Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Apotek (kepmenkes 1027 standar pelayanan kefarmasian di apotek) adalah


tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan
farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek (Peraturan
Pemerintah No.51 ) adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker
Apotek merupakan salah satu sarana kesehatan yang digunakan untuk
meningkatakan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, sedangakan tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan adalah sarana
kesehatan. Apotek melakukan pelayanan resep, pelayanan obat bebas, obat bebas
terbatas, obat wajib apotek dan perbekalan kesehatan lainnya juga pelayanan
informasi obat. Tingkat kepuasan konsumen atau pasien apotek,tidak hanya dari
pelayanan yang memuaskan, namun juga dari bangunan,tata letak dan kenyamanan
dari apotek.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari makalah ini adalah :
- Mengetahui peranan apotek
- Mengetahui sarana dan prasarana apotek
- Mengetahui contoh-contoh desain dari saran dan prasarana apotek

1|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Apotek
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesi Nomor 51 Tahun 2009,
apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian, tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker. Apotek merupakan tempat dilakukannya pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat.
Pengelolaan apotek menurut Permenkes Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 yaitu
:
1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan
farmasi lainnya
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi
Apotek dikelola oleh apoteker. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah
lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di
Indonesia sebagai apoteker.

2.2. TUGAS DAN FUNGSI APOTEK


1. Tempat pengabdian tenaga kefarmasian yaitu Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian

2. Sarana yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian oleh


tenaga kefarmasian

3. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,


pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, serta pelayanan
informasi obat.

2|Page
2.3. PENDIRIAN APOTEK
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002
pasal 4 (2) menyatakan bahwa wewenang pemberian izin apotek dilimpahkan
oleh Menteri kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

2.4. DESAIN APOTEK


Desain apotek yang baik akan menarik keinginan konsumen untuk
mengetahui lebih dalam segala sesuatu yang ditawarkan oleh apotik tersebut.
Suasana apotek dapat di bagun melalui sistem pencahayaan, pengaturan tata
letak dan penataan atau pengaturan barang dagangan yang baik yang akan
menarik pelanggan ( utami,2006 ).

2.5. SYARAT APOTEK


A. Lokasi dan tempat :
Mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan pelayanan
kesehatan, jumlah penduduk, dan kemampuan daya beli penduduk di sekitar
lokasi apotek, kesehatan lingkungan, keamanan dan mudah dijangkau
masyarakat dengan kendaraan.
Contoh nama apotek yang akan didirikan adalah Apotek BERSAMA, terletak di
JL. JEND.SOEDIRMAN 40, lokasi apotek stragis dan akan menentukan
keberhasilan apotek dan erat hubungannya dengan aspek pasar.
1. Denah lokasi
2. Data‐data pendukung:
a. Kepadatan Penduduk
Apotek BERSAMA berada didaerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi,
dekat dengan kawasana perkantoran, sentra BANK swasta, hotel pertokoan dan
perumahan penduduk.
b. Tingkat sosial dan ekonomi
Tingkat pendidikan masyarakat relatif tinggi mengingat letak Apotek
BERSAMA yang berada di lingkungan kampus, perkantoran, pusat
perbelanjaan, dan sekolah. Dengan demikian tingkat kesadaran masyarakat

3|Page
akan pentingnya keselamatan cukup baik. Keadaan ekonomi secara relative
cukup baik.
c. Pelayanan kesehatan lain
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar apotek yang akan didirikan antara lain:
1) Rumah Sakit Bethesda
2) Rumah Sakit Panti Rapih
3) Rumah Sakit Dr. Sardjito
4) Rumah Sakit di DKT Kota Baru
5) Rumah Sakit Bersalin Pura Raharja Kota Baru
6) Klinik Husada Kota Baru
d. Jumlah Pesaing
Jumlah Apotek sebagai pesaing adaalh 13, yaitu UGM, Kosudgama,
Farmagama, Puji Rahayu, Wilujeng, Medistra, Kucala, Puji Waras dan
Kencana. Akan tetapi dengan melihat lokasi yang sangat strategis maka
diharapkan apotek dapat bersaing dengan apotek lainnya.
e. Dekat Pusat Keramaian
Apotek BERSAMA dekat dengan pusat keramaian seperti Toko Buku
Gramedia, Jogja Phone Market, Mac Donald Drive Thru, kantor Bank swasta,
kampus, sekolah, pom bensin Terban dan kawasan perkantoran lainnya.
f. Aman
Lingkungan Apotek BERSAMA relatif aman dan dekat dengan pos polisi dan
kantor polisi.
g. Mudah dijangkau
Lokasi spotek sangat mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan, bias
dijangkau dengan berbagai kendaraan umum. Apotek ini juga memiliki area
parkir yang cukup luas.

4|Page
B. Bangunan dan Kelengkapan
Bangunan apotek harus mempunyai luas dan memenuhi persyaratan yang
cukup, serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara mutu perbekalan kesehatan
di bidang farmasi.
Bangunan apotek sekurang-kurangnya terdiri dari :
- Ruang tunggu, ruang administrasi dan ruang kerja apoteker, ruang penyimpanan
obat, ruang peracikan dan penyerahan obat, tempat pencucian obat, kamar mandi
dan toilet.
- Bangunan apotek juga harus dilengkapi dengan : Sumber air yang memenuhi
syarat kesehatan, penerangan yang baik, Alat pemadam kebakaran yang berfungsi
baik, Ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi syarat higienis, Papan
nama yang memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA, alamat apotek, nomor
telepon apotek.

PERLENGKAPAN APOTEK :
1. Alat pembuangan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir,
gelas ukur dll.

2. Perlengkapan dan alat penyimpanan perbekalan farmasi, seperti lemari obat


dan lemari pendingin.

3. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas.

4. Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika dan bahan beracun.

5. Buku standar Farmakope Indonesia, ISO, MIMS, DPHO, serta kumpulan


peraturan per-UU yang berhubungan dengan apotek.

6. Alat administrasi, seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi, salinan


resep dan lain-lain.
Tata cara penataan perbekalan farmasi ( obat ) di apotek dapat dibagi
menjadi bagian yaitu:
1. Di ruang penjualan obat bebas ( OTC counter )

5|Page
Dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter di bagian depan yang
perlu diperhatikan antara lain :
- desain lemari/rak (fungsional dan estetika)
- estetika (seni keindahan dalam menata dan mendesain rak/lemari obat
OTC, agar menarik bagi konsumen)
- tata letak/lay out (susunan barang memberi kenyamanan dan kemudahan
untuk diakses)
- tanda (petunjuk tempat golongan obat sesuai fungsinya)
2. Di ruang peracikan atau penyiapan obat ( ethical counter )
Dalam menata perbekalan farmasi di ethical counter perlu diperhatikan
peraturan yang berlaku yaitu obat-obat golongan narkotika dan
psikotropika harus dipisahkan dan disimpan pada lemari tersendiri,
sedangkan untuk obat ethical lainnya disimpan dalam lemari yang didesain
khusus sehingga dapat memberikan kemudahan dan kecepatan kepada
petugas dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan .
3. Obat golongan Keras, disimpan di ruang peracikan, dikelompokkan :
- obat bentuk padat (tablet, kaplet, kapsul, pil)
- obat bentuk semi padat (salep, cream, pasta, jelly)
- obat cairan (sirup)
- obat injeksi (vial, ampul, infus)
- lemari pendingin (vaccin, suppositoria, ovula, injeksi)

SARANA DAN PRASARANA


Papan nama apotek yang dapat terlihat dengan jelas, terbuat dari bahan yang
memadai dan memuat nama apotek, nama Apoteker Pengelola Apotek, nomor izin
apotek dan alamat apotek.

6|Page
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Desain Eksterior Apotek


Bagian luar dari praktek farmasi (Apotek) harus dapat mengimbangi
dari bagian luar untuk tempat usaha orang lain yang berdekatan. Pada
beberapa kota memiliki peraturan mengenai tata cara membangun
menurut daerah masing masing, pastikan kita mentaati peraturan yang
berlaku sesuai :
1. Lokasi
Menurut Permenkes RI No. 922/Menkes/PER/X/1993, lokasi
Apotik tidak lagi ditentukan harus memiliki jarak minimal dari
apotik lain dan sarana apotik dapat didirikan pada lokasi yang sama
dengan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan
farmasi, namun sebaiknya harus mempertimbangkan segi
peyebaran dan pemerataan pelayanan, jumlah penduduk, jumlah
dokter, sarana pelayanan kesehatan, lingkungan yang higienis,
keamanan dan mudah terjangkau masyarakat dengan kendaraan
dan faktor-faktor lainnya.
2. Papan nama apotek yang dapat terlihat dengan jelas, terbuat dari
bahan yang memadai dan memuat nama apotek, nama Apoteker
Pengelola Apotek, nomor izin apotek dan alamat apotek.

7|Page
3. Halaman parkir harus luas sehingga memudahkan bagi konsumen
untuk memarkirkan kendaraannya.

4. Display Apotek (Tampak Depan) harus menggunakan warna cat


tembok yang menarik dan desain minimalis yang sedang digemari,
menggunakan kaca tembus pandang termasuk untuk rolling door
sehingga memudahkan konsumen untuk melihat ke arah dalam
apotek dan OTC yang dipajang.

5. Plang nama Apotek di sisi jalan menggunakan lampu neon box


agar konsumen melihat apotek pada malam hari.

8|Page
3.2. Desain Interior Apotek
Desain interior apotek adalah ruang dalam apotek yang terdiri
dari ruang tunggu, ruang pelayanan resep, dan ruang peracikan, ruang
administrasi, ruang apoteker, ruang gudang, toilet, musola, dan dapur.
Sarana dan prasarana dirancang dan didiatur untuk menjamin
keselamatan dan efisiensi kerja serta menghindari terjadinya kerusakan
sediaan farmasi. Sarana dan prasarana disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing apotek dengan memperhatikan luas bangunan,
optimalisasi penggunaan ruangan, efisiensi kerja, jumlah karyawan,
pelayanan yang dilakukan dan kepuasan pasien.
Sarana adalah suatu tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian sedangkan prasarana apotek meliputi perlengkapan,
peralatan dan fasilitas apotek yang memadai untuk mendukung
pelayanan kefarmasian yang berkualitas.
Dalam upaya mendukung operasional pelayanan kefarmasian
diapotek, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien, mulai dari tempat,
peralatan sampai kelengkapan administrasi yang berhubungan dengan
pengobatan. Penataan (lay out) yang baik akan menghasilkan
lingkungan yang menarik dan sekaligus memberikan dampak
kepuasaan pelanggan.
Penataan (Lay Out) yang dimaksud adalah letak susunan tata ruang
disebutkan apotek.
a. Ruang tunggu
Ruang tunggu sebaiknya yang nyaman bagi pasien yaitu bersih,
ventilasi yang memadai cahaya yang cukup, tidak harus terdapat
kursi, tetai sebaiknya jika terdapat praktek dokter sebaiknya
tersedia tempat duduk dan ada tempat sampah. Sebaiknya ruang
tunggu apotek hanya digunakan untuk tempat para pasien
menunggu saja, bebas dari keluar masuknya orang lain dari luar
kedalam maupun dari dalam ke luar.

9|Page
Dalam ruang tunggu umumnya terdapat kursi-kursi tamu untuk
pasien/konsumen yang berguna untuk menunggu penyiapan obat
oleh farmasis. Sebaiknya ruang tunggu di buat seluas dan
senyaman mungkin, tenang, bersih, segar, terang, tidak ada
nyamuk atau serangga lain yang mengganggu sehingga mereka
merasa betah, kerasan dan tidak lelah menunggu.

b. Ruang administrasi
Ruang administrasi terletak di belakang ruang apoteker dengan
alasan agar transaksi dengan sales dapat dilakukan. Pada ruang
administrasi juga ada akses pintu keluar untuk jalan bagi sales
dalam melakukan order dan pembayaran obat atau alat kesehatan.
Peralatan yang terdapat dalam ruangan ini adalah meja dan kursi
kantor, lemari, rak-rak dan dilengkapi dengan perangkat
komputer. Ruang administrasi diketuai oleh kepala seksi tata
usaha yang membawahi bagian-bagian sebagai berikut :
 Administrasi persediaan kantor
Menyusun mutasi barang di gudang pada kartu APK yang
berfungsi menginformasikan mutasi dan sisa barang di gudang
sebagai alat kontrol terhadap persediaan barang di gudang,
informasi sumber pembelian, harga satuan dan potongan harga
per item barang
 Administrasi hutang dan piutang dagang
Menyusun penambahan, pengurangan sisa hutang, dalam kartu
hutang dagang sehingga dapat memberikan informasi sisa

10 | P a g e
hutang dagang kreditur setiap saat dan menyusun kartu piutang
dagang yang berfungsi mengontrol piutang dagang yang sudah
atau belum dibayar
 Administrasi penjualan
Merekapitulasi seluruh penjualan baik tunai ataupun kredit dan
menyiapkan administrasi penagihan
 Administrasi keuangan
Menyusun semua mutasi uang kegiatan apotek berdasarkan
buku kas, buku bank, buku memorial berisi data penerimaan
dan pengeluaran di luar buku kas/ bank yang bersipat intern
perusahaan.
 Administrasi personalia
Administrasi yang berhubungan dengan kesejahteraan
karyawan

c. Ruang apoteker
Diruang kerja APA ditempatkan meja dan kusi kantor, rak-rak,
perangkat komputer, buku-buku referensi dan alat tulis kantor,
telepon juga lemari besi tempat penyimpanan uang. Lemari besi
tersebut sebaiknya ditanam, alasnya disemen/dibeton. Ruang
apoteker mempunyai akses pintu keluar untuk jalan masuk bagi
pasien yang ingin mendapatkan pelayanan informasi obat dan
konseling. Alasan ruang apoteker ditempatkan dibelakang etalase
bertujuan agar setiap kegiatan dapat dipantau dari ruang apoteker.

d. Tempat display
Tersedia tempat untuk mendisplay obat bebas dan obat bebas
terbatas yang berada di luar ruang apotek, serta informasi bagi
pasien berupa brosur, leaflet, poster atau majalah kesehatan yang
berisi informasi terutama untuk meningkatkan pengetahuan dan
perilaku pasien, sedangkan obat keras diletakkan di dalam ruang

11 | P a g e
apotek. Penempatan obat harus terlihat dari luar, tidak boleh
terlalu dibawah, terdapat permainan warna agar terlihar menarik,
terlihar lengkap baik jumlah dan jenis obatnya, obat fast moving
(obat yang laku terjual) diletakkan di paling atas dan diletakkan
disebelah kanan lemari. Prinsip penempatan produk pada suatu
bagian biasanya berhubungan dengan display produk pada bagian
lain. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain :
 Penyusunan suatu box kemasan pada suatu rak. Barang-barang
dagangan tidak hanya ditempatkan begitu saja pada rak-rak.
Penempatan suatu produk pada rak sangat penting artinya.
 Box kemasan produk-produk OTC memiliki 6 sisi dan 4 sisi
yang memungkinkan untuk ditunjukan pada pelanggan. Ada
satu cara terbaik untuk menampilkan suatu kemasan produk.
Tiap-tiap kemasan produk didesain oleh pabrik yang semenarik
mungkin dan desain tersebut biasanya ada bagian atas dan ada
bagian depan dari kemasan yang dapat terlihat oleh pelanggan.
Ini adalah cara terbaik untuk menempatkan suatu produk OTC.

 Produk dimuka (Producct Facing)


Produk dimuka atau penyusunan suatu rak produk secara
melebar dalam suatu rak. Jika penyusunannya adalah 1 pak
melebar didepan dan 4 pak disusun dibelakangnya, penyusunsn
tersebut dinamakan ”one facing fout deep”. Jika ada 3 pak
melebar didepan dan 6 pak disusun dibelakang dinamakan
”three facing six deep”.

12 | P a g e
 Hot-spot Cross
Posisi terbaik untuk sutu produk dalam departemen adalah
bagian tengah, tempat level tertiggi pandangan pembeli wanita
akan tertuju. Alasannya adalah secara human nature untuk
berdiri ditengah-tengah suatu bagian ketika sedang memilih dan
wanita adalah orang yg sering berbelanja. Sehingga suatu
produk akan lebih muda terlihat jika ditempatkan pada posisi
ini. Posisi tengah disebut hot-spot Cross. Untuk menentukan
suatu produk berdasarkan prinsip hot-spot gross, 2 pilihan
utama yang berkaitan dengan penempatan rak yaitu secara
vertikal/horizontal.
1. Penempatan baris secara vertikal
Format baris secara vertikal akan efektif apabila
pelanggan mengarahkan pandangannya dari kiri kekanan
sehingga melihat display produk tanpa memperdulikan
bagaimana level pandangannya. Sayangnya baris secara
vertikal akan memakan banyak tempat sehingga akan
membutuhkan biaya yang lebih besar dari tiap incinya. Untuk
alasan inilah beberapa farmasis tidak menggunakan cara ini.
2. Penempatan baris secara horizontal
Dengan baris secara horizontal produk-produk yang
sama dengan ukuran yang berbeda ditempatkan pada rak yg
sama dimana diletakkan berbaris kebelakang. Cara ini
membutuhkan ruangan yang lebih sedikit lebih mudah dalam
penjagaan dan lebih konsisten. Kekurangan cara ini adalah
produk-produk mungkin kurang mendapat perhatian dari
pelanggan dari pada jika menggunakan cara vertikal.

e. Ruang untuk memberikan konseling bagi pasien

Untuk melaksanakan konseling, perlu disediakan fasilitas maupun


sarana dan prasarana yang memadai sehingga memudahkan

13 | P a g e
apoteker untuk memberikan informasi dan menjaga kerahasiaan
pasien. Diperlukan juga lemari untuk menyimpan catatan
pengobatan pasien. Ada sumber informasi dan literatur yang
memadai dan up to date seperti:
 Farmakope Indonesia edisi terakhir
 Informasi Spesialite Obat (ISO) dan Informasi Obat Nasional
Indonesia(IONI)

 Martindale The Extra Pharmacopeae


 American Hospital Formulary Service Drug Information
(AHFS Drug Information)
 United State Pharmacopeae Drug Information (USPDI),
British National Formulary (BNF )
 MIMS/IIMS (Indonesia Index of Medical Spesialit)
 Artikel dan jurnal ilmiah

f. Ruang peracikan

Tersedianya ruang/tempat dilakukannya peracikan obat yang


memadai serta dilengkapi peralatan peracikan yang sesuai dengan
peraturan dan kebutuhan. Suatu faktor yang membedakan apotek
dengan bisnis retail lainnya adalah adanya bagian peracikan atau
peresepan. Ruang ini merupakan tempat peracikan obat-obat yang
diresepkan dokter. Ruang peracikan dihubungkan dengan pintu
penghubung dengan ruang tempat penerimaan resep/uang dan
biasanya untuk kepraktisan dibuat loket tembusan untuk
penyerahan resep dan obat yang sudah selesai diracik. Pada ruang

14 | P a g e
peracikan sebaiknya harus tenang, bersih dan nyaman, cukup
ventilasinya bahkan bila memungkinkan ber AC. Pada ruangan ini
sebaiknya dipisahkan dari orang lalu-lalang seperti para
salesman/tamu-tamu.

Ruang racik harus diatur seefisien mungkin, sehingga memberi


kemudahan dalam mengambil obat, sebaiknya tata letak obat
mudah untuk di gapai oleh tangan, penematan obat tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu dalam. Setiap apotek dianjurkan memiliki
kemudahan-kemudahan dalam mengakses ke dalam gudang, label
peresepan, data-data peresepan, catatan medis pasien, telepon dan
data-data mengenai barang-barang yang bersifat fast moving.
Selain itu kegunaan ruang racik ini adalah sebagai tempat
penyimpanan sementara barang-barang yang selalu digunakan.
Perlengkapan yang wajib dimiliki oleh apotek dalam hal peracikan
obat adalah :
- Alat pembuatan, pengelolaan, peracikan obat, seperti:
timbangan, mortir, gelas piala dan sebagainya.

15 | P a g e
- Wadah untuk bahan pengemas dan bahan pembungkus,
seperti: etiket, wadah pengemas dan pembungkus untuk
penyerahan obat.

g. Ruang/tempat penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan


kesehatan lainnya.

Di tempat ini terdapat serangkaian kegiatan yang meliputi:


penerimaan, penyimpanan, pengawasan, pengendalian persediaan
dan pengeluaran obat. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
untuk mendukung kegiatan tersebut adalah:
 Kemudahan dan efisiensi gerakan manusia dan sediaan
farmasi, termasuk aturan penyimpanan.
 Tata letak obat mudah untuk di gapai oleh tangan, penempatan
obat tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu dalam, gudang obat
hanya untuk menyimpan obat yang sering terjual, sehingga
gudang obat tidak selalu ada dalam apotek.
 Sistematika penyusunan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan lainnya, sehingga dibutuhkan rak-rak penyimpanan
yang sesuai dan memudahkan keluar masuk sediaan farmasi.

16 | P a g e
 Tempat penyimpanan khusus seperti lemari es (untuk
supositoria, vaksin)

 Tempat penyimpanan narkotika PERMENKES RI No.


28/MENKES/ PER/I/1978 tentang Tata Cara Penyimpanan
Narkotika, yaitu pada pasal 5 yang menyebutkan bahwa
apotek harus mempunyai tempat khusus untuk penyimpanan
narkotika yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang
kuat.
 Harus mempunyai kunci yang kuat.
 Lemari dibagi dua masing-masing dengan kunci yang
berlainan, bagian pertama dipergunakan untuk
menyimpan morfin, petidin, dan garam-garamnya, serta
persediaan narkotika; bagian kedua dipergunakan untuk
menyimpan narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari.

17 | P a g e
 Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari ukuran
kurang dari 40 x 80 x 100 cm, maka lemari tersebut harus
dibaut pada tembok atau lantai.

 Sirkulasi udara, temperatur ruangan dan pencahayaan


 Pemeliharaan kebersihan dan keamanan
 Sanitasi ruangan
Apoteker harus memastikan bahwa kondisi penyimpanan sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya sesuai dengan
persyaratan masing-masing produk disertai dengan label yang
jelas. Selain itu perlu didukung dengan catatan penyimpanan yang
akurat untuk mengontrol sediaan farmasi baik secara manual
(misalnya dengan menyediakan kartu stok untuk masing – masing
barang) maupun komputerisasi sehingga efektivitas rotasi
persediaan dan pengawasan tanggal kadaluarsa berjalan dengan
baik. Pada kondisi tertentu, tempat peracikan dan tempat
penyimpanan dapat menjadi satu ruangan.
1. Ruang/ tempat penyerahan obat
Penyerahan obat dilakukan pada tempat yang memadai, sehingga
memudahkan untuk melakukan pelayanan informasi obat.
2. Tempat pencucian alat

18 | P a g e
Untuk menjamin kebersihan alat – alat yang digunakan pada saat
meracik, dapat disediakan wastafel dengan keran air yang
mengalir, sabun, lap bersih dan lainnya.
3. Peralatan penunjang kebersihan apotek
Agar apotek senantiasa dalam keadaan bersih dan terawat, dapat
disediakan alat – alat kebersihan seperti lap pel, sapu, tempat
sampah, dan lainnya. Selain itu bangunan apotek harus dilengkapi
dengan:
 Sumber air yang memenuhi persyaratan kesehatan.
 Penerangan yang cukup sehingga dapat menjamin pelaksanaan
tugas dan fungsi apotek.
 Alat pemadam kebakaran minimal dua buah yang masih
berfungsi dengan baik.
 Ventilasi dan sistem sanitasi yang memenuhi persyaratan
hygiene lainnya.

h. Ruang/tempat penyerahan obat

19 | P a g e
i. Tempat pencucian alat

j. Peralatan penunjang kebersihan apotek

Penyimpanan Narkotika
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia N0.
28/Menkes/Per/1978:
 Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
 Harus mempunyai kunci ganda yang berlainan.
 Dibagi 2 masing-masing dengan kunci yang berlainan. Bagian 1 digunakan
untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam-garamnya serta persediaan
narkotika. Bagian 2 digunakan untuk menyimpan narkotika yang digunakan
sehari-hari.

20 | P a g e
 Lemari khusus tersebut berupa lemari dengan ukuran lebih kurang
40x80x100 cm3, lemari tersebut harus dibuat pada tembok atau lantai.
 Lemari khusus tidak dipergunakan untuk menyimpan bahan lain selain
narkotika, kecuali ditentukan oleh MenKes.
 Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberi kuasa.
 Lemari khusus harus diletakkan di tempat yang aman dan yang tidak
diketahui oleh umum.

BAB IV
KESIMPULAN

21 | P a g e
Desain apotek yang baik akan menarik keinginan konsumen untuk
mengetahui lebih dalam segala sesuatu yang ditawarkan oleh apotik tersebut.
Suasana apotek dapat di bangun melalui sistem pencahayaan, pengaturan tata
letak dan penataan atau pengaturan barang dagangan yang baik yang akan
menarik pelanggan ( utami,2006 ).
Desain apotek terbagi dua yaitu eksterior apotek yang terdiri dari : lokasi,
papan nama apotek, halaman parkir, display apotek, sedangkan interior apotek
yaitu : ruang tunggu, ruang administrasi, ruang apoteker, ruang peracikan, ruang
konselling, ruang penyerahan obat, ruang pencucian alat apotek.

DAFTAR PUSTAKA

22 | P a g e
1. DepKes RI. 2008. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek (SK Nomor 1027/MenKes/SK/IX/2004). Direktorat
Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan RI
2. http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2014/02/sarana-dan-prasarana-
apotek.html
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/Menkes/Sk/Ix/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1332/Menkes/Sk/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Rl Nomor. 922/Menkes/Per/X/1993 Tentang Ketentuan Dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotik

LAMPIRAN
LAY OUT APOTEK

23 | P a g e
24 | P a g e
25 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai