Anda di halaman 1dari 6

ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI DALAM STUDI KELAYAKAN APOTEK

Berdasarkan PerMenKes nomor 73 tahun 2016 apotek merupakan suatu tempat untuk
melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan
ainnya kepada masyarakat. Apotek harus memiliki persyaratan sebagai berikut :

1. Desain Interior
- Sarana apotek didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan dan
komoditi lainnya diluar sediaan famasi.
- Bangunan apotek sekurang-kurangnya memiliki ruangan khusus untuk :
Ruangan peracikan dan penyerapan resep ada sesuai kebutuhan
Ruang administrasi dan kamar kerja apotek ada sesua kebutuhan
Toilet sesuai kebutuhan
- Kelengkapan bangunan apotek
Sumber air harus memenuhi persyaratan kesehatan (sumur PAM/sumber
pompa)
Penerangan harus cukup terang sehingga dapat menjamin pelaksanaan
tugas dan fungsi apotek
a. Bangunan Apotek
Bangunan 1 lantai seluas 7m x 15 m, milik pribadi dan akan terdiri dari :
Ruang tunggu
Ruang pelayanan (penerimaan, kasir, dan penyerahan resep)
Ruang pengerjaan resep dan administrasi
Toilet dan wastafel
Mini swalayan
Mushola
Gudang
Meja APA
b. Tata Ruang Apotek
Tata ruang yang tersedia di apotek ini akan diatur sedemikian rupa sehingga
dapat melayani dan memberikan kenyamanan pada pengunjung, apoteker dan
pekerja lainnya dalam melakukan pelayanan kefarmasian dengan tetap
mengutamakan privasi pasen. Penataan ruang di dalam apotek diatur sebagai
berikut :
- Ruang tunggu akan dilengkapi dengan temapt duduk, majalah-majalah
kesehatan, koran harian, berbagai jenis leaflet yang berhubungan dengan
pengobatan dan pencegahan penyakit. Selain itu, apotek juga dilengkapi
dengan fasilitas televisi dan pendingin ruangan (AC).
- Ruang pelayanan terdiri, 1 set komputer kasir, meja penyerahan resep dan
obat bebas, OWA dan alat kesehatan lainnya.
- Mini swalayan terdiri dari rak-rak untuk mendisplay obat OTC (Over the
Counter), alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
- Ruang APA dilengkapi dengan komputer dan printer serta lemari tempat
menyimpan dokumen dan pustaka pendukung, ruang ini juga diperuntukkan
untuk melakukan konseling.
Ruang pengerjaan resep terdiri dari:
a. Meja peracikan dilengkapi dengan peralatan-peralatan untuk meracik
seperti timbangan dan mortir-stamper, alat untuk membungkus serbuk
bagi, serta laci dan lemari/rak untuk menyimpan obat golongan
psikotropika dan narkotika. Disebelah meja racik ada wastafel.
b. Meja pengerjaan resep dilengkapi 1 komputer dan printer untuk membuat
etiket, rak-rak untuk penyimpanan blanko kopi resep, kwitansi, plastik,
buku standar terletak di lemari buku, dan lain-lain.
c. Beberapa lemari penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan
sediaan obat, arsip resep, buku standar dan administrasi apotek, dan
lemari es untuk menyimpan obat-obat yang stabil pada suhu rendah,
kulkas display untuk produk minuman serta lemari gudang untuk
menyimpan obat dalam jumlah cukup besar.
2. Perencanaan pengadaan obat dan alat kesehatan
Berdasarkan PerMenKes nomor 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, perbekalan farmasi di apotek diantaranya yakni
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (BMHP). Dalam
perundang-undangan yang berlaku meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan, dan
pelaporan.
Perencanaan pengadaan sediaan famasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai disesuaikan dengan pola konsumsi, status ekonomi, dan pola
penyakit di masyarakat sekitar. Obat wajib apotek yang tersedia harus sesuai
dengan daftar obat wajib apotek yang diatur undang-undang Keputusan
Menteri Kesehatan nomor 347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib
Apotek, berisi Daftar Obat Wajib Apotek No. 1; Keputusan Menteri Kesehatan
nomor 924/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2;
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar
Obat Wajib Apotek No. 3.
Selain itu, obat narkotika dan psikotropika dalam pengaturan dan
pengadaannya diatur dalam Undang-Undang Permenkes nomor 889 tahun 1997
tentang Psikotropika dan Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang
Narkotika).
Kualitas pelayanan kefarmasian dijamin pengadaan sediaan farmasi,
pembelian/pengadaan perbekalan farmasi dapat dilakukan melalui Pedagang
Besar Farmasi/ PBF. Adapun dasar pemilihan Pedagang Besar Farmasi atau
distributor adalah:
- resmi (terdaftar)
- kualitas barang yang dikirim dapat dipertanggungjawabkan,
- ketersediaan barang
- besarnya potongan harga (diskon) yang diberikan
- kecepatan pengiriman barang yang tepat waktu
- cara pembayaran (kredit atau tunai)
Pemesanan obat menggunakan Surat Pesanan (SP) rangkap 2 lembar yang
asli diberikan kepada sales sedang salinannya disimpan sebagai arsip. Untuk
pemesanan obat-obat narkotika dan psikotropika menggunakan SP khusus di
mana SP Narkotika sejumlah 4 rangkap dan psikotropika sejumlah 2 rangkap.
SP ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek dan diberi stempel apotek.
3. Desain Eksterior
Desain apotek bertujuan terutama untuk menarik minat dari konsumen agar
tertarik untuk berbelanja sebanyak-banyaknya di apotek. Desain eksterior
sendiri bertujuan untuk mengembangkan image dan menarik konsumen untuk
masuk ke dalam apotek. Desain eksterior yang unik dan kreatif, serta memiliki
ciri khusus dapat membantu membentuk gambaran dari apotek. Terdapat
beberapa pertimbangan dalam menentukan desai eksterior dari apotek,
pertimbangan-pertimbangan tersebut seperti:
a. Letak dan Lokasi
Apotek yang berlokasi di daerah elut harus memiliki desain eksterior apotek
yang mewah. Hal tersebut digunakan untuk menarik konsumen dari
kalangan atas. Desain eksterior apotek juga sebaiknya seimbang dengan
tempat usaha lain yang berdekatan dengan apotek dan dapat dengan mudah
teridentifikasi. Lingkungan sekitar apotek harus bersih dan aman agar
konsumen merasa aman dan nyaman untuk datang ke apotek. Apotek Sehat
Farma berokasi di jalan C. Simanjuntak, Terban, Gondokusuman, Kota
Yogyakarta. Bangunan ini terletak di antara pom bensin dan THE HARVEST
Patissier & Chocolatier. Lokasi ini cukup strategis karena terletak di pusat
kota dan lalu lintas yang cukup ramai.
b. Papan Nama
Untuk menarik minat dari konsumen maka papan nama harus dibuat
sedemikian rupa sehingga timbul kesan menarik dari sisi konsumen. Papan
nama harus terlihat jelas dekat dengan pintu masuk. Di dalam papan nama
memuat nama apotek, nama APA, nomer SIA, dan alamat apotek.
c. Pintu dan jendela
Idealnya pintu masuk dan keluar berada di satu sisi di depan gedung..Bila
aktivitas keluar-masuk apotek ramai, pisahkan antara pintu masuk dan pintu
keluar.Kedua pintu sebaiknya ditempatkan berdampingan agar sirkulasi
pengunjung lancar dan pengawasan terhadap produk- produk yang dijual
menjadi mudah.Pintu masuk juga sebaiknya dapat diakses oleh penyandang
cacat, seperti pengguna kursi roda, dan kereta dorong bayi, misalnya dengan
menggunakan pintu yang otomatis terbuka maupun tertutup. Jendela di
apotek tidak tertutup dengan papan nama apotek sehingga konsumen dapat
melihat dalam dari apotek.
d. Tempat parkir
Tempat parkir menjadi hal yang krusial dalam pembuatan apotek. Bangunan
apotek juga memiliki lahan parkir yang cukup untuk parkir mobil dan
motor.

DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/X/2002 atas perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan 922 tahun 1993 tentang Ketentuan Dan Tata Cara
Pemberian Ijin Apotek.
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek.
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 347 tahun 1990 tentang Obat Wajib Apotek.
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib
Apotek, berisi Daftar Obat Wajib Apotek No. 1
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 924/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Obat Wajib
Apotek No. 2
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib
Apotek No. 3.
Undang-Undang Permenkes nomor 889 tahun 1997 tentang Psikotropika.
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Narkotika.
Tata Letak Apotek Sehat Farma

Apotek Sehat Farma

Layout Apotek Sehat Farma

Anda mungkin juga menyukai