A. Pengertian
Luka bakar adalah cedera yang terjadi dari kontak langsung
ataupun paparan terhadap sumber panas, kimia, listrik, atau radiasi.
Perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh manusia pada beberapa
kasus dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang irreversible (Black dan
J.H. Hawks, 2014 ; LeMone dan Karen Burke, 2008)
B. Statistik
Berdasarkan penelitian American Burn Association pada tahun
2012, di Amerika Serikat setiap tahunnya terdapat 450.000 kasus luka
bakar yang memerlukan tindakan medis. Dengan rata-rata 40.000 kasus
yang memerlukan perawatan hospitalisasi serta terdapat 3.400 kasus
kematian luka bakar (Doenges, dkk, 2014).
Ditahun sebelumnya (2011) The Federal Emergency Management
Association (FEMA) melaporkan terdapat rata-rata 40.000 kasus kematian
pertahunnya yang disebabkan oleh kebakaran. Meskipun angka kematian
rendah yaitu < 2% dari seluruh populasi di Amerika, tetapi bencana
kebakaran menjadi penyebab kematian ketiga setelah kecelakaan
kendaraan bermotor dan tenggelam (Doenges, dkk, 2014).
DERAJAT 1
lepuh 48-72 jam
Laju penyembuhan
berbeda bergantung
pada kedalaman luka
bakar dan
ada/tidaknya infeksi
Warna beragam Mati rasa Dibutuhkan autograf
(misalnya, (sensasi untuk proses
merah tua, tusukan penyembuhan
putih, hitam, jarum)
coklat)
Permukaan
kering
Pembuluh darah
LUKA BAKAR KETEBALAN PENUH
yang mengalami
DERAJAT 3
trombosis
terlihat
Tidak ada
kepucatan
Warna beragam Mati rasa Kemungkinan terjadi
Arang terlihat amputasi ekstremitas
pada daerah
DERAJAT 4
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas dan istirahat
Gejala :-
Tanda :
a. Penurunan kekuatan, tahanan
b. Rentang gerak terbatas pada area yang terluka
c. Gangguan massa otot dan perubahan tonus
2. Sirkulasi (dengan luka bakar lebih dari 20% TBSA)
Gejala :-
Tanda :
a. Hipotensi (syok)
b. Denyut nadi perifer distal berkurang pada ekstremitas yang cedera;
vasokonstriksi perifer umum dengan kehilangan denyut nadi, kulit
putih dan dingin (syok listrik)
c. Takikardi (syok, gelisah, nyeri)
d. Disritmia (syok listrik)
e. Pembentukan edema jaringan (semua luka bakar)
3. Integritas ego
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan
Tanda : kecemasan, marah, penolakan diri, menangis, depresi,
perilaku agresif
4. Eliminasi
Gejala :-
Tanda :
a. Pengeluaran urine menurun selama fase darurat, warna mungkin
berwarna merah muda karena kerusakan sel darah merah atau hitam
kemerahan jika terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot
dalam
b. Diuresis
c. Bunyi usus berkurang atau tidak ada, terutama pada luka bakar
kutenus lebih dari 20% TBSA karena stres mengurangi gerak
peristaltik usus
5. Makanan/Cairan
Gejala :-
Tanda :
a. Edema jaringan umum.
b. Anorexia, mual, muntah
6. Neurosensori
Gejala : Area mati rasa, kesemutan
Tanda :
a. Perubahan perilaku
b. Reflek tendon dalam menurun di ekstremitas yang terluka
c. Aktivitas kejang
d. Laserasi kornea, kerusakan retina
e. Pecahnya membran timpani
f. Paralisis (cedera pada jalur saraf)
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala :
a. Nyeri bervariasi,luka bakar tingkat pertama sangat sensitif terhadap
sentuhan, perubahan tekanan, gerakan, udara, suhu
b. Luka bakar tingkat menengah atau tingkat dua , sangat menyakitkan,
sedangkan respon rasa sakit pada luka bakar tingkat dua dalam adalah
tergantung pada keutuhan ujung saraf
c. Luka bakar tingkat tiga tidak menimbulkan rasa sakit kecuali
disepanjang tepi luka bakar
Tanda :
a. Perilaku menjaga, posisi protektif
b. Perilaku ekspresif : seperti gelisah, mengeluh, menangis
c. Perubahan tekanan darah, denyut nadi, laju pernafasan
8. Pernafasan
Gejala : terkurung diruangan tertutup dan terkena paparan yang
lama (kemungkinan cedera inhalasi)
Tanda :
a. Suara serak, batuk mengi, partikel berkarbon pada sputum,
ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis (indikasi cedera
inhalasi)
b. Pengembangan thoraks terbatas, sebagai kemungkinan adanya luka
bakar pada dada
c. Stridor pada jalan nafas atas, mengi (karena edema laring)
d. Bunyi nafas krekles (karena edema paru)
e. Sekresi saluran nafas yang banyak
f. Wheezing
9. Keamanan
Gejala :
a. terlibat dalam perilaku beresiko contohnya penyalahgunaan narkoba,
aktivitas olahraga saat badai, bekerja didekat tiang listrik
b. kurangnya praktik keselamatan : misalnya tidak ada detektor asap,
merokok ditempat tidur, mengenakan pakaian longgar, penggunaan
dan penyimpanan bahan kimia kaustik yang tidak tepat
c. gangguan sensori membatasi deteksi panas atau dingin
d. kekerasan atau pelecehan
e. riwayat luka bakar sebelumnya atau cedera lainnya
Tanda :
a. kulit
1) umum : kedalaman kerusakan jaringan yang tidak terbukti selama
3-5 hari karena proses trombus mikrovaskuler pada beberapa
luka; area kulit yang tidak terbakar mungkin dingin lembab,
pucat, dengan peredaran darah kapiler lambat pada adanya
penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan
atau keadaan syok
2) cedera api : mungkin ada area cedera dengan kedalaman beragam
sehubungan dengan variasi intensitas panas yang dihasilkan oleh
terbakarnya pakaian; mukosa hidung dan mulut kering, merah;
lepuh pada faring posterior; edema sirkumular dan sirkumnasal
3) cedera kimia : penampilan luka bervariasi sesuai dengan agen
penyebab; kulit mungkin berwarna coklat kekuningan dengan
tekstur lembut seperti tekstur lepuh, ulkus, nekrosis atau jaringan
parut tebal
4) cedera listrik : cedera kulit eksternal biasanya jauh lebih sedikit
daripada nekrosis yang mendasarinya; penampilan luka bervariasi
dan mungkin termasuk luka masuk dan keluar (ledakan)
5) lain-lain : adanya fraktur, dislokasi (jatuh besamaan , kecelakaan
kendaraan bermotor; kontraksi otot akibat sengatan listrik)
10. teaching/learning
a. penggunaan obat penenang, alkohol, tembakau.
b. keyakinan dan praktik budaya
11. Discharge planning
a. Perawatan luka
b. Perubahan tataletak rumah selama rehabilitasi berkepanjangan
B. PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Pertahankan paten jalan napas dan fungsi pernapasan.
2. Kembalikan stabilitas hemodinamik dan volume sirkulasi.
3. Mengurangi rasa nyeri.
4. Cegah komplikasi.
5. Berikan dukungan emosional untuk klien dan signifikan lainnya (SO).
6. Berikan informasi tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan.
C. TUJUAN PEMULANGAN
1. Homeostasis tercapai.
2. Nyeri terkendali atau berkurang.
3. Komplikasi dicegah atau diminimalkan.
4. Situasi saat ini ditangani secara realistis.
5. Kondisi, prognosis, dan rejimen terapi dipahami.
6. Rencanakan untuk memenuhi kebutuhan setelah pemulangan.
D. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Faktor resiko :
Lingkungan — penghirupan asap
Jalan napas terhambat — sekresi yang tertahan, eksudat di alveoli
NOC :
Status Pernafasan
Menunjukkan suara nafas yang jernih; frekuensi pernapasan dalam
kisaran normal; dan bebas dari dispnea dan sianosis.
Tampilkan saturasi oksigen dalam kisaran normal.
NIC RASIONAL
Mandiri
Kaji reflek menelan Dugaan cedera inhalasi
Monitor frekuensi pernafasan, Takipnea, penggunaan otot
ritme dan kedalaman bantu pernafasan berkurangnya
pernafasan serta denyut nadi tingkat oksigen, adanya
secara teratur. Perhatikan sianosis, dan perubahan warna
adanya sputum berwarna sputum. Menyatakan adanya
hitam (karbon) gangguan saluran pernafasan
Auskultasi paru, perhatikan Gangguan jalan nafas dapat
adanya stidor, wheezing, terjadi sangat cepat atau
krekels. terlambat.
Tinggikan kepala tempat tidur, Mengoptimalkan
hindari penggunaan bantal pengembangan paru-paru. Bila
dibawah kepala kepala atau leher terbakar,
bantal dapat menghambat
pernafasan menyebabkan
nekrosis pada kartilago telinga
yang terbakar dan
meningkatkan konstriktur leher.
Latih nafas dalam, batuk Meningkatkan ekspansi paru,
efektif dan perubahan posisi memobilisasi dan drainase
sekret
Kolaborasi
Berikan terapi oksigen O2 memperbaiki
hipoksemia/asidosis
Monitor tingkat GDA (gas PaO2 ≤ 50, PaCO2 ≥ 50 dan
darah arteri) penurunan pH menunjukkan
inhalasi asap, dan terjadinya
pneumonia
Kaji ulang rontgen dada Perubahan menunjukkan
atelektasis/edema paru
mungkin tidak terjadi selama 2-
3 hari setelah terbakar
Berikan fisioterapi dada Fisioterapi dada mengalirkan
area dependen paru,
memperbaiki ekspansi paru,
sehingga meningkatkan fungsi
pernafasan dan menurunkan
atelektasis.
Siapkan intubasi/trakeostomi Intubasi dibutuhkan bila jalan
sesuai indikasi nafas edema atau luka bakar
mempengaruhi fungsi paru.
2. Resiko kekurangan volume cairan
Faktor risiko :
Kehilangan cairan melalui rute abnormal (luka)
Peningkatan kebutuhan: status hipermetabolik, ketidakcukupan
pemasukan
kehilangan perdarahan
kemungkinan dibuktikan oleh : [tidak dapat diterapkan; adaya tanda-tanda
dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual]
NOC :
Menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan dibuktikan oleh haluaran
urine individu adekuat, tanda vital stabil, membran mukosa lembab
NIC RASIONAL
Mandiri
Monitor tanda vital, CVP, Memberikan pedoman untuk
perhatikan pengisian kapiler penggantian cairan dan
dan kekuatan nadi perifer mengkaji respon
kardiovaskuler
Monitor haluaran urine, Urine dapat tampak merah
observasi warna dan hemates sampai hitam, pada kerusakan
sesuai indikasi otot masif.sehubungan dengan
adanya darah dan keluarnya
mioglobin
Perkirakan drainase luka dan Peningkatan permeabilitas
kehilangan yang tak tampak kapiler, perpindahan protein,
proses inflamasi, dan
kehilangan melalui evaporasi
besar mempengaruhi volume
sirkulasi dan haluaran urine,
khususnya selama 24-72 jam
pertama setelah terbakar.
Timbang BB setiap hari Penggantian cairan tergantung
pada BB klien.
Kolaborasi
Pasang kateter urine Memungkinkan observasi ketat
fungsi ginjal dan mencegah
mencegah refleks urine.
Retensi urine dengan produk
sel jaringa yang rusak dapat
menimbulkan disfungsi dan
Berikan penggantian cairan IV infeksi ginjal.
yang dihitung, elektrolit, Resusitasi cairan menggantikan
plasma, albumin. kehilangan cairan elktrolit dan
memmbantu mencegah
Monitor pemeriksaan komplikasi.
Laboratorium (Hb, HT, Mengidentifikasi kerusakan sel
elektrolit, natrium) darah merah, dan kebutuhan
penggantian cairan dan
elektrolit
Berikan obat sesuai indikasi
a. deuretik contoh manitol Diindikasikan untuk
meningkatkan haluaran urine
dan membersihkan tubulus dari
debris/ mencegah nekrosis
b. antasida contoh kalsium Dapat menurunkan keasaman
karbonat,ranitidine gastrik, untuk menurunkan
resiko iritasi gastrik.
Tambahkan elektrolit pada air Larutan pembersih yang
yang digunakan untuk kurang lebih sama dengan
debridement luka cairan jaringan dapat
meminimalkan perpindahan
cairan osmotik.
3. Resiko infeksi
Faktor resiko :
Pertahanan primer tidak adekuat : kerusakan perlindungan kulit, jaringan
traumatik
Pertahanan sekunder tidak adekuat : penurunan Hb, penekanan respons
inflamasi
kemungkinan dibuktikan oleh : [tidak dapat diterapkan; adaya tanda-tanda
dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual]
NOC :
Mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan tidak
demam.
NIC RASIONAL
Mandiri
Implementasikan teknik Tergantung tipe/luasnya luka
isolasi yangtepat sesuai (pengobatan luka tertutup atau
indikasi luka terbuka); isolasi dapat
diretang dari luka
sederhana/kulit sampai komplit
untuk menurunkan risiko
kontaminasi silang/terpajan
pada flora bakteri multiple
Tekankan teknik aseptik dan Mencegah kontaminasi silang
batasi pengunjung dan menurunkan resiko infeksi
Periksa luka tiap hari, Mengidentifikasikan adanya
perhatikan/catat perubahan penyembuhan (granulasi
penampilan, bau, atau jaringan) dan memberikan
kuantitas drainase. deteksi dini infeksi luka bakar.
Infeksi pada luka bakar
ketebalan sebagian dapat
menyebabkan perubahan luka
bakar menjadi cedera ketebalan
penuh.
Awasi tanda vital untuk Indikator sepsis(sering terjadi
demam, peningkatan pada luka bakar ketebalan
frekuensi/kedalaman penuh) memerlukan evaluasi
pernafasan sehubungan cepat dan intervensi. Catatan:
dengan perubahan sesoru, perubahan sensori, kebiasaan
adanya diare, penurunan defekasi, dan frekuensi
jumlah trombosit, dan pernafasan biasanya berlanjut,
hiperglikemia dan glikosuria. demam dan perubahan hasil
laboratorium.
Kolaborasi
Foto luka pada awal dan Memberikan dasar dan catatan
dengan interval periodik. proses penyembuhan
Berikan agen topikal sesuai Agen dibawah ini membantu
indikasi, contoh untuk mencegah/mengontrol
infeksi luka dan mencegah luka
kering, yang dapat
menyebabkan kerusakan
jaringan berlanjut
Silver sulfadiazin (silvaden) Antimikronal spektrum luas yang
secara relatif tidak nyeri tetapi
mempunyai penetrasi rendah
daripada sulfamilon dan dapat
menyebabkan kemerahan atau
depresi sel darah putih.
Mafedin asetat (sulfamilon) Antibiotik pilihan pada infeksi luka
bakar invasif. Berguna melawan
organisme gram negatif/gram
positif. Menyebabkan rasa
terbakar/nyeri pada pemakaian dan
selama 30 menit setelah itu. Dapat
menyebabkan kemerahan, asidosis
metabolik, dan penurunan PaCO2
Silver nitrat Efektif melawan staphylocixcus
aureus, Eucherichra coli dan
pseudomonas aeroginosa, tetapi
mempunyai penetrasi jaringan
buruk, nyeri dan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan
elektrolit. Balutan harus disaturasi
secata konstan. Produk
mikroorganisme kulit/permukaan
hitam.
Providon-iodine (betadin) Antimikrobal spektrum luas tetapi
nyeri pada pemakaiannya, dapat
menyebabkab asidosis
metabolik/peningkatan absorpsi
iodin, dan merusak jaringan rapuh.
Berikan obat dengan tepat,
contoh:
Suberchar slysis/antibiotik Antibiotik lokal dan sistemik
sistemik diberikan untuk mengontrol
patogen yang terindentifikasi oleh
kultur/sensitivitas. Suberchar slysis
telah ditemukan efektif melawan
patogen untuk mencegah sepsis
pada jaringan granulasi pada garis
demarkasi antara jaringan yang
hidup atau tak hidup.
Tetanus toksoid atau Kerusakan jaringan/perubahan
antitoksin klostridial dengan mekanisme pertahanan
tepat. meningkatkan risiko terjadinya
tetanus atau gangren gas,
khususnya pada luka bakar dalam
seperti yang disebabkan oleh
listrik.
4. Nyeri akut
Dapat dihubungkan dengan :
kerusakan kulit/jaringan,pembentukan edema
Manipulasi jaringan cedera, contoh debridemen luka
Kemungkinan dibuktikan oleh :
keluhan nyeri
fokus menyempit, penampilan wajah nyeri
perubahan tonus otot; respon autonomik
perilaku distraksi, melindungi ansietas/ketakutan
NOC :
melaporkan nyeri berkurang/terkontrol
Menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh rileks
Berpartisipasi dalam aktivitas dan tidur/istirahat dengan tepat
NIC RASIONAL
Mandiri
Kaji keluhan nyeri, perhatikan Nyeri hampir selalu ada pada
lokasi/karakter dan intensitas beberapa derajat beratnya
(1-10). keterlibatan jaringan/kerusakan
tetapi biasanya paling berat
selama penggantian balutan dan
debridemen. Perubahan
lokasi/karakter/intensitas nyeri
dapat mengindikasikan
terjadinya komplikasi (contoh
iskemia tungkai) atau
perbaikan/kembalinya fungsi
saraf/sensasi.
Tutup luka sesegera mungkin Suhu berubah dan gerakan
kecuali perawatan luka bakar udara dapat menyebabkan nyeri
metode pemajanan pada udara hebat pada pamajanan ujung
terbuka saraf
Tinggikan ekstremitas luka Peninggian mungkin diperlukan
bakar secara periodik pada awal untuk menurunkan
pembentukan eodema; setelah
perubahan posisi dan
peninggian menurunkan
ketidaknyamanan serta resiko
kontraktur sendi.
Ubah posisi dengan sering dan Gerakan dan latihan
rentang gerak pasif dan aktif menurunkan kekakuan sendi
sesuai indikasi dan kelelahan otot tetapi tipe
latihan tegantung pada lokasi
dan luas cedera
Pertahankan suhu lingkungan Pengaturan suhu dapat hilang
nyaman, berikan lampu karena luka bakar mayor.
penghangat, penutup tubuh Sumber panas eksternal perlu
hangat untuk mencegah menggigil/
Dorong penggunakan teknik Memfokuskan kembali
manajemen stres, contoh perhatian, meningkatkan
relaksasi progresif, nafas relaksasi dan meningkatkan
dalam, bimbingan imajinasi, rasa kontol, yang dapat
dan visualisasi. menurunkan ketergantungan
farmakologis.
Kolaborasi
Berikan analgesik (narkotik Metode IV sering digunakan
dan non-narkotik) sesuai pada awal untuk
indikasi memaksimalkan efek obat.
Masalah pasien adiksi atau
keraguan tentang derajat nyeri
yang dialami tidak absah
selama fase perawatan
darurat/akut, tetapi narkotik
harus diturunkan sesegera
mungkin sesuai adanya dan
perubahan metode untuk
penghilangan nyeri.
5. Integritas Kulit
Dapat dihubungkan dengan : trauma; kerusakan permukaan kulit karena
destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam)
Kemungkinan dibuktikan oleh : tak adanya jaringan yang hidup
NOC :
Menunjukkan regenerasi jaringan
mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka bakar
NIC RASIONAL
Mandiri
Kaji/catat ukuran, warna, Memberikan informasi dasar
kedalaman luka, perhatikan tentang kebutuhan penanaman
jaringan nekrotik dan kondisi kulit dan kemungkinan petunjuk
sekitar luka tentang sirkulasi pada area graft
Berikan perawatan luka bakar Menyiapkan jaringan untuk
yang tepat dan tindakan penanaman dan menurunkan
kontrol infeksi. resiko infeksi/kegagalan graft
Tinggikan area graft bila Menurunkan
mungkin/tepat. Pertahankan pembengkakan/membatasi
posisi yang diinginkan dan risiko pemisahan graft. Gerakan
imobilisasi area bila jaringan dibawah graft dapat
diindikasikan. mengubah posisi yang
mempengaruhi penyembuhan
optimal.
Evaluasi warna sisi graft dan Mengevaluasi keefektifan
donor; perhatikan adanya/tak sirkulasi dan mengidentifikasi
adanya penyembuhan. terjadinya komplikasi.
Kolaborasi
Siapkan/bantu prosedur
bedah/balutan biologis,contoh
Hemograft (alograft) Graft kulit diambil dari kulit orang
itu sendiri atau orang yang sudah
meninggal (donor mati) digunakan
untuk penutupan sementara pada
luka bakar luas sampai kulit orang
itu siap ditanam (tes graft), untuk
menutup luka terbuka secara epat
setelah eskarotomi untuk
melindungi jaringan granulasi
Heterograft Kulit graft diambil mungkin dari
(xenograft,porcine) binatang dengan penggunaan yang
sama untuk hemograft atau untuk
menutup autograft yang berlubang
Autograft Kulit graft diambil dari bagian
pasien yang tidak cedera; mungkin
ketebalan penuh atau ketebalan
parsial.