PROGRAM P2P
1
DAFTAR ISI
2
5.3 Cacingan ………………….. 28
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, akhirnya penyusunan Laporan
Tahunan Program P2P Tahun 2017 telah selesai dengan baik. Laporan Tahunan ini disusun
dengan tujuan memberikan gambaran dan informasi tentang pelaksanaan kegiatan Program P2P
di wilayah kerja Puskesmas Raas Kecamatan Raas.
Diharapkan dengan adanya laporan ini, akan dapat dijadikan bahan acuan untuk menjaga
kesinambungan dalam penyusunan Rencana Kerja pada tahun berikutnya. Sehingga
permasalahan yang ada dapat dimonitoring dan evaluasi serta ada solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
Banyak pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Laporan Tahunan Program P2P ini
baik dari Lintas Program maupun Lintas sektor. Untuk itu, kami menghaturkan banyak terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga Laporan Tahuan ini dapat
diselesaikan. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan Laporan Tahunan ini
dimasa yang akan datang.
4
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mendapatkan bangsa yang memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat dibutuhkan kerjasama masyarakat dalam menciptakan pembangunan kesehatan,
kemauam dan kemampuan untuk hdiup sehat seningga setiap orang dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal
Pembangunan kesehatan di Indonesia masih perlu berbenah yang terkonsentrasi guna
mewujudkan pembangunan kesehatan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Puskesmas merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat
yang ikut berperan sebagai perangkat pembangunan milik daerah.Puskesmas juga
merupakan ujung tombak di strata pertama pelayanan kesehatan dan merupakan Unit
pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja.
Pencegahan dan pengendalian penyakit merupakan program pelayanan kesehatan
puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penyakit menular / infeksi ( misalnya TB
PARU,HIV/AIDS, Diare, dll ) dan penyakit tidak menular (PTM).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tersusunnya Laporan Tahunan Program p2p Puskesmas Raas Tahun 2017.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
7
41-45thn 46-50thn 51-55 thn 56-60 thn
Nama Desa L+ L+ L+ L+
L P P L P P L P P L P P
Ketupat 283 306 589 268 313 581 256 274 530 161 158 319
Jungkat 95 110 205 128 142 270 87 121 208 97 90 187
Kropoh 277 289 566 264 244 508 160 139 299 107 211 318
Karang
nangka 269 278 547 314 364 678 238 221 459 203 203 406
Alas malang 158 158 316 129 115 244 98 100 198 73 69 142
Poteran 133 149 282 187 168 355 113 124 237 73 108 181
Brakas 365 401 766 349 392 741 283 281 564 224 255 479
Tonduk 199 192 391 197 198 395 116 146 262 119 99 218
Guwa-guwa 184 152 336 169 194 363 150 182 332 113 140 253
1.96 2.03 399 2.00 2.13 413 1.50 1.58 308 1.22 1.33 255
JUMLAH 3 3 6 5 0 5 1 8 9 4 3 7
Secara umum Jumlah sarana Pelayanan Kesehatan yang berada di Puskesmas Raas dapat
dilihat pada table berikut :
No. Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah Keterangan
1. Pustu 3
2. Polindes 12
3. Ponkesdes 10
4. Ponkestren 1
5. Posyandu 48 Posyandu Balita 35
Posyandu Lansia 13
JUMLAH 43
Sumber data : Data Puskesmas Raas Tahun 2017
1. Obat-obatan
2. Laboratorium
3. Media penyuluhan
Sumber data : Data Inventaris Barang Puskesmas Raas Tahun 2017
9
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan suatu proses penyusunan struktur organisasi dan
tersedianya sumber daya (tenaga, keuangan, sarana dan prasarana) dalam organisasi di
Puskesmas Raas penanggung jawab pelayanan adalah Kepala Puskesmas.
Dalam melaksanakan kegiatan program P2P langsung dikoordinir oleh masing masing
pemegang program yang termasuk d dalam P2P.
10
3.2 STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM P2P 2017
KEPALA PUSKESMAS
(H. Hermanto, S. Kep)
KORDINATOR P2P
(AHMAD HOMAIDI Amd,Kep)
11
3.3. Pelaksanaan Pelayanan
3.3.1 Ruang lingkup
1. Surveilans Epidemiologi
2. Imunisasi
3. Cacingan
4. TB PARU
5. ISPA, Pneumoni
6. Diare
7. Kusta
8. HIV/ AIDS
9. Penyakit Tidak Menular
Kegiatan pokok pencegah dan pengendalian penyakit oleh puskesmas terdiri
dari :
1) Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
2) Peningkatan Imunisasi ,Pemberian obat Cacing, penemuan dan tatalaksana
penderita, peningakatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
3) Peningkatan komunikasi informasi dan edukasi pencegahan dan pengendalian
penyakit.
3.4.2 Imunisasi
12
3.4.3 Cacingan
Cacingan adalah infeksi parasit yang di sebabkan oleh cacing yang menyerang
manusia.
3.4.4 TB PARU
TB PARU adalah pengelelolaan dan pemberantasan penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosa.
3.4.6 Diare
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses
selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila
feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau
buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam
3.4.7 Kusta
Kusta adalah pengendalian dan pemberantasan penyakit menular menahun yang
disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae yang terutama menyerang syaraf
tepi,kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan syaraf pusat.
3.4.8 HIV/AIDS
Pengendalian HIV / AIDS adalah upaya jangka panjang untuk memberikan tata
laksana penyakit yang disebabkan oleh virus human immunodeficiency virus yang
penularannya dimulai saat terinfeksi sampai saat kematian dengan cara melalui
hubungan seksual, cairan darah, dan dari ibu terinfeksi HIV ke janin.
13
3.4.9 Posbindu
Posbindu adalah bentuk peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan
deteksi dini pemantuan faktor resiko penyakit tidak menular yang dilaksanakan
secara terpadu , rutin, dan periodik
2017
NO Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des
1. Surveilans √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Epidemiologi
2. Imunisasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Cacingan √
4. TB PARU √ √
5. Ispa √
6. Diare √
7. Kusta √ √
8. HIV/AIDS √
9. Posbindu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM
SURVEILANCE
Laporan C1 tepat
3. Jaringan 80% 7 kali 70%
waktu
Laporan
5 W2(mingguan) yg Jaringan 80% 7 kali 92%
tepat waktu
Kelengkapan laporan
6 Jaringan 85% 7 kali 100%
W2 (mingguan)
Desa / kelurahan yg
mengalami KLB
8 ditanggulangi dlm Jaringan 100% 0 100%
waktu kurang dari 24
jam
b. Program Imunisasi
PRESENTAS
NO. KEGIATAN SASARAN TARGET CAPAIAN
E
15
95%
2. UCI desa Desa 9 100 %
9
Pemantauan suhu
8. Suhu 1 1 100%
lemari es vaksin
Ketersediaan catatan
9. Buku Stok 1 1 100%
stok vaksin
c. Kecacingan
NO. KEGIATAN SASARAN TARGE;T CAPAIAN PERSENTASE
6.313
Pemberian obat 98,6 %
1. Murid murid 6225
cacing
100 %
Petugas 51 petugas
2. Pembinaan Kesehatan kesehatan
100 %
16
d. Program Tuberculosis (TB PARU)
CAPAIA
NO. KEGIATAN SASARAN TARGET PERSENTASE
N
Penemuan suspect
1. Pasien 29 17 58,6 %
penderita TB PARU 100 %
Penemuan Penderita
10
2. TB PARU BTA Positif Pasien 3 30 %
100 %
Proporsi pasien TB 67
3. Paru BTA (+) diantara Pasien 17
suspect TB 100 % 66,6
e. ISPA
CAPAIA
NO. KEGIATAN SASARAN TARGET PERSENTASE
N
Cakupan Penemuan
penderita Pneumonia 245
1 Balita Balita 0 0
80%
f. Diare
PENCAPAIA TARGE KESENJANGA
INDIKATOR
N ( %) T (%) N
g. Kusta
SASARA
NO KEGIATAN TARGET CAPAIAN PERSENTASE
N
Cakupan Sesuai
11 100 %
1. pemeriksaan kontak Orang penemuan
dari kasus kusta baru 100 %
17
dilakukan PFS penemuan
secara rutin
100 %
16orang
3. RFT penderita kusta Orang 13 81 %
100 %
Proporsi tenaga
kesehatan di desa 1 orang
6. Orang 100 %
endemis kusta 100 %
tersosialisasi
Proporsi kader
kesehatan di desa 2 orang
7. Orang 0 100 %
endemis kusta 100 %
tersosialisasi
Proporsi SD/MI
didesa endemis 50sekolah
8. Sekolah 2 4%
kusta dilakukan 100 %
screening kusta
h. HIV AIDS
NO. KEGIATAN SASARAN TARGET CAPAIAN PERSENTASE
18
i. Program Penyakit Tidak Menular PTM
NO. KEGIATAN SASARAN TARGET CAPAIAN PERSENTASE
9
Desa / kelurahan yang 78%
1. melaksanakan kegiatan Desa 30% 7
Posbindu PTM
77
Sekolah yang ada di
3. Sekolah 50% 54 70 %
wilayah puskesmas yang
melakukan KTR
19
BAB V
HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1) Identifikasi Masalah
Surveilance
Kelengkapan
Karenaketidak patuhan
laporan bulanan C1
2. 100% 70% dari jaringan ke petugas
tidak memenuhi thd batas waktu
target. penyetoran laporan.
Kelengkapan
laporan Karena kelalayan
3. W2(mingguan) 100% 50% pelaporan dari jaringan ke
tidak memenuhi petugas program
target surveilance
Grafik trend
Karena tidak ada penderita
4. mingguan penyakit 100% 0
penyakit potensial wabah
potensial wabah
Desa mengalami
KLB ditanggulangi
5. 100 0 Tidak ada KLB
dlm waktu kurang
dari 24 jam
2) Prioritas Masalah
Dari 5 kegiatan yang capaiannya masih rendah, dapat dipilih satu masalah yang
urgent, serius, dan tingkat perkembangan dampaknya tinggi apabila tidak ditangani,
dengan metode scoring USG dibawah ini :
20
Tabel Prioritas Masalah Menggunakan USG
Kelengkapan laporan
bulanan C1 tidak
memenuhi target.karna
2. ketidak patuhan dari 5 4 2 11 4
jaringan kepetugas
terhadap batas waktu
penyetoran laporan
Kelengkapan laporan
W2(mingguan) tidak
memenuhi target.Karena
3. kelalayan pelaporan dari 4 4 3 11 3
jaringan kepetugas
program surveilance
21
No. Masalah
Karena ketidak patuhan penyetoran laporan darijaringan kepetugas pelaksana program
1
terhadap batas waktu penyetoran laporan
4. Kelengkapan laporan C1 -
Kelengkapanlaporan
6 -
W2(mingguan)
Grafik trend mingguan penyakit Karena tidak ada penderita penyakit potensial
7
potensial wabah wabah.
22
3) Akar Penyebab Masalah
23
PROBLEM TREE “KELENGKAPAN LAPORAN BULANAN STP YANG TEPAT WAKTU TIDAK MEMENUHI TARGET “
Kelengkapan laporan
bulanan STP yg tepat
waktu tidak memenuhi
target
rendahnya kesadaran
Kurangnya Kerjasama Petugas surveilan masyarakat tentang
tidak ada Komputer Tidak ada
dg jaringan merangkap program pentingnya gizi pada
anak anak
24
4) Penetapan Cara Pemecahan Masalah
Beban kerja
jaringan yang
terlalu banyak 1. Mengadakan Mengadakan
Tidak
fahamnya 1. Mengadakan Mengadakan
Kurangnya
petugas koordinasi koordiasi dan
2 koordinasi petugas
program dengan dengan intensif dengan penjabaran
jaringan.
program jaringan program
Memberikn
Pemahaman
Jarangnya 1. Mengadakan
kepada
berkomunikasi pertemuan dan
petugas yang
dan bertemu penyampaian
Kurangnya ada di pulau
langsung kepada petugas
3 pengetahuan terluar
jaringan terhadap dengan di kepulauan
program PD3I. wilayah
petugas pelaksanaan
puskesmas
program program dan
tentang
jaringan
kepatuhan
pelaporan
25
5.2 Program Imunisasi
1) Identifikasi Masalah
Imunisasi
Kurangnya
kesadaran
1. IDL (Imunisasi Dasar 95 92,6 masyarakat
Lengkap) tentang pentingnya
imunisasi
Ada anak yang
tidak masuk pada
3. Munisasi DT pada 100 96 waktupelaksanan
anak kelas 1 SD
26
10. Laporan KIPI zero 11 0 Tidak ada laporan
reporting / KIPI non penanggung jawab
serius desa
2) Prioritas Masalah
Dari 8 kegiatan yang capaiannya masih rendah, dapat dipilih satu masalah yang
urgent, serius, dan tingkat perkembangan dampaknya tinggi apabila tidak ditangani,
dengan metode scoring USG dibawah ini :
Berdasarkan hasil skoring prioritas masalah diatas, diketahui bahwa yang menjadi
prioritas permasalahan Program Imunisasi di Puskesmas Raas dari yang paling urgent
dan harus cepat ditangani tersaji dalam tabel dibawah ini:
27
No. Masalah
1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap
2. Kurangnya koordinasi penanggung jawab desa dengan korim
3. Ada anak yang tidak masuk pada waktu pelaksanaan
4. Imunisasi TT2 plus bumil (15-49 th Ada anak yang tidak masuk pada waktu
) pelaksanaan
10. Imunisasi campak pada anak kelas Ada anak yang tidak masuk pada waktu
1 SD pelaksanaan
28
Perumusan Masalah (5W+1H)
Dari hasil skoring USG, masalah yang urgent, serius dan dampaknya yang luas
apabila tidak ditangani adalah IDL (Imunisasi Dasar Lengkap ). Metode analisa
pencarian akar masalah dapat menggunakan analisa Problem tree (diagram pohon
masalah), sehingga dapat diketahui apa saja yang menyebabkan masalah pencapaian
imunisasidasar lengkap tidak mencapai target.
29
ANALISA PROBLEM TREE “PENCAPAIAN IDL (IMUNISASI DASAR LENGKAP) KURANG DARI TARGET 100% “
Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang
pentingnya Imunisasi
dasar lengkap
30
4) Penetapan Cara Pemecahan Masalah
Pembinaan
Kurangnya pada
Imunisasi TT pada koordinasi penanggung
anak kelas 2 dan 3 penanggung jawab desa
Pembinaan pada tentang
SD jawab desa
penanggung jawab pemakaina
6. dengan korim
desa Vaksin TT
sesuai sasaran
Pembinaan
Kurangnya pada
Imunisasi TT5 pada koordinasi
penanggung
WUS ( 15-49 th ) penanggung jawab desa
jawab desa Pembinaan pada tentang
penanggung jawab pemakaina
31
7. dengan korim desa Vaksin TT
sesuai sasaran
8. Pemantauan suhu Tidak ada Peningkatan Peamntauan
lemari es vaksin masalah pemantauan secara rutian
9. Peningkatan Pemantauan
Ketersediaan Tidak ada
pencatatan ketersediaan
catatan stok vaksin masalah stok vaksin
secra rutin
10. Masih ada anak Kunjungan rumah Sweeping
Imunisasi campak yang tidak
pada anak kelas 1 masuk pada
SD waktu
pelaksanaan
5.3 Kecacingan
1) Identifikasi Masalah
Tabel Identifikasi Masalah Program Kecacingan Tahun 2017
No. Kegiatan Target Capaian Masalah
1. Pemberian obat cacing 100 % 99% a. Capaian Pemberian
obat cacing 100 %
b. Ada siswa yang tidak
masuk sekolah pada
hari pemberian obat
cacing
c. Ada siswa yang takut
minum obat tablet
a. Prioritas Masalah
Dari 2 Upaya yang capaiannya masih rendah, dapat dipilih satu masalah yang
urgent, serius, dan tingkat perkembangan dampaknya tinggi apabila tidak ditangani,
dengan metode scoring USG dibawah ini :
32
Ada siswa yang takut
2. minum obat tablet 5 4 4 13 1
No. Masalah
1 Ada siswa yang takut minum obat tablet
2 Ada siswa yang tidak masuk sekolah pada hari pemberian obat cacing
1) Ada siswa yang takut minum obat tablet di wilayah kerja puskesmas raas
tahun 2017 menyebabkan murid tidak mau minum obat sehingga perlu
komunikasi terapiutik dulu untuk meminumkannya
2) Ada siswa yang tidak masuk sekolah pada hari pemberian obat cacing di
wilayah kerja puskesmas raas tahun 2017 menyebabkan kurangnya capaian
pemberian obat cacing sehingga perlu di berikan ke petugas kesehatan didesa
untuk memberikannya besok harinya
33
ANALISA PROBLEM TREE “ADA SISWA YANG TAKUT MINUM OBAT TABLET DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAAS”
anggapan
siswa takut minum obat tidak ada sarana Petugas rangkap
tidak tersedianya masyarakat tentang
tablet yang menunjang tidak ada dana
media penyuluhan program pemberian obat
program
cacing masih negatif
34
b. Penetapan Cara Pemecahan Masalah
Menetapkan pemecahan masalah dengan menggunakan brainstorming/curah
pendapat
| 35
5.4 Program Tuberculosis (TB PARU)
1) Identifikasi Masalah
Tabel Identifikasi Masalah Program Promkes Tahun 2017
No Upaya Target Pencapaian Masalah
Program TB PARU
17 Kessenjangan
Penemuan 29
1. suspect penderita
TB PARU 100 % 58,6 % 41,4
Penemuan
Penderita TB 10 3 Kesenjangan
2. PARU BTA
Positif 100 % 15,66 80,
Proporsi pasien
67 17 Kesenjangan
TB Paru BTA
3.
(+) diantara 100 % 25,37 74,62
suspect TB
2) Prioritas Masalah
Dari 3 kegiatan yang capaiannya masih rendah, dapat dipilih satu masalah yang
urgent, serius, dan tingkat perkembangan dampaknya tinggi apabila tidak ditangani,
dengan metode scoring USG dibawah ini :
Penemuan Penderita TB
2. paru BTA Positif 4 3 2 9 2.
| 36
Berdasarkan hasil skoring prioritas masalah diatas, diketahui bahwa yang
menjadi prioritas permasalahan Program TB Paru di Puskesmas Raas dari yang
paling urgent dan harus cepat ditangani tersaji dalam tabel dibawah ini:
No. Masalah
1 Penemuan suspeck Penderita TB Paru
2 Penemuan Penderita TB Paru BTA (+)
| 37
ANALISA PROBLEM TREE “RENDAHNYA PENEMUAN SUSPECK TB PARU DARI TARGET 100%
Rendahnya pencapaian
suspeck TB Paru
Kurang sadarnya
masyarakat ttg
pemeriksaan dahak
Masyarakat Beranggapan
Pusk. Belum mampu
melakukan diagnosa
| 38
4) Penetapan CaraPemecahan Masalah
Menetapkan pemecahan masalah dengan menggunakan brainstorming/curah
pendapat
1) Identifikasi Masalah
P2 ISPA
| 40
dini dan tata
laksana
pneumonia pada
balita
1) Prioritas Masalah
Dari 8 kegiatan yang capaiannya masih rendah, dapat dipilih satu masalah yang
urgent, serius, dan tingkat perkembangan dampaknya tinggi apabila tidak ditangani,
dengan metode scoring USG dibawah ini :
Kurangnya pemberdayaan
kader dalam penemuan dini
2. kasus pneumonia pada balita 5 4 4 13 3
| 41
Berdasarkan hasil skoring prioritas masalah diatas, diketahui bahwa yang
menjadi prioritas permasalahan P2 ISPA di Puskesmas Raas dari yang paling urgent
dan harus cepat ditangani tersaji dalam tabel dibawah ini:
NO MASALAH
Kurang pengetahuan petugas kesehatan tentang penemuan dini dan tata laksana
2
pneumonia pada balita
3 Kurangnya pemberdayaan kader dalam penemuan dini kasus pneumonia pada balita
| 42
4) Kurangnya pengetahuan masyarakat Wilayah Puskesmas Raas tentang
pneumonia pada Tahun 2017
Dari hasil skoring USG, masalah yang urgent, serius dan dampaknya yang luas
apabila tidak ditangani adalah Cakupan penemuan dini kasus pneumonia pada
balita sangat rendah 3.6 %. Metode analisa pencarian akar masalah dapat
menggunakan analisa Problem tree (diagram pohon masalah), sehingga dapat
diketahui apa saja yang menyebabkan.Rendahnya Cakupan penemuan dini kasus
pneumonia pada balita
| 43
ANALISA PROBLEM TREE “CAKUPAN PENEMUAN DINI KASUS PNEUMONIA PADA BALITA SANGAT RENDAHKURANG DARI 0 %
Cakupan penemuan
dini kasus pneumonia
pada balita tidak ada
Kurang
Kurangnya informasi Kurangnya sound Petugas rangkap diberdayakannya
tentang progr am P2 Kurangnya Tidak ada anggaran
pengetahuan timer untuk program P2 ISPA program kader
ISPA
Belum ada
Belum adanya leafleat kemitraan dengan
jejaring
| 44
3) Penetapan Cara Pemecahan Masalah
| 45
5.6 Diare
1) Identifikasi Masalah
Diare
2) Prioritas Masalah
Dari 3 Upaya yang capaiannya masih rendah, dapat dipilih satu masalah yang
urgent, serius, dan tingkat perkembangan dampaknya tinggi apabila tidak ditangani,
dengan metode scoring USG dibawah ini :
| 46
Tabel Prioritas Masalah Menggunakan USG
Kurangnya kesadaran
penderita diare terhadap
4. manfaat oralit 5 5 3 13 3
Petugas kurang
memahami tentang
kegunaan tablet zink
5. terhadap diare 5 5 2 12 4
Kurangnya pengetahuan
6. ibu balita tentang aturan 4 3 10 6
3
pakai tablet zink
NO MASALAH
| 47
6 Kurangnya pengetahuan ibu balita tentang aturan pakai tablet zink
Dari hasil skoring USG, masalah yang urgent, serius dan dampaknya yang luas
apabila tidak ditangani adalah: Petugas yang kurang memahami tentang tatalaksana
diare. Metode analisa pencarian akar masalah dapat menggunakan analisa Problem
tree (diagram pohon masalah), sehingga dapat diketahui apa saja yang menyebabkan
masalah kurangnya pemahaman petugas tentang tatalaksana diare.
| 48
ANALISA PROBLEM TREE “RENDAHNYA CAKUPAN SURVEY PHBS DI 5 TATANAN KURANG DARI 10% DARI TARGET 100% “
Kurangnya pemahaman
petugas tentang
tatalaksana diare
Kurangnya
Kurangnya pembinaan
pemberdayaan
petugas di desa
masyarakat
| 49
4) Penetapan Cara Pemecahan Masalah
Alternatif Pemecahan
Penyebab
No Prioritas Masalah Pemecahan Masalah Ket
Masalah
Masalah Terpilih
1) Identifikasi Masalah
P2 Kusta
| 50
dan kader tentang
penyakit kusta
c. Penderita tidak
mengerti tanda dini
kusta
3. RFT penderita kusta 100% 81% a. Pencapaian RFT
penderita belum
100%
b. Kurangnyasosialis
asidaripemegangpr
ogramkepada
masyarakat dan
penderita kusta
4. Penderita Baru 100% 100% a. Capaian penemuan
pasca pengobatan penderita kusta
dengan score baru sebanyak 0
b. Kurangnya
kecacatannya tidak
pengetahuan
bertambah atau tetap petugas kesehatan
dan kader tentang
penyakit kusta
c. Penderita tidak
mengerti tanda dini
kusta
6. Proporsi tenaga 100% 100% a. Kurangnya
kesehatan di desa pengetahuan
endemis kusta petugas kesehatan
dan kader tentang
tersosialisasi
penyakit kusta
| 51
2) Prioritas Masalah
Dari 10 kegiatan yang capaiannya masih rendah, dapat dipilih satu masalah yang
urgent, serius, dan tingkat perkembangan dampaknya tinggi apabila tidak ditangani,
dengan metode scoring USG dibawah ini :
No TOTA PRIORIT
MASALAH U S G
. L AS
Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan
1. 5 5 5 15 1
dan kader tentang penyakit kusta
Kurangnyasosialisasidaripemegangprogra
2. 5 4 4 13 2
mkepada masyarakat dan penderita kusta
3. Penderita tidak mengerti tanda dini kusta 5 4 4 13 3
4. Penderita malu datang ke puskesmas 3 3 3 9 6
Penderita tidak tahubahwa ada
5. 4 3 4 11 4
obattersediagratis di puskesmas
6. Jarak rumah penderita kepuskesmas jauh 3 4 3 10 5
No. Masalah
1 Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan dan kader tentang penyakit kusta
2 Kurangnyasosialisasidaripemegangprogramkepada masyarakat dan penderita kusta
3 Penderita tidak mengerti tanda dini kusta
| 52
dari kasus kusta baru b. Kurangnyasosialisasidaripemegangprogramkepad
a masyarakat dan penderita kusta
c. Penderita tidak mengerti tanda dini kusta
2. Kasus kusta yang dilakukan a. Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan dan
PFS secara rutin kader tentang penyakit kusta
b. Kurangnyasosialisasidaripemegangprogramkepad
a masyarakat dan penderita kusta
c. Penderita tidak mengerti tanda dini kusta
3. RFT penderita kusta a. Kurangnyasosialisasidaripemegangprogramkepad
a masyarakat dan penderita kusta
b. Jarak rumah penderita ke puskesmas jauh
c. Penderita malu datang ke puskesmas
4. Penderita Baru pasca a. Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan dan
pengobatan dengan score kader tentang penyakit kusta
kecacatannya tidak bertambah b. Kurangnyasosialisasidaripemegangprogramkepad
a masyarakat dan penderita kusta
atau tetap
c. Penderita tidak mengerti tanda dini kusta
5. Proporsi kasus defaulter kusta a. Kurangnyasosialisasidaripemegangprogramkepad
a masyarakat dan penderita kusta
b. Jarak rumah penderita ke puskesmas jauh
c. Penderita malu datang ke puskesmas
6. Proporsi tenaga kesehatan di a. Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan dan
desa endemis kusta kader tentang penyakit kusta
tersosialisasi
| 53
Perumusan Masalah (5W+1H)
1) Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan dan kader tentang penyakit kusta
di wilayah kerja puskesmas raas tahun 2017 menyebabkan hasil penemuan
penderita kusta baru kurang sehingga tidak ada penderita kusta baru
2) Kurangnya sosialisasi dari pemegang program kepada masyarakat dan
penderita kusta di wilayah kerja puskesmas raas tahun 2017 menyebabkan
hasil penemuan penderita kusta baru kurang sehingga tidak ada penderita
kusta yang berobat ke puskesmas
3) Ketidakmengertian penderita kusta tentang tanda dini kusta di wilayah kerja
puskesmas raas tahun 2017 menyebabkan enggannya penderita berobat ke
puskesmas sehingga penderita tidak terobati sejak dini dan berobat ke dukun
4) Ketidaktahuan Penderita bahwa ada obat tersedia gratis di puskesmas raas
tahun 2017menyebabkan enggannya penderita berobat ke puskesmas
sehingga penderita tidak terobati sejak dini dan berrobat secara ramuan
tradisional
5) Jarak rumah penderita ke puskesmas raas jauh pada tahun 2017
menyebabkan penderita hanya menggunakan obat biasa di warung dan
ramuan sendiri sehingga penderita tidak terobati sejak dini dan berrobat
secara ramuan tradisional
6) Rasa malu penderita untuk datang berobat ke puskesmas raas tahun 2017
menyebabkan penderita penyakitnya tambah parah sehingga angka penderita
kusta dengan cacat 2 bertambah
| 54
ANALISA PROBLEM TREE “KURANGNYA PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DAN KADER TENTANG PENYAKIT KUSTA“
| 55
4) Penetapan Cara Pemecahan Masalah
Menetapkan pemecahan masalah dengan menggunakan brainstorming / curah
pendapat
| 56
transportasi kusta di kusta di
daerah daerah
terpencil terpencil
2. Kerja sama
dengan
petugas
kesehatan
di desa
6 Penderita malu datang ke puskesmas Kurangnya 1. Survey Survey
Survey penderita penderita
kusta di kusta di
daerah daerah
terpencil terpencil
2. Kerja sama
dengan
petugas
kesehatan
di desa
1) Identifikasi Masalah
Tabel Identifikasi Masalah Program HIV Tahun 2017
No Upaya Target Pencapaian Masalah
HIV
| 57
d. Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk
datang ke layanan
TKHIV
e. Kurangnya informasi
layanan TKHIV
2) Prioritas Masalah
Dari 2 kegiatan yang capaiannya masih rendah, dapat dipilih satu masalah yang
urgent, serius, dan tingkat perkembangan dampaknya tinggi apabila tidak ditangani,
dengan metode scoring USG dibawah ini :
Kurangnya pengetahuan
2. mayarakat tentang 5 4 4 13 3
pentingnya tes HIV
Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk datang ke
3. layanan TKHIV 4 4 3 11 5
Kurangnya informasi
layanan TKHIV
4. 4 4 4 12 4
| 58
HIV/AIDS
No. Masalah
Cakupan deteksi dini IMS- HIV-AIDS
1
Anak sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang belum dijangkau penyuluhan
2 HIV/AIDS
| 59
2) Anak sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang ada di wilayah Puskesmas Raas pada
tahun 2017 belum dijangkau penyuluhan HIV/AIDS
3) Kurangnya pengetahuan mayarakat di wilayah Puskesmas raas pada tahun 2017
tentang pentingnya tes HIV
4) Kurangnya informasi layanan TKHIV ke seluruh petugas kesehatan dan masyarakat
yang ada di wilayah puskesmas Raas pada tahun 2017
5) Kurangnya kesadaran masyarakat di wilayah puskesmas Raas pada tahun 2017 untuk
datang ke layanan TKHIV
| 60
ANALISA PROBLEM TREE “TIDAK ADA CAKUPAN DETEKSI DINI IMS ,HIV /AIDS KURANG DARI 90.2% DARI TARGET 100%
Masyarakat masih
Kurangnya informasi Kurangnya pengetahuan Sarana untuk penyuluhan malu/tabu untuk tes HIV
Tidak ada anggaran untuk Petugas rangkap program
layanan TKHIV masyarakat belum lengkap deteksi dini
Kurangnya pengetahuan
petugas
| 61
4) PenetapanCaraPemecahan Masalah
Menetapkan pemecahan masalah dengan menggunakan brainstorming/curah
pendapat
| 62
4 Kurangnya Kurangnya media Pengadaan Pengadaan
informasi informasi untuk Leaflet Leaflet
layanan penuluhan
TKHIV
1) Identifikasi Masalah
Tabel Identifikasi Masalah Program Program Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular Tahun 2017
No Upaya Target Pencapaian Masalah
PTM
| 63
6. Pendududuk usia lebih 30% 0
15 tahun yang a. Tidak adanya petugas
melakukan pemeriksaan dan penangung jawab
IMT posbindu
2) Prioritas Masalah
Dari 8 kegiatan yang capaiannya masih rendah, dapat dipilih satu masalah yang
urgent, serius, dan tingkat perkembangan dampaknya tinggi apabila tidak ditangani,
dengan metode scoring USG dibawah ini :
| 64
Penduduk dengan gula darah
lebih dari normal adalah
62% penduduk yang
8 memeriksa gula darah 4 3 5 12 3
No. Masalah
Kurang perencanaan dalam pelaksanaan iva test dan deteksi dini kanker payudara
2
Penduduk dengan gula darah lebih dari normal adalah 62% penduduk yang memeriksa
3 gula darah
4 Tidak adanya Petugas yang terampil dalam pelaksanaan IVA test kurang
| 65
Tabel Masalah Tiap Kegiatan
2. Perempuan usia 30-50 tahun yang a. Kurang perencanaan dalam pelaksanaan iva
di deteksi dini kanker servik dan test dan deteksi dini kanker payudara
payudara b. Tidak adanya Petugas yang terampil dalam
pelksanaan IVA test kurang
3. Sekolah yang ada di wilayah a. Petugas kurang paham dalam perencanaan
puskesmas yang melakukan KTR program KTR
b. Tidak ada koordinasi antara petugas PTM
dengan petugas pomkes dalam perencanaan
program KTR
c.
4. Penduduk usia lebih dari 15 tahun a. Posbindu hanya dilaksanakan di 7desa dan
yang melakukan pemeriksaan hanya 1 kali dalam 1 tahun
tekanan darah
| 66
3) Tingginya prosentase penduduk dengan gula darah di atas normal yaitu
penduduk yang memeriksa gula darah di puskesmas Raas pada tahun 2017
disebabkan antara lain gaya hidup, pola makan yang tidak benar,kurangnya
aktifitas fisik yang mengakibatkan banyaknya penderita penyakit DM .
4) Petugas yang terampil dalam pelksanaan IVA test kurang di puskesmas Raas
pada tahun 2017 karena hanya 1 petugas saja yang pernah mendapatkan
pelatihan deteksi dini kanker servik dan payudara sehingga petugas kurang
5) Kurang koordinasi dengan lintas sector dalam perencanaan kegiatan
posbindu di wilayah kecamatan Raas pada tahun 2017 disebabkan oleh
kurangnya komunikasi dengan lintas sektor antara lain kecamatan dan desa
untuk merencanakan kegiatan sehingga posbindu hanya bisa dilaksanakan di
1 desa aja.
6) Posbindu hanya dilaksanakan di 1 pos di wilayah kerja kecamatan Raas pada
tahun 2017 disebabkan oleh kurang pahamnya petugas tentang perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan posbindu sehingga petugas belum bisa
merencanakan dengan baik kegiatan ini dan baru bisa dilakukan di 1 desa
7) Petugas kurang paham dalam perencanaan program KTR di puskesmas Raas
pada tahun 2017 karena tidak adanya koordinasi antara pelaksana program
PTM dengan promkes
8) Sebagian besar penduduk memiliki IMT lebih dari normal di puskesmas Raas
pada tahun 2017 disebabkan antara lain gaya hidup, pola makan yang tidak
benar,kurangnya aktifitas fisik yang mengakibatkan banyaknya penduduk
dengan berat badan yang berlebihan yg bias meningkatkan resiko PTM.
9) Alat untuk pemeriksaan terbatas di puskesmas Raas pada tahun2017
dikarenakan tidak ada dana dan kurang perencanaan dalam pengadaan alat .
Dari hasil skoring USG, masalah yang urgent, serius dan dampaknya yang luas
apabila tidak ditangani adalah Cakupan kegiatan posbindu kurang dari target di
wilayah kerja kecamatan Raas. Metode analisa pencarian akar masalah dapat
menggunakan analisa Problem tree (diagram pohon masalah), sehingga dapat
diketahui apa saja yang menyebabkan Cakupan kegiatan posbindu kurang dari target
di wilayah kerja kecamatan Raas.
| 67
ANALISA PROBLEM TREE “CAKUPAN KEGIATAN POSBINDU KURANG DARI TARGET “
CAKUPAN KEGIATAN
POSBINDU KURANG
rendahnya pengetahuan
Kurangnya petugas
kurangnya pemanfaatan masyarakat tentang
Media komunikasi yang kesehatan dan tenaga Petugas rangkap program
leaflet, poster, banner keterbatasan dana pentingnya pemeriksaan
digunakan dan frekuensi terampil yang melakukan
dan brosur rutin untuk mendeteksi
pobindu hanya perawat
PTM
Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai
pentingnya pemeriksaan
rutin untuk mendeteksi
PTM
| 68
4) Penetapan Cara Pemecahan Masalah
| 69
dalam puskesmas mengenai pemeriksaan IVA
pelksanaan prosedur test dan kanker
IVA test pemeriksaan payudara
IVA test dan
kanker
payudara
3 Kurang kurangnya 1. Mengadakan 1. Mengadakan
koordinasi komunikasi MMD MMD
dengan dengan lintas 2. Mengadakan 2. Mengadakan
lintas sektor antara minlok lintas minlok lintas
sector lain sektor sector
dalam kecamatan
perencanaa dan desa
n kegiatan untuk
posbindu merencanakan
di wilayah kegiatan
kecamatan
Raas pada
tahun 2017
4 Posbindu Tidak ada dan 1. Pembinaan 1. Pembinaan
hanya pj petugas posbindu kepada posbindu kepada
dilaksanak tentang petrugas di desa petrugas di desa
an di 7 perencanaan 2. Pembentukan 2. Pembentukan
desa dan 1 dan posbindu baru di posbindu baru di tiap
kali dalam pelaksanaan tiap desa desa
1 tahun kegiatan Pelatihan kader
posbindu posbindu
| 70
paham antara petugas promkes dan
dalam pelaksana promkes dan UKS
program PTM
perencanaa UKS
dengan 2. Sosialisi
n program promkes 2. Sosialisi
sekolah KTR
KTR sekolah KTR
| 71
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Masalah kurangnya dan komunikasi dengan lintas sektor yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Raas pada Tahun 2017.
6.2 SARAN
Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan lintas sektor yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Raas untuk kelancaran kegiatan yang akan dilaksanakan di Tahun 2018.
| 72