BAB IV
Pada bab ini peneliti menguraikan gambaran umum terkait tempat penelitian, analisis
univariat (Jenis kelamin, usia, dan kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan
tahun 1933 dan berlokasi di Jalan Laut, No. 21, Kendal. Rumah sakit ini
pelayanan lengkap.
memiliki 9 poliklinik spesialis dan 5 poliklinik non spesialis. Unit kerja rawat
perawatan terdiri dari ruang cempaka, Dahlia, Kenanga, Mawar, Nusa Indah,
Bougenvile, Flamboyan, Anggrek dan Melati. Serta Instansi Rumah Sakit terdiri
dari Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral, Intensive Care Unit,
40
40
41
Mei 2018 diruang Kenanga. Penelitian ini dilakukan pada semua pasien post
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin di
RSUD.dr.H.Soewondo Kendal bulan April-Mei 2018
(n=30)
b. Usia
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di RSUD
dr.H. Soewondo Kendal bulan April-Mei 2018
(n=30)
(20,0%).
41
42
rata-rata skor kualitas tidur sebelum diberikan foot massage sebesar 9,80
nilai rata-rata sebesar 21,67 atau dalam kategori kualitas tidur baik.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol rata-
rata skor kualitas tidur sebelum penelitian sebesar 11,47 atau dalam
kategori kualitas tidur buruk dan setelah penelitian menunjukan nilai rata-
rata yang sama yakni 11,47 dalam kategori kualitas tidur buruk.
2. Analisis Bivariat
a. Perbedaan perubahan kualitas tidur sebelum dan setelah diberikan foot
Mean
Variabel N (min – Rerata selisih T P-value
max)
Kualitas tidur 11,867 0,000
15 11,87 20,027
(7-26)
42
43
nilai p-value sebesar 0,000. Karena p-value 0,000 < (0,05), ini
kontrol.
Tabel 4.6
Perbedaan perubahan kualitas tidur sebelum dan setelah penelitian pada
kelompok kontrol pada pasien post operasi di RSUD.dr.H. Soewondo
Kendal bulan April-Mei 2018
(n=15)
nilai p-value sebesar 0,087. Karena p-value 0,087 > (0,05), ini
sebelum dan setelah penelitian pada kelompok kontrol dengan nilai ±SD
sebesar 0,383.
c. Pengaruh foot massage terhadap kualitas tidur pada pasien post operasi.
Tabel 4.7
Pengaruh foot massage terhadap kualitas tidur pada pasien post operasi di
RSUD.dr.H. Soewondo Kendal bulan April-Mei 2018
(n=15)
Std.Error
Variabel N Rerata (Median±SD) T P-value
Difference
Selisih Kualitas
tidur intervensi 15 11,867 (11,00±0,159) 0,593 20,027 0,000
Selisih Kualitas
tidur kontrol 15 0,00 0.00 -1,844 0.87
43
44
Berdasarkan table 4.7, pada selisih kualitas tidur setelah dilakukan uji t-
0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
pada pasien post operasi dengan nilai rata-rata perbedaan skor 11,867 dan
t sebesar 20,027.
signifikan pada kualitas tidur karena perbedaan nilai rata-rata skor pre dan
C. Pembahasan
1. Analisis Univariat
a. Jenis Kelamin
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki sebanyak
Potter & Perry (2009. hlm. 51) bahwa penyakit di pengaruhi oleh usia
44
45
kategori buruk.
Sedangkan kualitas tidur sebelum penelitian pada kelompok kontrol,
rata-rata skor kualitas tidur sebelum penelitian sebesar 11,47 atau dalam
periode singkat terjaga di malam hari yang sering dan berulang (Ayu, S,
2013, ¶1). Selain itu ada pula faktor lain yang mempengaruhi gangguan
tidur antara lain adanya penyakit serta rasa nyeri terutama pasien yang
2010).
2. Analisis Bivariat
Setelah dilakukan foot massage pada kelompok intervensi, ada perbedaan
yang signifikan sebelum dan setelah diberikan foot massage terhadap kualitas
tidur dengan nilai p-value 0,000 < 0,05 dan nilai t sebesar 20,027.
45
46
Sedangkan pada kelompok kontrol setelah dilakukan uji dependent t-test pada
kelompok kontrol didapatkan nilai p-value sebesar 0,087 > 0,05 menunjukan
hasil uji t-test independen, didapatkan nilai p-values sebesar 0,000. Karena p-
value 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
kualitas tidur sebelum dan setelah diberikan foot massage. Dengan selisih
Terapi foot massage atau terapi masase kaki adalah upaya penyembuhan yang
efektif dan aman, serta tanpa efek samping. Rasa relaks yang dapat
mengurangi stress dan dan dapat memicu lepasnya endorphin, serta membuat
nyaman, dan zat kimia otak yang menghasilkan rasa nyaman sendiri (Aziz,
2014).
massage pada kaki memberi manfaat mengurangi kecemasan, stress dan nyeri
yang dirasakan oleh pasien, sekalipun massage yang diberikan dalam waktu
pendek dan hanya pada bagian kaki saja, dapat memberikan manfaat hati
Menurut Stiwell S. B. (2011) bahwa penekanan pada area spesifik kaki atau
energi mengalir bebas bagian tubuh tersebut sehingga pada titik yang tepat
46
47
belum pernah diteliti untuk meningkatkan kualitas tidur pada pasien post
operasi.
b. Dengan sampel 30 responden dianggap sudah memenuhi kriteria untuk
intervensi 15, sesuai yang di kemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm. 74)
2. Keterbatasan
Peneliti kurang mengontrol faktor bias seperti lingkungan (adanya banyak
yang menjalani prosedur bedah mayor dengan pasien bedah minor (respon
47