PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan Pengertian Halusinasi
2. Untuk menjelaskan klasifikasi halusinasi
3. Untuk menjelaskan Tanda – Gejala Halusinasi
4. Untuk menjelaskan Etiologi Halusinasi
5. Untuk menjelaskan Rentang Respon Halusinasi
6. Untuk menjelaskan Pohon Masalah Halusinasi
7. Untuk menjelaskan Penatalaksanaan Halusinasi
8. Untuk menjelaskan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulus Persepsi
Sensori
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.2 Klasifikasi
Menurut Maramis, (2015) terdapat beberapa jenis halusinasi di antaranya:
Menurut Hamid (2015) yang dikutip oleh Jallo (2013), dan Menurut Keliat
(2014) dikutip oleh Syahbana (2013) perilaku klien yang berkaitan dengan
halusinasi adalah sebagai berikut :
a. Bicara, senyum, dan ketawa sendiri.
b. Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, dan
respon verbal yang lambat.
c. Menarik diri dari orang lain, dan berusaha untuk menghindari diri dari
orang lain.
d. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang
tidak nyata.
e. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
f. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik
dan berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya.
g. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya), dan takut.
h. Sulit berhubungan dengan orang lain.
i. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel dan marah.
j. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
k. Tampak tremor dan berkeringat, perilaku
2.4 Etiologi halusinasi
a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi merupakan faktor risiko yang mempengaruhi jenis
dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk
mengatasi stres.Diperoleh baik dari klien maupaun keluarganya.
Faktor predisposisi dapat meliputi :
1) Faktor Perkembangan
Jika tugas perkemabangan mengalami hambatan dan hubungan
intrapersonal terganggu, maka individu akan mengalami stres dan
kecemasan
2) Faktor Sosiokultural
Berbagi faktor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang
merasa disingkirkan sehingga orang tersebut merasa kesepian di
lingkungan yang membesarknya.
3) Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika
seseorang mengalami stres yang berlebihan, maka di dalam
tubuhnya akan dihasilkan zat yang dapat bersifat halusinogenik
neurokimia seperti buffofenon dan dimethytranferase ( DMP ).
4) Faktor Psikologis
Hubungan intrapersonal yang tidak harmonis serta adanay peran
ganda bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan
menagkibatkan stres dan kecemasan yang tinggi dan berakhir
pada gangguan orientasi realita.
5) Faktor GenetikGen
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang
tua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia.Hasil studi
menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan
yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yaiutu stimulus yang dipersepsikan oleh individu
sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi
ekstra untuk menghadapinya.Adanya rangsangan dari lingkunagan,
seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak
komunikasi, objek yang ada di lingkungan, dan juga suasana sepi atau
terisolasi seringg menjasi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut
dapat meningkatkan stres dan kecemasan yang merangsang tubuh
mengeluarkan zat halusinogenik
2.7 Penatalaksanaan
Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah
metode diskusi dan tanya jawab dan melengkapi jadwal harian. Kegiatan TAK
menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi lima sesi, setiap sesi memiliki
tujuan khusus yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
Sesi I : Pasien mengenal halusinasi
Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cak dengan orang lain
Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitasterjadwal
Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
1. Tata tertib
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
d. Tidak diperkenannkan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
e. Jika inigin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
g. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
h. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selseai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
2. Program antisipasi
Ada beberapa langkah yang diambil dalam mengantisispasi kemungkinan
yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil
adalah:
a. Apabila ada pasien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada
saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah
mempersiapkan pasien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan
kriteria dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.
b. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mematuhi
tata tretib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur
terlebih dahulu dan bila tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan
c. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak
boleh dilakukan.
O O
Keterangan:
: Leader
: Co. Leader
: Fasilitator
: Observer
: Pasien
10. Mekanisme Kegiatan
TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI
Sesi 1:Mengenal Halusinasi
Tujuan
1. Pasien dapat mengenal halusinasi
2. Pasien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Pasien mengenal situasi terjadinya halusinasi
4. Pasien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
Setting
1. Terapis dan pasien duduk bersama dalam lingkaran
2. Tempat tenang dan nyaman
Alat
1. Spidol
2. Papan tulis
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran dan stimulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Memilih pasien sesuai dengan indikasi, yaitu pasien dengan perubahan
sensori persepsi: halusinasi
b) Membuat kontrak dengan pasien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
1. Salam terapeutik kepada pasien
2. Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri
papan nama)
3. Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua pasien
(beri papan nama)
b) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan pasien saat ini
c) Kontrak
1. Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenal suara-suara yang didengar
2. Leader menjelaskan aturan main
3. Jika ada pasien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada leader
4. Lama kegiatan 30 menit
5. Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap kerja
1. Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
yang membuat terjadi dan perasaan pasien pada saat halusinasi muncul.
2. Leader meminta pasien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya,
situasi yang membuat terjadi dan perasaan pasien saat terjadi halusinasi.
3. Beri pujian pada pasien yang melakukan dengan baik.
4. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan pasien
dari suara yang biasa didengar.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
Leader menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika
halusinasi muncul
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasi
Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung , khususnya pada tahap kerja.
Aspk yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimuasi persepsi halusnasi.
Sesi 1, kemampuan pasien yang diharapkan adalah mengenal isi halusinasi, waktu
terjadinya halusinasinya, situasi terkadinya halusinasi, dan perasaan saat
terjadinya halusinasinya.
Sesi 1: TAK
Stimulasi Persepsi Sensori : Halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi
Menyebutkan Menyebut
Menyebut Isi Menyebut Situasi
No Nama Pasien Waktu terjadi Perasaan saat
Halusinasi Halusinasi Muncul
Halusinasi berhalusinasi
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan pasien yang ikut TAK pada kolom nama
2. Untuk setiap pasien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi,
waktu, situasi dan perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda √ jika pasien
mampu dan berikan tanda X jika pasien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki pasien saat TAK pada catatan
proses keperawatan setiap pasien. Anjurkan pasien mengidentifikasi halusinasi
yang timbul dan menyampaikan kepada perawat
Sesi 2: Mengenal Halusinasi dengan Menghardik
Tujuan
1. Pasien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Pasien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Pasien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
Setting
1. Terapis dan pasien duduk bersama dalam lingkaran
2. Tempat tenang dan nyaman
Alat
1. Bulpoin
2. Kertas
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran dan stimulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
- Mengingatkan kontrak kepada pasien yang telah mengikuti sesi I
- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam terapeutik
- Pasien dan terapis pakai papan nama
b. Orientasi
- Leader menanyakan perasaan pasien saat ini
- Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,
situasi dan perasaan
3. Kontrak
a. Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
b. Menjelaskan aturan main
c. Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada
leader
d. Lama kegiata 30 menit
e. Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
4. Tahap keja
a. Leader meminta pasien menceritakan apa yang dilakukan pada
saat mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua
pasien mendapat giliran
b. Berikan pujian setiap pasien selesai bercerita
c. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi pada saat halusinasi muncul.
d. Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: ”Pergi, pergi
jangan ganggu saya, kamu suara palsu...”
e. Leader meminta masing-masing pasien memperagakan cara menghardik
halusinasi.
f. Leader memberikan pujian dan mengajak semua pasien bertepuk tangan.
g. Setiap pasien memperagakan menghardik halusinasi
5. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Leader menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
- Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
- Leader mengajarkan pasien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul
- Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian
pasien
c. Kontrak yang akan datang
- Leader membuat kesepakatan dengan pasien untuk TAK
berikutnya yaitu cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
bercakap-cakap dengan orang lain.
- Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya
Evaluasidan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, Khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK.
Untk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan
adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik.
Sesi 2:
Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Menghardik Halusinasi
Nama Pasien
No Aspek yang dinilai
Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan pasien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap pasien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara
mengatasi halusinasi dengan menghardik dan memperagakan cara menghardik
halusinasi. Beri tanda √ jika pasien mampu dan berikan tanda X jika pasien
tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki pasien saat TAK pada catatan
proses keperawatan setiap pasien. Contoh: pasien mengikuti TAK stimulasi
persepsi sensori. Pasien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi,
anjurkan pasien mengguanakannnya jika halusinasi muncul.
Evaluasi
Ealuasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang diealuasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3, kemampuan encegah timbulnya
halusinasi.
Sesi 3 :
Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Menghardik Halusinasi
Nama Pasien
No Aspek yang dinilai
1 Menyebutkan orang
yang biasanya diajak
2 bicara
3 Memperragakan
percakapan
4 Menyusun jadwal
pecakapan
Menyebutkan cara
mengontrol halusnasi
Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan pasien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap pasien beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang
biasa diajak berbicara, memperagakan percakapan, menusun jadwal
percakapan, menyebutkan cara mencegah halusinasi, beri tanda cntang jika
pasien mampu dan tanda silang jika pasien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki pasien saat TAK pada catatan
proses keperawatan setiap pasien. Contoh: pasien mengikuti TAK stimulasi
persepsi sensori sesi 3. Pasien belum mampu memperagakan secara
lancarbercakap-cakap dengan orang lain, anjurkan pasienbercakap-cakap dengan
perawat dan pasien lain di ruang rawat.
Sesi 4:
TAK Stimulasi Perepsi Halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan
No. Aspek yang dinilai Nama pasien
1. Menyebutkan kegiatan
yang biasa dilakukan
2. Memperagakan kegiatan
yang biasa dilakukan
3. Menyusun jadwal kegiatan
harian
4. Menyebutkan 3 cara
mengontrol halusinasi
Petunjuk:
Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan pasien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap pasien beri penilaian kemampuan menyebutkan kegiatan
harian yang biasa dilakukan, memperagakan aah satu kegiatan, menyusun
jadwal kegatan harian, dan menyebutkan 3 cara mencegah halusinasi. Beri
tanda centang jika pasien mampu dan tanda silang jika pasien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki pasien saat TAK pada catatan
proses keperawatan setiap pasien. Contoh: pasien mengikuti TAK stimulasi
persepsi sensori sesi 4. Pasien mampu memperagakan kegiatan harian dan
menyusun jadwal. Anjurkan pasien melakukan kegatan untuk mencegah
halusinasi.
Tujuan:
Setting
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak kepada pasien yang telah mengikuti sesi 4
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis pada pasien
b. Evaluasi/ Validasi
- Menanyakan perasaan pasien saat ini
- Terapis menanyakan pengalaman pasien mengontrol halusinasi
setelah menggunakan 3 cara yang telah dipelajari (menghaurdik,
bercakap-cakap, membuat jadwal kegiatan)
c. Kontrak
a. Terrapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
patuh minum obat
b. Menjelaskan aturan main berikut:
- Jika ada pasien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin pada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang, dan memperlambat
kambuh
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab
kambuh
c. Terapis meminta pasien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu
memakannnya. Buat daftar dikertas
d. Menjelaskan 5 benar minum obat yaitu benar obat, benar waktu, benar
orang, benar cara minum obat dan benar dosis
e. Minta pasien menyebutkan 5 benar cara minum obat secara bergiliran
f. Berikan pujian pada pasien yang benar
g. Mendiskusikan perasaan pasien sebelum minum obat
h. Mendiskusikan perasaan pasien setelah minum obat
4. Tahap terminasi
a) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
- Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang
sudah di pelajari
- Terapis memberikan pujian pada pasien yang berhasil
b) Tindak lanjut
Menganjurkan pasien menggunakan 4 cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan minum
obat
c) Kontrak yang akan datang
1. Terapis mengakhiri sesi TAK
2. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai indikasi pasien
Evaluasi dialakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi sesi 5, kemampuan pasien
yang diharapkan adalah menyebutkan 5 benar minum obat, keuntungan minum
obat, dan ketidakpatuhan minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut
SESI 5:
Petunjuk:
Dokumentasi:
Keliat, Budi Anna. (2014). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Maramis, W.F. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Erlangga Universitas Press
Stuart G.W. 2016. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC
Stuart G.W, Sundeen S.J. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC