Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah : Ilmu Kependudukan (KPM562) Maghfirah Sandi

Dosen Pengampu : Dr .Ir Ekawati Sri Wahyuni. I353180161


MA
Program studi : Sosiologi Pedesaan
Tugas : Demografi Sulawesi Utara

Pendahuluan

Provinsi Sulawesi Utara mempunyai 15 Kabupaten kota yakni Kabupaten Bolaang


Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Kepulauan
Sangihe, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Kabupaten Kepulauan
Talaud, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa
Tenggara, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Kotamobagu, Kota Manado
dan Kota Tomohon. Di dalam makalah ini penulis akan melakukan analisis demografi
dan kependudukan dengan menggunakan menggunakan metode analisis data sekunder.
Analaisis tersebut akan meliputi jumlah dan komposisi penduduk, fertilitas, angka
kematian bayi, tren migrasi dalam rentang tahun 1980 sampai dengan 2010. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kondisi sosial dan ekonomi provinsi
Sulawesi Utara berdasarkan data sebaran dan pergerakan penduduk serta untuk
mengetahui permasalahan kependudukan yang mempengaruhi daya dukung
lingkungan di Provinsi Sulawesi Utara.

1. Analisis Demografi : Data Kependudukan Provinsi Sulawesi Utara


periode tahun 1980-2010

Demografi merupakan studi tentang penduduk khususnya melihat pada jumlah,


persebaran geografis, komposisi penduduk dan perubahanya dari waktu ke
waktu. Merujuk pada data Demografi kependudukan yang bersumber dari
Badan Pusat Statistik (BPS), penulis akan menyajikan data kependudukan
meliputi jumlah penduduk, fertilitas, angka kematian bayi, tren migrasi dalam
rentang tahun 1980 sampai dengan 2010.

1
Gambar 1 : Peta Wilayah Administrasi Provinsi Sulawesi Utara (https://petatematikindo.files.wordpress.com).

Gambar 1 Jumlah Penduduk Kabupaten/ Kota (Jiwa). (sumber : https://sulut.bps.go.id/)

1.a. Analisis Penduduk Provinsi Sulawesi Utara

Sulawesi Utara (disingkat Sulawesi Utara) adalah salah satu provinsi di


Indonesia yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dengan ibu kota terletak
Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota (Jiwa)
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bolaang Mongondow 431725 437089 442415 458008 463145 474908 485222 298271 302393 196263 214299 218075 221869 225768 229604 233189 236893 240505
Minahasa 787952 795351 801776 827877 834640 288539 293081 296142 298179 300226 311308 315127 318691 322282 325680 329003 332190 335321
Kepulauan Sangihe 261948 262090 262060 269644 193110 191102 191631 130129 130290 130449 126382 127086 127878 128423 129103 129584 130024 130493
Kepulauan Talaud - - - - 78944 74512 74660 74786 74892 74997 83686 84825 85879 86926 87922 88803 89836 90678
Minahasa Selatan - - - - - 275997 276928 182017 182292 182818 196100 198109 199875 201668 203317 204983 206603 208013
Minahasa Utara - - - - - 165758 170340 172690 174455 176480 189510 191276 193124 194869 196419 198084 199498 200985
Bolaang Mongondow Utara - - - - - - - 79042 80134 80508 70902 71982 73120 74237 75290 76331 77383 78437
Kepulauan Sitaro - - - - - - - 61576 61652 61781 64010 64322 64721 65129 65284 65582 65827 65976
Minahasa Tenggara - - - - - - - 95002 95145 95525 100711 101516 102394 103129 103818 104536 105163 105714
Bolaang Mongondow Selatan - - - - - - - - - 52122 57180 58328 59294 60220 61177 62222 63207 64171
Bolaang Mongondow Timur - - - - - - - - - 59401 63913 64884 65922 66790 67824 68692 69716 70610
Kota Manado 377949 382834 388435 410870 416771 405715 417654 424111 429149 434845 411568 414779 417640 420401 423257 425634 427906 430133
Bitung 141297 144885 149385 161421 167625 163837 169243 174003 178266 180618 188290 191806 195291 198794 202204 205675 208995 212409
Kota Tomohon - - - - - 80649 81882 82684 83200 83718 91913 93597 95388 96973 98686 100373 101981 103711
Kota Kotamobagu - - - - - - - 116357 117965 119105 107919 110212 112394 114779 117019 119427 121699 123872
Sulawesi Utara 2000871 2022249 2044071 2127820 2154234 2121017 2160641 2186810 2208012 2228856 2277691 2305924 2333480 2360388 2386604 2412118 2436921 2461028

2
di kota Manado. Sulawesi Utara atau Sulawesi Utara berbatasan dengan Laut
Maluku dan Samudera Pasifik di sebelah timur, Laut Maluku dan Teluk Tomini
di sebelah selatan, Laut Sulawesi dan provinsi Gorontalo di sebelah barat, dan
provinsi Davao del Sur (Filipina) di sebelah utara. Luas wilayah Provinsi
Sulawesi Utara adalah 15.069 km² dengan persentase 0,72% terhadap luas
Indonesia yang terdiri dari 11 (sebelas) Kabupaten dan 4 (empat) Kota.
Sulawesi Utara terletak di jazirah utara Pulau Sulawesi atau tepatnya 0°LU –
3°LU dan 123°BT – 126°BT serta merupakan salah satu daerah yang terletak di
sebelah utara garis khatulistiwa. (Sulawesi Utara.BPS.go.id).
Berdasarkan publikasi data BPS Sulawesi Utara tahun 2000 – 2017, dapat
diketahui bahwa jumlah penduduk Sulawesi Utara mengalami peningkatan.
Peningkatan jumlah penduduk ini selain karena faktor demografi alamiah
(kelahiran), juga dipengaruhi migrasi (transmigrasi) masuk ke Provinsi
Sulawesi Utara.

Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sulawesi Utara


Berdasarkan data yang dikutip dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia,
berikut penulis menyajikan grafik Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi
Sulawesi Utara :

Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi


Sulawesi Utara 1980 - 2010
1.8
1.6 1.6
1.4
1.33 1.28
1.2
1 Laju Pertumbuhan Penduduk
0.8 Provinsi Sulawesi Utara 1980
- 2010
0.6
0.4
0.2
0
1980-1990 1990-2000 2000-2010

Grafik 1. Sumber : Sensus Penduduk 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) 1995

3
Data Laju Pertumbuhan Penduduk di atas menunjukkan penurunan dari tahun
ke tahun, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : (1) Pada
tahun 1990 – 2000 menunjukkan penurunan kemungkinan dikarenakan
suksesnya program Keluarga Berencana yang dicanangkan pada tahun 1980-
an. (2) pada periode 2000 – 2010 ??

Kepadatan Penduduk di Provinsi Sulawesi Utara

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)


Provinsi
2000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2013 2014 2015
SULAWESI UTARA 144 134 140 138 154 141 157 158 160 164 170 172 174
Tabel 1. Tabel Kepadatan Penduduk (jiwa/ km2)

Data mengenai Kepadatan Penduduk Provinsi Sulawesi Utara yang


dipublikasikan pada BPS Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 merujuk pada
kategori Kepadatan Penduduk Kasar (Crude Population Desinty).

4
Gambar 1. Data Kepadatan Penduduk Sulawesi Utara

(Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka 2016)

Kepadatan penduduk di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 sebesar 165,85 per
km2 , tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 2550,69 per km2 . Jumlah
penduduk Provinsi Sulawesi Utara bila dilihat menurut kelompok umur,
terbesar pada umur 10-14 tahun yaitu sebesar 206.622 orang, jumlah penduduk
laki-laki pada kelompok ini sebesar 106.623 orang sedangkan perempuan
99.999 orang.

1.b. Analisis Komposisi Penduduk di Provinsi Sulawesi Utara

Rasio Jenis kelamin di Provinsi Sulawesi Utara.

5
Berdasarkan data Rasio Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Utara yang dikutip
dari Publikasi Statsitik Indonesia BPS RI, pada rentang tahun 1980- 2010.
Maka dapat diketahui bahwa Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dan
perempuan yang disajikan pada data Rasio jenis kelamin penduduk Provinsi
Sulawesi Utara diatas adalah data rasio jenis kelamin secara keseluruhan, tidak
tersedia data spesifikasi yang lebih detil berdasarkan golongan umur. Terjadi
penurunan rasio jenis kelamin pada tahun 2005 diperkirakan oleh faktor tingkat
kelahiran bayi laki – laki yang lebih tinggi dibanding perempuan atau semakin
meningkatnya migran berjenis kelamin laki – laki yang masuk ke Provinsi
Sulawesi Utara.

Rasio Jenis Kelamin Sulawesi Utara


110
109
108
107
106
105 104.9 Rasio Jenis Kelamin Sulawesi
104.4 Utara
104 103.85
103 102.99
102.74
102 102.27

101
100
1980 1990 1995 2000 2005 2010

Grafik 2, Rasio Jenis Kelamin, (Sumber : https://Sulawesi Utara.bps.go.id/ )

Rasio jenis kelamin di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 sebesar 104,19
persen artinya diantara 100 orang wanita terdapat 104 orang lakilaki. Rasio
jenis kelamin tertinggi terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
sebesar 109,32 persen, diikuti Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan
Kab Bolaang Mongondow masing masing sebesar 108,64 persen dan 108,25
persen, sedangkan yang terendah terjadi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro
sebesar 97,63 persen.

Rasio Beban Tanggungan Provinsi Sulawesi Utara

6
Berdasarkan data Dependency Ratio Sulawesi Utara yang dikutip dari data
proyeksi Sulawesi Utara tahun 2010 – 2035 yang di publikasi oleh Badan
Pusat Statistik RI. Maka berikut penulis menyajikan grafik Rasio Beban
Tanggungan Sulawesi Utara,

Dependency Ratio
Tahun 2010 - 2035 Provinsi Sulawesi Utara
49

48.5

48

47.5

47 Dependency Ratio 2010 -


2030 Sulawesi Utara
46.5

46

45.5

45
2010 2015 2020 2025 2030 2035

Grafik 3. Dependency Ratio Provinsi Sulawesi Utara (Sumber : https://www.bps.go.id/ )

Grafik diatas menunjukkan tren penurunan dati tahun ke tahun, hal ini karena
jumlah penduduk produktif terus meningkat dibandingkan penduduk tidak
produktif. Hal ini dapat berarti bahwa Sulawesi Utara memasuki masa bonus
demografi. Tren penurunan ini mengindikasikan adanya pertumbuhan
ekonomi. Kondisi inidapat berarti bahwa atau ada kemungkinan dimana
penghasilan masyarakat meningkat, sehingga memberikan peluang bagi
masyarakat untuk melakukan tabungan untuk pengembangan kualitas hidup
dan belanja masyarakat

Persentase Penduduk Lanjut Usia Provinsi Sulawesi Utara.

Menurunnya rasio beban ketergantungan menunjukkan berkurangnya beban


ekonomi bagi penduduk umur produktif (usia kerja) yang menanggung
penduduk umur tidak produktif. Susunan umur setiap provinsi juga mengalami
perubahan cukup besar. Susunan umur penduduk di beberapa provinsi sedikit
lebih tua dari provinsi lainnya, artinya proporsi penduduk yang berusia lanjut,
65 tahun ke atas, lebih tinggi. Sulawesi Utara dengan persentase sebesar 12

7
persen jumlah penduduk lanjut usia, masuk ke dalam lima provinsi penduduk
yang berusia 65 tahun ke atas paling besar pada tahun 2035. 12,0 persen.
Dengan kata lain, jumlah penduduk 65 tahun ke atas di provinsi ini telah
mencapai lebih dari 10 persen. pada tahun 2035 Sulawesi Utara bisa
dikategorikan sebagai provinsi penduduk tua (aging population), (BPS,
Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035).

Gambar 4. Parameter Hasil proyeksi Penduudk 2010 – 2035 (Sumber : Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-
2035)

Menurut data proyeksi tahun 2020 jumlah penduduk lanjut usia (65+) di
Sulawesi Utara berjumlah sebanyak 2.522.800 terdiri dari 1.289.100 laki-laki
dan 1.239.100 perempuan. Merujuk pada data BPS Proyeksi Pendudukan 2013.
persentase penduduk lansia pada tahun 2020 mencapai 7,20%. Persentase
tersebut terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk
lansia Laki-laki lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk lansia perempuan,
hal ini menunjukkan bahwa angka harapan hidup laki-laki usia lanjut lebih
tinggi dibandingkan perempua. usia lanjut.

1.c. Analisis Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan dan


Lapangan Kerja Provinsi Sulawesi Utara

Salah satu indikator untuk melihat kualitas penduduk usia kerja adalah dengan
melihat struktur pendidikan yang ditamatkan.

8
dapat dilihat bahwa kualitas PUK selama periode tiga tahun tersebut masih
menunjukkan kualitas yang rendah karena masih didominasi oleh PUK

berpendidikan SD ke bawah. Akan tetapi secara umum telah terjadi pergeseran


proporsi untuk setiap jenjang pendidikan. Penurunan proporsi PUK
berpendidikan SD ke bawah dan SMTP telah diikuti dengan peningkatan
proporsi PUK pada tingkat SMTA ke atas. Hal ini diduga akibat adanya
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan juga adanya program
pemerintah wajib belajar 9 tahun (sampai tamat SMTP).

Secara kuantitatif dilihat pada tabel di atas, untuk yang berpendidikan


maksimum SD pada tahun 2008 berjumlah 658.485 orang atau 39,45 persen,
kemudian pada tahun 2009 menurun menjadi 650.870 orang atau 38,42 persen
dan pada tahun 2010 menurun lagi menjadi 595.959 orang atau 36,40 persen.
PUK yang berpendidikan SMTP dilihat dari jumlah maupun proporsinya
berfluktuasi pada tahun 2008 sebanyak 411.784 orang atau 24,66% meningkat
menjadi 411.875 orang atau 25,15% pada tahun 2010. Sementara untuk PUK
berpendidikan SMTA Umum jumlahnya mengalami penurunan dimana pada
tahun 2008 sebanyak 370.836 orang turun menjadi 370.049 orang pada Tahun
2010. Begitu juga diploma dan SMTA Kejuruan terjadi penurunan, kecuali
Universitas jumlahnya meningkat, sedangkan proporsinya terjadi pergeseran di
beberapa jenjang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan ini disebabkan
beberapa hal, diantaranya pembangunan ekonomi selama ini pada tingkat
tertentu berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga masyarakat
lebih mampu membiayai pendidikan formal dan mengakomodasi makanan

9
bergizi yang membantu kualitas tenaga kerja. Selain itu adanya berbagai
kebijakan di bidang pendidikan daerah diantaranya dengan meningkatkan
anggaran bidang pendidikan sehingga menjadikan kualitas penduduk di
Provinsi Sulawesi Utara meningkat.

1.d. Analisis Tren Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi

Angka Kelahiran Total (TFR) di Provinsi Sulawesi Utara

Indikator Fertilitas Indikator Fertilitas


1980 1990 1994 1997 2000 2002 2007 2010 2012
Angka Kematian Bayi(AKB/IMR) 93 63 65.6 47.6 27.77 25 35 25 33
Angka Fertilitas Total(TFR) 4.91 2.69 2.62 2.12 2.1 2.6 2.8 2.43 2.6

Gambar 5 : sumber (https://Sulawesi Utara.bps.go.id)

Berdasarkan pada angka fertilitas total di Provinsi Sulawesi Utara yang dikutip dari
Publikasi Statistik Indonesia BPS RI, dapat diketahui bahwa angka fertilitas total
Provinsi Sulawesi Utara cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Dari gambar 5
diketahui angka fertilitas tertinggi Provinsi Sulawesi Utara terjadi pada tahun 1980
yang menunjukkan angka 4,91, sedangkan angka fertilitas terendah terjadi pada tahun
2000 yaitu 2,1. Tidak ada penjelasan detail mengenai penyebab dari fluktuasi angka
fertilitas di Sulawesi Utara.

Angka Kematian Bayi Di Provinsi Sulawesi Utara


Di bawah ini merupakan table Angka Kematian Bayi menurut Provinsi 1971, 1980,
1990, 1994, 1997, 2000, 2002, 2007, 2010, 2012 dan Kematian Dibawah Usia Lima
Tahun menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1994, 1997, 199 dan 2007, 2012.
Angka Kematian Bayi Angka Kematian Dibawah Usia Lima Tahun
Provinsi
1971 1980 1990 1994 1997 2000 2002 2007 2010 2012 1971 1980 1990 1994 1997 1999 2007 2012

Sulawesi Utara 114 93 63 66 48 28 25 35 25 33 166 134 86 83 94 66 43 37


Catatan :
SDKI = Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
Angka Kematian Dibawah Usia Lima Tahun tidak tersedia untuk 1998
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, SDKI 1994 dan 1997

Gambar 7 : Sumber (https://www.bps.go.id)

Table diatas menunjukkan angka kematian bayi di Provinsi Sulawesi Utara dari hasil
sensus penduduk tahun 1971-2010 menunjukkan tren penurunan. Demikian juga pada
data survey SDKI tahun 1994-2012 angka kematian bayi cenderung mengalami
penurunan. Akan tetapi, terdapat peningkatan kematian bayi pada tahun 2007 dan

10
tahun 2012. Penurunan angka angka kematian bayi dapat berarti meningkatnya
kualitas kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara. Faktor-faktor yang dapat mendukung
penurunan angka kematian bayi antara lain, semakin baiknya infrastruktur kesehatan
(RS,Posyandu), semakin baiknya akses jalan, ketersediaan pangan yang
mendukungpemenuhan gizi masyrakat, dan semakin banyak dan tersdianya tenaga
medis di pedesaan. Sedangkan, meningkatnya angka kematian bayi dapat disebabkan
oleh, rendahnya asupan gizi ibu, sulitnya akses di desa untuk menjangkau infrastruktur
pedesaan, rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, dan lain
sebagainya.

Angka Harapan Hidup di Provinsi Sulawesi Utara

Berdasarkan pada data estimasi angka harapan hidup di Provinsi Sulawesi Utara tahun
2002 – 2009 yang dikutip dari Website BPS RI (sumber : Publikasi Statistik Indonesia
BPS RI) dapat diketahui bahwa estimasi angka harapan hidup Provinsi Sulawesi Utara
menunjukkan tren positif, dimana terjadi peningkatan angka harapan hidup dari tahun
ke tahun selama rentang waktu 2002 - 2009.
Angka Harapan Hidup, 2002 - 2009 (METODE LAMA)

Kabupaten / Kota 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009


Kab. Bolaang Mongondow 70.0 70.4 70.7 70.80 70.97 71.19 71.38

Kab. Minahasa 71.4 71.5 71.7 71.90 72.07 72.18 72.33

Kab. Kepulauan Sangihe 71.8 71.9 71.9 72.00 72.28 72.50 72.75

Kab. Kepulauan Talaud 70.2 70.3 70.70 70.86 71.29 71.59

Kab. Minahasa Selatan 71.4 71.3 71.50 71.72 71.89 72.09

Kab. Minahasa Utara 71.5 71.6 71.80 72.10 72.20 72.40

Bolaang Mongondow Utara 69.00 69.18 69.45 69.68

Minahasa Tenggara 69.50 69.66 69.77 69.90

Kep. Siau Tagulandang Biaro 68.00 68.18 68.31 68.46

Bolaang Mongondow Selatan 71.20 71.25

Bolaang Mongondow Timur 71.22 71.28

Kota Manado 71.5 72.0 72.0 72.10 72.26 72.37 72.50

Kota Bitung 69.5 69.6 69.6 69.90 70.08 70.20 70.35

Kota Tomohon 71.6 71.6 71.70 71.96 72.16 72.39

Kota Kotamobagu 70.90 71.08 71.35 71.58

Sulawesi Utara 70.9 71.0 71.7 71.80 72.00 72.01 72.12

11
Gambar 8 : Estimasi Angka Harapan Hidup (https://Sulawesi Utara.bps.go.id)

Kenaikan AHH dapat dipengaruhi oleh peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana
kesehatan di Indonesia. Di negara - negara berkembang kenaikan AHH ini dipengaruhi
oleh faktor-faktor sosial ekonomi yang meliputi kesehatan, pendidikan, sanitasi,
lingkungan, pendapatan, tingkat kemiskinan, akses air bersih, dan riwayat penyakit
(Kabir, 2008 dalam Alfana, Hanif, Iffani 2015). Faktor- faktor sosial ekonomi yang
mempengaruhi tren positif peningkatan AHH di Sulawesi Utara antara lain adalah
semakin baiknya sarana kesehatan di desa – desa, kesadaran masyarakat akan
pentningnya kesehatan semakin tinggi, semakin baiknya kesejahteraaan ekonomi
masyarakat (pengaruh tingkat pendapatan).

Migrasi Penduduk di Provinsi Sulawesi Utara.

Berikut adalah data migrasi provinsi Sulawesi Utara yang dikutip Publikasi Statistik
Indonesia BPS RI yang bersumber dari hasil sensus penduduk tahun 1971- 2015
(sensus per lima tahun) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1985 – 2015
(sensus per lima tahun).
Migrasi Migrasi (Jiwa)
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015
Migrasi Seumur Hidup Netto -29771 -75323 -64370 -142156 -4235 -468 -11635 -7408
Migrasi Seumur Hidup Keluar 121231 150142 153466 218240 151326 166157 217774 195544
Migrasi Seumur Hidup Masuk 91460 74819 89096 76084 147091 165689 206139 188136
Migrasi Risen Netto 7239 -15447 -16536 -26290 15674 -2950 2569 -2292
Migrasi Risen Keluar 38259 30230 51272 48142 38830 31813 45473 35851
Migrasi Risen Masuk 45498 14783 34736 21852 54504 28863 48042 33559
Gambar 9 : Migrasi Seumur Hidup Provinsi Sulawesi Utara (Sumber :BPS 2016)

Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa angka migrasi seumur hidup mengalami fluktuasi
dari tahun ke tahun. Dari table diatas diketahui angka migrasi keluar di provinsi
Sulawesi Utara lebih tinggi dibandingkan angka migrasi masuk. Tingginya tingkat
migrasi keluar dapat disebabkan oleh keinginan masyarakat untk mendapatkan mata
pencaharian lain atau dapat dikarenakan dari tahun ke tahun tingkat pendidikan
masyarakat di Sulawesi tenggara semakin baik, sehingga hal itu yang mendorong
peningkatan angka migrasi keluarg sebagaimana dikatakan oleh Todaro (2000) bahwa
keputusan untuk bermigrasi tergantung pada selisih antara tingkat pendapatan yang

12
diharapkan di kota dan tingkat pendapatan aktual di desa. ada korelasi yang positif
terhadap kesempatan memperoleh pendidikan dan migrasi. Orang yang berpendidikan
lebih tinggi cenderung lebih banyak melakukan migrasi daripada yang pendidikannya
lebih rendah.

Migrasi Penduduk Provinsi Sulawesi Utara


Dari table diatas dapat kita lihat rentang waktu 1980 – 2015 migrasi keluar dan masuk
cenderung fluktuatif. Pada tahun 2015 migrasi keluar dan migrasi masuk mengalami
penurunan dari lima tahun sebelumnya. Analisis penulis terhadap grafik ini, bahwa
kemungkinan penurunan migrasi keluar dikarenakan semakin baiknya sarana dan
prasarana public, semakin beragam dan banyak mata pencaharian baru, mengingat
bahwa Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup
popular di Indonesia. Sedang penurunan migrasi masuk dapat disebabkan oleh,
masyarakat Indonesia cenderung lebih memlih untuk bermigrasi ke wilayah – wilayah
yang memiliki serapan tenaga kerja industro yang lebih tinggi

Migrasi Risen Provinsi Sulawesi Utara


Tabel diatas menunjukkan pergerakan migrasi risen di Sulawesi Utara dalam rentang
tahun 1980-2015. Dari grafik tersebut terlihat jelas dalam 35 tahun terakhir migrasi
masuk dan keluar cenderung fluktuatif. Berdasarkan table diatas, mpada tahun 2000
migrasi risen masuk mengalami kenaikan yang cukup signifikan, bahkan mencapai
angka tertinggi pada 35 tahun terakhir. TIdak ada penjelasan rinci mengenai penyebab
penignkatan drastis angka risen masuk pada tahun 2000. Akan tetapi, kondisi tersebut
dapat disebabkan oleh semakin baiknya sarana dan pembangunan infrastruktur, atau
semakin membaiknya sektor ekonomi di Sulawesi Utara sehingga menarik banyak
imigran lokal untuk menetap.

Tantangan Demografi dan Kependudukan di Sulawesi Utara


Merujuk pada Sulawesi Utara Dalam Angka, Dalam 20 tahun terakhir, di periode
1980-2010, penduduk Sulawesi Utara bertumbuh 7,33% atau 0,36% per tahun.
Tren ini menunjukkan bahwa warga Sulawesi Utara lebih cenderung membentuk
keluarga kecil. Sejumlah keluarga punya anak lebih dari 10 orang. Tapi kebanyakan
keluarga punya anak sedikit. Sebelum masa kemerdekaan, kecenderungan itu sudah
kuat. Sejak tahun 1961 hingga program keluarga berencana (KB) digencarkan di masa

13
orde baru, kecenderungan membentuk keluarga kecil sudah kuat. Hasilnya, setelah
tahun 1980, atau setelah introduksi program KB, warga Sulawesi Utara mengatur
angka kelahiran secara mandiri. Dalam dua dasawarsa, penduduk Sulawesi Utara
hanya bertumbuh 0,36% per tahun.
Di tahun 2010 Manado memiliki penduduk terbanyak di Sulawesi Utara, yakni
407.470 jiwa. Disusul Kabupaten Minahasa (309.460), Bolmong (234.480, Minahasa
Selatan (195.380), Minut (188.890), dan Bitung (186.340). Pada periode 2000-2010,
pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Bitung, 2,91%. Disusul Minut (2,51%),
Kotamobagu (2,12%), Tomohon (1,87%), Bolmong (1,78%), Bolsel (1,77%), dan
Boltim (1,56%). Total penduduk Sulawesi Utara di tahun 2010 mencapai 2.263.980,
dengan tingkat pertumbuhan pada periode 2000-2010 rata-rata 1,40%. Pada periode
sebelumnya, 1990-2000, penduduk Sulawesi Utara rata-rata bertumbuh 1,14%.
Rendahnya pertumbuhan penduduk di Sulawesi utara memang seperti menjadi tren di
Sulawesi Utara. Keberhasilan program KB dan migrasi keluar daerah kemungkinan
menjadi penyebab penurunan jumlah penduduk di Sangihe dan stagnasi di Talaud dan
Sitaro. Sementara pertumbuhan di atas 2% di Bitung, Kotamobagu, Minut dan
Tomohon kemungkinan lebih diakibatkan oleh urbanisasi dan migrasi penduduk dari
daerah lain. Secara statistik, penduduk Manado hanya bertumbuh 0,90% pada periode
2000-2010.
Di beberapa daerah di Sulawesi Utara, penduduk masih bertumbuh rata-rata di atas
1,5% pada periode 2000-2010. Sementara di Minahasa, Mitra dan Minsel di bawah
rata-rata Sulawesi Utara. Ada kecenderungan, penduduk di Minahasa, Mitra, Minsel,
Manado, Sitaro dan Talaud mendekati stagnasi. Pertumbuhan yang moderat terjadi di
Bolmong, Bolmut, Bolsel dan Boltim. Sementara pertumbuhan tinggi terjadi di Bitung,
Kotamobagu, Tomohon, dan Minut. Di Sangihe terus mengalami pertumbuhan negatif.
Kecenderungan arah pembangunan yang sedang terjadi, dalam 50 tahun mendatang
penduduk akan memusat di Manado, Bitung, Minut dan Tomohon

14
para pekerja di Sulawesi Utara termasuk bonus demografi yang merupakan keadaan di
mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan
jumlah penduduk non produktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun). Periode
2015-2020 merupakan puncak bonus demografi Sulawesi Utara. Penduduk usia
produktif 15 sampai 65 tahun, lebih banyak dari kelompok 0-15 tahun dan 65 tahun ke
atas. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, Sulawesi Utara telah masuk
masa bonus demografi sejak tahun 2003 Dan puncaknya pada 2015-2020. Di masa ini,
penduduk usia produktif Sulawesi Utara melimpah jumlahnya. Beberapa hal yang
dapat dilakukan agar bonus demografi bisa dimanfaatkan sengan baik. (1) dengan
tingginya angka angkatan kerja yang produktif maka Sulawesi Utara berpotensi untuk
memiliki suplai tenaga kerja yang besar dan berkualitas untuk itu pemerintah daerah
sebaiknya berupaya untuk meningkatakan kualitas SDM masyarakatnya sehingga akan
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. (2) Harus ada upaya untul
meningkatakan kapabilitas perempuan untuk memasuki pasar kerja, dengan begitu
perempuan dapat menjadi tenaga kerja produktif meningkatkan pendapatan keluarga.
(3) masyarakat harus di dorong untuk berinvestasi secara produktif, (4) Pemerintah dan
investor swasta harus berfikir untuk membuka lapangan kerja sehingga dapat
menyerap tenaga kerja produktif yang lebih banyak dan dengan begitu dapat
meningkatkan perekonomian daerah.

15
Tekanan Kependudukan terhadap Daya Dukung Lingkungan di Sulawesi Utara.
Di dalam beberapa wacana Sulawesi Utara tampak lebih banyak mengandalkan sektor
pariwisata sebagai salah satu penopang perekonomian daerah. Hal tersebut dapat
terlihat dari tingginya angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara.
Kondisi tersebut perlu diimbangi dengan turut melibatkan masyarakat lokal dalam
sektor pariwisata. Periwisata tentu memiliki dampak lain dari mengingkatnya
perekonomian warga, pariwisata juga dapat berdampak buruk bagi lingkungan di
daerah – daerah sekitar pariwisata. Kerusakan lingkungan di kawasan atau daerah yang
menjadi destinasi pariwisata dunia (seperti Bunaken yang merupakan bagian dari
Sulawesi Utara), merupakan dampak dari mass tourism yang terjadi ketika daya
dukung alam tidak lagi mampu menopang jumlah wisatawan yang terus meningkat,
mengingat alam membutuhkan waktu untuk melakukan regenerasi. Untuk itu ide untuk
menjalankan model pariwisata yang ramah lingkungan atau disebut dengan ekowisata
serta bentuk pariwisata alternative lainnya menjadi salah satu cara untuk menekan
dampak lingkungan akibat pariwisata massal (mass tourism).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Oktober 2018, kunjungan
wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu bandara Sam Ratulangi sebanyak
8.342 orang. hingga Oktober 2018, kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi
Utara berjumlah 107.520 orang. Angka ini meningkat dibanding pada kurun yang
sama tahun 2017, yaitu 64.357 orang. Angka tersebut dapat berarti adanya
kemungkinan penumpukan wisatawan pada destinasi wisata unggulan daerah. Salah
satunya terjadi di Taman Nasional Bunaken, yang karenanya dapat berdampak buruk
bagi lingkungan karena tidak memperhatikan daya dukung lingkungan.
Selain dari masalah jumlah wisatawan yang benyak, permasalahan juga dapat muncul
karena masalah SDM untuk melakukan pengelolaan dan manajeman kepariwisataan.
Seperti misalnya, guide –guide lokal professional yang jumlahnya masih sangat
minim, sehingga bermunculan guide- guide yang tidak memiliki dasar pengetahuan
yang cukup untuk menjelaskan mengenai pentingnya mengedukasi wisatawan agar
tetap menja lingkungan. Selain itu, dengan tingginya jumlah wisatawan yang masuk
maka bermunculan homestay atau resort penginapan yang kemungkinan tidak
memiliki ijin lingkungan.

16
Kesimpulan
Ada beberapa hal yang menarik perhatian menulis berdasarkan analisis data – data
sekunder Provinsi Sulawesi Utara. Meihat Sulut merupakan provinsi yang masuk
kedalam kategori mendapatkan bonus demografi dan merupakan provinsi yang
menjadi salah satu destinasi pariwisata baik lokal maupun mancanegara, maka
sebaiknya ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam mengantisipasi
dampak buruk dari tingginya jumlah penduduk usia produktif yang tidak
teroptimalkan. Selain itu, untuk menghindari ketimpangan sosial dan ekonomi serta
masalah lingkungan yang dapat terjadi akibat dari pariwisata yang tidak dikelola
dengan baik, maka perlu dilakukan kajian mendalam sehingga dapat menerapkan
analisis resiko dalam pembuatan kebijakan di Sulawesi Utara.
Beberapa hal yang dapat dilakukan agar bonus demografi bisa dimanfaatkan sengan
baik. (1) dengan tingginya angka angkatan kerja yang produktif maka Sulawesi Utara
berpotensi untuk memiliki suplai tenaga kerja yang besar dan berkualitas untuk itu
pemerintah daerah sebaiknya berupaya untuk meningkatakan kualitas SDM
masyarakatnya sehingga akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat. (2) Harus ada upaya untul meningkatakan kapabilitas perempuan untuk
memasuki pasar kerja, dengan begitu perempuan dapat menjadi tenaga kerja produktif
meningkatkan pendapatan keluarga. (3) masyarakat harus di dorong untuk berinvestasi
secara produktif, (4) Pemerintah dan investor swasta harus berfikir untuk membuka
lapangan kerja sehingga dapat menyerap tenaga kerja produktif yang lebih banyak dan
dengan begitu dapat meningkatkan perekonomian daerah.

17
Referensi

BPS RI.2019 Penduduk.Diakses pada laman:


https://www.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekViewTab1

BPS Sulut. 2018. JUmlah Penduduk Mneurut Kabupaten dan Kota di Sulawesi Utara.
Diakses pada laman:
https://sulut.bps.go.id/dynamictable/2018/01/18/180/jumlah-penduduk-
menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-sulawesi-utara-2000---2017.html

BPS Sulut. 2016. Indikator Migrasi Penduduk di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 1980
- 2015. Diakses pada laman:
https://sulut.bps.go.id/dynamictable/2016/12/19/25/indikator-migrasi-
penduduk-di-provinsi-sulawesi-utara-1980---2015.html
BPS Sulut. 2016. Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten dan Kota di Provinsi
Sulawesi Utara Tahun 2002 -2009. Diakses pada laman:
https://SulawesiUtara.bps.go.id/statictable/2018/04/30/177/angka-harapan-
hidup-menurut-kabupaten-kota-di-sulawesi-utara-2002---2009-metode-lama-
.html
BPS Sulut. 2016. Indikator Fertilitas Penduduk di Provinsi Sulawesi Utara 1980 -
2012. Diakses pada
lamanhttps://sulut.bps.go.id/dynamictable/2016/12/19/27/indikator-fertilitas-
penduduk-di-provinsi-sulawesi-utara-1980---2012.html

BPS.RI.2019.Kepadatan Penduduk.Di akses di laman: Sistem Informasi Rujukan


Statistik (SIRUSA): https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=85

BPS.RI.2019.Rasio Jenis Kelamin..Diaskes di laman Sistem Informasi Rujukan


Statistik (SIRUSA): https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=istilah/view&id=2363

BPS.RI.2019.Laju Pertumbuhan Penduduk.Diakses di laman: Sistem Informasi


Rujukan Statistik (SIRUSA):
https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=istilah/view&id=2363

BPS RI. 2019. Rasio Jenis Kelamin menurut Provinsi 1971-2015. Diakses pada laman
: https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/07/844/rasio-jenis-kelamin-
menurut-provinsi-1971-1980-1990-1995-2000-2005-2010-2014-2015.html

BPS RI.2019. Menu Kependudukan. 2012. Diakses pada laman :


https://www.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekViewTab3

BPS RI. 2014. Angka Fertilitas menurut Provinsi 1971-2012. Diakses pada laman :
https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1271/angka-fertilitas-total-
menurut-provinsi-1971-1980-1985-1990-1991-1994-1997-1998-1999-2000-
2002-2007-2010-dan-2012.html

BPS RI. 2014. Angka Kematian Bayi menurut Provinsi 1971-2012. Diakses pada
laman : https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1270/angka-kematian-
bayi-menurut-provinsi-1971-1980-1990-1994-1997-2000-2002-2007-2010-

18
2012-dan-kematian-dibawah-usia-lima-tahun-menurut-provinsi-1971-1980-
1990-1994-1997-1999-2007-dan-2012

BPS.2016. Data Migrasi Seumur Hidup Menurut Provinsi 1971-2015. Diakses pada
lama : https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/07/855/migrasi-seumur-
hidup-menurut-
provinsi-1971-2015.html

BPS.2018: Sulut Dalam Angka (1982,1995,2000,2005,2010,2015).

19

Anda mungkin juga menyukai