Anda di halaman 1dari 8

Kelenjar Tiroid dan Peranannya dalam Proses Metabolisme

Abstrak : Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.
Kelenjar tiroid merangsang hormon tiroksin merangsang konsumsi oksigen pada sebagian
besar sel tubuh, membantu mengatur metabolisme dan pengaturan suhu tubuh. Tiroksin
mengandung banyak iodium. Apabila tubuh kekurangan iodium dalam jangka panjang
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok.
Kata kunci : Kelenjar tiroid, hormon tiroid, iodium

Abstract : The thyroid gland is the largest endocrine gland in the human body. The
thyroid gland stimulates the thyroxine hormone to stimulate consumption of oxygen in most
body cells, helping regulate metabolism and regulate body temperature. Thyroxine contains a
lot of iodine. If the body lacks iodine in the long run it causes enlargement of the thyroid
gland.
Keywords : Thyroid gland, thyroid hormone, iodine

Pendahuluan
Kelenjar tiroid mempertahankan tingkat metabolisme diberbagai jaringan agar optimal
sehingga bias berfungsi normal. Kelenjar tiroid merangsang hormon tiroksin merangsang
konsumsi oksigen pada sebagian besar sel tubuh, membantu mengatur metabolisme dan
pengaturan suhu tubuh. Hormon tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium
dalam tubuh untuk waktu jangka panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena
kelenjar ini harus kerja keras membentuk tiroksin.
Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan
kecerdasan menurun. Sebaliknya jika sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan
menjadi kurus, gelisah, takikardia dan kelebbihan pembentukan panas. Fungsi tiroid diatur
oleh hormon perangsang tiroid atau thyroid stimulating hormone (TSH) dari hipofisis
anterior.

Pembahasan
Makroskopik Glandula Thyroidea dan Glandula Parathyroidea

1
Glandula thyroidea terletak di sebelah dalam M. sternothyroideus dan M. sternohyoideus,
terletak anterior pada leher setinggi vertebra C5-T1. Kelenjar ini terutama terdiri dari lobus
kanan dan kiri, di anterolateral larynx dan trachea. Glandula thyroidea dikelilingi oleh
kapsula fibrosa, yang menjadi septum-septum di profunda ke dalam kelenjar ini.
Glandula parathyroidea berbentuk oval, pipih, dan kecil yang biasanya terletak di luar capsula
thyroidea pada separuh medial permukaan posterior setiap lobus glandula thyroidea, dalam
selubungnya. Glandula parathyroidea ini terbagian atas superior dan inferior. Yang superior
biasanya terletak sedikit lebih 1 cm inferior terhadap a. thyroidea inferior ke dalam glandula
thyroidea. Sedangkan bagian yang inferiornya biasanya terletak sedikit lebih 1 cm di inferior
tempat masuknya arterial. Sebagian besar orang memiliki empat glandula parathyroidea,
hanya sekitar 5% orang yang memiliki lebih.

Vaskularisasi Glandula Thyroidea dan Glandula Parathyroidea


Vaskularisasi untuk glandula thyroidea diperdarai oleh a. thyroidea superior dan inferior. A.
Thyroidea superior berasal dari a. carotis externa dan a. thyroidea inferior berasal dari truncus
thyrocervicalis yang berasal dari a. subclavian. Pembuluh baliknya v. thyroidea superior
bermuara pada vena jugularis interna dan yang v. thyroidea inferior bermuara pada v.
brachiocephalica. Persarafannya oleh ganglion cervicale superius, medium, dan inferius.
Vaskularisasi untuk glandula parathyroidea diperdarahi oleh cabang-cabang dari a. thyroidea
inferior dan juga oleh cabang-cabang dari a thyroidea superior atau a. thyroidea ima.
Untuk pembuluh baliknya, v. parathyroidea bermuara ke dalam plexus thyroideus glandula
thyroidea dan trachea. Persarafannya berasal dari r. thyroideus ganglia cervicale. 1

Mikoskopik Glandula Thyroidea dan Glandula Parathyroidea


Kelenjar tiroid dibungkus oleh kapsula jaringan ikat padat kolagen irregular yang tipis.
Jaringan ikat ini masuk ke dalam kelenjar sebagai septa yang membagi kelenjar menjadi
banyak lobules. Di permukaan posterior kelenjar tiroid terdapat kelenjar paratiroid yang juga
diselubungi oleh jaringan ikat ini. 2
Kelenjar tiroid menyimpan produk sekretoriknya ke dalam lumen folikel. Folikel merupakan
sebuah bangunan bulat mirip kista berdiameter 0,2-0,9 mm, terususun atas epitel selapis
kuboid yang membungkus lumen berisi koloid. Septa jaringan ikat masuk ke dalam jaringan
parenkim bersamaan dengan pembuluh darah, pembuluh limf, dan serat saraf.

Sel tiroid terbagi atas:


2
1. Sel epitel folikel
 Bentuk sel kuboid, inti bulat atau lonjong ditengah atau basal.
 Sitoplasma basophil, di bagian apical sitoplasma terdapat tetesan koloid, dan
terdapat mikrovili.
 Fungsi; untuk menghasilkan tiroksin yang kemudian disimpan sebagai koloid di
ruang folikel. Koloid merupakan senyawa glikoprotein yaitu triglobulin.
2. Sel parafolikuler atau sel C (clear cell)
 Terdapat tersendiri/ kelompok kecil
 Terletak diantara sel epitel folikel atau dalam kelompok-kelompok diantara folikel.
 Lebih besar daripada epitel folikel, sitoplasma jernih, pucat.
 Fungsi; untuk menghasilkan kalsitonin yang menurunkan kalsium plasma.
Aktivasi kelenjar tiroid:
 Aktif; folikel berukuran kecil, sel-sel epitel folike tinggi, koloid sedikit, kosong,
mengandung vakuola-vakuola karena direabsorbsi.
 Inaktif; ukuran folikel besar-besar, sel epitel kuboid rendah-gepeng, lumen folikel penuh
berisi koloid.

Kelenjar paratiroid, merupakan kelenjar-kelenjar kecil, berwarna kecoklatan, berbentuk


lonjong atau oval. Kelenjar ini diliputi oleh kapsula jaringan ikat tipis, terdapat septa-septa
halus yang membawa pembuluh darah, pembuluh limf, dan saraf ke dalam jaringan reticular
halus. Kelenjar paratiroid tebagi atas dua macam:2,3

1. Sel Prinsipal;
 Fungsinya untuk menghasilkan parathormon.
 Tersusun dalam massa padat diantara kapiler darah.
 Jumlahnya banyak.
Terdapat 2 jenis:
a. Berwarna gelap: inti jelas, bulat, sitoplasma relative sedikit, mengandung granula
sekretorik halus, basophil yang aktif untuk mensekresikan hormone.
b. Berwana terang: inti besar, vesikuler, sitoplasma jernih, pucat, bentuknya inaktif.

2. Sel Oksifil;
 Fungsinya belum jelas

3
 Selnya lebih besar daripada sel principal, jumlah lebih sedikit.
 Terdapat sendiri atau berkelompok diantara sel principal.
 Bentuk sel oval atau polygonal.
 Sitoplasmanya asidofil, bergranula halus.

Sintesis dan penyimpanan hormone tiroid


Sintesis hormon tiroid memerlukan dua bahan dasar yaitu tirosin dan iodium, yang keduanya
harus diserap dari darah oleh sel-sel folikel. Tahap pembentukan hormone tiroid dimulai dari
pengangkutan iodida dari darah ke dalam sel-sel dan folikel ke tiroid. Membran basal sel
tiroid mempunyai kemampuan yang spesifik untuk memompakan iodida secara aktif ke
bagian dalam sel. Kemampuan ini dinamakan penjeratan iodida (iodida trapping). Pada
kelenjar tiroid yang normal, pompa iodida dapat memekatkan iodide kurang lebih 30 kali dari
konsentrasinya di dalam darah. 4,5
Tirosin adalah asam amino yang disintesis tubuh, sedangkan iodium tidak disintesis oleh
tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan.
Sintesis, penyimpanan dan sekresi hormon tiroid terdiri dari langkah-langkah berikut: 4,5
 Semua langkah sintesis hormone tiroid berlangsung di dalam molekul tiroglobulin di
dalam koloid. Tiroglobulin di sintesis oleh reticulum endoplasma sel folikel. Di dalam
sel folikel, tiroglobulin yang disintesis akan menyatu dengan tirosin dan kemudian
dikeluarkan ke dalam koloid dengan cara eksotisosis. Sel-sel folikel yang
mengelilingi koloid membentuk suatu glikoprotein yang disebut tiroglobulin dan
enzim untuk sintesis hormone tiroid. Protein-protein ini di kemas kedalam vesikel dan
disekresikan ketengah-tengah ruang folikel. Sel-sel folikel juga secara akif menimbun
yodida, yang berasal dari makanan dengan menggunakan sodium-iodide-symporter
(NIS).
 Iodium dari darah terjerat di membran secara aktif oleh enzim hydrogen peroksidase
yang dihasilkan enzim tiroid peroksidase di sel folikel. Kemudian melalui pompa
iodium yaitu pompa Na-K ATPase terletak di membran luar sel folikel, iodium secara
aktif masuk ke dalam sel folikel menuju ke dalam koloid.
 Di dalam koloid, iodium cepat melekat dengan molekul tiroglobulin. Perlekatan
sebuah iodium ke tirosin menghasilkan monoiodotirosin (MIT). Perlekatan dua
iodium ke tirosin menghasilkan diiodotirosin (DIT).

4
 Kemudian terjadi penggabungan antar molekul MIT dan DIT. Penggabungan antar
satu molekul MIT dengan satu molekul DIT menghasilkan triiodotironin (T3).
Penggabungan antar dua molekul MIT menjadi tetraiodotironin (T4 atau tiroksin).
Penggabungan tidak terjadi antara dua molekul MIT.
Semua produk ini tetap melekat ke tiroglobulin. Hormon tiroid tetap tersimpan dalam bentuk
ini di koloid sampai terurai dan disekresikan. Jumlah hormone tiroid yang tersimpan
normalnya dapat memenuhi kebutuhan tubuh untuk beberapa bulan. Karena reaksi-reaksi ini
berlangsung di dalam molekul tiroglobulin, semua produk tetap melekat ke protein besar
tersebut sampai kemudian dipecah dan di sekresikan jika diperlukan tubuh. 4,5

Gambar 1. Mekanisme Sintesis Hormon Tiroid


Pengaturan sekresi hormon tiroid
Thyroid stimulatory hormone (TSH), hormon yang dihasilkan hipofisis anterior, merupakan
hormone regulator terpenting bagi sekresi hormone tiroid. Selain meningkatkan sekresi
hormone tiroid, TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas structural kelenjar
tiroid. Tanpa adanya TSH, kelenjar tiroid mengalami atrofi dan sekresi hormonnya
berkurang. Sebaliknya kelenjar ini akan hipertrofi (peningkatan ukuran tiap sel folikel) dan
hyperplasia (peningkatan jumlah sel folikel) sebagai respon stimulasi TSH yang berlebihan.
Jika kadar hormon tiroid berlebih dalam darah, hormon-hormon tiroid akan memberikan
feedback negative dengan cara menghambat hipofisis anterior untuk menghentikan sekresi
TSH oleh hipofisis anterior.4,5

Hormon tiroid terhadap metabolisme karbohidrat

5
Efek hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat, termasuk
penggunaan glukosa yang cepat oleh sel (efek insulin), meningkatkan glikolisis, mningkatkan
glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorbsi dari saluran cerna.

Hormon tiroid terhadap metabolisme protein


Hormon tiroid diperlukan untuk sintesis protein untuk pertumbuhan tubuh, namun jika di
sekresi berlebih, maka sebaliknya, terjadi penguraian protein.

Hormon tiroid terhadap metabolisme energi


Dengan adanya hormon yang meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh. Maka untuk
metabolisme energinya, hormon tiroid akan meningkatkan jumlah dan aktivasi ATP,
sehingga energi yang dihasilkan cukup.

Hormon tiroid terhadap BMR


Hormon tiroid eningkatkan laju metabolisme basal keseluruhan tubuh. Hormon ini adalah
regulator terpenting laju konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan istirahat.
Hormon ini berkaitan erat juga efek kalorigenik atau penghasil panas, dengan adanya
peningkatan aktivitas metabolik menyebabkan peningkatan produksi panas.

Fungsi kelenjar tiroid


Fungsi utama kelenjar tiroid adalah mempertahankan laju metabolisme yang sesuai.
Kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid penting untuk metabolisme kalsium dan juga
bekerja untuk mengurangi konsentrasi kalsium plasma darah. Hal ini mencegah terbentuknya
osteoklas-osteoklas baru. Fungsi kelenjar tiroid yang lain adalah :5
 Meningkatkan volume darah
 Meningatkan curah jantung
 Meningkatkan kebutuhan terhadap curah jantung
 Mengatur tumbuh kembang
 Metabolisme iodium
 Merangsang sintesis protein
 Meningkatkan konsumsi oksigen

Fungsi hormon tiroid

6
Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin terbesar. Kelenjar ini mensekresikan
dua jenis hormon yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Kedua hormon sangat
meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh dan mempunyai berbagai efek terhadap proses
metabolisme tubuh. Selain itu, kelenjar tiroid juga mensekresikan hormon kalsitonin, hormon
penting bagi metabolisme kalsium.

Iodium
Iodium berfungsi dalam sintesis hormone tiroid (iodium diperoleh dari makanan, asam
amino tirosin). Asupan iodium yang dianjurkan dari makanan (atau AKG iodium) untuk
berbagai kelompok umur dan bagi ibu hamil serta menyusui terdapat dalam Tabel 1.6

Kategori Asupan (µg/hari)


Bayi, 0-59 bulan 90
Anak sekolah, 6-12 tahun 120
Anak-anak >12 tahun dan orang dewasa 150
Ibu hamil dan menyusui 200
Tabel 1. Asupan Iodium dari makanan yang direkomendasikan oleh
WHO/UNICEF/ICCIDD (2001)

Laut merupakan sumber utama iodium, dengan demikian makanan laut seperti ikan, kerang-
kerangan serta rumput laut yang dapat dimakan merupakan sumber pangan yang kaya akan
iodium. Siklus ekologis iodium di alam dimulai dalam bentuk uap air laut (yang mengandung
iodium) yang dibawa oleh angin dan awan ke wilayah daratan. Uap air laut ini akan jatuh
sebagai air hujan yang sebagian akan menggantikan iodium yang hilang pada lapisan
permukaan tanah kendati salju, hujan, banjir, dan sungai melarutkan kembali iodium dan
membawanya ke laut. Sebagian iodium yang diperoleh dari tanah akan masuk ke dalam air
minum serta sejumlah kecil iodium masuk ke dalam tanaman, hewan, dan produk pangan
yang dihasilkan seperti sereal, kacang-kacangan, buah, sayuran, daging, susu, serta telur.
Bila masukan iodium dalam makanan turun dibawah 10µg/hari, sintesis hormone tiroid tidak
adekuat dan sekresinya menurun. Akibatnya terjadi peningkatan sekresi TSH, sehingga
kelenjar tiroid terlalu aktif memproduksi hormone tiroid dan terjadi hipertrofi tiroid (gondok
defisiensi iodium). Adapun yang namanya Hipertiroidisme yang ditandai dengan peningkatan
laju metabolik basal, peningkatan pembentukan keringat, sehingga pengeluaran keringat

7
bertambah banyak, penurunan berat badan, karena tubuh membakar bahan makanan dengan
kecepatan abnormal, terjadi degradasi netto simpanan karbohidrat, lemak dan protein
sehingga menyebabkan penurunan massa protein otot rangka, sehingga terjadi kelemahan
otot. Hal ini disebabkan oleh bermacam kelainan termasuk, meskipun jarang yaitu adanya
tumor pada bagian hipofisis anterior yang meproduksi hormone TSH atau aktifasi konstitutif
reseptor TSH. 6

Kesimpulan
Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin terbesar. Kelebihan sekresi kelenjar
tiroid dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal sehingga terjadi peningkatan
pembentukan keringat dan pengeluaran keringat bertambah banyak, penurunan berat badan
karena tubuh membakar bahan makanan dengan kecepatan abnormal.

Daftar Pustaka
1. Moore KL, Dalley AF. Anatomi berorientasi klinis. Ed.5. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2013.h.199-204.
2. Gartner PL, Hiatt, LJ. Buku ajar berwarna histologi. Ed.3. Singapore:
Elsevier;2014.h.303-8.
3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta : EGC ; 2007.h.407-8.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed. 8. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.h.730-5
5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2008. H.
978-87.
6. Gibney MJ. Gizi kesehatan masyarakat.Jakarta: EGC; 2008. h.269-70.

Anda mungkin juga menyukai