Anda di halaman 1dari 66

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS CILAWU
Jl. Raya Garut – Tasikmalaya KM 08 Kec. Cilawu Kab. Garut
 (0262)2802725 E-mail : puskesmascilawudtp@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS CILAWU
NOMOR : ........./SK/PKM-CLW/I/2018

TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN UKM
UPT PUSKESMAS CILAWU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPT PUSKESMAS CILAWU,

Menimbang : a. bahwa dalam pelayanan UKM Puskesmas, perlu disusun


pedoman yang jelas di Puskesmas, sehingga setiap
karyawan yang memegang posisi baik pimpinan,
penanggung jawab maupun pelaksana akan melakukan
tugas sesuai dengan pedoman yang diberikan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dipandang pelu ditetapkan keputusan Kepala
UPT Puskesmas Cilawu tentang penetapan pedoman
pelayanan UKM UPT Puskesmas Cilawu;
Mengingat : 1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2013 Tenantang Kesehatan Matra
3. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 44


Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 46
Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
-2-

Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan tempat


praktik mandiri dokter gigi;
6. Peraturan Bupati Garut nomor 27 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Garut;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS CILAWU TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PELAYANAN UKM UPT
PUSKESMAS CILAWU.
KESATU : Menetapkan Pedoman Pelayanan UKM UPT Puskesmas
Cilawu terlampir pada surat keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Garut
pada tanggal 2 Januari 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS CILAWU,

NIA SONIAWATY

Salinan sesuai dengan aslinya


KASUBBAG TATA USAHA

DEDI KOESDIANA
Penata
NIP. 19630429 198903 1 005
-3-

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : /SK/ PKM.CLW/
/2018 TENTANG PENETAPAN
PEDOMAN PELAYANAN UKM UPT
PUSKESMAS CILAWU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
UPT Puskesmas Cilawu adalah salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) yang berada dalam wilayah kerja administratif Kecamatan
Cilawu yang terletak di sebelah utara Kabupaten Garut Jl. Garut-
Tasikmalaya KM 08 Desa Cilawu, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.
Dengan luas wilayah + 3128.282 Ha; terdiri dari 12 Desa yaitu Desa Cilawu,
Desa Pasanggrahan, Desa Margalaksana, Desa Dawungsari, Desa Dangiang,
Desa Sukamukti, Desa Ngamplang, Desa Ngamplangsari, Desa Desakolot,
Desa Mangkurakyat Dan Desa Sukahati.
Secara umum Puskesmas merupakan satuan organisasi yang
memberikan kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk
melaksanakan satuan tugas operasional pembangunan di wilayah kerja.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan
bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5
Permenkes RI No 75/2014 meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
-4-

Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 8


menyebutkan bahwa puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana
pendidikan tenaga kesehatan.
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan
nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan; Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial
dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.

B. Tujuan Pedoman
Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) bertujuan untuk
menjadi acuan bagi seluruh aktifitas pelayanan upaya kesehatan yang
dilaksanakan di UPT Puskesmas Cilawu , sehingga pada akhirnya
pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat dapat mendukung pencapaian
standar pelayanan minimal (SPM).

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Dalam menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM),
Penanggung Jawab UKM berwenang untuk:
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait;
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
-5-

6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia


Puskesmas;
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.

Ruang lingkup pelayanan upaya kesehatan di UPT Puskesmas Cilawu


meliputi 6 kegiatan essensial dan 1 kegiatan pengembangan. Upaya
kesehatan masyarakat esensial meliputi:
1. Upaya Kesehatan promosi kesehatan;
2. Upaya Kesehatan kesehatan lingkungan;
3. Upaya Kesehatan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
4. Upaya Kesehatan gizi;
5. Upaya Kesehatan pencegahan dan pengendalian penyakit Menular
6. Upaya Kesehatan Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular.
7. Upaya Kesehatan Perawatan Kesehatan Masyarakat
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten.
Sedangkan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan di UPT
Puskesmas Cilawu meliputi:
1. Upaya Kesehatan Olahraga (KESORGA)
2. Upaya Kesehatan Jiwa
3. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
4. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
5. Upaya Kesehatan Lansia
6. Upaya Kesehatan Pengobatan Tradisional (BATRA)
7. Upaya Kesehatan Indra
8. Upaya Kesehatan Matra
-6-

9. Upaya Kesehatan Remaja


10. Upaya SDIDTK
Upaya Kesehatan Pengembangan merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya
inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di
masing-masing Puskesmas

D. Batasan Operasional
1. Upaya Kesehatan Masyarakat esensial :
a. Upaya Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat.
b. Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya yang dilakukan oleh
Puskesmas untuk menjadikan lingkungan yang sehat dalam
rangka pencegahan terhadap penyakit yang berhubungan dengan
lingkungan dan menciptakan lingkungan yang dapat
mengoptimalkan penyembuhan suatu penyakit di masyarakat.
c. Upaya Kesehatan ibu dan anak dan KB adalah upaya kesehatan
primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan
ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta
upaya kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan
bayi, anak bawah lima tahun (BALITA) dan anak usia pra sekolah
dalam proses tumbuh kembang.
d. Keluarga Berencana adalah upaya kesehatan primer yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan
usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang
berkualitas.
e. Upaya peningkatan gizi masyarakat adalah kegiatan untuk
mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan
-7-

pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta


dukungan peran serta aktif masyarakat.
f. Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit adalah suatu
upaya untuk mencegah agar penyakit menular tidak menyebar
didalam masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan
memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan
kesehatan, surveilans dan imunisasi.
g. Upaya pencegahan penyakit tidak menular adalah Suatu upaya
untuk mencegah dan menanggulangi penyakit tidak menular yang
ditujukan pada penyakit-penyakit yang mempunyai factor resiko
yang sama yaitu jantung, stroke, hipertensi, diabetes mellitus,
penyumbatan saluran nafas kronis pada usia 15 tahun ke atas.
h. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat salah satu upaya
puskesmas yang mendukung peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dengan memadukan ilmu/ praktik keperawatan
dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan peran serta aktif
masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga
mandiri dalam upaya kesehatannya..

2. Upaya Kesehatan Masyarakat pengembagan :


a. Upaya Kesehatan Olahraga (KESORGA) adalah upaya yang
mengolah segala aspek medis dari kegiatan olahraga yang
merupakan aplikasi dari berbagai ilmu kedokteran terutama
fisiologi, kardiologi, orthopedi, ilmu gizi dan psikologi. Jadi
kesehatan olahraga adalah semua bentuk kegiatan yang
merupakan ilmu/ pengetahuan fisik pada umumnya yang
bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan kesegaran
jasmani.
-8-

b. Upaya kesehatan jiwa di puskesmas adalah upaya kesehatan jiwa


yang dilaksanakan di tingkat puskesmas secara khusus atau
terintegrasi dengan kegiatan pokok puskesmas lainnya, yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan dukungan
peran serta masyarakat baik di dalam gedung maupun di luar
gedung puskesmas yang ditujukan pada individu, keluarga,
masyarakat dan diutamakan pada masyarakat berpenghasilan
rendah, khususnya kelompok rawan tanpa mengabaikan
kelompok lainnya, dengan menggunakan teknologi tepat guna
yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat
setempat.
c. Upaya Kesehatan Kerja (UKK) adalah segala usaha bertujuan agar
pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental aupun sosial, dengan
usaha-usaha preventif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan -
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta enyakit-penyakit umum.
d. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) adalah Berdasarkan
undang-undang No: 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pelayanan
keseghatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan
penyakit gigi dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan.
e. Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan UKGMD
1) Meningkatnya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat .
2) Meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
mulut masyarakat
3) Meningkatnya sikap/kebiasaan pemeliharaan sehehatan gigi
dan mulut
4) Ibu hamil dan masyarakat mendapatkan pelayanan medic
gigi dasar.
Kegiatan UKGMD meliputi:
-9-

1) Kegiatan Promotif Meliputi: Upaya promotif dilakukan dengan


pelatihan kader UKGMD dan petugas kesehatan dalam bidang
kesehatan gigi serta pendidikan/ penyuluhan kesehatan gigi
dan mulut .
2) Kegiatan preventif meliputi: pemeriksaan dan sosialisasi cara
menyikat gigi yang baik dan benar.
f. Upaya Kesehatan Lansia adalah pelayanan kesehatan di kelompok
usia lanjut meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental
emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut sebagai alat
pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit
yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang
dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman
Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) usia lanjut atau catatan kondisi
kesehatan yang lazim digunakan di Puskesmas
g. Upaya Kesehatan Pengobatan Tradisional (BATRA) adalah satu
upaya pengobatan dan/atau perawatan, yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengatasi kesehatan,
pengobatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan
manfaat dan keamanannya perlu terus dibina, ditingkatkan,
dikembangkan dan diawasi untuk digunakan dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
h. Upaya Kesehatan Indra adalah upaya penanggulangan gangguan
penglihatan dan kebutaan dan atau upaya penanggulangan
gangguan pendengaran dan ketulian melalui kegiatan penyuluhan,
pencegahan penyakit penyakit, deteksi dini, pengobatan serta
upaya rujukan.
i. Upaya Kesehatan Matra adalah upaya kesehatan dalam bentuk
khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan
fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan
yang serba berubah secara bermakna, baik di lingkungan darat,
laut, maupun udara.
j. Upaya Kesehatan Remaja upaya untuk mengatasi masalah
kesehatan remaja, baik promotif, preventi, kuratif dan rehabilittif
-10-

di dalam maupun diluar gedung Puskesmas. Pelayanan kesehatan


yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh remaja, menyenangkan,
menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja,
menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan
kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi
kebutuhan tersebut.
k. Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif
dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi
dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5tahun pertama
kehidupan.
-11-

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Upaya Kesehatan
Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) yang ada di UPT Puskesmas Cilawu :
3. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial :

Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

Pelayanan promosi Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar


kesehatan minimal D III belakang pendidikan S-I
Kesehatan Masyarakat
Pelayanan Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar
kesehatan minimal D III belakang pendidikan D III
lingkungan
Pelayanan Pendidikan Diampu oleh 21 orang dengan
kesehatan ibu, minimal D III latar belakang pendidikan D IV
anak, dan keluarga kebidanan 9 orang pendidikan D
berencana III 12 orang
Pelayanan gizi Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar
minimal D III belakang pendidikan D III Gizi
Pelayanan Pendidikan Diampu oleh 8 orang dengan latar
pencegahan dan minimal D III belakang pendidikan S-1
pengendalian Kesehatan masyarakat (6 orang)
penyakit dan D III keperawatan (1 orang),
D III Kebidanan 1
Layanan Pendidikan Diampu oleh 7 orang dengan latar
Komprehensif minimal D III belakang pendidikan S-1
Berkesinambungan Kedokteran 2 orang, D III
Kebidanan 2 orang, DIII Analis
Kesehatan 1 orang, S-1 Farmasi
1 orang
-12-

4. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan

Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

Upaya Kesehatan Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar


Olahraga minimal D III belakang pendidikan S1+Ners
(KESORGA) Keperawatan

Upaya Kesehatan Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar


Jiwa minimal D III belakang pendidikan S1+Ners
Keperawatan
Upaya Kesehatan Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar
Kerja (UKK) minimal D III belakang pendidikan SI + Ners
Keperawatan
Upaya Kesehatan Pendidikan Diampu oleh 1 orang denganlatar
Gigi Masyarakat minimal D III belakang pendidikan D III
(UKGM) Perawat Gigi &/ Perawat Gigi
Dokter Giggi
Upaya Kesehatan Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar
Lansia minimal D III belakang pendidikan DIII
Keperawatan
Upaya Kesehatan Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar
Pengobatan minimal D III belakang pendidikan SI
Tradisional Keperawatan
(BATRA)

Upaya Kesehatan Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar


Indra minimal D III belakang pendidikan SI
Keperawatan
PKPR Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar
minimal D III belakang pendidikan DIV
-13-

Kebidanan

B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab program upaya kesehatan dan latar belakang
profesinya adalah sebagai berikut:

1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial :

Kegiatan Petugas Pendidikan / Profesi

Penanggung Jawab
Lies Ratna Asih, SST DIV Kebidanan
UKM
Pelayanan promosi Nandang Suandi, SKM S1 Kesmas /Promkes
kesehatan
Pelayanan kesehatan Asep Mulyana, AMKL D3 Sanitarian
lingkungan
Pelayanan kesehatan Lies Ratna Asih, S. ST D IV Kebidanan
ibu, anak, dan
keluarga berencana
Pelayanan gizi Ida Rahmawati, AMd.Gz D III Gizi
Pelayanan
pencegahan dan
pengendalian
penyakit;
Membawahi
Pelaksana Program :
1. P2 Diare & ISPA. 1. Evi Meliana, S,Kep Keperawatan
ISP Ners S1+Ners
2. P2 TB Paru 2. Hj.Dewi Lengkanawati, D III Keperawatan
AMd Kep, SKM
3. Surveilans, 3. Dede Suryadi, S.Kep, S 1 Keperawatan +
Malaria Ners Ners
4. Penyakit DBD 4. Icang Suryana, S.Kep S 1 Keperawatan
5. HIV AIDS, 5. Wiwi Wikarningsih, DIII Kebidanan
Imunisasi AMd Keb
6. P2 Kusta 6. Neneng Nurunnisa, S I Keperawatan
S.Kep
7. POPM 7. Rianto M, Amd.Kep D3 Keperawatan
-14-

Kegiatan Petugas Pendidikan / Profesi

8. Rabies 8. Rianto M, Amd.Kep D3 Keperawatan


9. P2 PTM 9. Yeni Eka, S.Kep Ners SI Keperawatan
PPTM Yeni Eka Susilawati, S 1 Keperawatan +
S.Kep, Ners Ners
Pelayanan Ikhlas Ibnu S. Kep Ners S1 Keperawatan +
Perawatan Nurse
Kesehatan
Masyarakat

2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan

Kegiatan Petugas Pendidikan / Profesi

Penanggung Jawab
Hj Dewi Lengkanawati,
UKM D III Keperawatan
AMd Kep, SKM
Pengembangan
Upaya Kesehatan Agus Saepul H. S.Kep. S1 Keperawatan +
Olahraga Ners Nurse/
Perawat
(KESORGA)

Upaya Kesehatan Agus Saepul H. S.Kep. S1 Keperawatan +


Jiwa Ners Nurse/
Perawat

Upaya Kesehatan Agus Saepul H. S.Kep. DIII Keperawatan


Kerja (UKK) Ners
Upaya Kesehatan Wida Resmiati, AMKG DIII Keperawatan
Gigi Masyarakat Gigi
Desa (UKGMD)
Kesehatan Matra Hj. Deulis Lindawati, S 1 Keperawatan,
S.Kep, Ners Ners
Upaya Kesehatan Hj Dewi Lengkanawati, D III Keperawatan
Lansia AMd Kep, SKM

Upaya Kesehatan Neneng Nurunnisa, S.Kep SI Keperawatan


Pengobatan
Tradisional (BATRA)
Upaya Kesehatan Dedi, SKM, Ners SI Keperawatan, Ners
-15-

Kegiatan Petugas Pendidikan / Profesi

Indra

PKPR Meli Rahmawati, SKM S 1 Kesmas


SDIDTK Hj. Neneng Lendarmiyani, D IV Kebidanan
SST

C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun
tri bulanan / lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu
tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan
dikoordinasikan setiap pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya
kesehatan di koordinasikan oleh Kepala UPT Puskesmas Cilawu .
-16-

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya kesehatan,
UPT Puskesmas Cilawu memiliki:
1. Satu (1) unit mobil puskesmas keliling/ambulance
2. Satu (1) unit kendaraan roda dua
3. 2 (dua) Seperangkat LCD Proyektor
4. 9 (sembilan) unit laptop
5. 12 (dua belas) PC
Adapun fasilitas penunjang untuk masing-masing kegiatan upaya
kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Kegiatan Sarana-prasarana
Pelayanan promosi kesehatan  Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Pamflet
 Form PHBS
 LCD
Pelayanan kesehatan lingkungan  Senter
 Block Grill
 Kit Sampling air
 Alat pembasmi nyamuk
 Leaflet
Pelayanan kesehatan ibu, anak,  Tensimeter
dan keluarga berencana  Stetoskop
 Stetoskop laennec
 Termometer
 Doppler
 USG
 KB set
 Partus set
 IUD set
 Spuit
 Pita pengukur
Pelayanan gizi  Leaflet
-17-

Kegiatan Sarana-prasarana
 Panduan Diet
 Food Model
 Timbangan dan
Mikrotois

Pelayanan pencegahan dan  Leaflet/Brosur


pengendalian penyakit penyuluhan penyakit
 Poster
 Blanko surveilans
 Pedoman KLB
 Senter
 Alat-alat pelindung diri
 Alat kebersihan
lingkunagn
 Alat Body Analizer
 PTM Kit
Layanan Komprehensif  Leaflet/Brosur
penyuluhan penyakit
Berkesinambungan
 Poster
 Blangko Inform consent
 IMS set
 Senter
 Alat-alat pelindung diri
 VCT set
-18-

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Tatalaksana Upaya Promosi kesehatan


Program pelayanan promosi kesehatan mengutamakan terciptanya
perilaku masyarakat untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan
melalui upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan terciptanya
perilaku masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan yang sudah
terjadi melalui upaya kuratif dan rehabilitatif.
1. Penanggung jawab:
 Petugas promkes
2. Perangkat Kerja
 Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Pamflet
 Form PHBS
 Infokus
 PC
3. Tujuan
Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk hidup sehat dan pengembangan upaya kesehatan
yang bersumber masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang
kondusif untuk mendukung perubahan perilaku masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat.
4. Konsep dan Metode
-19-

Konsep dan metode yang digunakan adalah metode komunikasi dan


media atau sarana informasi. Sarana informasi juga perlu ditetapkan
atau dipilih untuk mengikuti metode yang telah ditetapkan. Metode
komunikasi yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, dialog,
demonstrasi, konseling dan bimbingan belajar.
5. Kegiatan
a. Promosi Kesehatan Dalam Gedung

1) Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K)

KIP/K adalah upaya pemberdayaan individu dan keluarga oleh

petugas puskesmas melalui proses pembelajaran pemecahan

masalah dengan sasaran individu. Cakupan Komunikasi

Interpersonal dan Konseling (KIP/K) di Puskesmas adalah

Jumlah pengunjung yang mendapat KIP/K di klinik khusus

atau klinik terpadu KIP/K sebagai tentang Gizi, P2M, sanitasi,

PHBS dan lain-lain sesuai kondisi/masalah pengunjung

sebanyak 5% pengunjung Puskesmas.

2) Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam

gedung Puskesmas

Penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat

pengunjung Puskesmas (5-30 orang) di tempat khusus/ ruang

tunggu/ tempat tidur (bedseat teaching), dengan waktu ± 10-15

menit dengan materi sesuai issu aktual /masalah kesehatan

setempat dengan didukung alat bantu / media penyuluhan.

Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam gedung

Puskesmas adalah penyampaian informasi kesehatan kepada

sasaran pengunjung Puskesmas (5-30 orang) yang


-20-

dilaksanakan oleh petugas, dilaksanakan 96 kali dalam satu

tahun atau rata-rata 8 kali dalam setiap bulan.

3) Cakupan Institusi Kesehatan ber-PHBS

Institusi Kesehatan adalah Puskesmas dan jaringannya

(Puskesmas Pembantu). Pengkajian dan pembinaan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan institusi kesehatan

(Puskesmas dan jaringannya) dengan melihat 6 indikator PHBS

( menggunakan air bersih, menggunakan jamban, membuang

sampah pada tempatnya, tidak merokok di institusi pelayanan

kesehatan, tidak meludah sembarangan, memberantas jentik

nyamuk) yang telah dilakukan. Cakupan Institusi Kesehatan

yang ber-PHBS adalah persentase institusi kesehatan yang ber-

PHBS yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu

satu tahun.

b. Promosi Kesehatan Luar Gedung

1) Cakupan Pengkajian dan Pembinaan PHBS di Tatanan

Rumah Tangga

Pengkajian dan pembinaan PHBS di tatanan Rumah tangga

dengan melihat 10 indikator perilaku di rumah tangga, 10

indikator perilaku di rumah tangga :

 Persalinan dengan Tenaga Kesehatan

 Memberi ASI Eksklusif

 Menimbang bayi dan Balita setiap bulan

 Menggunakan air bersih

 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun


-21-

 Menggunakan jamban sehat

 Memberantas jentik di rumah

 Makan sayur dan buah setiap hari

 Melakukan aktivitas fisik setiap hari

 Tidak merokok di dalam rumah

Cakupan rumah tangga ber-PHBS adalah presentase rumah

tangga yang melaksanakan 10 indikator PHBS rumah tangga di

wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

2) Cakupan Pemberdayaan Masyarakat melalui Penyuluhan

Kelompok oleh Petugas di Masyarakat

Penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat (5-30

orang) di tempat khusus/tempat pertemuan masyarakat,

dengan waktu ± 10-15 menit dengan materi sesuai issu aktual/

masalah kesehatan setempat dengan didukung alat bantu/

media penyuluhan.

Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di masyarakat

adalah penyampaian informasi kesehatan kepada

sasaran/masyarakat (5-30 orang) yang dilaksanakan oleh

petugas, dilaksanakan 1 kali sebulan di setiap RW/ Posyandu

di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

(Jumlah RW/ Posyandu x 12 kali).

3) Cakupan Pembinaan UKBM dilihat melalui persentase (%)

Posyandu Purnama & Mandiri

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah


-22-

kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan

utamanya lebih dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat

yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% kepala

keluarga di wilayah kerja posyandu.

Posyandu mandiri adalah posyandu yang dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah

kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan

utamanya lebih dari 50% mampu menyelenggarakan program

terbesar serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana

sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari

50% kepala keluarga yang bertempat tinggal di wilayah kerja

posyandu.

Cakupan Pembinaan UKBM Dilihat Melalui Persentase (%)

Posyandu Purnama dan Mandiri adalah persentase jumlah

posyandu Purnama dan Mandiri yang ada di wilayah kerja

Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

4) Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat

melalui Persentase (%) Desa Siaga Aktif

Desa/ Kelurahan Siaga Aktif adalah desa/ Kelurahan yang

memiliki komponen (1) Pelayanan Kesehatan Dasar (2)

Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan

mendorong upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan

kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan

lingkungan, (3) PHBS.


-23-

Desa/ Kelurahan/ RW Siaga dibagi ke dalam empat tahapan

atau kategori yaitu Pratama, Madya, Purnama dan mandiri.

Pentahapan atau kategori ini dilihat berdasarkan terlaksananya

delapan criteria Desa/ Kelurahan/ RW siaga Aktif yaitu :Siaga

Aktif adalah desa yang telah melaksanakan minimal 5 indikator

yaitu (1) Forum Desa/ Kelurahan (2) Kader Pembangunan

Masyarakat/Kader Masyarakat (3) Kemudahan akses pelayanan

kesehatan dasar (4) Posyandu dan UKBM lainnya aktif (5)

Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di Desa/Kelurahan

(pemerintah desa/ kelurahan, masyarakat, dunia usaha) (6)

Peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan (7)

Peraturan Kepala Desa atau Peraturan Bupati/ Walikota (8)

Pembinaan PHBS di rumah tangga.

Cakupan Desa/ Kelurahan Siaga Aktif adalah persentase

jumlah desa siaga aktif di wilayah kerja Puskesmas dalam

kurun waktu satu tahun

5) Cakupan Pemberdayaan Individu/ Keluarga melalui

Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah merupakan kegiatan yang di lakukan oleh

petugas kesehatan sebagai tindak lanjut upaya promosi

kesehatan di dalam gedung puskesmas yang telah di lakukan

kepada pasien/keluarga atau dilakukan terhadap keluarga

yang karena masalahnya memerlukan pembinaan.

Cakupan kunjungan rumah adalah persentase kegiatan KIP/K

yang dilakukan petugas Puskesmas terhadap individu/keluarga


-24-

yang dilakukan di rumahnya di wilayah kerja Puskesmas dalam

kurun waktu satu tahun.

c. Pelayanan UKS Cakupan Sekolah (SD/MI/ sederajat) yang

melaksanakan penjaringan Kesehatan

Yang dimaksud dengan penjaringan usaha kesehatan anak

sekolah adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan kesehatan pada

peserta didik yang meliputi pemeriksaan :

1) Pemeriksaan keadaan umum

2) Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi

3) Penilaian status gizi

4) Pemeriksaan gigi dan mulut

5) Pemeriksaan indera (penglihatan dan pendengaran)

6) Pemeriksaan laboratorium

7) Pengukuran kesegaran jasmani

8) Deteksi dini penyimpangan mental emosional

Penjaringan kesehatan dilakukan 1 tahun sekali pada awal tahun

pelajaran terhadap siswa kelas 1 SD/MI atau sederajat.

Penjaringan kesehatan dilakukan oleh suatu Tim Penjaringan

Kesehatan di bawah koordinasi puskesmas. Tim tersebut terdiri

dari tenaga kesehatan Puskesmas, guru dan kader kesehatan

(dokter kecil/kader kesehatan remaja) dari sekolah yang

bersangkutan.

Cakupan sekolah yang melaksanakan penjaringan adalah

persentase jumlah Sekolah (SD/MI/ sederajat) yang melaksanakan


-25-

penjaringan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun

waktu satu tahun.

6. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan promosi kesehatan pada RKA
(yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of
action Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang
bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau PPTK
BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa
pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan

B. TATALAKSANA UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


Upaya Penyehatan Lingkungan adalah program yang lebih mengarah

pada upaya hygiene dan sanitasi di lingkungan rumah tangga

maupun lingkungan komunal dalam rangka mengupayakan

meminimalkan, menekan atau menghilangkan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi keadaan kesehatan masyarakat. Kegiatan

pokok dari program ini adalah penyehatan air, hygiene dan sanitasi

makanan dan minuman, penyehatan tempat pembuangan sampah


-26-

dan limbah, penyehatan lingkungan permukiman dan jamban

keluarga, pengawasan sanitasi tempat-tempat umum / Industri, dan

pengendalian vektor.

1. Penanggung jawab
 Sanitarian
2. Perangkat Kerja
 Senter
 Block Grill
 Kit Sampling air
 Alat pembasmi nyamuk
 Leaflet
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan
terwujudnya kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat
melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian
yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan
menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih
baik.

b. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin
masyarakat mencapai derajat kesehatan yang optimal
b. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikutsertaan
sektor lain yang bersangkutan, serta bertanggung jawab atas
upaya peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup.
c. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan
lingkungan dan permukiman yang berlaku.
d. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang
kegiatan dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan
pemukiman.
-27-

e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana


sanitasi perumahan, kelompok masyarakat, tempat
pembuatan/penjualan makanan, perusahaan dan tempat-
tempat umum.
4. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus
dilakukan Puskesmas meliputi:
 Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

 Cakupan Pengawasan Rumah Sehat

 Cakupan pengawasan sarana air bersih

 Cakupan Pengawasan Jamban

 Cakupan Pengawasan SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah)

 Cakupan Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)

 Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)

 Cakupan Pengawasan Industri

 Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi

a. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah salah satu

Program Nasional di bidang sanitasi yang bersifat lintas

sektoral. Program ini telah dicanangkan pada bulan Agustus

2008 oleh Menteri Kesehatan RI.

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup

bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan

langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya

lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan

meningkatkan kesehatan manusia.


-28-

Kembali ke bahasan awal tentang STBM atau Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat. Dari pengertian sanitasi sebelummnya

dapat sedikit kita mengerti bahwa STBM ini merupakan salah

satu upaya pemerintah untuk membuat pembudayaan hidup

bersih secara meyeluruh dalam masyarakat untuk

menurunkan kejadian penyakit diare beserta penyakit lainnya

yang berbasis sanitasi dan kebersihan.

Ada indikator output STBM yang ditetapkan oleh pemerintah,

yaitu:

1. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap

sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan

komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat

(ODF).

2. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air

minum dan makanan yang aman di rumah tangga.

3. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam

suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan,

puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan

(air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang

mencuci tangan dengan benar.

4. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.

5. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

b. Cakupan Pengawasan Rumah Sehat


-29-

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal

atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah sehat

adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat

kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air

bersih, pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,

ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan

lantai yang tidak terbuat dari tanah (kedap air). Syarat rumah

sehat :

 Pencahayaan : cukup, terang di semua ruangan untuk

membaca

 Atap : tidak bocor

 Dinding : bersih, kering dan kuat

 Tersedia jamban keluarga yang sehat

 Tersedia air bersih

 Pengudaraan : segar, banyak udara yang masuk

 Lantai : bersih, teratur, rapih, ada dinding pemisah, bebas

tikus dan nyamuk

 Ada sarana pembuangan air limbah

Cakupan rumah sehat adalah persentase jumlah rumah sehat

yang ada di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu 1

tahun

c. Cakupan pengawasan sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-

hari, seperti minum/ masak serta mandi/ cuci dan lain-lain.

Air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang dalam


-30-

penggunaannya harus dimasak dahulu (masak dan minum).

Persyaratan fisik air bersih : jernih, tidak berbau dan tidak

berasa. Persyaratan bakteriologis : tidak mengandung E. Coli.

Air bersih dapat diperoleh dari sarana air berupa sarana air

bersih berupa: nonperpipaan seperti SGL (sumur gali), sumur

pompa tangan (SPT), sarana air bersih perpipaan (seperti: kran

umum, hidran umum, terminal air), penampungan mata air

(PAH),dll.

Cakupan pengawasan air bersih adalah persentase jumlah

sarana air bersih yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas

pada kurun waktu satu tahun.Hasil cakupan pengawasan air

bersih di UPT Puskesmas Cilawu Kecamatan Cilawu Tahun

2016 adalah dari sasaran 35167 saran air bersih yang ada di

wilayah UPT Puskesmas Cilawu Kecamatan Cilawu dengan

target 80% tercapai sebanyak 27035 sarana air bersih yang

diperiksa atau 76,88%.

d. Cakupan Pengawasan Jamban

Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang digunakan

oleh keluarga (1 jamban untuk 5 orang ). - Jamban sehat

adalah fasilitas pembuangan tinja dan menggunakan septic

tank dengan sarana air bersih. Jamban terdiri dari 3 bagian:

rumah jamban, lubang jamban dan tempat penampungan tinja

yang disebut septic tank. Kriteria jamban sehat: ruangan cukup


-31-

leluasa untuk bergerak, pencahayaan dan ventilasi cukup,

lantai tidak licin, tidak menjadi sarang serangga, septitank

sekurang-kurangnya 10 m dari sumber air. Cakupan

pengawasan jamban adalah persentase jumlah jamban yang

diperiksa di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu

tahun.

Hasil Cakupan pengawasan jamban di UPT Puskesmas Cilawu

Kecamatan Cilawu Tahun 2016 adalah : dari sasaran sarana

jamban yang ada sebanyak 35167 buah (target 75%) baru

sebanyak 30535 jamban yang diperiksa atau sekitar 86,83%.

e. Cakupan Pengawasan SPAL (Sarana Pembuangan Air

Limbah)

Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) merupakan sarana

untuk pembuangan air limbah rumah tangga. SPAL sehat

adalah fasilitas pembuangan air limbah yang sifatnya tertutup

dan tidak mencemari. Cakupan Pengawasan SPAL adalah

Persentase jumlah SPAL (jumlah rumah tangga ) yang diperiksa

di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.

Hasil Cakupan Pengawasan SPAL di UPT Puskesmas Cilawu

Kecamatan Cilawu Tahun 2016 adalah dari Jumlah SPAL

rumah tangga yang ada di ada di wilayah kerja Puskesmas

sebanyak 35.167 buah dengan target 80% tercapai sebayak

29.975 SPAL yang diperiksa atau 85,24%

f. Cakupan Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)


-32-

Tempat umum adalah suatu bangunan atau tempat yang

dipergunakan untuk sarana pelayanan umum. Suatu tempat

yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti: hotel,

terminal, pasar, rumah sakit, pertokoan, depot air minum isi

ulang, bioskop, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah,

restoran. Tempat umum yang memenuhi syarat : terpenuhinya

sanitasi dasar (seperti air, jamban, limbah, sampah),

terlaksananya pengendalian vektor, pencahayaan dan ventilasi

sesuai dengan kriteria atau persyaratan atau standar

kesehatan. Cakupan pengawasan tempat-tempat umum adalah

persentase jumlah TTU yang diperiksa di wilayah kerja

Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.

Hasil Cakupan pengawasan tempat-tempat umum di UPT

Puskesmas Cilawu Kecamatan Cilawu Tahun 2016 adalah dari

jumlah Tempat-tempat umum (TTU) yang ada di wilayah kerja

UPT Puskesmas Cilawu Kecamatan Cilawu sebanyak 106 buah

TTU dengan target 75% baru sekitar 60 TTU yang diperiksa

atau 56,60%

g. Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)

Tempat pengolahan makanan (TPM) merupakan suatu

bangunan yang dipergunakan untuk mengelola makanan.

Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum

seperti : pengrajin makanan, jasaboga, pembuat kue, dll. TPM

yang memenuhi syarat: terpenuhinya sanitasi dasar (seperti:

air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian


-33-

vektor, higiene sanitasi makanan minuman, pencahayaan, dan

ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan atau standar

kesehatan. Cakupan pengawasan TPM adalah persentase

jumlah TPM yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas pada

kurun waktu 1 tahun

Hasil Cakupan pengawasan TPM di UPT Puskesmas Cilawu

Kecamatan Cilawu Tahun 2016 adalah dari Tempat

pengolahan makanan (TPM) yang ada di wilayah kerja UPT

Puskesmas Cilawu Kecamatan Cilawu Tidak ada.

h. Cakupan Pengawasan Industri

Industri adalah industri rumah tangga yang mengelola

makanan dan minuman atau disebut PIRT (Perusahaan

Industry Rumah Tangga). Industri rumah tangga (IRT) adalah

perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat

tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga

semi otomatis. Pengawasan kesehatan lingkungan kerja

perkantoran atau industry dilaksanakan secara berkala

sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. Pengawasan

kesehatan lingkungan kerja meliputi penyehatan air,

penyehatan udara, pengelolaan limbah, pencahayaan,

kebisingan, getaran, radiasi, pengendalian vector penyakit,

penyehatan ruang dan bangunan, instalasi serta pengawasan

kebersihan toilet dan lain-lain yang dianggap perlu baik secara

fisik maupun laboratories dengan menggunakan formulir

pengawasan. Cakupan pengawasan industri adalah persentase


-34-

pengawasan industri yang dilaksanakan oleh petugas

Puskesmas yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun

waktu satu tahun.

Hasil Cakupan pengawasan industri di UPT Puskesmas Cilawu

Kecamatan Cilawu Tahun 2016 tidk ada diakrenakan di

wilayah Puskesmas Cilawu tidak ada sasaran.

i. Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi

Klinik Sanitasi merupakan suatu wahana yang berfungsi

mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk pencegahan

penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis

dari petugas Puskesmas melalui proses konseling dan

kunjungan rumah penderita berbasis lingkungan dan klien.

Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri

sendiri, tetap sebagai bagian integral dari kegiatan Puskesmas.

Cakupan konseling Klinik Sanitasi adalah persentase konseling

yang diberikan oleh petugas Puskesmas pada penderita

Penyakit Berbasis Lingkungan/ klien di Puskesmas dalam

kurun waktu satu tahun.

Hasil Cakupan konseling Klinik Sanitasi di UPT Puskesmas

Cilawu Kecamatan Cilawu Tahun 2016 tidak ada

5. Tata Laksana
a. Perencanaan (P1)
Sanitarian merencanakan kegiatan kesehatan lingkungan pada
RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK
-35-

(plan of action Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan


yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau PPTK
BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa
pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan

C. TATALAKSANA UPAYA KESEHATAN IBU, ANAK DAN KB


1. Petugas Penanggung jawab
a. Bidan
2. Perangkat kerja
a. Tensimeter
b. USG
c. stetoskop
d. stetoskop laennec
e. termometer
f. Doppler
g. USG
h. KB set
i. Partus set
j. Kulkas vaksin
k. Spuit
l. Pita pengukur
-36-

3. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


a. Pengertian
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah.
Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu prioritas
utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini
bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan
program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit
di kalangan ibu.
Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu
prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia.
Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan
bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu
tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan
kejadian sakit di kalangan ibu.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Terciptanya pelayanan berkualitas dengan partisipasi
penuh pengguna jasa dan keluarganya dalam mewujudkan
bahwa setiap ibu mempunyai kesempatan yang terbaik
dalam hal waktu dan jarak antar kehamilan, melahirkan
bayi sehat yang aman dalam lingkungan yang kondusif
sehat, dengan asuhan antenatal yang adekuat, dengan gizi
serta persiapan menyusui yang baik.
2) Tujuan Khusus
a) Memberikan pelayanan kebidanan dasar dan KIE kepada
ibu hamil termasuk KB berupa pelayanan antenatal, dan
pelayanan nifas serta perawatan bayi baru lahir.
-37-

b) Memberikan pertolongan pertama penanganan


kedaruratan kebidanan dan neonatal serta merujuk ke
fasilitas rujukan primer (RS Dati II) sesuai kebutuhan
c) Memantau cakupan pelayanan kebidanan dasar dan
penaganan kedaruratan kebidanan neonatal
d) Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara
berkelanjutan
e) Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran
serta masyarakat dalam upaya KIA
f) Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh
balita dan anak pra sekolah yang meliputi pemeriksaan
kesehatan rutin pemberian imunisasi dan upaya
perbaikan gizi
g) Melaksanakan secara dini pelayanan program dan
stimulasi tumbuh kembang pada seluruh balita dan anak
pra sekolah yang melipui perkembangan motorik,
kemampuan berbicara dan kognitif serta sosialisasi dan
kemandirian anak
h) Melaksanakan management terpadu balita sakit yang
datang berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk
pelayanan pra rujukan dan tindak lanjutnya

4. Keluarga Berencana
a. Pengertian
Adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan
dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam
menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas.
Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah meningkatkan derajat
kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya dalam
pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu kehamilan serta
jarak antar kehamilan guna menurunkan angka kelahiran
nasional
b. Tujuan
-38-

1) Tujuan Umum
Adalah terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan
penuh pengguna jasa pelayanan dan keluarganya dalam
mewujudkan bahwa setiap pasangan usia subur mempunyai
kesempatan yang terbaik dalam mengatur jumlah, waktu
dan jarak antar kehamilan guna merencanakan dan
mewujudkan suatu keluarga kecil, bahagia dan sejahtra.
2) Tujuan Khusus
b. Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan
KIE kepada pasangan usia subur dan keluarganya
c. Memberikan pertolongan pertama/penanganan efek
samping dan kegagalan metode kontrasepsi serta
merujuk ke fasilitas rujukan primer (RS Dati II) sesuai
dengan kebutuhan
d. Memantau cakupan pelayanan kontrasepsi dan
kegagalan metoda kontrasepsi
e. Meningkatkan kualitas pelayanan KB secara
berkelanjutan
f. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran
serta masyarakat dalam upaya KB
g. Memberikan pelayanan kesehatan pasangan usia subur,
calon pasangan usia subur, serta anggota keluarga yang
lain dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan
fungsi reproduksinya
h. Melaksanakan penanganan infentaris pasangan usia
subur yang berkualitas dan merunjuk ke fasilitas
rujukan primer sesuai dengan kebutuhan
i. Melaksanakan managemen terpadu pelayanan
kontrasepsi yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan
termasuk pelayanan pra rujukan dan tindakan lanjutnya

3. Kegiatan
-39-

Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan


derajat kesehatan ibu dan anak dalam rangka menurunkan
angka kematian ibu dan anak.Pelayanan KIA Puskesmas
terdiri dari:
 pelayanan kesehatan ibu hamil
 pelayanan kesehatan ibu bersalin
 pelayanan kesehatan ibu nifas
 Pelayanan kesehatan neonatus, bayi, anak balita dan
anak pra sekolah
 Pelayanan USG
 Pelayanan keluarga berencana

Cakupan pelayanan KIA disuatu wilayah kerja perlu dipantau

secara terus menerus, agar diperoleh gambaran yang jelas

mengenai kelompok mana dalam wilayah kerja tersebut yang

paling rawan. Dengan diketahuinya lokasi rawan kesehatan ibu

dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat lebih diperhatikan

dan dicarikan pemecahan masalahnya. Untuk memantau cakupan

pelayanan KIA tersebut dikembangkan sistem Pemantauan

Wilayah Setempat (PWS-KIA).

Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-

KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau

cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah kerja secara terus

menerus, agar dapat dilakukan tindak-lanjut yang cepat dan tepat

terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA-nya masih

rendah.

Target Cakupan pelayanan KIA di UPT Puskesmas Cilawu

Kecamatan Cilawu pada Tahun 2018 yaitu :


-40-

 K1

 K4

 Linakes

 Resti Tenaga Kesehatan

 Resti Masyarakat

 KN1

 KN Lengkap

 Neonatal Komplikasi

 Penanganan Komplikasi

 Bayi Sakit

 Vit.A Nifas

 Fe3 Gizi

 KF

 K.Balita

 K.Bayi

 CPR

 MTBS

a. Sasaran KIA

Pemantauan pelayanan KIA secara individu melalui kohort

dilakukan secara teratur dan berkesinambungan berdasarkan

jumlah sasaran yang ditemukan di lapangan per dusun/ per desa.

Kegiatan ini dilakukan perwilayah kerja Desa dan Puskesmas.

Jenis saran KIA adalah sebagai berikut :

 Jumlah Sasaran BUMIL

 Jumlah Sasaran BULIN


-41-

 Jumlah Sasaran NEO

 Jumlah Sasaran BAYI

 Jumlah Sasaran BUTEKI

 Jumlah Sasaran BALITA

1) Pelayanan Antenatal.

a) Kegiatan yang dilakukan meliputi :

 Pendataan ibu hamil

 Pelayanan antenatal di dalam dan luar gedung.

 Penyuluhan tentang ibu hamil (permasalahan dan

kebutuhannya) kepada keluarga, kader dan masyarakat

termasuk kegiatan Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K).

 Pemberian buku kia

 Pencatatan dan pelaporan

 Rujukan ANC Jika di perlukan

2) Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

a) Kegiatan yang dilakukan

Kegiatan yang dilakukan, meliputi :

 Pendataan Ibu bersalin

 Pertolongan persalinan.

 Pengawasan ibu bersalin sebelum, saat dan setelah

proses persalinan.

 Pengisian dan pemanfaatan buku KIA


-42-

 Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan

yang lebih tinggi jika di perlukan

 Pencatatan dan Pelaporan

3) Terdeteksinya Resiko Tinggi / Komplikasi Kebidanan

a) Kegiatan yang dilakukan

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

 Peningkatan pengetahuan kader/ masyarakat tentang

resiko tinggi dan faktor resiko tinggi pada kehamilan.

 Pendataan bumil dengan resiko tinggi dan faktor resiko

tinggi.

 Pelayanan antenatal

 Kunjungan rumah

 Rujukan.

4) Terlaksananya Penanganan Komplikasi Kebidanan dan

Neonatal

Kejadian komplikasi kebidanan dan resiko tinggi diperkirakan

terjadi pada sekitar antara 15-20% ibu hamil.

a) Kegiatan yang dilakukan

Kegiatan yang dilakukan, meliputi :

 Penemuan kasus dini

 Pengamatan kasus secara dini dan adekuat.

 Pengamatan secara terus menerus.

 Rujukan tepat waktu.

5) Pelayanan Neonatal dan Ibu Nifas


-43-

a) Kegiatan yang dilakukan

Kegiatan yang dilakukan, meliputi :

 Deteksi dini adanya kelainan.

 Kunjungan rumah

 Pelayanan neonatal dan ibu nifas

 Rujukan.

6) Kematian Maternal dan Neonatal

Selama Tahun 2018 di Wilayah UPT Puskesmas Cilawu

Kecamatan Cilawu kematian ibu ada 4 kasus dan kematian

bayi sebanyak 6 bayi.

7) Pelayanan Kesehatan Bayi

a) Kegiatan yang dilaksanakan

Pelayanan kesehatan bayi meliputi :

 Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4,

DPT/HB 1,2,3, MR) sebelum bayi berusia 1 th.

 Vit A 100.000 IU (6-11 bln)

 Konseling ASI eksklusif< MP ASI, tanda-tanda sakit dan

perawatan kesehatan bayi di rumah, menggunakan Buku

KIA.

 Penanganan dan rujukan kasus bila perlu.

8) Pelayanan kesehatan anak balita

a) Kegiatan yang dilaksanakan

Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan anak

balita sakit dan sehat. Pelayanan yang diberikan adalah :


-44-

 Pelayanan pemantuan pertumbuhan minimal 8 kali

setahun yang tercatat dalam Buku KIA/KMS

 Pemberian Vit A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali setahun.

 Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak

balita.

 Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan

menggunakan pendekatan MTBS.

 Deteksi dini

 Rujukan.

4. Tatalaksana
a. Perencanaan (P1)
Penanggung jawab KIA merencanakan kegiatan kesehatan ibu dan
anak pada RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui
POA BOK (plan of action Bantuan Operasional Kesehatan) pada
kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau PPTK
BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa
pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan
-45-

D. TATALAKSANAUPAYA PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT


1. Petugas penanggung jawab
Nutrisionis
2. Peralatan kerja
a. Leaflet
b. Panduan Diet
c. PC / Komputer
d. Food Model
e. Timbangan badan dan Mikrotois
3. Tujuan
 Tujuan Umum
Menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi
masyarakat
 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat,
keluarga dan seluruh anggotanya untuk mewujudkan
perilaku gizi yang baik dan benarsesuai dengan gizi
seimbang
b. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi
warga dari berbagai institusi pemerintahan serta swasta
c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi /
petugas Puskesmas lainnya dalam merencanakan,
melaksanakan, membina, memantau dan mengevaluasi
upaya perbaikan gizi masyarakat
d. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi
keluarga terhadap pencegahan dan penanggulangan
masalah kelainan gizi
e. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan/pelaporan
masalah gizi dan tersedianya informasi situasi pangan dan
gizi.
4. Kegiatan
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:
a. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
-46-

b. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:


Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
 Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)
 Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori
Energi Protein (KEP) Dan Kurang Energi Kronis (KEK)
 Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A
(KVA)
 Pencegahan Dan Penanggulangan Masalah Kekurangan
Gizi Mikro Lain
 Pencegahan Dan Penanggulangan Masalah Gizi Lebih

5. Tata laksana
a. Perencanaan (P1)
Nutrisionis merencanakan kegiatan penanggulangan gizi
masyarakat pada RKA (yang bersumber dana APBD) dan
atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan Operasional
Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau
PPATK BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil
kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa
pertemuan
-47-

 petugas mengevaluasi kegiatan

E. TATALAKSANA UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


PENYAKIT MENULAR (P2M)
1. Petugas Penanggung jawab
Perawat
2. Perangkat Kerja
a. Leaflet/Brosur penyuluhan penyakit
b. Vaksin
c. Blanko surveilans
d. Pedoman KLB
e. Alat pelindung diri (APD)
f. Alat kebersihan lingkungan
3. Tujuan
Tujuan umum
Mencegah terjadinya penyakit menular dan melakukan
penanggulangan terhadap penyakit yang berkembang
Tujuan khusus
a. Memberikan perlindungan terhadap penyakit khususnya
kepada bayi dan ibu hamil melalui program imunisasi
b. Melakukan pengamatan secara terus menerus terhadap
penyakit potensial wabah

4. Kegiatan
Kegiatan upaya penanganan penyakit menular meliputi:
a. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)
Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan
upaya-upaya:
 Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita dengan
dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk
rujukan.
-48-

 Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya,


abatisasi pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang
tercemar pada KLB diare, dsb.
 Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan,
pengamatan/pemantauan (surveinlans ketat) dan logistik.
b. Program Pencegahan
Adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam
masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan
kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan
imunisasi.
c. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui
pengamatan terhadap kesakitan/kematian dan penyebarannya serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya secara sistematik, terus
menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu program,
mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini. Secara
singkat dapat dikatakan: Pengumpulan Data/Informasi Untuk
Menentukan Tindakan (Surveillance For Action).
d. Program Pemberantasan Penyakit Menular
a. Program imunisasi
b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan
penanggulangan pneumonia
e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
f. Program rabies
g. Program Surveilans
h. Pemberantasan P2B2 demam berdarah
5. Tata laksana
a. Perencanaan (P1)
Penanggung jawab P2M merencanakan kegiatan pemberantasan
penyakit pada RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui
-49-

POA BOK (plan of action Bantuan Operasional Kesehatan) pada


kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau
bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan

c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)

 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan

 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa

pertemuan

 petugas mengevaluasi kegiatan

F. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) PENGEMBANGAN

1. Penanggung jawab:

 Perawat

2. Perangkat Kerja

 Leaflet / Brosur Penyuluhan Penyakit

 Blanko Informedconset

 IMS Set

 Senter

 Alat Pelindung Diri

 VCT Set
-50-

3. Tujuan

Tujuan umum

Tercapainya deteksi dini penyakit HIV dan IMS

Tujuan khusus

a. Meningkatkan akses pelayanan Penderita HIV dan IMS

b. Meningkatkan pengetahuan dan rasa tanggungjawab penderita

HIV dan IMS

4. Kegiatan

a. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)

Pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut di luar gedung meliputi

kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

2) Kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

b. Upaya Kesehatan Indera

1) Indra Penglihatan

a) Cakupan kegiatan skrining kelainan/ gangguan

refraksi pada anak sekolah

Pengertian :

- Skrining adalah identifikasi secara presumptive penyakit

atau kelainan yang belum diketahui dengan melakukan

pemeriksaan, pengujian atau prosedur-prosedur lain

agar secara cepat dan tepat dapat memilah diantara


-51-

mereka yang sehat, kemungkinan menderita sakit atau

kemungkinan tidak menderita sakit

- Skrining sebagai pelaksanaan prosedur sederhana dan

cepat untuk mengidentifikasikan dan memisahkan orang

yang tampaknya sehat, tetapi kemungkinan beresiko

terkena penyakit, dari mereka yang mungkin tidak

terkena penyakit tersebut

- Kelainan/ gangguan refraksi adalah suatu kelainan yang

ditandai dengan penurunan tajam penglihatan akibat

sinar sejajar dari suatu obyek yang masuk ke dalam bola

mata tanpa akomodasi (dalam keadaan istirahat)

dibiaskan atau jatuh tidak tepat retina.

- Kelainan/ gangguan refraksi juga suatu penurunan

tajam penglihatan di bawah normal apabila dengan

pemeriksaan tumbling E Card/ kartu snellen ditemukan

pada salah satu/ kedua mata memiliki tajam

penglihatan kurang dari 6/12.

b) Cakupan Penanganan Kasus Kelainan Refraksi

Pengertian :

- Kelainan refraksi adalah suatu kelainan yang ditandai

dengan penurunan tajam penglihatan akibat sinar

sejajar dari suatu obyek yang masuk ke dalam bola mata

tanpa akomodasi (dalam keadaan istirahat) dibiaskan

atau jatuh tidak tepat di retina.


-52-

- Penurunan tajam penglihatan di bawah normal apabila

dengan pemeriksaan tumbling/ kartu snellen ditemukan

salah satu atau ke-dua matanya memiliki tajam

penglihatan kurang dari 6/12.

- Penanganan kasus kelainan refraksi adalah pemberian

kaca mata ataupun pemberitahuan kepada orang tua

murid tentang gangguan refraksinya untuk

ditidaklanjuti dengan periksaan ulang ke dokter mata

untuk diberikan kaca mata sesuai dengan ukurannya.

c) Cakupan Skrining Katarak

Pengertian :

- Katarak adalah proses degeneratif berupa kekeruhan

lensa alami bola mata sehingga menyebabkan

menurunnya kemampuan penglihatan sampai kebutaan.

Keadaan ini dapat direhabilitasi dengan melakukan

tindakan bedah berupa pengangkatan katarak dan

menanam lensa intraokuler.

Definisi Operasional :

Cakupan Skrining Katarak adalah persentase jumlah

skrining katarak pada siswa kelas V s.d IX dan pada

(pada umumnyapenduduk usia 30 s.d usia 70 tahun)

dengan jarak pandang kurang dari 3 meter di wilayah

kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

d) Cakupan Penanganan Penyakit Katarak

Pengertian :
-53-

- Katarak adalah proses degeneratif berupa kekeruhan

lensa alami bola mata sehingga menyebabkan

menurunnya kemampuan penglihatan sampai kebutaan.

Keadaan ini dapat direhabilitasi dengan melakukan

tindakan bedah berupa pengangkatan katarak dan

menanam lensa intraokuler.

- Tindakan operasi katarak adalah mengeluarkan lensa

yang keruh dan menggantinya dengan lensa tanam

buatan (intraocular lens).

Definisi Operasional :

Cakupan Penanganan Penyakit Katarak adalah

persentase jumlah penanganan penyakit katarak di

wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

e) Cakupan Rujukan gangguan penglihatan pada kasus

Diabetes Melitus ke RS

Pengertian :

- Rujukan adalah suatu kegiatan mengirim pasien dari

pelayanan kesehatan dasar ke jenjang pelayanan yang

lebih tinggi dengan menggunakan surat rujukan pada

kasus gangguan penglihatan pada Diabetes Mellitus.

Yang ditandai dengan penglihatan buram seperti melihat

bintik hitam. Tanda Obyektifnya adanya perdarahan

pada retina, perdarahan di Vitreous dan dapat terjadi

ablatio retina.
-54-

- Diabetes Militus adalah sekelompok kelainan heterogen

yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam

darah atau hiperglikemi.

- Gula Darah Normal sebesar 60 – 120 mg%

- Gula Darah Puasa sebesar 60-110 mg%

- Gula Darah dua jam setelah makan sebesar ≤ 140 mg%

Definisi Operasioanal :

Cakupan Rujukan gangguan penglihatan pada kasus

Diabetes Melitus ke RS adalah persentase jumlah

rujukan pasien dengan gangguan penglihatan pada

kasus diabetes melitus ke RS di wilayah kerja

Puskesmas pada kurun waktu satu tahun

2) Indra Pendengaran

a) Cakupan Kegiatan Penjaringan Penemuan Kasus

Gangguan Pendengaran di SD/MI

Pengertian :

- Penjaringan adalah pencarian kasus kesehatan pada

siswa SD/ MI kelas 1 (satu).

Definisi Operasioanal :

Cakupan Kegiatan Penjaringan Penemuan Kasus Gangguan

Pendengaran di SD/MI adalah persentase kegiatan

penjaringan gangguan pendengaran pada siswa SD/MI

di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu

tahun
-55-

b) Cakupan Kasus Gangguan Pendengaran di SD/MI yang

ditangani

Pengertian :

- OMSK atau Congek adalah infeksi kronis telinga tengah,

terjadi perforasi pada gendang telinga, yang ditandai

telinga mengeluarkan cairan dari telinga terus menerus

atau hilang timbul sebanyak lebih kurang 8 mg.

Definisi Operasioanal :

Cakupan Kasus Gangguan Pendengaran di SD/MI yang

ditangani adalah kasus gangguan pendengaran di SD/MI

dari kegiatan penjaringan yang ditangani di Puskesmas

pada kurun waktu satu tahun

c. Upaya Kesehatan Jiwa

1) Cakupan Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa

Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah kegiatan

pemeriksaan untuk melihat adanya gejala awal gangguan

kesehatan jiwa, dengan menggunakan metoda 2 menit.

Kesehatan jiwa adalah kondisi mental sejahtera yang

memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai

bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang

menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa serta

menimbulkan penderitaan pada individu dan atau

hambatan.
-56-

Jenis-jenis gangguan jiwa antara lain: gangguan Psikotik,

Neurotik, Retardasi Mental, Gangguan Kesehatan Jiwa pada

bayi dan anak remaja, penyakit jiwa lainnya ( Napza ) dan

epilepsi.

Definisi Operasional :

Cakupan Deteksi Dini gangguan kesehatan jiwa adalah

persentase pasien yang mendapatkan pelayanan deteksi dini

gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas.

2) Cakupan Penanganan Pasien Terdeteksi Gangguan

Kesehatan Jiwa

Penanganan kasus gangguan kesehatan jiwa dalam bentuk

psikofarmaka dan psikoterapi adalah penanganan pasien

yang sudah terdiagnosa gangguan jiwa ringan, sedang

sampai berat dan mendapatkan pengobatan sesuai dengan

tingkatan diagnosa. Untuk gangguan berat langsung dirujuk

ke pelayanan sekunder.

Penanganan kasus gangguan jiwa ringan-sedang dilakukan

Puskesmas dalam bentuk pemberian obat, konseling atau

homecare bagi pasien Puskesmas, untuk kasus berat

dirujuk ke RS Jiwa atau RSUD dan rujukan balik (dari RS

Jiwa / RSUD).

Definisi Operasional :

Cakupan penanganan Pasien terdeteksi gangguan kesehatan

jiwa di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu

tahun
-57-

d. Upaya Kesehatan Usia lanjut

Kegiatan Kesehatan Usia Lanjut di UPT Puskesmas Cilawu

Kecamatan Cilawu meliputi :

1) Kegiatan dalam gedung

Untuk memberikan kenyamanan dan kepuasan pasien

pelaksanaan pelayanan kesehatan dasar di dalam gedung di

fasilitasi ruangan khusus untuk manula. Hal ini bertujuan

pula untuk menjaring usaha kesehatan Usia lanjut.

2) Kegiatan luar gedung.

Kegiatan Kesehatan Usia Lanjut di luar gedung meliputi

kegiatan kunjungan ke Posbindu dan Kegiatan Prolanis yang

di selenggarakan melalui program BPJS Kesehatan. Di

Kecamatan Cilawu baru terdapat 8 Posbindu di semua desa

yang ada di wilayah Kecamatan Cilawu . Terdiri dari desa

Cimareme 2 Posbindu, Desa Karyasari 1 Posbindu, Desa

Dangdeur 1 Posbindu, Desa Karyamukti 1 Posbindu dan

Desa Binakarya memiliki 3 Posbindu. sedangkan

pelaksanaannya, di laksanakan oleh penanggung jawab

wilayah masing-masing (Penjawil) sambil pelaksanaan

kegiatan Pusling.

e. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

Kegiatan Upaya Kesehatan Kerja di wilayah UPT Puskesmas

Cilawu Kecamatan Cilawu belum berjalan, baru dimulai


-58-

pertengahan Tahun 2016 . Hanya menjaring kesehatan yang

datang ke Puskesmas pada pasen dengan usia angkatan kerja.

5. Tatalaksana:

a. Perencanaan (P1)

Petugas merencanakan kegiatan PHN pada RKA (yang

bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of

action Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang

bersumber dana APBN dan New Founding Model ( NFM )

b. Penggerakan pelaksanaan (P2)

Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:

o Membuat jadwal kegiatan

o Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau

PPTK BOK

o Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan

yang akan dilaksanakan

o Melaksanakan kegiatan

c. pengawasan pengendalian penilaian (P3)

 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil

kegiatan

 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa

pertemuan

 petugas mengevaluasi kegiatan

f. Upaya Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)


o Penanggung jawab:
-59-

 Psikolog
1. Perangkat Kerja
 Leaflet
 Jadwal kegiatan
 Buku panduan
2. Tujuan
Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang
berkualitas..
3. Kegiatan
a. Penyuluhan TOGA
b. Pembinaan kader remaja
5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (Plan)
Petugas merencanakan kegiatan usia lanjut pada RKA (yang
bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action
Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber
dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (Do)
Pada kegiatan ini petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau
bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Monitoring dan Evaluasi (Check)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa
pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan
d. Menyusun rencana tindak lanjut (Action)
-60-

BAB V

LOGISTIK

Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses

mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,

pemeliharaan serta penghapusan material. Tujuan dari manajemen logistik

adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik mengenai jenis,

jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien. Manajemen

logistik upaya kesehatan masyarakat Puskesmas Pegirian adalah sebagai

berikut :

A. Perencanaan Kebutuhan

Perencanaan unit pelayanan promosi kesehatan menghitung dan

merencanakan kebutuhan media promosi kesehatan berupa leaflet,

booklet, buku saku, poster, spanduk, makalah penyuluhan, buku saku,

modul pelatihan, ATK penunjang administrasi dan dokumentasi kegiatan

yang sudah direncanakan. Analisa kebutuhan penunjang pelaksanaan

kegiatan pada periode waktu tertentu berorientasi kepada program

pelayanan, pola penyakit dan target kinerja pelayanan. Menyesuaikan

perencanaan kebutuhan dengan memperhatikan persediaan awal

logistik yang sudah ada.


-61-

B. Penganggaran

Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan pengadaan logistik

untuk menunjang kegiatan pelayanan promosi kesehatan diatas dengan

harga satuan berdasar indeks harga yang telah ditetapkan oleh

Pemerintah Kota Surabaya sehingga akan diketahui kebutuhan

anggaran tersebut. Penganggaran kebutuhan logistik Puskesmas

Pegirian memanfaatkan dana JKN, BOK dan dana APBD.

C. Pengadaan

Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang

dilakukan untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan,

baik melalui prosedur :

1. Pembelian

2. Produksi sendiri, maupun dengan

3. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat

Untuk pengadaan logistik di Puskesmas Pegirian dilakukan dengan

pembelian materi yang sudah siap pakai, pengadaan sendiri leaflet

kesehatan sesuai kebutuhan perencanaan unit pelayanan dan menerima

dropping dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

D. Penyimpanan
Material logistik yang diperoleh dicatat dan disimpan di gudang alat
kesehatan untuk didistribusikan sesuai kebutuhan pelayanan UKM.
Fungsi penyimpanan ini sangat menentukan kelancaran distribusi,
diantaranya untuk mengantisipasi kekosongan material, menghemat
biaya, mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga material, serta
mempercepat pendistribusian karena materi sudah siap pakai. Prinsip
FIFO (First In First Out) diberlakukan di penyimpanan logistik
Puskesmas Pegirian.
-62-

E. Pendistribusian
Pendistribusian logistik di UPT Puskesmas Pegirian dilakukan pada saat
pelaksanaan kegiatan UKM. Efisiensi pelaksanaan pendistribusian akan
mempengaruhi kecepatan penyediaan material baru. Penanggung jawab
pendistribusian adalah penanggung jawab gudang alat kesehatan UPT
Puskesmas Pegirian. Prosedur baku pendistribusian material promosi
kesehatan, meliputi :
1. Pendistribusian langsung kepada sasaran pelayanan
2. Pendistribusian melalui mitra kerja lintas program, jejaring dan
jaringan Puskesmas Pegirian.
F. Penghapusan
Penghapusan adalah proses penghapusan tanggungjawab pengurus
barang atas bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari
catatan/pembukuan yang berlaku, penghapusan barang diperlukan
karena :
1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali
2. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk
didaur ulang.
3. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date)
4. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain.
Penghapusan logistik di Puskesmas Pegirian dilakukan dengan
pemusnahan, yaitu dibakar atau dipendam/ditanam
-63-

BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu

diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko

terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan

kegiatan UKM. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan

untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan


-64-

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu

diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor

terkait dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan

yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan

risiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan UKM yang akan

dilaksanakan
-65-

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimonitor dan dievaluasi

dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual

2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan

3. Ketepatan metoda yang digunakan

4. Tercapainya indikator kinerja UKM

Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.


-66-

BAB IX
PENUTUP

Salah satu keistimewaan Puskesmas adalah bahwa institusi ini


memiliki wilayah kerja. Oleh karena itu selain pelayanan yang dilaksanakan
di dalam gedung, dimana pasien datang ke Puskesmas, Puskesmas
menyelenggarakan pula kegiatan luar gedung, yakni petugas Puskesmas
melakukan kegiatan di wilayah kerja seperti di lokasi desa, padukuhan,
posyandu, sekolah dan lain-lain.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), kegiatan UKP (upaya
kesehatan perorangan) harus seimbang dengan kegiatan UKM (upaya
kesehatan masyarakat). Sementara itu, kegiatan UKM terdiri dari UKM
esensial dan UKM pengembangan. UKM esensial meliputi: a.Pelayanan
promosi kesehatan; b. Pelayanan kesehatan lingkungan; c.Pelayanan
kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; d.Pelayanan gizi;
e.Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Sedangkan UKM
pengembangan terdiri dari:Layanan Komprehensif Berkesinambungan.

Ditetapkan di Garut
Pada tanggal 02 Januari 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS CILAWU,

NIA SONIAWATY

Anda mungkin juga menyukai