Anda di halaman 1dari 3

AED ( Automated External Defibrillator ) / Defibrilator

Eksternal Otomatis
RS Ibu dan Anak
Mardi Waloeja
Kauman Malang
No. Dokumen No.Revisi Halaman
001/SPO/RSIA.MWK/I/2019 00 1 dari 2
Ditetapkan oleh :
Direktur
Tanggal Terbit :
SPO 03 Januari 2019

Dr. Susilowati
1. PENGERTIAN Perangkat yang digunakan untuk penyelamatan dasar dan prosedur
defibrilasi yang benar.
2. TUJUAN . Defibrilator eksternal AED Plus ditujukan untuk digunakan oleh individu
yang memiliki kompetensi melalui pelatihan tentang penggunaan perangkat
AED Plus, bantuan hidup dasar, bantuan hidup lanjut, atau oleh dokter yang
berwenang dalam melakukan tanggapan medis darurat untuk melakukan
defibrilasi korban serangan jantung.

3. KEBIJAKAN 1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 20089


tentang Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 106/MENKES/SK/1/2004
tentang sistem penanggulangan kegawatan terpadu
3. Surat keputusan direktur Nomor:004/SK.DIR/RSIA.MWK/I/2019
tentang pembentukan Tim Code Blue.
4. PROSEDUR 1. Setelah pemasangan elektroda ke dada korban, defibrilator memantau
irama elektrokardiografik (electrocardiographic/ECG) dari jantung
korban, menganalisis irama tersebut, dan menentukan mana irama dapat
kejut (shockable) atau tidak dapat kejut (non-shockable). unit terisi
muatan listrik dan memunculkan peringatan TEKAN TOMBOL KEJUT
YANG BERKEDIP. Penyelamat menekan Tombol Kejut untuk
memberikan kejut jantung. Penyelamat kemudian diminta untuk
melakukan kompresi dada (CPR) selama 2 menit, setelah unit secara
otomatis menginisiasi analisis ECG yang baru
2. penutup dapat digunakan sebagai PASS (Passive Airway Support
System/Sistem Penyangga Saluran Napas Pasif) untuk menyangga leher
dan bahu korban pada posisi yang memudahkan untuk menjaga agar
saluran napas tetap terbuka
3. Alat CPR-D-padz mencakup sensor yang mendeteksi laju dan kedalaman
kompresi dada CPR. Sensor ini ditempatkan (sebagai bagian dari aplikasi
elektroda) pada dada korban sehingga posisinya terletak di antara tangan
penyelamat dan sternum korban bagian bawah selama kompresi dada.
Ketika penyelamat melakukan kompresi CPR, sensor mendeteksi laju
dan kedalamannya, serta mengirimkan informasi tersebut ke unit AED
Plus.
AED ( Automated External Defibrillator ) / Defibrilator
Eksternal Otomatis

4. Ketika AED Plus dinyalakan, unit memulai rangkaian perintah


suara, dan gambar menyala secara otomatis untuk tindakan
penyelamatan. Rangkaian tersebut berlanjut hingga AED Plus
dimatikan atau elektroda dilepaskan dari korban dalam jangka waktu
yang lama
5. Jika terdapat irama dapat kejut (shockable) ECG, gambar akan
menyala dan perintah suara memandu penyelamat melalui rangkaian
defibrilasi. Ketika kejut tidak dianjurkan, AED Plus memunculkan
perintah audio, TAK ADA ANJURAN KEJUTAN dan MULAI
CPR, serta nyalakan gambar terkait-CPR. Penyelamat diperbolehkan
melakukan CPR dalam waktu 2 menit (tergantung pada konfigurasi
perangkat). Setelah “periode CPR”, secara otomatis AED Plus
mengulang analisis irama ECG baru.
6. UNIT Seluruh unit kerja di RSIA Mardi Waloeja Kauman
TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai