Anda di halaman 1dari 2

Salsabila

04011281722090
Alpha 2017
ASTHMA BRONKIAL
Peninggian kepekaan percabangan takeobronkus terhadap berbahgai rangsangan berakibat
kontraksi paroksimal saluran bronkus.
Terdapat 2 macam asbma bronkial:
1. Ekstriksik : Alergen, diperantai oleh reagen.
2. Intrinstik (idiopatik) : Dipicu oleh berbagai faktor.
Asma atopic merupakan hipersensivitas tipe I klasik, diperantarai oleh IgE, dengan ciri :

 Fase akut, dengan pengikatan antigen oleh sel mast yang dilapisi oleh IgE yang menyebabkan
pelepasan mediator primer (histamin, faktor kemotaktik) dan mediator sekunder (leukotriene,
prostaglandin D2, sitokin, neuropeptide).  mengakibatkan spasme bronkus, sembab, sekresi
mukosa, dan pengumpulan leukosit.
 Reaksi fase lanjut, diperantarai oleh terkumpulnya leukosit (basophil, eosinophil, neutrophil,
monosit).  ditandai oleh bronkospasme persisten dan sembab, sebukan leukosit, dan nekrosis
sel epitel.
Asma nonatopic, sering dipicu oleh infeksi saluran pernapasan, iritan kimia, dan obat, biasanya tanpa
riwayat keluarg adengan sedikit atau tanpa adanya tanda hipersensivitas yang diperantarai oleh IgE.
 Penyebab primer belum diketahui.
MORFOLOGI

 Paru mengembang berlebihan


 Menunjukkan atelectasis bercal, dengan oklusi saluran udara oleh sumbatan lender.
 Paru menunjukkan sembab
 Sebukan sel radang pada dinding bronkus dengan banyak eosinophil, hipertrofi otot bronkus,
dan kelenjar submucosa.
 Sumbatan lendir berukir ( spiral Curschmann).
 Debris kristaloid membrane eosinofil ( kristal Charcot-Leyden) dalam saluran udara.
Asma bronkial terjadi karena adanya peradangan menahan pada saluran pernapasan steril yang
disebabkan hipereaktivitas bronkial terhadap stimulasi berbagai stimulasi berbagai zat alergen pada
mastcells serta granulosit eosinophil. Pembengkakan pada bronkial ini akan menyebabkan terjadinya
sekresi mucus atau lendir secara berlebihan dan makin parah pada malam hari akibat sensitivitas baronial
terhadap zat alergen

Faktor genetik sendiri merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Apabila orang tua memiliki asma,
maka keturunannya dapat memiliki faktor risiko asma atau memiliki resiko alergi.

Asma bukan merupakan penyakit menular, asma adalah penyakit yang diturunkan karena faktor genetik.
Asma berdasar pada suatu proses alergi, orang tua yang menghidap asma dapat menurunkan gen alergi
kepada anaknya, tidak harus dalam bentuk asma bisa pula dalam bentuk sering bersin pagi hari, alergi
dingin, sering gatal-gatal dan macam-macam alergi lainnya. Maka apabila orang tua memiliki asma,
Maka keturunannya tidak dapat menghindari gen alergi tersebut

DAFTAR PUSTAKA

1. Robbins, Stanley L., Ramzi S. Cotran, Vinay Kumar. Dasar Patologi Penyakit. Edisi 5. Jakarta :
EGC, 1999.

2. Dikutip dari http://www.klikdokter.com/tanya-dokter/read/2735859/apakah-asma-penyakit-


keturunan pada tanggal 21 November 2017

Anda mungkin juga menyukai