Anda di halaman 1dari 12

TREND ISSUE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3

PENGOBATAN DENGAN METODE SANGKAL PUTUNG

Disususn oleh :
1. Elva Budhy C (1611016)
2. Ika Tyas Adi S (1611021)
3. Wiwit Setyani (1611032)
4. Zulfa Alkarimah (1611033)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PATRIA HUSADA BLITAR
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Trend Issue Keperawatan Medikal Bedah 3 ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Trend Issue
Keperawatan Medikal Bedah 3 ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Trend Issue
Keperawatan Medikal Bedah 3 ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Blitar, 20 Mei 2018

Penyusun

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


BAB I ...................................................................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 3
2.1 Sejarah ...................................................................................................... 3
2.2 Pengertian ................................................................................................. 3
2.3 Manfaat ..................................................................................................... 3
2.4 Faktor-faktor pertimbangan ...................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................... 5
Analisis Data ........................................................................................................... 5
3.1 Deskripsi kasus ......................................................................................... 5
3.2 Kelebihan dan kelemahan ........................................................................ 5
3.3 Alasan memilih......................................................................................... 5
3.4 Metode ...................................................................................................... 6
Kesimpulan ............................................................................................................. 8
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 9

ii
BAB I
1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kegiatan kecakapan tradisional sangkal putung yang dilakukan


secara turun temurun dan dibangun oleh pengalaman (experiental) telah
mendorong proses pembelajaran, khususnya transfer pengetahuan sangkal
putung. Pembelajaran yang dilakukan berdasarkan pengalaman dan terjadi
pada lingkup kelompok masyarakat terkecil atau keluarga dan dilakukan
dengan proses belajar dan bekerja kemudian disebut dengan magang
(apprenticeship). Magang atau learning by doing memiliki pengertian
sebagai suatu proses belajar dimana seseorang memperoleh dan menguasai
keterampilannya dengan cara melibatkan diri dalam proses pekerjaan
tanpa atau dengan petunjuk orang yang sudah terampil dalam
pekerjaannya (Dirjen Diklusepora, 1993).

Salah satu jenis pengobatan tradisional yang masih banyak


diminati oleh masyarakat yaitu pengobatan sangkal putung. Sangkal
putung merupakan salah satu jenis pengobatan pada patah tulang, dislokasi
tulang, terkilir, dan keseleo. Proses transfer pengetahuan dalam
pembelajaran kecakapan sangkal putung yang dilakukan oleh pemagang
sebagai pembelajar memiliki tahapan pembelajaran yang terdiri atas tahap
mengikuti (tumut), tahap praktik sebagian (njajal), tahap ritual (laku),
tahap penerapan (ngetrapake), dan tahap mandiri (jumeneng piyambak).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji perilaku pemagang dalam
transfer pengetahuan kecakapan pengobatan sangkal putung pada proses
pembelajaran yang terbentuk dalam lingkup informal (informal learning).

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimanakah sejarah pengobatan sangkal putung ?
b. Bagaimana metode pengobatan sangkal putung ?
c. Apakah dampak positif dan negatif sangkal putung ?
d. Apakah faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk menggunakan metode
pengobatan sangkal putung ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Agar dapat mengetahui sejarah dari sangkal putung.
b. Mengetahui metode pengobatan sangkal putung.
c. Mengetahui dampak negative dan positif dari sangkal putung.
d. Mengetahui faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk menggunakan
metode pengobatan sangkal putung.

1
1.4 Manfaat Penulisan
a. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana tehnik memijat sangkal putung
dengan berbagai tingkat keparahanya.

2
BAB II
2 Tinjauan Pustaka

2.1 Sejarah
Awal mulanya sangkal putung tersebut adalah warisan dari kakeknya jadi
sampai sekarang ini yang melakukan pijat sangkal putung sudah keturunan
ke 3 yaitu cucunya. Dari dulu beliau tidak menentukan berapa tarif sangkal
putung tetapi seikhlasnya dan bahkan pijat sangkal putung ini sudah
terdengar sampai luar kota dengan cara dari mulut ke mulut bapak tukang
pijat sangkal putung ini juga tidak pernah mempromosikan melalui media
apapun.(ditambahi neh ya…???)

2.2 Pengertian

Sangkal putung merupakan suatu pengobatan patah tulang oleh dukun


patah tulang yang dianggap memiliki kekuatan supranatural dengan cara
mengurut, memberi doa, dan minyak. Biasanya masyarakat yang berobat ke
dukun sangkal putung karena alasannya biaya pengobatan dan operasi
orthopaedi/tulang yang relatif mahal, selain itu juga disebabkan karena
minimnya pengetahuan masyarakat mengenai ilmu medis dan bingung
mengenai langkah atau pilihan yang tepat untuk mengobati patah tulang.
Pada kenyatannya pengobatan yang dilakukan dukun sangkal putung pun
mengikuti prinsip pengobatan patah tulang secara kedokteran, yaitu
mengembalikan posisi tulang yang patah ke posisi semula sebelum ia
mengalami patah/reposisi, setelah posisi sudah pas seperti semula lalu
mempertahankannya sampai sembuh/immobilisasi agar tulang tersebut
dapat tersambung dengan posisi yang benar. Reposisi dan immobilisasi ini
dapat dilakukan dengan cara operasi/pasang pen maupun tidak
operasi/pemasangan gips.

2.3 Manfaat
a. Biaya lebih murah
b. Proses penangganannya juga relatif cepat, tidak sampai berjam-jam, dan
pasien boleh langsung pulang.
c. Dapat mengurangi kecemasan karena mengembalikan posisi tulang yang
patah tanpa harus operasi.

3
2.4 Faktor-faktor pertimbangan
1. Factor social: dimana faktor ini melibatkan interaksi sosial yang kemudian
diberikan sugesti-sugesti atau suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang
sehingga masyarakat tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa
harus berpikir lama.
2. Faktor ekonomi : faktor ini sangat berperan besar dalam penerimaan atau
penolakan suatu pengobatan karna faktor ini sebagai pemerkuat presepsi
masyarakat bahwa pengobatan tradisional membutuhkan sedikit tenaga,
biaya, dan waktu
3. Faktor budaya : budaya merupakan suatu pikiran, adat-istidadat, kepercayaan,
yang menjadi kebiasaan masyarakat. Nilai-nilai budaya ini mempengaruhi
pembentukan suatu individu. Semua kebudayaan memiliki cara-cara
pengobatan sesuai dengan kepercayaan pada suku bangsanya dalam hal ini
suku bangsa sangat mendominasi pertimbangan untuk menolak atau
menerima yang didasari pada kecocokan suku bangsa yang di anut. Beberapa
kebudayaan melibatkan metode ilmiah atau melibatkan kekuatan supranatural
dan supernatural tergantung bagaimana kepercayaan dari suku bangsa sang
pasien.
4. Faktor psikologis : peranan sakit merupakan suatu kondisi yang tidak
menyenangkan, karena itu berbagai cara akan dijalani oleh pasien dalam
rangka mencari kesembuhan maupun meringankan beban sakitnya, termasuk
datang kepelayanan pengobatan alternatif .
5. Faktor kejenuhan terhadap pelayanan : faktor ini disebabkan akan kejenuhan
sang penderita dalam proses pengobatan membuat sang penderita memilih
jalur alternatif pengobatan lain yang dapat mempercepat proses
penyembuhannya.
6. Faktor manfaat dan keberhasilan : keberhasilan dan efektifitas dari
pengobatan alternatif menjadi alasan yang sangat berpengaruh terhadap
pemilihan pengobatan alternatif.
7. Faktor pengetahuan : sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
alat indera atau pikiran yang merupakan hal yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.

4
BAB III
3 Analisis Data

3.1 Deskripsi kasus

3.2 Kelebihan dan kelemahan


Kelebihan :
1. Biaya yang relatif murah, karena beberapa sangkal putung menerapkan
sistem pembayaran seikhlasnya.
2. Kemudahan dalam segi administrasi, sehingga lebih mudah di jangkau
oleh masyarakat.
3. Lokasi yang mudah di jangkau karena sebagian besar lokasi sangkal
putung dekat dengan pemukiman warga.
4. Biaya untuk berobat ke sangkal putung relatif murah sehinggadapa
dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Biaya untuk kesangkal
putung ini sesuai dengan kemampuan pasien.
Kelemahan :
1. Walaupun tulang dapat menyatu sendiri, namun jika posisinya tidak
diatur, maka penyatuan tulang dapat menimbulkan beberapa masalah
seperti gangguan pada saraf berupa kesemutan sampai gangguan
fungsi gerak dan bentuk yang tidak simetris.
2. Memanipulasi tulang yang patah tanpa mengetahui gambaran patahnya
dapat merusak jaringan sekitarnya.
3. Pada patah tulang yang terbuka , resiko infeksi sangat besar.

3.3 Alasan memilih


1. Untuk memenuhi tugas keperawatan medical bedah 3.
2. Untuk mengetahui perbedaan cara pengobatan antara medis dan non
medis.
3. Untuk mengetahui alasan masyarakat memilih pengobatan tradisioal
tersebut.

5
3.4 Metode
Metode yang digunakan tidak jauh berbeda seperti praktik pijat
padaumumnya yang menggunakan keterampilan tangan. Awalnya,penderita
cidera tulang akan diperiksa lebih dahulu dengan pengamatan kasatmata dan
meraba daerah yang cidera. Pengamatan tersebut berfungsi untuk
mendiagnosa keparahan dan sebagai pertimbangan untuk memutuskan
caradalam memijat. Pasalnya tiap jenis cidera akan berbeda perlakuan
dalammemijatnya. Di dalam dunia pengobatan sangkal putung, mereka
berprinsip bahwa jika tulang yang patah sudah disambungkan maka dengan
sendirinya lambat laun tulang tersebut akan tersambung kembali. Metode
pengobatan sangkal putung adalah pengobatan tulang tanpa melalui jalan
operasi. Hal inilah yang membedakan pengobatan sangkal putung dengan
pengobatan kedokteran. Pengobatan sangkal putung kebanyakan tidak ada
pembiusan, jadi pasientetap merasakan sakit sepanjang proses pengobatan.
Selain itu, di sangkalputung tidak menggunakan pen dan gif, melainkan
hanya dibidai dengan kertas kardus ataupun papan kayu sesuai ukuran dan
diikatkan pada bagianyang sakit kemudian dibalut dengan perban. Pada
kasus tertentu seperti patahtulang di tangan hanya dibebat dengan kain
untuk menopang agar tidak terjadi edema. Hal tersebut dilakukan jika
bagian yang sakit adalah tangan atau kaki. Pasien yang berobat ke sangkal
putung akan mendapat perawatan rutinyaitu pemijitan yang dilakukan sesuai
dengan parah atau tidaknya patah tulang tersebut.untuk membetulkan
sambungantulang dan memperlancar aliran darah. Proses pemijatan akan
dilakukanberkala bila tingkat keparahan cidera tinggi. Bahkan pada
beberapa ahlisangkal putung membuka pondok tempat menginap penderita
dengan tarif yang bervariasi.Ahli sangkal putung yang demikian hanya yang
profesional dantergolong ramai pengunjung. Persyaratan penderita yang
diterapi adalahistirahat total dan tidak boleh menggerakkan bagian tubuh
yang cidera selamabeberapa hari. Bagi penderita yang datang dari jauh atau
yang tingkatkeparahannya tinggi biasanya memanfaatkan fasilitas pondok
tersebut. Selainmenjaga agar bagian tubuhnya tidak bergerak bila
dipaksakan untuk melakukan perjalanan jauh, rupanya mereka juga
bermaksud agar ahlisangkal putung memonitor penderita selama di pondok

6
hingga penderitasembuh.Biasanya disarankan meminum jamu kunir madu.
Dan seperti yang diketahui oleh masyarakatluas, pengobatan sangkal putung
jauh lebih murah daripada pengobatanmodern. Namun pengobatan ini juga
dapat menyebabkan beberapa senditangan atau kaki yang menjadi kaku
karena tidak pernah digerakkan untuk waktu yang lama yaitu sekitar satu
bulan. Barulah setelah tulang tersambung,sendi yang kaku tersebut
dilemaskan atau diurut.

7
Kesimpulan

Sangkal Putung merupakan suatu bentuk pengobatan tradisional


yangmasih cukup banyak dipakai oleh penderita patah tulang sebagai alternatif
terhadap cara pengobatan yang diberikan oleh ilmu kedokteran. Beberapaorang
beranggapan bahwa menjadi ahli sangkal putung merupakan seseorangyang pintar
memijat, seorang berkemampuan khusus dan memperolehkeistimewaan itu
dengan cara gaib atau seseorang yang memang memilikigaris keturunan seorang
sangkal putung.Metode yang digunakan tidak jauh berbeda seperti praktik pijat
padaumumnya yang menggunakan keterampilan tangan dan obat gosok. Di
dalamdunia pengobatan sangkal putung, mereka berprinsip bahwa jika tulang
yangpatah sudah disambungkan maka dengan sendirinya lambat laun
tulangtersebut akan tersambung kembali. Pengobatan sangkal putung
jugakebanyakan tidak melalui pembiusan, jadi pasien tetap merasakan
sakitsepanjang proses pengobatan.Sangkal Putung memiliki sisi positif namun
juga sisi negatif. Biaya yangrelatif murah dan keberadaannya yang cukup mudah
ditemui menjadi halpositif pengobatan ini. Namun kecenderungan terjadinya
gangguan lanjutanatau juga infeksi merupakan sisi negatif metode pengobatan
tersebut. Akantetapi, memang tidak dapat dielakkan bahwa Sangkal Putung
memilikiperhatian tersendiri di mata masyarakat. Tidak lain hal tersebut
disebabkanoleh budaya, minimnya pengetahuan, keadaan sosial ekonomi dan
efisiensi jarak dan waktu.

8
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai