SEJAHTERA BANJARBARU
2018
Oleh :
113063C114044
BANJARMASIN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan sanitasi sehingga kualitas dan umur harapan hidup meningkat. Akibatnya,
Secara global pada tahun 2013 jumlah dari populasi penduduk berusia
lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan diperkirakan
harapan hidup. Data WHO menunjukan pada tahun 2000 usia harapan hidup
orang di dunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan
bertambah setiap tahunnya. Data WHO pada tahun 2011 menunjukan lansia
berjumlah 7,69% dari total populasi, tahun 2013 menjadi 8,1% dan pada
tahun 2015 didapatkan jumlah lansia sebesar 8,69% dari total populasi
(WHO, 2015).
Di Indonesia, jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebesar kurang
lebih 19 juta (8,9%) dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Tahun 2010
sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan pada
tahun 2020 di perkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan
hidup 71,1 tahun. Jumlah tersebut termasuk terbesar ke empat setelah China,
pada tahun 2017 jumlah lansia 110 orang dimana perempuan berjumlah 54
orang dan laki-laki berjumlah 56 orang dengan usia harapan hidup 86 tahun.
Fenomena menua juga terjadi pada sel-sel otak. Hal ini berakibat pada
berpikir. Apabila penurunan daya ingat ini tidak diatasi tentunya menjadi
masalah pada lansia. Dampak dari penurunan daya ingat tersebut antara lain
dan berhubungan dengan orang sekitar. Dampak yang lebih lanjut lagi adalah
mengatakan sering lupa menaruh barang pribadi, ada lansia yang tidak ingat
nama teman satu wismanya, 5 orang lansia tidak bisa menjawab bahkan salah
ditunjukkan.
kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh panti sosial untuk mengatasi
masalah daya ingat tersebut. Dampaknya ada sebagian lansia yang aktivitas
antara lain dapat melalui terapi farmakologis berupa obat-obatan baik herbal
maupun kimia, serta melalui terapi non- farmakologis berupa terapi suportif,
(Srinalesti, 2015).
sederhana. Dengan senam otak dapat memperlancar aliran darah dan oksigen
ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat memberikan
pengaruh senam otak terhadap penurunan skor depresi pada lansia. Penelitian
lain dari Feni Tri Andani, tahun 2016 yang berjudul “Pengaruh Senam Otak
terjadi dari penurunan daya ingat dan memperbaiki kualitas hidup lansia
otak terhadap daya ingat jangka pendek pada lansia di Panti Sosial Tresna
B. RUMUSAN MASALAH
penurunan daya ingat. Dampak dari penurunan daya ingat tersebut antara lain
dan berhubungan dengan orang sekitar. Dampak yang lebih lanjut lagi adalah
dapat dilakukan secara non farmakologi salah satunya senam otak (Srinalesti,
2015).
Banjarbaru?”.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas senam otak terhadap peningkatan daya ingat
jangka pendek pada lansia di panti sosial tresna werdha budi sejahtera
banjarbaru.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi daya ingat jangka pendek pada lansia sebelum
diberikan intervensi senam otak.
b. Mengidentifikasi daya ingat jangka pendek pada lansia sesudah
diberikan intervensi senam otak.
c. Mengidentifikasi efektivitas senam otak terhadap daya ingat jangka
pendek pada lansia.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah
wawasan tentang efektifitas senam otak terhadap peningkatan daya ingat
jangka pendek pada lansia di panti sosial tresna werdha budi sejahtera
banjarbaru.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Profesi Perawat
Diharapkan hasil penelitian ini nantinya akan memberikan
informasi tambahan bagi perawat serta masukan bagi perawat agar
dapat mengembangkan asuhan keperawatan khususnya keperawatan
gerontik guna meningkatkan daya ingat jangka pendek pada lansia.
b. Bagi Panti Sosial Tresna Werdha
Diharapkan hasil dari penelitian ini nantinya dapat dipergunakan
sebagai dasar untuk meningkatkan asuhan keperawatan secara optimal
dan juga menambah informasi dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan pada lansia dalam meningkatkan atau mempertahankan daya
ingat jangka pendek pada lansia dan mengaplikasikan dalam program
kegiatan untuk lansia di panti werdha.
c. Bagi Institusi STIKES Suaka Insan
Sebagai referensi untuk meningkatkan pembelajaran dan
pengetahuan mengenai lansia serta dapat menambah pustaka tentang
lansia diperpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Banjarmasin.
d. Bagi Penelitian Lain
Penelitian ini dapat menambah wawasan serta referensi bagi
peneliti lainnya mengenai masalah efektivitas senam otak terhadap
daya ingat jangka pendek pada lansia.
E. KEASLIAN PENELITIAN
Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan penulis terhadap
beberapa penelitian. Adapun beberapa penelitian yang pernah dilakukan
berkaitan meliputi :
1. Sri Handayani (2013). Pengaruh Senam Otak Terhadap Peningkatan
Kemampuan Kognitif Lanjut Usia di Posyandu Lansia Desa Wonosari
Trucuk Klaten. Desain penelitian menggunakan dengan rancangan Quasi
Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Grup. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 36 lansia. Teknik sampel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu purposive sampling sesuai dengan kriteria
inklusi. Senam otak dilakukan 3 kali seminggu selama 4 minggu.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu MMSE (Mini Mental
State Exam) untuk mengukur kemampuan kognitif lansia. Hasil penelitian
dengan analisis menggunakan t-test independent dan menunjukkan secara
signifikan peningkatan kemampuan kognitif pada lansia setelah diberikan
senam otak. Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah memiliki variabel yang sama pada senam otak, teknik
sampel dan instrument yang digunakan. Perbedaan dalam penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah desain penelitian, waktu
penelitian, tempat penelitian dan durasi pemberian intervensi senam otak.
2. Feni Tri Andini (2016). Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap
Kejadian Demensia Pada Lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Yogyakarta Unit Budi Luhur Kasongan Bantul. Penelitian ini
menggunakan metode pre-experiment dengan rancangan one group pretest
posttest. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 9 Mei 2016 sampai dengan
2 Juni 2016 di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Yogyakarta.
Populasi sebanyak 28 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode
total sampling. Senam otak dilakukan sebanyak 8 kali dalam 3 minggu.
Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner Mini Mental State
Examination (MMSE). Uji normalitas data menggunakan shapirow wilk.
Analisis data menggunakan uji paired t-test. Hasil tersebut menunjukkan
ada pengaruh senam otak terhadap kejadian demensia. Persamaan dalam
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel
senam otak, metode penelitian, dan instrument yang digunakan. Perbedaan
dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
variabel kejadian demensia, waktu penelitian, tempat penelitian, teknik
pengambilan sampel dan durasi pemberian intervensi senam otak.
3. Agus Martini (2016). Pengaruh Senam Otak Terhadap Perubahan Daya
Ingat (Fungsi Kognitif) Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdga Mulia
Dharma Kubu Raya. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan quasy
experiment dengan time series design. Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling. Populasi target dalam penelitian ini
adalah lansia yang mengalami gangguan fungsi kognitif ringan, sedangkan
populasi terjangkaunya adalah lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia
Dharma Kubu Raya yang mengalami gangguan fungsi kognitif ringan.
Sampel penelitian berjumlah 26 responden. Penilaian skor fungsi kognitif
menggunakan Kuesioner Montreal Cognitife Assesment Versi Indonesia
(Mo-Ca-Ina) untuk membandingkan skor fungsi kognitif sebelum dan
sesudah dilakukan senam otak. Intervensi senam otak diberikan tiga kali
dalam satu bulan yaitu dari tanggal 5-28 Pebruari 2016. Analisis data
diambil menggunakan uji repeated ANOVA. Terdapat peningkatan
bermakna skor fungsi kognitif antara sebelum dan sesudah senam otak.
Persamaan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan sampel.
Perbedaan dalam penelitian ini adalah desain penelitian, instrument yang,
waktu penelitian, tempat penelitian pun berbeda, dan durasi pemberian
intervensi senam otak.