Anda di halaman 1dari 14

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Timbang Terima Telah Dilakukan Sesuai SOP Timbang Terima


6.1.1 Pelaksanaan SOP TimbangTerima

Diagram 6.1 Pelaksanaan Operan Pagi Di Ruang Mawar RSUD Mardi


Waluyo Blitar Berdasarkan Pengkajian Awal Dan Pengkajian Akhir

Berdasarkan diagram 6.1 didapatkan hasil bahwa pada pengkajian


awal pada tanggal 15 – 18 April 2019 prosentase pelaksanaan operan pagi
yaitu 70 % sedangkan pada pengkajian akhir pada tanggal 22 – 27 April
2019 yaitu 95%. Berdasarkan dari pengamatan yang diperoleh pada
pengkajian akhir, pelaksanaan operan pagi telah mengalami kenaikan
dibanding dengan pengkajian awal, kendala dari pelaksanaan operan pagi
adalah kepala ruang masih belum bisa memimpin jalannya operan
dikarenakan diwajibkan untuk mengikuti apel pagi, namun untuk
mengatasi hal tersebut telah dilakukan koordinasi dengan kepala ruang
serta berdiskusi dengan perawat senior untuk menentukan penanggung
jawab operan pagi.

1
Diagram 6.2 Pelaksanaan Operan Siang Di Ruang Mawar RSUD Mardi
Waluyo Blitar Berdasarkan Pengkajian Awal Dan Pengkajian Akhir

Berdasarkan diagram 6.2 didapatkan hasil bahwa pada pengkajian


awal pada tanggal 15 – 18 April 2019 prosentase pelaksanaan operan siang
yaitu 65 % sedangkan pada pengkajian akhir pada tanggal 22 – 27 April
2019 yaitu 80%. Jika dilihat pada pengkajian awal sampai pengkajian
akhir operan siang telah diikuti oleh semua perawat yang jaga pagi, namun
yang membedakan adalah pada pelaksanaan operan berdasarkan
pengamatan pengkajian akhir, operan jaga siang tidak pernah tepat waktu
dan kedatangan perawat yang jaga siang lebih dari jam dinas perawat jaga
pagi.

6.1.2 Pelaksanaan Pre Confrence

2
Diagram 6.3 Pelaksanaan Pre Conference Di Ruang Mawar RSUD Mardi
Waluyo Blitar Berdasarkan Pengkajian Awal Dan Pengkajian Akhir

Berdasarkan diagram 6.3 didapatkan hasil bahwa pada pengkajian


awal pada tanggal 15 – 18 April 2019 prosentase pelaksanaan pre
conference yaitu 62,5 % sedangkan pada pengkajian akhir pada tanggal 22
– 27 April 2019 yaitu 81,25%. Pada diagram tersebut terlihat bahwa tidak
terlihat perbedaan yang terlalu pada pengkajian pre dan post. Hal tersebut
dikarenakan pre conference di Ruang Mawar tidak berjalan dengan baik.
Pre conference dilakukan tidak berdasarkan SOP yang ada diruangan dan
tidak rutin dilakukan setiap pagi hari ketika karu ataupun wakaru tidak
hadir.

6.1.3 Pelaksanaan Post Confrence

3
Diagram 6.4 Pelaksanaan Post Conference Di Ruang Mawar
RSUD Mardi Waluyo Blitar Berdasarkan Pengkajian Awal Dan Pengkajian
Akhir

Berdasarkan diagram 6.4 didapatkan hasil bahwa pada pengkajian


awal pada tanggal 25 – 27 Maret 2019 prosentase pelaksanaan post
conference yaitu 0% sedangkan pada pengkajian akhir pada tanggal 9
April – 11 April 2019 yaitu 90%. Berdasarkan pengamatan pada
pengkajian awal dan hasil diskusi dengan kepala ruang, wakil kepala
ruang, serta perawat senior yang lainnya post conference awalnya memang
belum pernah dilakukan secara resmi (sesuai SOP) namun dilakukan
secara tidak langsung yaitu mengevaluasi tindakan yang telah
dilaksanakan dengan cara berdiskusi dengan sesama perawat jaga. Namun
jika dilihat berdasarkan pengkajian akhir mulai tanggal 9 April – 11 april
2019 post conference telah dilakukan secara rutin yang dipimpin oleh
kepala ruang dan dilakukan sesuai SOP. Dari hal tersebut dapat dilihat
bahwa pelaksanaan role play mengenai pelaksanaan post conference yang
telah dilakukan oleh mahasiswa praktek manajemen keperawatan
menjadikan motivasi bagi perawat ruangan terutama kepala ruang untuk
melakukan post conference yang memiliki manfaat yang baik jika rutin
dilakukan.

Setelah dilakukan pengkajian evaluasi hasil mulai tanggal 8 April –


11 April 2019 timbang terima telah dilakukan sesuai SOP yang ada

4
diruangan, timbang terima dilakukan sesuai SOPhal tersebut terlihat
setelah mahasiswa praktik manajemen melakukan roleplay pada tanggal 1
April – 8 April 2019. Post Conference yang awalnya belum dilakukan di
Ruang Wawar, sekarang sudah dilakukan secara rutin mulai tanggal 9
April 2019 yang diikuti oleh semua perawat yang jaga pagi.
Adapun penyampaian timbang terima sudah lebih lengkap meliputi
penyampaian nama pasien, diagnosa medis, diagnosa keperawatan,
tindakan yang sudah dilakukan dan belum dilakukan, serta rencana tindak
lanjut dari tindakan. Pendokumentasian timbang terima sudah dituliskan
dengan SBAR walaupun ada beberapa perawat yang terkadang masih
menggunakan SOAP.Semua perawat terutama karu telah berpatisipasi
mengikuti timbang terima terutama pada timbang terima siang hari, namun
pada pagi hari karu belum mengikuti timbang terima dikarenakan
diwajibkan untuk mengikuti apel pagi, timbang terima dilakukan di nurse
station kemudian dilanjutkan keliling ke pasien terutama pada pasien
kritikal.

6.2 Dokumentasi Keperawatan Telah Dilakukan Dengan Baik dan Benar


6.2.1 Supervisi Dokumentasi Askep

Diagram 6.5 Supervisi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di


Ruang Mawar RSUD Mardi Waluyo Blitar Berdasarkan Pengkajian Awal
Dan Pengkajian Akhir

5
Berdasarkan diagram 6.5 didapatkan hasil bahwa supervisi
dokumentasi asuhan keperawatan pada awal pengkajian tanggal 25 – 27
Maret 2019 didapatkan prosentase 73,26% sedangkan pada pengkajian
akhir pada tanggal 9 April – 11 April 2019 yaitu 90,41%.
Setelah dilakukan sosialisasi mengenai dokumentasi keperawatan
pada perawat Ruang Wawar dokumentasi telah dilakukan secara baik
dengan pencapaian kelengkapan 90,41%. Pada awal pengkajian
dokumentasi evaluasi tindakan belum dituliskan dan perawat sering lupa
untuk tidak mendokumentasikan. Namun setelah dilakukan pengkajian
evaluasi mulai tanggal 9 April – 11 April 2019 dokumentasi evaluasi
tindakan telah dituliskan dengan lengkap, contohnya yaitu keberhasilan
mengenai tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Dengan memotivasi
dan bekerjasama dengan perawat ruangan mengenai pendokumentasian,
perawat Ruang Wawar telah memahami mengenai dokumentasi
keperawatan yang baik dan benar. Hal tersebut dibuktikan dengan
pendokumentasian yang telah dituliskan pada status pasien dan buku
timbang terima.

6.3 Ronde Keperawatan


Berdasarkan hasil diskusi dengan kepala ruang, wakil kepala ruang
di Ruang Mawar sebelumnya belum pernah dilakukan dikarenakan
keterbatasan waktu dan tenaga perawat ruangan. Namun dengan adanya
mahasiswa praktek manajemen keperawatan, ronde keperawatan dapat
dilakukan dengan bekerjasama dan berkoordinasi dengan kepala ruang
serta tim kesehatan lainnya yaitu dokter, ahli gizi, farmasi.
Ronde keperawatan telah dilaksanakan pada tanggal 27 april 2019
dengan diikuti oleh mahasiswa praktek manajemen keperawatan, tim
keperawatan, tim gizi, tim farmasi.
Setelah dilakukan koordinasi dengan kepala ruang dan tim
keperawatan Ruang Mawar, ronde keperawatan merupakan hal yag
penting untuk dilakukan guna membantu peyembuhan kondisi pasien yang
tidak mengalami perbaikan.

6.4 Metode Penerapan Model MAKP


6.4.1 Pelaksanaan Fungsi Karu

6
Diagram6.6 Pelaksanaan Fungsi Karu

Berdasarkan analisis gambar 6.6 dapat diketahui bahwa fungsi


Karu meningkat dari 97% menjadi 97%. Pada saat pengkajian awal karu
tidak didapatkan memimpin timbang terima baik pagi maupun siang.
Ketika timbang terima pagi karu berhalangan memimpin dikarenakan
mengikuti apel pagi sedangkan ketika timbang terima siang langsung
dilakukan oleh perawat pelaksana dari shift pagi ke shift sore, namun
setelah dilakukan pengkajian akhir didapatkan karu tetap tidak memimpin
timbang terima pada siang hari maupun timbang terima pagi karu tetap
tidak bisa memimpin dikarenakan memiliki kewajiban untuk mengikuti
apel pagi.

6.4.2 Pelaksanaan Fungsi Katim

Diagram6.7 Pelaksanaan Fungsi Katim

7
Berdasarkan analisis gambar 6.7 dapat diketahui bahwa fungsi
Katim meningkat dari 83,33% menjadi 83,33%.
Pada saat pengkajian awal didapatkan bahwa Katim tidak
menjalankan beberapa fungsi diantaranya memberikan pengarahan
mengenai tugas setiap anggota. Ketika pre confrence dilakukan katim
hanya membagi pasien kelolaan kepada perawat pelaksana sehingga hal ini
menyebabkan fungsi dan peran katim berkurang. Namun setelah dilakukan
role play dan pengkajian akhir didapatkan peningkatan jumlah presentase
dimana katim sudah menjalani fungsi dan perannya walaupun tidak
mencapai 100%.

6.4.3 Pelaksanaan Fungsi Perawat Pelaksana

Diagram6.8 Pelaksanaan Fungsi PP

Berdasarkan analisis gambar 6.8 dapat diketahui bahwa fungsi


perawat pelaksana meningkat dari 81% menjadi 81%.
Pada saat pengkajian awal didapatkan bahwa perawat sudah
melaksanakan perannya sudah baik terbukti dalam hasil yang ditunjukkan
pada tabel diatas namun ada beberapa fungsi perawat pelaksana yang tidak
dilakukan misalnya perawat pelaksana tidak mendapatkan penjelasan dari
tujuan keperawatan tim dan perawat pelaksana kurang mendapatkan
pujian dari Katim. Pada saat pengkajian akhir didapatkan bahwa peran dan
fungsi yang belum dilakukan dan didapatkan oleh perawat pelaksana
sudah dapat dilaksanakan salah satunya yaitu mendapatkan pujian dari
ketua tim dan mendapatkan pengarahan sebelum melakukan tindakan
asuhan keperawatan.

8
9
6.4.4 Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien

Diagram6.9 Sasaran Keselamatan Pasien

Berdasarkan analisis gambar 6.9 dapat diketahui bahwa sasaran


keselamatan pasien di ruang Mawar meningkat dari 70% menjadi
83,333%.
Pada saat pengkajian akhir didapatkan hasil bahwa sasaran
keselamatan pasien ruang Mawar sudah lebih baik dari sebelumnya namun
perlu ditingkatkan kembali karena ada beberapa poin dimana petugas
belum melakukan peran tersebut salah satu diantaranya adalah pada resiko
pasien jatuh, pada awal pengkajian terdapat 38,9 % pasien mengalami
resiko pasien jatuh, sedangkan yang menyebabkan peningkatan resiko
jatuh tersebut adalah adanya beberapa pengaman tempat tidur yang rusak.

10
6.4.5 Penerapan 5 Moment Cuci Tangan

Diagram 6.10 Penerapan 5 Moment Cuci Tangan Diruang Mawar RSUD Mardi Waluyo

Berdasarkan diagram 6.10 dapat diinterpretasikan bahwa


penerapan 5 momen cuci tangan di ruang Mawar dikategorikan baik dan
sangat baik. Dari hasil prosentase pada 5 moment cuci tangan di dapatkan
Pre 76% dan Post 88%. Sehingga perlu untuk ditingkatkan serta
dipertahankan.
Cuci tangan merupakan tindakan yang harus dilakukan oleh
seorang tim kesehatan sebelum ataupun sesudah kontak dengan pasien
dengan prinsip 6 langkah cuci tangan. Diruang Mawar sudah menerapkan
5 moment cuci tangan dengan 6 langkah cuci tangan sesuai dengan WHO
(World Health Organization) namun ada tidak semua petugas melakukan 5
moment cuci tangan dengan baik salah satu permasalahannya petugas

11
sering kali lupa untuk melakukan cuci tangan sebeum kontak dengan
pasien. Maka dari itu diharapkan untuk tetap mempertahankan dengan
cara selalu melakukan cuci tangan sebelum ataupun sesudah kontak
dengan pasien.

6.4.6 Tingkat Kepuasan Pelayanan

Diagram 6.11.Tingkat Kepuasan Pelayanan Pengkajian Awal

Diagram 6.12.Tingkat Kepuasan Pelayanan Pengkajian Akhir

Berdasarkan diagram diatas didaptkan hasil peningkatan jumlah


kepuasan pasien terhadap pelayanan di ruang Mawar dari angka 29% naik
menjadi 41 %.
Pada saat pengkajian didapatkan kurangnya komunikasi antara
pasien dan perawat dimana keluarga klien mengeluhkan perawat agak
lama datang ketika dimintai tolong. Hal ini disebabkan oleh jumlah pasien

12
yang ada diruangan tidak sebanding dengan jumlah perawat. Dengan
adanya mahasiswa dan tenaga kerja tamnahan dari tenaga oerintasi dapat
meningkatkan caring perawat terhadap pasien.

6.5 Ketenagakerjaan
6.5.1 Ketenagakerjaan

Diagram 6.13. Kebutuhan Tenaga Keperawatan Tanggal 25-27 Maret


2019

Diagram 6.14. Kebutuhan Tenaga Keperawatan Tanggal 1 April-3 April


2019

13
Diagram 6.15. Kebutuhan Tenaga Keperawatan Dalam Satu Tahun

Berdasarkan penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan yang


dibutuhkan per hari menggunakan rumus gillies dan dauglash tidak mengalami
perbedaan yang jauh. Berdasarkan diagram dapat dilihat bahwa kebutuhan
tenaga keperawatan pada pengkajian awal dibutuhkan tenaga yang lebih benyak
dari pada data yang didapatkan pada pengkajian akhir, hal ini dikarenakan
perbedaan jumlah pasien yang datang lebih banyak pada pengkajian awal.

Setelah dilakukan koordinasi dengan wakil kepala ruang Mawar


mengenai kekurangan tenaga perawatan, di dapatkan hasil bahwa kebutuhan
tenaga perawat hanya bisa dilakukan pada bidang keperawatan. Berdasarkan
BOR tahun 2018 didapatkan hasil bahwa Ruang Mawar membutuhkan 19
orang perawat dan pada pengkajian awal ruang Mawar memiliki 17 orang
perawat, dan pada tanggal 29 April 2019, ada tenaga keperawatan baru yang
masuk berjumlah 3 orang, sehingga total jumlah tenaga perawat di Ruang
Mawar adalah 20 orang. Maka dari itu ruang Mawar memiliki tenaga perawat
yang sesuai dengan kebutuhan. Namun pembagian shift pada tenaga perawat
baru masih belum berjalan untuk kepentingan orientasi ruang Mawar.
Kemudian di ruang Mawar juga dapat melibatkan mahasiswa praktik untuk
melakukan tindakan asuhan keperawatan.

14

Anda mungkin juga menyukai