Disusun Oleh :
Nilam Cahya Ningrum
17030244048 / Biologi 2017E
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kultur jaringan merupakan salah satu tekhnik memperbanyak suatu
tanaman dengan cara menanam sebagian kecil jaringan pada medium yang
sudah dalam keadaan steril. Teknik kultur jaringan bukan hanya digunakan
untuk beberapa tujuan seperti mendapatkan produksi metabolit sekunder,
mendapatkan keragaman seleksi dan pemuliaan tanaman.
Pada dasarnya langkah-langkah dalam melakukan proses kultur
jaringan ada 3 tahap, yaitu :
1. Tahap I atau disebut juga tahap persiapan eksplan
2. Tahap II atau disebut juga tahap penggandaan.
3. Tahap III atau disebut juga tahap pendewasaan. (D.F.
Wetherell,1976).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara membuat media sederhana?
2. Bagaimana cara menanam eksplan dan sub kultur?
3. Bagaimana pertumbuhan eksplan dalam kultur jaringan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan media sederhana.
2. Mengetahui dan mempraktikan cara menanam eksplan dan sub kultur.
3. Mengamati pertumbuhan eksplan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bahan :
- Aluminium foil
- Elpiji
- Agar-agar batang 12-14 gram
- Air kelapa 150 ml
- Gula 20-30 gram
- Aquades
- Pupuk cair sesuai dosis
- Kertas label
- HCl 1 M
- KOH 1 M
2. Inokulasi eksplan
Alat :
- Laminar Air Flow (LAF), entkas
- Lampu spiritus
- Cawan petri 2
- Gunting
- Pinset
- Gagang scalpel
- Mata pisau scalpel steril no 11 dan 13
- Korek api
- Botol saos
- Botol selai untuk sterilisasi 8 buah
- Sprayer
Bahan :
- Spiritus
- Alkohol 90 dan 70%
- Dettol, tween 80
- Formalin tablet
- Kertas tissue
- Kertas saring
- Kertas label
- Benang kasur
- Aluminium foil
- Kapas
- Aquades
- Kertas bekas
- Eksplan (daun belimbing)
C. LANGKAH KERJA
Pembuatan media sederhana :
1. Memasukkan aquades ke dalam gelas piala (beaker glass) 1000 ml
sebanyak 500 ml kemudian menambahkan gula sukrosa 20-30
gram sambil diaduk sampai semua larut.
2. Menambahkan air kelapa 150 ml dan menambahkan pupuk cair
sesuai dosis.
3. Menambahkan aquades hingga volumenya mencapi 1000 ml.
4. Mengukur pH berkisar 6,5 dengan pH meter. Jika terlalu basa,
ditambahkan HCl 1 M. Jika terlalu asam, ditambahkan KOH 1 M.
5. Menambahkan aquades dalam larutan hingga volumenya
mencapai 1000 ml.
6. Menuangkan larutan ke dalam panci. Kemudian menambahkan
agar batangan (12 g/l).
7. Media kemudian dipanaskan dengan kompor gas sambil diaduk
hingga agar-agar larut dan homogeny.
8. Setelah agar-agar larut, media dituang ke dalam gelas piala
(beaker glass) 1000 ml dan dimasukkan ke dalam botol kultur
yang telah disterilisasi, dengan volume tiap botol 15 ml dan diberi
label nama untuk membedakan masing-masing perlakuan.
9. Botol yang telah berisi media ditutup denagn aluminium foil lalu
disterilisasi dalam autoklaf pada tekanan 1,5 kg/cm2 dan
temperatur 121°C selama ± 15 menit.
10. Botol dikeluarkan dari autoklaf dan diinkubasi selama tiga hari,
jika tidak terjadi kontaminasi, media siap digunakan.
Inokulasi eksplan :
1. Menyaipkan alat (pinset, mata pisau scalpel, gagang pisau scalpel,
cawan petri yang berisi kertas saring), bahan (alkohol 90% dan
70%, twees, aquades) dan botol kultur yang telah berisi media
sederhana yang semuanya telah disterilkan. Sterilisasi dan
inokulasi eksplan dilakukan di Laminar Air Flow Cabinet.
2. Mencuci tangan menggunakan sabun cair kemudian dikeringkan
dengan lap bersih.
3. Mencuci eksplan dengan sabun cair kemudian dibilas dengan iar
mengalir hingga sabun hilang.
4. Eksplan dibawa kedalam Laminar Air Flow Cabinet.
5. Eksplan direndam dengan aquades steril selama 5 menit sambil
digoyang-goyang.
6. Merendam eksplan dengan alkohol 70% untuk mensterilkan
eksplan selam 5 detik, sambil digoyang - goyang.
7. Eksplan dicuci dengan aquades steril selama 5 menit.
8. Eksplan direndam dalam larutan NaCl 0,5% + 1 tetes antiseptik
(chloroxyenol) selama 3 - 4 menit.
9. Membilas eksplan dengan aquades steril selama 5 menit. Langkah
ini diulang sebanyak tiga kali.
10. Menempatkan eksplan pada cawan petri yang sudah diberi alas
kertas saring steril.
11. Memotong bagian tepi eksplan (jaringan yang rusak atau kontak
dengan bahan kimia). Kemudian memotong eksplan dengan
ukuran ± 0,5 cm menggunakan pinset dan pisau scalpel.
12. Mengusap aluminium foil yang menjadi tutup botol kultur dengan
alkohol 90%.
13. Membuka tutup botol kultur, kemudian bibir botol dan aluminium
foil dilewatkan nyala api lampu spirtus.
14. Mengambil potongan eksplan dengan pinset dan memasukkannya
dalam botol kultur yang telah berisi media.
15. Bibir botol kultur dan aluminium foil dilewatkan nyala api lampu
spirtus, kemudian ditutup kembali.
16. Botol yang telah ditanami diletakkan dalam ruang inkubasi dan
lakukan pengamatan.
BAB IV
PEMBAHASAN
V = tumbuh kalus
X = Kontaminasi
ANALISIS
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan praktikum kultur
jaringan tanaman acara Penanaman Eksplan dapat diperoleh beberapa
simpulan sebagai berikut :
1. Penanaman eksplan dilakukan di LAF (Laminar Air Flow).
Penggunaan alat sebelumnya sudah dalam keadaan steril.
Penanaman dilakukan dengan cara mencelupkan scalpel dan pinset
ke dalam alkohol lalu dibakar pada nyala api Bunsen. Setelah itu
alat baru bisa digunakan untuk menanam. Pada setiap botol kultur,
diisi 2 potong eksplan.
2. Pada eksplan daun tanaman belimbing (Averrhoa carambola) di
ketiga botol media terjadi kontaminasi oleh jamur, hal ini
ditunjukkan dengan adanya kontaminan yang berwarna putih dan
membentuk seperti benang (hifa).
3. Kontaminasi bisa terjadi dikarenakan adanya kesalahan atupun
kurang optimalnya dalam penanaman maupun melakukan hal lain
yang dapat mendukung keberhasilan kultur jaringan tersebut,
terutama dalam hal sterilisasi.
B. SARAN
Dalam pemilihan eksplan terutama eksplan yang berasal dari daun,
sebaiknya memilih daun yang bertekstur lebih keras / kaku. Begitu juga
dalam hal pemotongan eksplan, sebaiknya dibentuk lebih lancip untuk
bagian yang akan ditanam guna memudahkan dalam proses penanaman
eksplan.
DAFTAR PUSTAKA