Anda di halaman 1dari 10

PROYEKSI PENDUDUK PERKOTAAN DAN PEDESAAN DENGAN

DENGAN METODE URBAN-RURAL DIFFERENCES (URGD) DI PROVINSI


SUMATRA SELATAN TAHUN 2010 DAN 2011

3 SK 2 / KELOMPOK 1

ELDA HERINDA BR TOBING 15.8596

FRISCA ULINA BR MUNTHE 15.8626

SINGGIH ADITHYAWAN OKKY PRAMANA 15.8898

WILLYATER PANJAITAN 15.8934

POLITEKNIK STATISTIKA STIS

2018
I. PENDAHULUAN

Maraknya pembangunan di kota-kota besar di Indonesia dapat memacu


pertumbuhan ekonomi. Sebagai dampaknya, kota-kota tersebut akan menjadi magnet
bagi penduduk untuk berdatangan mencari pekerjaan dan bertempat tinggal. Hal ini
sering disebut dengan urbanisasi. Pengertian urbanisasi menurut Ensiklopedi Nasional
Indonesia adalah, suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di
daerah perkotaan. Pengertian urbanisasi ini pun berbeda-beda, sesuai dengan
interpretasi setiap orang yang berbeda-beda. Ir. Triatno Yudo Harjoko (2010)
pengertian urbanisasi diartikan sebagai suatu proses perubahan masyarakat dan
kawasan dalam suatu wilayah yang non-urban menjadi urban. Secara spasial, hal ini
dikatakan sebagai suatu proses diferensiasi dan spesialisasi pemanfaatan ruang dimana
lokasi tertentu menerima bagian pemukim dan fasilitas yang tidak proporsional.
Tingkat Urbanisasi adalah persentase penduduk perkotaan. Urbanisasi dipengaruhi
oleh tiga faktor yaitu:
1. Pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan
2. Migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan
3. Reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan.
Tempo Urbanisasi diartikan sebagi seberapa cepat sebuat urbanisasi yang
ditunjukkan dengan angka dari perubahan yang dibawa karena ubanisasi. Perubahan
dari derajat urbanisasi selama kurun waktu tertentu. Urban-Rural Growth Differences
(URGD) adalah salah satu metode yg digunakan oleh UN untuk menghitung tempo
urbanisasi & memproyeksikan penduduk perkotaan. Metode ini dihitung berdasarkan
perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan perdesaan.

Secara administratif Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 13 (tigabelas)


Pemerintah Kabupaten dan 4 (empat) Pemerintah Kota, dengan palembang sebagai
ibukota provinsi. Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar
pembangunan, tetapi dapat juga menjadi beban dalam proses pembangunan jika
mempunyai kualitas yang rendah. Oleh sebab itu untuk menunjang keberhasilan
pembangunan nasional dalam menangani permasalahan penduduk pemerintah tidak
saja mengarahkan pada upaya pengendalian jumlah penduduk tetapi juga
menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Di samping itu
program perencanaan pembangunan sosial di segala bidang harus mendapat prioritas
utama yang berguna untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.

Pada tahun 2015 jumlah penduduk Sumatera Selatan sudah mencapai


8.370.281 jiwa, yang menempatkan Sumatera Selatan sebagai provinsi ke-6 terbesar
penduduknya di Indonesia, BPS. Secara absolut jumlah penduduk Sumatera Selatan
terus bertambah dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 1971 jumlah penduduk
sebesar 2,931 juta jiwa, meningkat menjadi 3,975 pada tahun 1980, 5,493 juta jiwa
pada tahun 1990 serta 6,273 pada tahun 2000. Dengan jumlah penduduk yang begitu
besar maka Sumatera Selatan dihadapkan kepada suatu masalah kependudukan yang
sangat serius. Oleh karena itu, upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk disertai
dengan upaya peningkatan kesejahteraan penduduk harus merupakan suatu upaya
yang berkesinambungan dengan program pembangunan yang sedang dan akan terus
dilaksanakan.
Urgensi dalam perhitungan petumbuhan penduduk desa dan kota berkaitan erat
dengan tantangan dan solusi untuk pengembangan sebuah daerah dengan
mempertimbangkan kebijakan pemerintah. Maka dari itu peneliti akan meneliti
tentang perhitungan dan analisis dari proyeksi penduduk di provinsi sumatera selatan
tahun 2010 dan 2011 dengan metode Urban-Rural Growth Differences (URGD).
II. PEMBAHASAN

Pada penelitian ini akan di bahas mengenai perhitungan dan analisis dari
proyeksi penduduk di provinsi sumatera selatan tahun 2010 dan 2011 dengan metode
Urban-Rural Growth Differences (URGD. Dalam analisisnya akan di jelaskan lebih
lanjut dengan melakukan perbandingan hasil proyeksi di wilayah kabupaten dan kota
baik pedesaan maupun perkotaan di provinsi Sumatera Selatan.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Perkotaan Dan Pedesaan Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2010 Dan 2011

Total Penduduk
Kabupaten/Kota Perkotaan Perdesaan 2010 2011
Ogan Komering
Ilir 63926 663450 727376 742374
Muara Enim 141158 575518 716676 731410
Lahat 93139 276835 369974 374505
Banyuasin 182431 567679 750110 762482
Ogan Ilir 77304 303600 380904 387205

Tabel diatas menunjukkan jumlah penduduk perkotaan dan perdesaan di


beberapa kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 dan 2011. Data
tersebut akan diolah menggunakan metode Urban Rural Growth Differences (URGD)
untuk mengetahui tempo urbanisasi dan memproyeksikan penduduk perkotaan di
kabupaten-kabupaten tersebut.
Rumus penghitungan daerah perkotaan dengan menggunakan metode URGD


𝑇 ′ + 𝑑𝑅
𝑈 = ×𝑈
𝑇

Keterangan:

𝑈 ′ : jumlah penduduk perkotaan tahun t+n

𝑈 : jumlah penduduk perkotaan tahun t

𝑇 ′ : jumlah penduduk total tahun t+n

𝑇 :jumlah penduduk total tahun t

𝑅 :jumlah penduduk pedesaan tahun

𝑑 : perbedaan laju pertumbuhan penduduk pedesaan dan perkotaan

1. Kabupaten Ogan Ilir


Asumsi laju pertumbuhan di Kabupaten Simeulue adalah tinggi (0,04).
Maka penduduk Urban pada tahun 2011 di Kabupaten Ogan Ilir adalah
𝑇 ′ + 𝑑𝑅
𝑈′ = ×𝑈
𝑇
387205 + 0,04 × 303600
𝑈′ = × 77304
380904
𝑈 ′ = 81048
𝑇 ′ = 𝑈 ′ + 𝑅′
𝑅 ′ = 𝑇 ′ − 𝑈′
𝑅 ′ = 387205 − 81048 = 306157

Penduduk urban (perkotaan) di Kabupaten Ogan Ilir tahun 2011 adalah 81.048
orang. Penduduk pedesaan (rural) di Kabupaten Ogn Ilir tahun 2011 adalah
306.157 orang.
2. Kabupaten Lahat
Asumsi laju pertumbuhan di Kabupaten Lahat adalah tinggi (0,04).
Maka penduduk Urban pada tahun 2011 di Kabupaten Lahat adalah


𝑇 ′ + 𝑑𝑅
𝑈 = ×𝑈
𝑇
374505 + 0,04 × 276835
𝑈′ = × 93139
369974
𝑈 ′ = 97067
𝑇 ′ = 𝑈 ′ + 𝑅′
𝑅 ′ = 𝑇 ′ − 𝑈′
𝑅 ′ = 374505 − 97067 = 277438

Penduduk urban (perkotaan) di Kabupaten Lahat tahun 2011 adalah 97.067


orang. Penduduk pedesaan (rural) di Kabupaten Lahat tahun 2011 adalah
277.438 orang.

3. Kabupaten Banyuasin
Asumsi laju pertumbuhan di Kabupaten Banyuasin adalah tinggi (0,04).
Maka penduduk Urban pada tahun 2011 di Kabupaten Banyuasin adalah
𝑇 ′ + 𝑑𝑅
𝑈′ = ×𝑈
𝑇
762482 + 0,04 × 567679
𝑈′ = × 182431
750110
𝑈 ′ = 190963
𝑇 ′ = 𝑈 ′ + 𝑅′
𝑅 ′ = 𝑇 ′ − 𝑈′
𝑅 ′ = 762482 − 190963 = 571519

Penduduk urban (perkotaan) di Kabupaten Banyuasin tahun 2011 adalah


190.963 orang. Penduduk pedesaan (rural) di Kabupaten Banyuasin tahun 2011
adalah 571.519 orang.
4. Kabupaten Muara Enim
Asumsi laju pertumbuhan di Kabupaten Muara Enim adalah tinggi (0,04).
Maka penduduk Urban pada tahun 2011 di Kabupaten Muara Enim adalah
𝑇 ′ + 𝑑𝑅

𝑈 = ×𝑈
𝑇
731410 + 0,04 × 575518
𝑈′ = × 141158
716676
𝑈 ′ = 148594
𝑇 ′ = 𝑈 ′ + 𝑅′
𝑅 ′ = 𝑇 ′ − 𝑈′
𝑅 ′ = 731410 − 148594 = 582816

Penduduk urban (perkotaan) di Kabupaten Muara Enim tahun 2011 adalah


148.594 orang. Penduduk pedesaan (rural) di Kabupaten Muara Enim tahun
2011 adalah 582.816 orang.

5. Kabupaten Ogan Komering Ilir


Asumsi laju pertumbuhan di Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah tinggi
(0,04).
Maka penduduk Urban pada tahun 2011 di Kabupaten Ogan Komering Ilir
adalah
𝑇 ′ + 𝑑𝑅

𝑈 = ×𝑈
𝑇
742374 + 0,04 × 663450
𝑈′ = × 63926
727376
𝑈 ′ = 67576
𝑇 ′ = 𝑈 ′ + 𝑅′
𝑅 ′ = 𝑇 ′ − 𝑈′
𝑅 ′ = 742374 − 67576 = 674797

Penduduk urban (perkotaan) di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2011


adalah 67.576 orang.
Penduduk pedesaan (rural) di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2011
adalah 674.797 orang.
Tabel 2. Perbandingan Jumlah Penduduk Dan Proyeksi Penduduk Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2010 Dan 2011

Perkotaan Perdesaan
Kabupaten/Kota 2010 2011 2010 2011
Ogan Komering
Ilir 63926 67576 663450 674798
Muara Enim 141158 148594 575518 582816
Lahat 93139 97067 276835 277438
Banyuasin 182431 190962 567679 571520
Ogan Ilir 77304 81047 303600 306158

Berdasarkan tabel diatas, hasil proyeksi penduduk untuk tahun 2011


menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2010 dengan asumsi tidak
terjadi bencana alam. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah
penduduk perdesaan lebih banyak dibandingkan perkotaan di lima kabupaten
di Provinsi Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten
Muara Enim, Kabupaten Lahat, Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan
Ilir.
III. PENUTUP

Dengan mengunakan metode Urban Rural Growth Differences (URGD)


untuk mengetahui tempo urbanisasi dan memproyeksikan penduduk perkotaan
di 5 kabupaten di provinsi Sumatera Barat didapatkan hasil proyeksi penduduk
untuk tahun 2011 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2010 dengan
asumsi tidak terjadi bencana alam. Selain itu jumlah penduduk perdesaan lebih
banyak dibandingkan perkotaan di lima kabupaten di Provinsi Sumatera
Selatan yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Muara Enim,
Kabupaten Lahat, Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Ilir.

Dengan menggunakan hasil perhitumhan proyeksi penduduk pemerinta


memiliki keempatan lebih baik dalam menentukan kebijakan yang benar. Di
provinsi Suamtera Selatan sendiri secara keseluruhan pertumbuhan penduduk
yang signifikan apalagi efek dari urbanisasi harus diberikan perhatian khusus
agar menjadi potensi bukan masalaha baru bagi provinsi itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2012). Sumatera Selatan dalam Angka. Palembang: Badan
Pusat Statistik.

Sari, K. D. R. EKONOMI.

Harahap, R., & Sos, S. (2013). Dampak urbanisasi bagi perkembangan kota di
Indonesia. Jurnal Society UBB, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai