Anda di halaman 1dari 4

A.

Definisi Pajak

Sebelum membahas mengenai kasus apabila siwajib pajak tidak menerima hasil surat
ketetapan pajak lebih bayar perlu kita ketahui bahwa pajak menurut website
www.wikipedia.com memberikan pengertian dari pajak. Pajak sendiri berasal dari bahasa
latin yaitu taxo adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang, sehingga
dapat dipaksakan, dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Menurut Charles
E.McLure, pajak adalah kewajiban finansial atau retribusi yang dikenakan terhadap wajib
pajak (orang pribadi atau Badan) oleh Negara atau institusi yang fungsinya setara dengan
negara yang digunakan untuk membiayai berbagai macam pengeluaran publik. Pajak
dipungut berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang dan jasa
kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Penolakan untuk membayar, penghindaran,
atau perlawanan terhadap pajak pada umumnya termasuk pelanggaran hukum. Pajak terdiri
dari pajak langsung atau pajak tidak langsung dan dapat dibayarkan dengan uang ataupun
kerja yang nilainya setara. Beberapa negara sama sekali tidak mengenakan pajak,
misalnya Uni Emirat Arab. Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara
di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan salah satu direktorat
jenderal yang ada di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

B. Upaya hukum keberatan pajak

Hal yang dapat dilakukan oleh seorang wajib pajak yang tidak puas atas skplb atau
dapat disebut juga sebagai surat ketetapan pajak lebih bayar maka si wajib pajak tersebut
dapat mengajukan suatu keberatan ke pengadilan pajak yang dimana Menurut R. Santoso
Brotodiharjo SH, dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum Pajak salah satu teori yang
dikemukakan adalah teori kepentingan yang isinya dasar pemungutan pajak adalah adanya
kepentingan dari masing-masing warga negara. Termasuk kepentingan dalam perlindungan
jiwa dan harta. Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka semakin tinggi pula
pajak yang harus dibayarkan. Teori ini banyak ditentang, karena pada kenyataannya bahwa
tingkat kepentingan perlindungan orang miskin lebih tinggi daripada orang kaya. Ada
perlindungan jaminan sosial, kesehatan, dan lain-lain. Bahkan orang miskin justru
dibebaskan dari beban pajak. Dari teori tersebut kita ketahui dalam pemungutan suatu pajak
harus terdapat kepentingan warga negara tersebut dalam hal perlindungan jiwa dan harta
disuatu negara sehingga jika dihubungkan dengan kasus tersebut tentu apabila wajib pajak(si
pembayar pajak) merasa terdapat keberatan terhadap pajak tersebut ataupun mengenai isi
surat ketetapan pajak lebih bayar tentu kepentingan warga negara tersebut terhambat dengan
adanya skplb yang tidak sesuai tersebut sehingga wajib pajak dapat melakukan upaya hukum
keberatan pajak.

Keberatan pajak adalah mekanisme yang disediakan Ditjen Pajak bagi wajib pajak
yang tidak puas dan tidak sependapat terhadap hasil pemeriksaan pajak. Biasanya, wajib
pajak yang menempuh upaya hukum melalui pengajuan keberatan pajak tidak puas dengan
penetapan jumlah rugi, total jumlah pajak, dan jumlah potongan pajak yang diputuskan
petugas pemeriksa Agar lebih jelas lagi, berikut ini alasan yang memicu wajib pajak
mengajukan keberatan pajak pada Ditjen Pajak:

C. Cakupan Keberatan Pajak

Keberatan pajak yang disampaikan wajib pajak biasanya diajukan atas:

 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB).


 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).
 Surat Ketetapan Pajak Kurang Baya Tambahan (SKPKBT).
 Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN).
 Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan
perpajakan.

D. Dasar Hukum Surat Keberatan Pajak

Seperti disinggung di atas, keberatan pajak adalah mekanisme resmi yang disediakan oleh Ditjen
Pajak. Oleh karenannya, pengajuan keberatan pajak memiliki dasar hukumnya sendiri, yakni:

 UU No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang telah
beberapa kali mengalami perubahan.
 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 202/PMK.03/2015 tentang Tata
Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan (penyempurnaan dari No
9/PMK.03/2013).

E. Syarat Mengajukan Keberatan Pajak

Tidak semua wajib pajak dapat mengajukan keberatan pajak. Wajib pajak yang mengajukan
keberatan harus memenuhi sejumlah persyaratan. Nah, berikut ini beberapa syarat yang harus
dipenuhi ketika wajib pajak mengajukan keberatan pajak:

 Pengajuan dilakukan secara tertulis menggunakan bahasa Indonesia.


 Menuliskan jumlah pajak terutang, jumlah pajak yang dipotong/dipungut atau jumlah
rugi menurut penghitungan wajib pajak disertai dengan alasan yang menjadi dasar
penghitungan.
 Satu keberatan diajukan hanya untuk satu surat ketetapan pajak/satu pemotongan
pajak/satu pemungutan pajak (disesuaikan dengan kasus keberatan yang diajukan
oleh wajib pajak).
 Wajib pajak sudah melunasi pajak yang harus dibayar, paling sedikit sesuai dengan
jumlah yang disetujui oleh wajib pajak, dalam pembahasan hasil akhir, sebelum surat
keberatan pajak disampaikan. (Persyaratan ini hanya berlaku untuk keberatan pajak
kurang bayar).
 Dapat diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak surat ketetapan pajak dikirim atau
sejak terjadi pemotongan/pemungutan pajak oleh pihak ketiga. Kondisi ini tidak
berlaku apabila wajib pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak
dapat dipenuhi karena kondisi yang terjadi di luar kekuasaan wajib pajak
bersangkutan.
 Surat keberatan pajak harus ditandatangani oleh wajib pajak. Jika surat keberatan
pajak ditandatangani selain oleh wajib pajak, maka keberatan pajak tersebut harus
dilampiri dengan surat kuasa khusus sebagaimana tercantum dalam pasal 32 ayat 3
Undang-Undang KUP.
 Surat keberatan pajak disampaikan ke KPP atau ke Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang berada dalam wilayah wajib pajak
bersangkutan.

F. Jangka Waktu Keputusan Keberatan Pajak

Dirjen pajak harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dalam jangka waktu
paling lama 12 bulan sejak tanggal surat keberatan pajak diterima. Keputusan Dirjen pajak
terkait keberatan pajak dapat berupa pengabulan seluruhnya atau sebagian. Dirjen pajak juga
dapat menolak atau menambah besarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar. Apabila telah
melampaui jangka waktu 12 bulan sejak diterimanya keberatan dan Dirjen pajak belum
menerbitkan surat keberatan pajak, maka permohonan wajib pajak dianggap dikabulkan. Pihak
Dirjen pajak wajib menerbitkan surat keputusan keberatan sesuai dengan keberatan wajib pajak
dalam jangka waktu paling lama 1 bulan sejak 12 bulan bulan telah berakhir.

G. Kesimpulan

Dapat disimpulkan wajib pajak yang merasa tidak puas dengan ketetapan pajak dan berpendapat
bahwa jumlah potongan/pungutan pajak tidak sesuai, dapat mengajukan keberatan pajak.
Permohonan yang dilakukan harus sesuai syarat perpajakan yang berlaku dalam jangka waktu
yang sudah ditetapkan. Wajib pajak juga harus memperhatikan pembukuan, catatan serta
informasi lain yang dapat dilampirkan sebagai dokumen pendukung keberatan pajak

Anda mungkin juga menyukai