Anda di halaman 1dari 24

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS CILAWU
Jl. Raya Garut – Tasikmalaya KM 08 Kec. Cilawu Kab. Garut
 (0262)2802725 E-mail : puskesmascilawudtp@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS CILAWU
NOMOR : ........./SK/PKM-CLW/I/2018

TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM
PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT (P2P)
UPT PUSKESMAS CILAWU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPT PUSKESMAS CILAWU,

Menimbang : a. Bahwa program pencegahan dan pengendalian penyakit


merupakan suatu program kesehatan yang menangani
penyakit menular dan tidak menular yang ada di
lingkungan kerja fasilitas kesehatan tingkat pertama
/puskesmas;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dipandang pelu ditetapkan keputusan
Kepala UPT Puskesmas Cilawu tentang penetapan
pedoman Penyelenggaraan Program Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit (P2P) UPT Puskesmas Cilawu;

Mengingat : 1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;


2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2013 Tenantang Kesehatan Matra
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2014 Tentang Penanggulangan Penyakit Menular;
-2-

4. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 75 Tahun 2014


Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 44


Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 46
Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan tempat
praktik mandiri dokter gigi;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS CILAWU TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM
PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT (P2P)
UPT PUSKESMAS CILAWU.
KESATU : Menetapkan Pedoman Penyelenggaraan Program
Pengendalian Dan Pemberantasan Penyakit (P2P) UPT
Puskesmas Cilawu terlampir pada surat keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Garut
pada tanggal 2 Januari 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS CILAWU,

NIA SONIAWATY

Salinan sesuai dengan aslinya


KASUBBAG TATA USAHA

DEDI KOESDIANA
Penata
NIP. 19630429 198903 1 005
-3-

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : /SK/ PKM.CLW/
/2018 TENTANG PENETAPAN
PEDOMAN PELAYANAN UKM UPT
PUSKESMAS CILAWU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
UPT Puskesmas Cilawu adalah salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) yang berada dalam wilayah kerja administratif Kecamatan
Cilawu yang terletak di sebelah utara Kabupaten Garut Jl. Garut-
Tasikmalaya KM 08 Desa Cilawu, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.
Dengan luas wilayah + 3128.282 Ha; terdiri dari 12 Desa yaitu Desa Cilawu,
Desa Pasanggrahan, Desa Margalaksana, Desa Dawungsari, Desa Dangiang,
Desa Sukamukti, Desa Ngamplang, Desa Ngamplangsari, Desa Desakolot,
Desa Mangkurakyat Dan Desa Sukahati.
Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit
tidak menular. Penyakit menular tidak mengenal batas-batas daerah
administratif, sehingga pemberantasan penyakit menular memerlukan
kerjasama antar daerah, misalnya antar propinsi, kabupaten/kota bahkan
antar negara. Beberapa penyakit menular yang menjadi masalah utama di
Indonesia adalah diare, malaria, demam berdarah dengue, influensa, tifus
abdominalis, penyakit saluran pencernaan dan penyakit lainnya. Beberapa
penyakit tidak menular yang menunjukkan kecenderungan peningkatan
adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, kanker, diabetes mellitus,
kecelakaan dan sebagainya. Untuk melakukan upaya pemberantasan
penyakit menular, penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dan
keracunan, serta penanggulangan penyakit tidak menular diperlukan suatu
-4-

sistem surveilans penyakit yang mampu memberikan dukungan upaya


program dalam daerah kerja Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional,
dukungan kerjasama antar program dan sektor serta kerjasama antara
Kabupaten/Kota, Propinsi, Nasional dan internasional.
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) merupakan
suatu program kesehatan yang menangani penyakit menular dan tidak
menular yang ada di lingkungan kerja Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP)/Puskesmas. Hingga saat ini penyakit menular dan tidak menular
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal ini
dapat dilihat dari meningkatnya angka kesakitan dari penyakit menular
dari tahun ke tahun dan berubahnya pola penyakit tidak menular yang
sekarang berkembang telah menunjukkan terjadinya kecenderungan
masalah kesehatan yang biasa disebut transisi epidemiologi.
Secara garis besar transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan
pola penyakit dan kematian yang ditandai dengan beralihnya penyebab
kematian yang semula didominasi penyakit infeksi yang tetap menjadi
masalah kesehatan, bergeser kepada penyakit non infeksi atau penyakit
tidak menular yang menjadi masalah kesehatan baru.
Faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit menular dan tidak
menular adalah dikarenakan berubahnya pola hidup dari masyarakat dan
berubahnya pola penyakit.
Pada tahun 1987 telah dikembangkan Sistem Surveilans Terpadu (SST)
berbasis data, Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP),
dan Sistem Pelaporan Rumah Sakit (SPRS), yang telah mengalami beberapa
kali perubahan dan perbaikan. Disamping keberadaan SST telah juga
dikembangkan beberapa sistem Surveilans khusus penyakit Tuberkulosa,
penyakit malaria, penyakit demam berdarah, penyakit kusta dan lain
sebagainya. Sistem Surveilans tersebut perlu dikembangkan dan
disesuaikan dengan ketetapan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah; Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom; dan
-5-

Keputusan Menteri Kesehatan No.1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang


Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan serta
kebutuhan informasi epidemiologi untuk mendukung upaya pemberantasan
penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Prioritas surveilans penyakit yang perlu dikembangkan adalah
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, penyakit yang potensial
menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa, penyakit menular dan
keracunan, demam berdarah dan demam berdarah dengue, malaria,
penyakit-penyakit zoonosis antara lain antraks, rabies, leptospirosis,
filariasis serta tuberkulosis, diare, tipus perut, kecacingan dan penyakit
perut lainnya, kusta, frambusia, penyakit HIV/AIDS, penyakit menular
seksual, pneumonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat (severe
acute respiratory syndrome), hipertensi, stroke dan penyakit jantung
koroner, diabetes mellitus, neoplasma, penyakit paru obstuksi menahun,
gangguan mental dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan.
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap penyakit-penyakit
tersebut diatas disusun dalam pedoman surveilans epidemiologi, khusus
masing-masing penyakit dan pedoman surveilans epidemiologi secara rutin
dan terpadu. Untuk menyelenggarakan surveilans epidemiologi penyakit
menular dan penyakit tidak menular secara rutin terpadu maka disusun
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit
Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu yang selanjutnya disebut
sebagai Surveilans Terpadu Penyakit (STP). Sementara pedoman surveilans
khusus masing-masing penyakit disusun dalam pedoman terpisah dengan
Keputusan Menteri Kesehatan.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
a) Memberi arah bagi para petugas kesehatan pemegang program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dalam
penatalaksanaan kasus penyakit menular dan penyakit tidak
menular yang merupakan masalah utama di lingkungan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)/Puskesmas sebagai unit kerja
-6-

kesehatan dasar.
b) Terselenggaranya pencegahan dan pengendalian penyakit
menular dan penyakit tidak menular di lingkungan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)/Puskesmas sebagai unit kerja
kesehatan dasar.
2. Tujuan Khusus
a) Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular di
lingkungan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP)/Puskesmas sebagai unit kerja kesehatan dasar.
b) Mengidentifikasi faktor resiko dan penyakit tidak menular
tertentu pada masyarakat.
c) Melakukan intervensi dengan metode tanya jawab kepada
masyarakat tentang paparan faktor resiko penyakit tidak
menular.
d) Mendapatkan model bentuk intervensi yang efektif untuk
menurunkan faktor resiko penyakit tidak menular pada
msayarakat.
e) Mendapatkan data dasar penyakit menular dan penyakit tidak
menular.
f) Mengevaluasi sistem pengendalian faktor resiko penyakit tidak
menular.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Dalam menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM),
Penanggung Jawab UKM berwenang untuk:
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
-7-

perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain


terkait;
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.

Ruang lingkup pelayanan upaya kesehatan di UPT Puskesmas Cilawu


meliputi 6 kegiatan essensial dan 1 kegiatan pengembangan. Upaya
kesehatan masyarakat esensial meliputi:
1. Upaya Kesehatan promosi kesehatan;
2. Upaya Kesehatan kesehatan lingkungan;
3. Upaya Kesehatan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
4. Upaya Kesehatan gizi;
5. Upaya Kesehatan pencegahan dan pengendalian penyakit Menular
6. Upaya Kesehatan Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular.
7. Upaya Kesehatan Perawatan Kesehatan Masyarakat
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten.
Sedangkan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan di UPT
Puskesmas Cilawu meliputi:
1. Upaya Kesehatan Olahraga (KESORGA)
2. Upaya Kesehatan Jiwa
3. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
4. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
-8-

5. Upaya Kesehatan Lansia


6. Upaya Kesehatan Pengobatan Tradisional (BATRA)
7. Upaya Kesehatan Indra
8. Upaya Kesehatan Matra
9. Upaya Kesehatan Remaja
10. Upaya SDIDTK
Upaya Kesehatan Pengembangan merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya
inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di
masing-masing Puskesmas

D. Batasan Operasional
Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
merupakan suatu program yang menangani penyakit menular dan tidak
menular.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular (Communicable Desease) adalah penyakit yang
disebabkan oleh adanya agen penyebab yang mengakibatkan
perpindahan atau penularan penyakit dari orang atau hewan yang
terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan (potential host), baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara (vector)
atau lingkungan hidup.
Penyakit-penyakit menular dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok yaitu:
a) Penyakit menular potensial mewabah
Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit menular
berikut:
1. Diare
2. Demam berdarah dengue
3. Malaria (di daerah endemik tinggi)
4. Filaria (di daerah endemik tinggi)
-9-

b) Penyakit menular endemik tinggi


Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit berikut:
1. Tuberkulosis paru
2. Lepra (Morbus Hansen)
3. Patek (Framboesia)
4. Anjing gila (Rabies)
5. Antraks
c) Penyakit menular penting lain
Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit berikut:
1. Penyakit menular seksual
2. Sifilis (Raja Singa)
3. Gonorhoe (kencing nanah)
4. HIV/ AIDS
d) Penyakit menular lain
1. Hepatitis-B
2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Dikenal beberapa cara penularan penyakit menular yaitu:
a) Penularan secara kontak, baik kontak langsung maupun
kontak tidak langsung (benda-benda bekas dipakai pasien).
b) Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan
minuman yang tercemar.
c) Penularan melalui vector.
d) Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik, dan tato.

2. Penyakit Tidak Menular


Penyakit tidak menular ialah penyakit yang bersifat kronik, menahun,
berlangsung lama atau bisa juga mendadak,disebabkan oleh
beberapa faktor dan dapat dicegah apabila faktor resikonya
dikendalikan. Sehingga perawatan pasien penyakit tidak menular
mencerminkan kegagalan dari pengelolaan program penanggulangan
penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular merupakan penyakit
non infeksi karena penyebabnya bukan mikroorganisme namun tidak
berarti tidak ada peran mikroorganisme dalam terjadinya penyakit
-10-

tidak menular. Penanggulangan penyakit tidak menular merupakan


kombinasi upaya inisiatif pemeliharaan mandiri oleh petugas,
masyarakat dan individu yang bersangkutan.
Penyakit-penyakit tidak menular meliputi:
a) Hipertensi (Penyakit Darah Tinggi)
b) Penyakit Jantung Koroner
c) Diabetes Melitus (Penyakit Kencing Manis)
d) Kanker
e) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
f) Osteoporosis
g) Penyakit Asam Urat
h) Asma
i) Stroke
j) Obesitas (Kegemukan)
k) Batu Ginjal
-11-

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Upaya Kesehatan
Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit (P2P) yang ada di UPT Puskesmas Cilawu :

Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

Pelayanan Pendidikan Diampu oleh 8 orang dengan latar


pencegahan dan minimal D III belakang pendidikan S-1
pengendalian Kesehatan masyarakat (6 orang)
penyakit dan D III keperawatan (1 orang),
D III Kebidanan 1

Semua karyawan di lingkungan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama


(FKTP)/Puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) mulai dari Kepala Puskesmas,
Penanggungjawab Program, Penanggungjawab Logistik dan seluruh
karyawan.
Penanggungjawab Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P) merupakan koordinator dalam penyelenggaraan program di
Puskesmas Jurangombo Kota Magelang.
Dalam upaya pelaksanaan Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) perlu melibatkan sektor terkait yaitu:
1. Kecamatan
2. Kelurahan
3. Polsek dan Koramil
4. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat
5. PKK
6. Kader Posyandu
7. Sekolah
8. Sektor lainnya yang terkait dengan Program Pengendalian dan Penyakit
Penyakit (P2P)
-12-

B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab program Pengendalian dan Pemberantasan
Penyaktit (P2P) latar belakang profesinya adalah sebagai berikut:

Kegiatan Petugas Pendidikan / Profesi

Pelayanan
pencegahan dan
pengendalian
penyakit;
Membawahi
Pelaksana Program :
1. P2 Diare & ISPA. 1. Evi Meliana, S,Kep Keperawatan
ISP Ners S1+Ners
2. P2 TB Paru 2. Hj.Dewi Lengkanawati, D III Keperawatan
AMd Kep, SKM
3. Surveilans, 3. Dede Suryadi, S.Kep, S 1 Keperawatan +
Malaria Ners Ners
4. Penyakit DBD 4. Icang Suryana, S.Kep S 1 Keperawatan
5. HIV AIDS, 5. Wiwi Wikarningsih, DIII Kebidanan
Imunisasi AMd Keb
6. P2 Kusta 6. Neneng Nurunnisa, S I Keperawatan
S.Kep
7. POPM 7. Rianto M, Amd.Kep D3 Keperawatan

8. Rabies 8. Rianto M, Amd.Kep D3 Keperawatan


9. P2 PTM 9. Yeni Eka, S.Kep Ners SI Keperawatan
PPTM Yeni Eka Susilawati, S 1 Keperawatan +
S.Kep, Ners Ners

C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun
tri bulanan / lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
-13-

2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu


tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan
dikoordinasikan setiap pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya
kesehatan di koordinasikan oleh Kepala UPT Puskesmas Cilawu .
-14-

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya kesehatan,
UPT Puskesmas Cilawu memiliki:
1. Satu (1) unit mobil puskesmas keliling/ambulance
2. Satu (1) unit kendaraan roda dua
3. 2 (dua) Seperangkat LCD Proyektor
4. 9 (sembilan) unit laptop
5. 12 (dua belas) PC
Adapun fasilitas penunjang untuk masing-masing kegiatan upaya
kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Kegiatan Sarana-prasarana
Pelayanan pencegahan dan  Leaflet/Brosur
pengendalian penyakit penyuluhan penyakit
 Poster
 Blanko surveilans
 Pedoman KLB
 Senter
 Alat-alat pelindung diri
 Alat kebersihan
lingkunagn
 Alat Body Analizer
 PTM Kit
-15-

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

TATALAKSANA UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


PENYAKIT MENULAR (P2M)
1. Petugas Penanggung jawab
Perawat
2. Perangkat Kerja
a. Leaflet/Brosur penyuluhan penyakit
b. Vaksin
c. Blanko surveilans
d. Pedoman KLB
e. Alat pelindung diri (APD)
f. Alat kebersihan lingkungan
3. Tujuan
Tujuan umum
Mencegah terjadinya penyakit menular dan melakukan
penanggulangan terhadap penyakit yang berkembang
Tujuan khusus
a. Memberikan perlindungan terhadap penyakit khususnya
kepada bayi dan ibu hamil melalui program imunisasi
b. Melakukan pengamatan secara terus menerus terhadap
penyakit potensial wabah

4. Kegiatan
Kegiatan upaya penanganan penyakit menular meliputi:
a. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)
Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan
upaya-upaya:
 Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita dengan
dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk
rujukan.
-16-

 Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya,


abatisasi pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang
tercemar pada KLB diare, dsb.
 Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan,
pengamatan/pemantauan (surveinlans ketat) dan logistik.
b. Program Pencegahan
Adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam
masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan
kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan
imunisasi.
c. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui
pengamatan terhadap kesakitan/kematian dan penyebarannya serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya secara sistematik, terus
menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu program,
mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini. Secara
singkat dapat dikatakan: Pengumpulan Data/Informasi Untuk
Menentukan Tindakan (Surveillance For Action).
d. Program Pemberantasan Penyakit Menular
a. Program imunisasi
b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan
penanggulangan pneumonia
e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
f. Program rabies
g. Program Surveilans
h. Pemberantasan P2B2 demam berdarah
5. Tata laksana
a. Perencanaan (P1)
Penanggung jawab P2M merencanakan kegiatan pemberantasan
penyakit pada RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui
-17-

POA BOK (plan of action Bantuan Operasional Kesehatan) pada


kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau
bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan

c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)

 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan

 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa

pertemuan

 petugas mengevaluasi kegiatan


-18-

BAB V

LOGISTIK

Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses

mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,

pemeliharaan serta penghapusan material. Tujuan dari manajemen logistik

adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik mengenai jenis,

jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien. Manajemen

logistik upaya kesehatan masyarakat Puskesmas Pegirian adalah sebagai

berikut :

A. Perencanaan Kebutuhan

Perencanaan unit pelayanan promosi kesehatan menghitung dan

merencanakan kebutuhan media promosi kesehatan berupa leaflet,

booklet, buku saku, poster, spanduk, makalah penyuluhan, buku saku,

modul pelatihan, ATK penunjang administrasi dan dokumentasi kegiatan

yang sudah direncanakan. Analisa kebutuhan penunjang pelaksanaan

kegiatan pada periode waktu tertentu berorientasi kepada program

pelayanan, pola penyakit dan target kinerja pelayanan. Menyesuaikan

perencanaan kebutuhan dengan memperhatikan persediaan awal

logistik yang sudah ada.

A. Penganggaran

Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan pengadaan logistik

untuk menunjang kegiatan pelayanan promosi kesehatan diatas dengan

harga satuan berdasar indeks harga yang telah ditetapkan oleh

Pemerintah Kota Surabaya sehingga akan diketahui kebutuhan


-19-

anggaran tersebut. Penganggaran kebutuhan logistik Puskesmas

Pegirian memanfaatkan dana JKN, BOK dan dana APBD.

B. Pengadaan

Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang

dilakukan untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan,

baik melalui prosedur :

1. Pembelian

2. Produksi sendiri, maupun dengan

3. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat

Untuk pengadaan logistik di Puskesmas Pegirian dilakukan dengan

pembelian materi yang sudah siap pakai, pengadaan sendiri leaflet

kesehatan sesuai kebutuhan perencanaan unit pelayanan dan menerima

dropping dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

D. Penyimpanan
Material logistik yang diperoleh dicatat dan disimpan di gudang alat
kesehatan untuk didistribusikan sesuai kebutuhan pelayanan UKM.
Fungsi penyimpanan ini sangat menentukan kelancaran distribusi,
diantaranya untuk mengantisipasi kekosongan material, menghemat
biaya, mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga material, serta
mempercepat pendistribusian karena materi sudah siap pakai. Prinsip
FIFO (First In First Out) diberlakukan di penyimpanan logistik
Puskesmas Pegirian.
E. Pendistribusian
Pendistribusian logistik di UPT Puskesmas Pegirian dilakukan pada saat
pelaksanaan kegiatan UKM. Efisiensi pelaksanaan pendistribusian akan
mempengaruhi kecepatan penyediaan material baru. Penanggung jawab
pendistribusian adalah penanggung jawab gudang alat kesehatan UPT
Puskesmas Pegirian. Prosedur baku pendistribusian material promosi
kesehatan, meliputi :
-20-

1. Pendistribusian langsung kepada sasaran pelayanan


2. Pendistribusian melalui mitra kerja lintas program, jejaring dan
jaringan Puskesmas Pegirian.
F. Penghapusan
Penghapusan adalah proses penghapusan tanggungjawab pengurus
barang atas bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari
catatan/pembukuan yang berlaku, penghapusan barang diperlukan
karena :
1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali
2. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk
didaur ulang.
3. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date)
4. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain.
Penghapusan logistik di Puskesmas Pegirian dilakukan dengan
pemusnahan, yaitu dibakar atau dipendam/ditanam
-21-

BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Pencegahan


dan Pengendalian Penyakit perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan
melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
-22-

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Pencegahan


dan Pengendalian Penyakit perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan
puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.
Upaya pencegahan terhadap resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.
-23-

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimonitor dan dievaluasi

dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual

2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan

3. Ketepatan metoda yang digunakan

4. Tercapainya indikator kinerja P2P

Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.


-24-

BAB IX
PENUTUP

Salah satu keistimewaan Puskesmas adalah bahwa institusi ini


memiliki wilayah kerja. Oleh karena itu selain pelayanan yang dilaksanakan
di dalam gedung, dimana pasien datang ke Puskesmas, Puskesmas
menyelenggarakan pula kegiatan luar gedung, yakni petugas Puskesmas
melakukan kegiatan di wilayah kerja seperti di lokasi desa, padukuhan,
posyandu, sekolah dan lain-lain.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), kegiatan UKP (upaya
kesehatan perorangan) harus seimbang dengan kegiatan UKM (upaya
kesehatan masyarakat). Sementara itu, kegiatan UKM terdiri dari UKM
esensial dan UKM pengembangan. UKM esensial meliputi: a.Pelayanan
promosi kesehatan; b. Pelayanan kesehatan lingkungan; c.Pelayanan
kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; d.Pelayanan gizi;
e.Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Sedangkan UKM
pengembangan terdiri dari:Layanan Komprehensif Berkesinambungan.
Keberhasilan kegiatan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P) tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam
upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran aktif masyarakat
dalam bidang kesehatan.

Ditetapkan di Garut
Pada tanggal 02 Januari 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS CILAWU,

NIA SONIAWATY

Anda mungkin juga menyukai