Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Terapi bermain pada anak usia preschool.


Sub Pokok Bahasan : Terapi bermain dengan menyusun puzzle sederhana.
Hari/Tgl : jumat, 25 januari 2019
Waktu : 30 menit.
Sasaran : Anak usia 3-6 tahun.
Tempat : Ruang Anak Dasar RSUP Dr. Kariadi Semarang
Metode : 1. Ceramah.
2. Bermain Bersama.
Media : Permainan puzzle.
Pembagian Tugas Kelompok :
1. Leader : Agus Indrian
2. Co leader : Dewi Retno Sari
3. Fasilitator :
 Ani Susanti
 Ardi Nur Setiawan
 Devi Rostikawati
 Dani Ekowati
4. Observer : Ahmad Ginanjar S

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti permainan ini selama 30 menit, anak diharapkan bisa terlatih
kognitif dan motorik halusnya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti permainan ini, anak diharapkan:
a. Mampu mengenal bentuk benda (gambar) seperti alat transportasi, sayur-
sayuran, dan profesi.
b. Mampu meletakkan gambar sesuai dengan petunjukkan yang diberikan oleh
leader.
c. Mampu menyebutkan nama-nama dari alat transportasi, sayur-sayuran, dan
profesi.

B. Kegiatan Bermain
No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta Metode Media
Penyuluhan
1 Pembukaan 3 menit a. Memberi salam Menjawab salam Tanya -
pembuka. jawab
b. Perkenalan.
c. Apersepsi dengan Memperhatikan Ceramah
cara menggali Menjawab Ceramah
pengetahuan yang pertanyaan.
dimiliki anak.
d. Menjelaskan proses Memperhatikan
bermain.
2 Pelaksanaan 15 a. Menanyakan Menjawab Tanya -
menit apakah anak pernah jawab
bermain puzzle.
b. Menjelaskan aturan
bermain.
c. Membagikan Memperhatikan Ceramah -
puzzle.
d. Membimbing anak
merangkai puzzle. Memperhatikan Ceramah Puzzle
Memperhatikan Ceramah -

3 Penutup 2 menit a. Evaluasi Memperhatikan Ceramah -


b. Memberi Menjawab Tanya -
reinforcement jawab
positif
c. Memberi salam Menjawab Tanya -
penutup jawab

C. Alat dan Bahan


1. Gambar.
2. Puzzle
D. Metode
1. Ceramah.
2. Demonstrasi.
E. Evaluasi
1. Standar persiapan
a. Pengaturan tempat.

Bermain
puzzle

Keterangan :
: Peserta.

: Leader (Setap Adiatma).


: Co leader.

: Fasilitator.

: Observer.
b. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Standar proses
a. 80% peserta aktif mengikuti kegiatan terapi bermain dengan menyusun
puzzle sederhana.
b. 100% peserta tidak ada yang meninggalkan ruangan ketika terapi bermain
dengan menyusun puzzle sederhana.
3. Standar hasil
a. 80% peserta mampu mengenal bentuk benda (gambar) seperti tokoh kartun,
mengenal huruf.
b. 70% peserta mampu meletakkan gambar sesuai dengan petunjukkan yang
diberikan oleh leader.
c. 80% peserta mampu menyebutkan nama-nama dari alat transportasi, sayur-
sayuran, dan profesi.

F. Daftar Pustaka
1. Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.
2. Staf Pengajar IKA FKUI. (1995). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 3.
Jakarta : FKUI.
3. Suherman. (2000). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC

G. Lampiran
1. Materi.
2. Soal dan jawaban.
MATERI
TERAPI BERMAIN PUZZLE

A. Pengertian Terapi Bermain


Bermain merupakan bagian penting dari masa balita dan punya nilai
pendidikan yang tinggi (June, 2003). “Bermain” (play) merupakan istilah yang
digunakan secara bebas sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling
tepat merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Untuk alat permainan yang
dirancang dengan baik akan lebih menarik anak dari pada alat permainan yang tidak
di desain dengan baik. Anak TK biasanya menyukai alat permainan dengan bentuk
yang sederhana dan tidak rumit dan berwarna terang. Salah satu contoh permainan
yang menarik yaitu permainan puzzle, karena puzzle anak akan dapat mempelajari
sesuatu yang rumit serta anak akan berpikir bagaimana puzzle ini dapat tersusun
dengan rapi (Alfiyanti, 2010, hlm 17).

B. Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan
organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar
anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

C. Macam Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play).
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium,
meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh: Melihat gambar di buku/majalah. mendengar cerita atau musik,
menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk
aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

D. Alat Permainan Edukatif (Ape)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, terdiri dari motorik kasar dan halus. Contoh
alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali,
dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape,
TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle,
boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu
dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang
dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

E. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
F. Bentuk- Bentuk Permainan
1. Usia 0 – 12 bulan.
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik.
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang
tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-
balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-
coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal
dan membedakan warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk .
c. Pasel (puzzel) sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f. Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-
anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah.
5. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil.
h. Kapal terbang.
i. Kapal laut dsb
6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni,
mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.
8. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

G. Manfaat dari Bermain Puzzle.


1. Melatih Memecahkan Masalah
Salah satu manfaat utama dari permainan puzzle adalah meningkatkan
kemampuan anak untuk memecahkan masalah. Permainan ini membantu anak
untuk berpikir secara berbeda agar dapat menyelesaikan potongan demi
potongan puzzle. Selain itu, puzzle juga dapat membantu anak mencapai tujuan
dan memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan, sehingga membuatnya ingin
menyelesaikan lebih banyak puzzle lagi. Hal ini juga akan membuat anak lebih
tertarik untuk belajar di sekolah.
2. Mengembangkan Kordinasi Mata dan Tangan
Puzzle bagi anak hadir dengan bermacam bentuk, warna dan juga gambar. Hal
ini dibuat untuk membantu anak Anda meningkatkan kordinasi antara tangan
dan mata mereka. Anak akan dilatih untuk meletakkan potongan puzzle dengan
bentuk yang berbeda pada tempat yang tepat. Cara ini dapat membuat anak
belajar melibatkan gerakan dan konsentrasi serta mengenali apa yang terlihat
pada waktu bersamaan.
3. Pengembangan Keterampilan Motorik
Anak-anak diharuskan mengambil sesuatu, membuat garis dan memindahkan
barang tanpa membuatnya rusak, hal ini berarti meningkatkan keterampilan
motorik mereka. Bukan hanya melatih gerakan dasar, puzzle juga akan
membantu anak mengontrol gerakan dan meletakkan sesuatu sesuai tempatnya.
Pengembangan keterampilan motorik ini juga akan melatih anak melakukan
hal-hal dasar seperti menulis dan makan dengan baik.
4. Pengembangan Keterampilan Kognitif
Ketika bermain puzzle, anak akan mengenal bentuk dan ukuran serta warna
berbeda pada objek. Hal ini akan membantu anak belajar untuk meletakkan
segala sesuatu secara bersamaan dan harmonis, yang secara otomatis membuat
keterampilan kognitif anak terlatih. Permainan ini juga akan membantu anak
dengan dasar-dasar yang diperlukan untuk sekolah dan kehidupannya nanti,
termasuk alfabet, berhitung dan mengenal nama-nama objek.

H. Langkah-langkah Terapi Bermain Puzzle


1. Leader menjelaskan terlebih dahulu alat dan bahan yang digunakan dalam terapi
bermain.
2. Leader menjelaskan proses bermain dimana langkah pertama yaitu anak di minta
untuk memasang gambar pada kertas asturo yang telah berisi tulisan identitas dari
gambar atau benda tersebut.
3. Langkah kedua : jika anak ada yang tidak dapat menempelkan gambar dengan
benar maka puzzle tersebut akan dipindahkan pada teman yang lain sampai anak
dapat melengkapinya dengan benar.
4. Co leader membantu leader untuk menjelaskan prosedur terapi bermain tersebut.
5. Kemudian fasilitator membantu anak yang tidak dapat melakukan terapi bermain
tersebut.
6. Observer mengawasi proses terapi bermain dengan menggunakan puzzle
sederhana tersebut.
Soal dan jawaban

1. Apakah semua anak dapat menyebutkan tokoh kartun, mengenal huruf yang ada di
dalam puzzle?
Jawab : Dari 3 anak yang mengikuti terapi bermain terdapat 1 anak yang tidak dapat
menyebutkannya.
2. Apakah anak-anak sangat menikmati permainan yang diberikan?
Jawab: Semua anak sangat kooperatif dan menikmati jalannya permainan.

Anda mungkin juga menyukai