Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN GEOGERAFI

Tugas
Peran profesi Geogerafi dalam

Pembangunan Nasional

Isnawati
R1B118010

KENDARI

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia terdiri dari 13.667 pulau. Luas daratan di Indonesia mencapai


1.922.570 Km2, luas perairannya 3.257.483 Km2. Jadi, luas keseluruhannya
mencapai 5.180.053 Km2, jika ditambah dengan ZEE maka luas Indonesia
mencapai 7.900.000 km2, secara administrasi Negara Indonesia terbagi menjadi 33
provinsi, menurut kecermatan yang tinggi dalam melaksanakan strategi
pembangunan nasional dan regional. Wilayah yang luas yang terdiri dari lautan
juga luas, serta di beberapa bagian daratan dan laut berbatasan langsung dengan
Negara tetangga, dalam melaksanakan pembangunan diperlukan koordinasi serta
komunikasi yang meyakinkan agar asas adil dan merata benar-benar dapat
dilaksanakan. Ditinjau dari aspek kependudukan, sifat demografi Indonesia
menunjukan pemerataan yang tidak seimbang. Perbedaan demografi secara
regional baik yang berkenaan dengan unsur fisis maupun unsur non fisis,
memberikan dasar yang berbeda dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di kawasan masing-masing.Landasan-landasan geografi yang
perlu diperhatikan sesuai dengan kondisi regional setempat, yaitu lokasi, kondisi
demografi, prasarana dan sarana, potensi sumber daya, sosial budaya setempat,
kesuburan tanah, hidrologi dan topografi region masing-masing. Memperhatikan
lokasinya,Aspek potensi sumber daya yang ada di suatu region, terkait dengan
kebutuhan pembangunan yang wajib diadakan, memperhatikan jenis sumber
daya yang ada di kawasan nantinya mampu menompang
pembangunan.Prasarana dan sarana yang ada di suatu kawasan, berupa jalan,
jembatan, jaringan telekomunikasi, kendaraan, pelabuhan, terminal dan lain
sebagainya, memberikan landasan terhadap kelancaran dan pelaksanaan
pembangunan setempat. Jika prasarana ini belum memadai perencanaan dan
penbangunan wajib diarahkan pada pembangunan di sektor ini.
B.Rumusan masalah

1. Bagaimana konsep geografi berpengaruh terhadap pembangunan ?


2. Bagaimana sumbangan nilai geografi dalam pembangunan?
3. Bagaimanakah sumbangan geografi terhadap pembangunan?

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep geografi yang berpengaruh terhadap


pembangunan.
2. Untuk mengetahui sumbangan nilai geografi dalam pembangunan.
3. Untuk mengetahui sumbangan geografi terhadap pembangunan.

D.Manfaat

1. Dapat mengetahui konsep geografi yang berpengaruh terhadap


pembangunan.
2. Dapat mengetahui sumbangan nilai geografi dalam pembangunan.
3. Dapat mengetahui sumbangan geografi terhadap pembangunan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Geografi Serta Peranan Geografi Dalam Pembangunan

Geografi sebagai salah satu disiplin ilmu, yang memandang pembangunan


dari berbagai sisi, atau menggunakan cara pandang yang holistik, turut berusaha
mencari solusi permasalahan pembangunan. Secara umum, geografi mampu
menjelaskan berbagai fenomena perbedaan yang terjadi antara satu tempat
dengan tempat yang lain. Atau minimal, geografi memiliki sense of place yang
lebih tinggi dibandingkan dengan disiplin ilmu lain.
Jika disiplin ilmu lain selalu menjelaskan fenomena dengan menggunakan
sistem thinking yang telah terjadi, maka geografi berusaha menjelaskan fenome
secara aktual. Contoh kasus adalah pembangunan jalur busway di Jakarta, yang
sesungguhnya dirancang oleh orang Teknik Sipil - UI. Pendekatan yang dilakukan
pada awalnya, yakni untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, dalam tanda kutip
bisa dinyatakan tidak berhasil. Hal ini karena pendekatan program dijalankan
menggunakan pendekatan kuantitatif, atau untuk rugi dalam mengatasi
permasalahan kemacetan. Sehingga dapat dikatakan program kurang berhasil.
Perhitungan yang dilkukan lebih banyak menghitung kost pengembalian, tapi
kost kerusakan lingkungan tidak pernah terhitung. Dalam kontek kekinian,
AMDAL sudah tidak relevan untuk prinsip pembangunan berkelanjutan. Karena
AMDAL diberlakukan setelah program disahkan. Apa yang terjadi adalah
lingkungan menjadi korban pembangunan.
Ada pendekatan pembangunan yang sedang dirumuskan kembali, bahkan
dirancang sudah mendunia yakni Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Dalam pendekatanya, KLHS berusahamenggagas visi pembangunan
berkelanjutan yang dimulai dari pembuatan kebijakan. Hal ini penting karena
banyak kerusakahan lingkungan yang disebabakan oleh pembanguna itu sendiri.
Sebagai sebuah proses yang sistematis, KLHS berusaha menggagas pembangunan
yang bervisikan berkelanjutan.Secara umum, KLHS berusaha meningkatkan
manfaat pembangun, mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam pembuatan
perkiraan pada awal proses perencanaan kebijakan atau projek pembangunan.
B. Nilai Geografi
Setiap ilmu pengetahuan memiliki nilai bagi kehidupan tak terkecuali
geografi. Beberapa nilai geografi yang penting bagi kehidupan manusia antara
lain:
1. nilai teoritik
Geografi memberikan sumbangsih teori-teori atau konsep untuk
pengembangan geografi atau ilmu lainnya.Teori-teori tersebut senantiasa
berkembang sesuai dengan perubahan variasi kenampakan ruang di permukaan
bumi.
2. nilai praktis
Artinya geografi berguna untuk memecahkan permasalahan-
permasalahan yang terjadi di atas permukaan bumi yang berkaitan dengan
aktivitas manusia itu sendiri. Berbagai penelitian geografi dapat membantu
meningkatkan taraf hidup manusia di atas ruang permukaan bumi.
3. nilai edukatif
Geografi dapat membantu manusia berfikir kritis, terampil dan dewasa
dalam berperilaku di atas ruang permukaan bumi. Pemahamam akan kesadaran
spasial diharapkan mampu membuat manusia menjadi cerdas dalam mengelola
lingkungan.
4. nilai ketuhanan
Nilai ini lebih menyadarkan manusia tentang hubungannya dengan Sang
Pencipta. Ruang permukaan bumi merupakan tempat interaksi manusia dengan
komponen lainnya seperti hewan, tumbuhan, udara dan air. Hubungan yang
serasi diantara komponen tersebut akan membuat kehidupan berjalan harmonis
dan seimbang.
C. Sumbangan Geografi Terhadap Pembangunan
Geografi adalah Suatu Ilmu Pengetahuan yang mempelajari kaitan sesama
antara manusia, ruang, ekologi, kawasan dan perubahan-perubahan yang terjadi
sebagai akibat dari kaitan sesame tersebut. Perkuliahan Geografi pembangunan
adalah suatu studi yang memperhatikan aspek-aspek geografi yang menunjang
suatu pembangunan wiliayah, baik pedeseaan, perkotaan maupun daerah yang
dibatasi oleh batas-batas politis atau administratif. Dari pengertian diatas jelas
sekali bahwa ruang lingkup geografi itu luas sekali, geografi tidak hanya
mempelajari atau mendeskripsikan tentang bumi tapi juga semua fenomina yang
menyangkut perbedaan, persamaan, Pola, penyegaran dan fenomena lain yang
dikatikan dengan ruang dan waktu. Geografi adalah disiplin ilmu yang saling
berkaitan dengan ilmu lain. Kaitan Ilmu Geografi dengan kimia disebut Geo
Kimia, kaitan dangan sikia disebut geofisika, dan geografi yang mengacu pada
pembangunan disebut Geografi Pembangunan.
Geografi pembangunan sangat penting untuk dipelajari dalam rangka
mensukseskan pembangunan. Karena setiap perencanaan yang akan dilakukan
oleh ahli-ahli planologi harus selalu mempertimbangkan aspek gaeografinya.
Aspek itu antara lain aspek fisik seperti tanah, daerah perairan, iklim, dan lain-
lain. Aspek Manusiawi atau aspek sosial seperti jumlah penduduk.Pertumbuhan
penduduk, penyebarannya dan lain-lain. Aspek biotis seperti hewan dan
tanaman, Serta Aspek absrak yang meliputi letak, luas, batas, bentuk ruang. Agar
tujuan pembangunan dapat tercapai maka harus ada kerjasama yang baik antara
keduanya.
Objek material geografi adalah yang mempelajari semua tentang fisik bumi
(geosfer) seperti atmosfer, litosfer, biosfer, hidrosfer, antroposfer, dan pedosfer.
Sedangkan objek formal geografi adalah cara memandang dan cara berfikir objek
material tersebut dari segi geografi, yaitu dan segi keruangan, pola, sistem dan
proses hal ini secara sederhana ditanyakan dalam bentuk 5 W + IH. Menurut
Helinga ada tiga hal yang pokok dalam empelajari objek formal dari sudut
pandang keruangan yaitu pola dari gjala-gejala dimuka bumi (spatial Patterns).
Keterkatian atau hubungtan sesama antar gejala tersebut (spatial system), dan
perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala (spatial Processes). Objek
kajian Geografi Material dan Formal saling terkait dan tidak dapat berdiri sendiri,
karena objek geografi formal merupakan metode atau cara untuk mempelajari
geografi material. Tidak hanya sekedar itu ia juga membahas tentang interaksi dan
interdependensi antara objek material dan formal dalam kontek keruangan,
kelingkungan, dan kewilayahan.

Fase-fase keterlibatan geografi dalam pembangunan dibagi menjadi 4 tahap yaitu:

1. Fase Studi Idiografis, yaitu masa sekitar zaman penjajah, pada zaman ini
pembangunan dan keterbelakangan belum dibicarakan.
2. Fase Nemotetik, yaitu sekitar periode tahun 1950 an, Pada fase ini mulai
membicarakan tentang pembangunan dengan tekanan pada distribusi
keruangan.
3. Fase Struktural historis yaitu sekitar tahun 19600an dengan penekanan studi
konteks keruangan keberbelakangan.
4. Fase Sinthesa dan dan peninjauan kembali fase ini dimulai tahun 1980-an
dengan meninjau kembali ide-ide geografi pembangunan yang nomotetik dan
studi tentang place pada tingkat mikro.

Dapat kita lihat bahwa dari tahun ke tahun ilmu geografi semakin
berperan dalam pembangunan dari mulai awalnya orang-orang tidak mengetahui
dan mengabaikan keterbelakangan sampai pada akhirnya orang menyadari
pentingnya spasial dan penelitian tentang kebijakan perencanaan pembangunan
yang berorientasi pada aspek geografipun di perhatikan sehingga pada akhirnya
geografi merupakan ilmu yang interdeseplier terhadap masalah-masalah
pembangunan dan keterbelakangan.

Peranan geografi sebagai ilmu penelitian dimanfaatkan dalam aspek


keruangan dalam suatu wilayah dalam menyusun rancangan, perncanaan
pembangunan wilayah yang bersangkutan. Contohnya saja dalam tata guna
lahan, geografi, dapat melakukan organisasi keruangan (spatial organization).
Geografi membantu planologi dalam analisis faktor-fkator geografi untuk menata
ruang, misalnya berapa persen untuk pemukiman, untuk industri, perkantoran,
dan lain lain dengan bantuan data geografi.

Sejauh ini ruang lingkup atau skop keterlibatan geografi dalam


pembangunan mencakup kegiatan penelitian perencanaan analisis dan evaluasi.
Geografi berusaha meneliti dan mendeskripsikan semua fenomena geografi
menganalisis dampak, dan mengevaluasi hasil pembangunan. Hal ini wajar
karena objek kajian geografi itu sendiri mencakup objek materil dan formal,
artinya geografi harus mempu melakukan tugasnya meneliti, merencanakan,
menganalisis dan mengevaluasi suatu fenomena yang sangat berguna bagi
pembangunan.
Perkataan geografi berasal dari bahasa Yunani : geo berarti bumi dan
graphein berarti tulisan. Jadi secara harfiah geografi berarti tulisan tentang bumi.
Geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari/ mengkaji bumi dan
segala sesuatu yang ada di atasnya seperti penduduk, fauna, flora, iklim, udara
dan segala interaksinya.
Dengan kata lain geografi adalah studi tentang gejala-gejala di permukaan
bumi secara keseluruhan dalam hubungan interaksi dan keruangan tanpa
mengabaikan setiap gejala yang merupakan bagian dari keseluruhan itu.
Pembangunan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh suatu region
untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat dengan cara perencanaan
dalam segala aspek kehidupan masyarakat.Geografi Pembangunan adalah cabang
dari disiplin geografi yang mempelajari/ menkaji mengenai keterkaitan antara
proses pembangunan yang dilakukan sesuatu region dengan keadaan alam serta
penduduk region tersebut. Atau dengan kata lain merupakan bagian dari ilmu
geografi yang mempelajari alam semesta dengan segala isinya (aspek keruangan
geografi) yang diperlukan untuk menyusun rancangan atau perencanaan
pembangunan.
1. Objek Formal dan Material
Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi bidang kajiannya. Obyek
bidang ilmu tersebut berupa obyek matrial dan obyek formal. Obyek material
berkaitan dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan obyek formal berkaitan
dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis
substansi (obyek material) tersebut.
Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu
yang lain dapat memiliki substansi obyek yang sama atau hampir sama.Obyek
material ilmu geografi adalah fenomena geosfer, yang meliputi litosfer, hidrosfer,
atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek materal itu juga menjadi bidang kajian
bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi, hidrologi, biologi, fisika, kimia, dan disiplin
ilmu lain. Sebagai contoh obyek material tanah atau batuan. Obyek itu juga
menjadi bidang kajian bagi geologi, agronomi, fisika, dan kimia.
Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu
yang lain dapat dilakukan dengan menelaah obyek formalnya. Obyek formal
geografi berupa pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam memahami
obyek material. Dalam konteks itu geografi memilki pendekatan spesifik yang
membedakan dengan ilmu-ilmu lain. Pendekatan spesifik itu dikenal dengan
pendekatan keruangan (spatial approach). Selain pendekatan keruangan tersebut
dalam geografi juga dikenali adanya pendekatan kelingkungan (ecological
approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach).
2. Objek material geografi
adalah yang mempelajari semua tentang fisik bumi (geosfer) seperti
atmosfer, litosfer, biosfer, hidrosfer, antroposfer, dan pedosfer.Sedangkan objek
formal geografi adalah cara memandang dan cara berfikir objek material tersebut
dari segi geografi, yaitu dan segi keruangan, pola, sistem dan proses hal ini secara
sederhana ditanyakan dalam bentuk 5 W + IH. Menurut Helinga ada tiga hal yang
pokok dalam empelajari objek formal dari sudut pandang keruangan yaitu pola
dari gjala-gejala dimuka bumi (spatial Patterns). Keterkatian atau hubungtan
sesama antar gejala tersebut (spatial system), dan perkembangan atau perubahan
yang terjadi pada gejala (spatial Processes).Objek kajian Geografi Material dan
Formal saling terkait dan tidak dapat berdiri sendiri, karena objek geografi formal
merupakan metode atau cara untuk mempelajari geografi material. Tidak hanya
sekedar itu ia juga membahas tentang interaksi dan interdependensi antara objek
material dan formal dalam kontek keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan.
3. Fase-fase Keterlibatan Geografi dalam Pembangunan
Fase-fase keterlibatan geografi dalam pembangunan dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
a) Fase Studi Idiografis, yaitu masa sekitar zaman penjajah, pada zaman ini
pembangunan dan keterbelakangan belum dibicarakan.
b) Fase Nemotetik, yaitu sekitar periode tahun 1950 an, Pada fase ini mulai
membicarakan tentang pembangunan dengan tekanan pada distribusi
keruangan.
c) Fase Struktural historis yaitu sekitar tahun 19600an dengan penekanan
studi konteks keruangan keberbelakangan
d) Fase Sintesa dan dan peninjauan kembali fase ini dimulai tahun 1980-an
dengan meninjau kembali ide-ide geografi pembangunan yang nomotetik
dan studi tentang place pada tingkat mikro.
Sumbangan Ilmu Geografi dalam Pertimbangan Pembangunan
Dapat kita lihat bahwa dari tahun ke tahun ilmu geografi semakin berperan dalam
pembangunan dari mulai awalnya orang-orang tidak mengetahui dan
mengabaikan keterbelakangan sampai pada akhirnya orang menyadari
pentingnya spasial dan penelitian tentang kebijakan perencanaan pembangunan
yang berorientasi pada aspek geografipun di perhatikan sehingga pada akhirnya
geografi merupakan ilmu yang interdeseplier terhadap masalah-masalah
pembangunan dan keterbelakangan.
Contoh dari sumbangan ilmu Geografi dalam pertimbangan
pembangunan adalah :

 Geografi sebagai ilmu penelitian yang meneliti segala aspek keruangan


dalam munyusun rancangan atau perencanaan pembangunan. Tidak
hanya bernilai teoritis bagi kepentingan pembangunan dirinya sebagai
suatu ilmu melainkan dapat dimanfaatkan secara praktis bagi perencana
dan pembangunan daerah (regional).Peranan geografi sebagai ilmu
penelitian dimanfaatkan dalam aspek keruangan dalam suatu wilayah
dalam menyusun rancangan, perencanaan pembangunan wilayah yang
bersangkutan.
 Geografi sebagai bidang inkuiri, tidak hanya merangsang untuk berpikir
melainkan dapat mempertajam penghayatan terhadap apa yang terjadi di
permukaan bumi. Dengan kata lain geogarfi memiliki nilai edukatif bagi
yang mempelajarinya (meningkatkan kognisi,afeksi dan psikomotor).
Sehingga pada akhirnya akan meningkatkan SDM pelaksana
pembangunan.
 Geografi sebagai ilmu tata guna tanah yang diperlukan dalam menata
ruang permukaan bumi. Contohnya saja dalam tata guna lahan, geografi,
dapat melakukan organisasi keruangan (spatial organization). Geografi
membantu planologi dalam analisis faktor-faktor geografi untuk menata
ruang, misalnya berapa persen untuk pemukiman, untuk industri,
perkantoran, dan lain lain dengan bantuan data geografi. Oleh sebab itu
geografi tidak hanya menunjang secara pasif terhadap pembangunan
melainkan berperan aktif memberikan data dan informasi tentang aspek-
aspek atau faktor-faktor geografi yang menjadi landasan pembangunan.
 Geografi sebagai ilmu yang membahas bidang fisik (Ilmu Pengetahuan
Alam) dan non fisik (Ilmu Pengetahuan Sosial). Hakekat studi geografi
yang mempelajari dunia nyata baik yang berkenaan dengan kehidupan
manusia maupun lingkungan alamnya. Dengan demikian geografi tidak
bisa dikotomi menempati salah satu bidang ilmu pengetahuan alam atau
ilmu pengetahuan sosial.
 Sehingga studi geografi tidak hanya mengkhususkan diri mempelajari
alam (udara, air, batuan, gempa dan sebagainya) melainkan untuk
mengungkapkan pentingnya alam bagi kehidupan manusia.
Sumbangannya bagi pembangunan adalah dengan memperhatikan aspek
geografi dalam pembangunan menjadi renungan manusia untuk tidak
sembarangan mengolah alam yang pada akhirnya hanya akan merugikan
manusia.
Dapat kita lihat bahwa dari tahun ke tahun ilmu geografi semakin
berperan dalam pembangunan dari mulai awalnya orang-orang tidak mengetahui
dan mengabaikan keterbelakangan sampai pada akhirnya orang menyadari
pentingnya spasial dan penelitian tentang kebijakan perencanaan pembangunan
yang berorientasi pada aspek geografipun di perhatikan sehingga pada akhirnya
geografi merupakan ilmu yang interdeseplier terhadap masalah-masalah
pembangunan dan keterbelakangan.Peranan geografi sebagai ilmu penelitian
dimanfaatkan dalam aspek keruangan dalam suatu wilayah dalam menyusun
rancangan, perncanaan pembangunan wilayah yang bersangkutan. Contohnya
saja dalam tata guna lahan, geografi, dapat melakukan organisasi keruangan
(spatial organization). Geografi membantu planologi dalam analisis faktor-fator
geografi untuk menata ruang, misalnya berapa persen untuk pemukiman, untuk
industri, perkantoran, dan lain lain dengan bantuan data geografi.
Lingkup Keterlibatan Geografi dalam Pembangunan Sejauh ini ruang
lingkup atau skop keterlibatan geografi dalam pembangunan mencakup kegiatan
penelitian perencanaan analisis dan evaluasi. Geografi berusaha meneliti dan
mendeskripsikan semua fenomena geografi menganalisis dampak, dan
mengevaluasi hasil pembangunan.Hal ini wajar karena objek kajian geografi itu
sendiri mencakup objek materil dan formal, artinya geografi harus mempu
melakukan tugasnya meneliti, merencanakan, menganalisis dan mengevaluasi
suatu fenomena yang sangat berguna bagi pembangunan.
4. Konsep-konsep Paradigma Pembangunan
Paradigma berupa kumpulan konsep, nilai, persepsi, dan praktik yang
dimiliki bersama oleh suatu komunitas yang membentuk suatu visi realitas yang
menjadi landasan bagaimana komunitas itu mengatur dirinya sendiri.
Pembangunan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh suatu region
untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat dengan cara perencanaan
dalam segala aspek kehidupan masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu geografi dapat digunakan dalam penentuan wilayah pengembangan
industri dan dalam pe nentuan wilayah yang berpotensi untuk kegiatan produksi.
Geografi sebagai salah satu disiplin ilmu, yang memandang pembangunan dari
berbagai sisi, atau menggunakan cara pandang yang holistik, turut berusaha
mencari solusi permasalahan pembangunan. Secara umum, geografi mampu
menjelaskan berbagai fenomena perbedaan yang terjadi antara satu tempat
dengan tempat yang lain. Atau minimal, geografi memiliki sense of place yang
lebih tinggi dibandingkan dengan disiplin ilmu lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal-geografi.blogspot.co.id/2009/05/peranan-geografi-dalam-

pembangunan.html

http://www.academia.edu/10631178/GEOGRAFI_UNTUK_PEMBANGUNAN

http://erwingeograf.blogspot.co.id/2012/02/geografi-dalam-pembangunan-di-

indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai