuh lagi. Jika

penderita mengalami penurunan kesadaran, baringkan penderita ganjal

punggung dibawah leher dengan bantalan.

b. Amati serangan stroke

Cara yang dapat dilakukan untuk mengamati atau mendeteksi kebenaran

serangan stroke dapat dilakukan dengan cara

F (Face) : Amati perubahan pada wajah, apakah ada perubahan gesture

wajah khas pada penderita

A (Arms) : Amati kemampuan penderita untuk mengangkat tangan.

Mampukah penderita untuk mengangkat tangan atau menahan tahanan

tangan.

S ( Speech) : Amati perubahan gaya bicara, apakah ada afisia (lero) atau

disatria (cadel)

T (Time) : Semakin cepat pertolongan menghindari komplikasi lebih

lanjut

c. Cari pertolongan medis


Saat kondisi penderita mulai pulih kembali, segeralah cari pertolongan

medis. Bawalah penderita ke dokter terdekat atau rumah sakit terdekat

untuk mendapatkan tindakan yang lebih lanjut. Ingat, sebelum 6 jam

sejak dihitung sejak serangan, penderita stroke sudah harus mendapat

pertolongan medis.
Daftar Pustaka

1) Adib, M. 2012. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi

Jantung dan Stroke. Yogyakarta:Dianloka.

2) Afoakwah, A. N. dan Owusu, W.B.2011. The Relationship Between

Dietary Intake, Body Compotition and Blood Pressure In Male Adult

Miners In Ghana. Asian J Clin Nut. 3(1): 1-13.

3) Agrina, dkk 2011, Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi dalam

Pemenuhan Diet Hipertensi, vol 6, hal 46-53

4) Anwar, F dan Khomsan, A. 2010. Makan Tepat dan Badan Sehat. Jakarta

Selatan : Penerbit Hikah.hal 155.

5) Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC.Jakarta

Almatsier,S. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT.Gramedia

Pustaka Utama.

6) Ardiansyah, M.2012.Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta : Diva

Press.

Anda mungkin juga menyukai