Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang, pada hari pertama
total. Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang terdiri
dari lima wisma, satu gedung serbaguna untuk kegiatan panti dan dua kantor
petugas atau pekerja yang ada di panti. Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial
Tresna Werda Jombang dihuni oleh 70 lansia dan pekerja yang datang setiap
Werda Jombang banyak dikelilingi warung kecil yang menjual makanan dan
gorengan.
Data umum responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur
dan aktivitas. Hasil ulasan deskripsi data umum berupa tabel adalah sebagai
berikut:
sebelum dan sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera) serta tabulasi silang
pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap perubahan kolesterol
total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang. Hasil ulasan deskripsi data khusus berupa tabel adalah sebagai berikut:
1. Kolesterol total lansia sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
memiliki kolesterol total sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
2. Kolesterol total lansia sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kolesterol total
sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera) di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
(aloe vera) yaitu normal (<200 mg/dL) sebanyak 5 orang (50 %).
3. Tabulasi silang pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap
Tabel 5.6 Tabulasi silang pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
terhadap penurunan koleterol total pada lansia di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
kolesterol total sesudah diberikan jus lidah buaya (aloe vera) sebanyak 5
responden (50%) dengan kategori normal dan 4 responden (40%) dengan
p-value sebesar 0,022 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya ada
pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol
total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang.
4. Penurunan kolesterol total pada lansia setelah pemberian jus lidah buaya
Jombang.
Tabel 5.7 Penurunan koleterol total pada lansia setelah pemberian jus
lidah buaya (aloe vera) di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan
Sosial Tresna Werda Jombang.
kolesterol total sesudah dilakukan pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
5.2 Pembahasan
5.2.1 Kolesterol total lansia sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
responden memiliki kolesterol total sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe
vera) adalah cukup (200-239) mg/dL sebanyak 9 orang (90 %) dan sebagian kecil
responden memiliki kolesterol total sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe
vera) tinggi (≥ 240 mg/dL) sebanyak 1 orang (10 %). Menurut peneliti
yang tidak sehat dan sering mengkonsusmsi makanan berlemak seperti makanan
kebanyakan banyak yang diolah dengan digoreng dan ditambah responden dapat
dengan mudah membeli makanan olahan jeroan dan gorengan dengan harga yang
vitamin, protein dan mineral. Vitamin utama yang terkandung adalah B kompleks,
terutama B12 dan asam folat, selain itu ada Vitamin A. Mineral yang terkandung
adalah zat besi, kalium, magnesium, fosfor dan seng. Meskipun dianggap sebagai
junk food, nilai protein jeroan tidak kalah dari daging sapi, daging kambing
ataupun daging babi. Protein sangat dibutuhkan manusia untuk mengganti sel sel
yang rusak. Jeroan merupakan salah satu sumber utama lemak pada makanan dan
mengandung kolesterol yang tinggi. Dari beberapa jenis jeroan yang paling tinggi
kolesterolnya adalah usus, hati dan otak karena makanan tersebut dapat
dinding pembuluh darah sehingga menyumbat aliran darah dan berakibat fatal
kolesterol dalam darah (Sitorus, 2006). Hal ini sesuai dengan penelitian Megawati
(2010) di Rumah Sakit Umum Raden Ajeng Kartini Jepara bahwa asupan lemak
yang berjudul hubungan pola makan dengan peningkatan kadar kolesterol pada
lansia di surakarta, menyatakan ada hubungan yang signifikan antara pola makan
Jebres, Surakarta, dimana makin banyak makan makanan berlemak maka semakin
sudah pada masa lansia dan mengalami menopause sehingga hormon esterogen
menurun dan terjadi hiperkolesterolemia. Menurut Irvan (2007) menjelaskan
kolesterol HDL. Pada perempuan yang masih aktif menstruasi akan menekan
terjadi hiperkolesterolemia. Oleh sebab itu wanita pasca menoupouse lebih rentan
terjadi peningkatan kadar kolesterol (Stanley, 2007). Seperti halnya penelitian Sri
Ujiani (2015) yang berjudul hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan kadar
besar yang mengalami kolesterol adalah wanita sebesar 57 orang (63,3%) dari 90
sampel dan hanya 33 orang (36,7%) yang berjenis kelamin laki-laki dari seluruh
kolesterol lebih tinggi. Semakin tinggi usia semakin tinggi kadar kolesterol darah
hal ini disebabkan oleh faktor penuaan yang menyebabkan menurunnya kerja
organ tubuh (Herlina dan Sitanggang, 2010). Pada usia tua pembuluh arteri
koroner yang secara sederhana diibaratkan seperti saluran pipa, maka semakin
lama akan semakin banyak kerak. Kolesterol jahat merupakan kotoran yang
terdapat dalam air, jika takaran darah meningkat maka eltisitas arteri akan hilang,
hal tersebut menunjukkan usia berpengaruh terhadap kolesterol darah. Pada usia
semakin tua kadar kolesterol totalnya relative lebih tinggi dari pada kadar
kolesterol total pada usia muda, hal ini dikarenakan makin tua seseorang aktifitas
peneliti aktivitas fisik sangat diperlukan untuk lansia karane dengan beraktivitas
lansia dapat membakar lemak dalam darah. Menurut Thompson dan Rader (2001)
aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur sangat penting untuk membakar
lemak dalam darah, selain untuk menghindari kegemukan, juga dapat mencegah
terjadinya penyakit akibat pola hidup seperti diabetes, penyakit jantung koroner
berjudul hubungan konsumsi lemak dan aktivitas fisik dengan kadar kolesterol
darah dan kadar low density lipoprotein pada pasien penyakit jantung koroner
rawat jalan di rumah sakit umum daerah dr. moewardi menyatakan bahwa ada
hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar kolesterol darah pada pasien
penyakit jantung koroner rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi, dimana semakin
jarang melakukan beraktivitas maka akan semakin tinggi kadar kolesterol total
dalam darah.
5.2.2 Kolesterol total lansia sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
Kolesterol total lansia sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera) selama
enam hari di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang
memiliki kolesterol total sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera) yaitu
normal (<200 mg/dL) sebanyak 5 orang (50 %). Menurut peneliti setelah
diberikan jus lidah buaya (aloe vera) terjadi penurunan kolesterol total pada lansia
karena responden rutin minum jus lidah buaya (aloe vera) yaitu pada antara
sarapan dan makan siang selama enam hari. Lidah buaya (aloe vera) yang
digunakan adalah lidah buaya (aloe vera) yang masih segar, karena di dalam lidah
makan antara makan pagi dan makan siang dengan takaran 200 ml dapat
menurunkan kadar kolesterol (Yulika & Muflihah, 2012). Lidah buaya (aloe vera)
dikenal memiliki banyak manfaat dan fungsi yang baik bagi kesehatan yaitu
A, magnesium, dan zinc. Dan antioksidan yang mencegah penuaan dini, serangan
Muflihah Isnawati (2012) menunjukkan bahwa lidah buaya (aloe vera) dapat
menurunkan profil lipit dalam darah dan menurunkan kadar glukosa dalam darah
secara signifikan kandungan lidah buaya (aloe vera) yang diduga dapat
menurunkan kadar kolesterol adalah serat larut air yaitu, glukomanan, flavonoid,
5.2.3 Pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan
sesudah diberikan jus lidah buaya (aloe vera) sebanyak 1 responden (10%)
Wilcoxon diperoleh nilai P-value sebesar 0,022 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima, yang artinya ada pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
adanya pemberian jus lidah buaya (aloe vera). Di samping panti tersebut banyak
terdapat warung kecil yang menjual gorengan dan makanan, sehingga membuat
para lansia sering mengkonsumsi gorengan dan makanan yang merupakan lemak
Setelah responden diberikan jus lidah buaya (aloe vera) selama 6 hari pada waktu
minum antara makan pagi dan siang dengan takaran 200 ml, kolesterol responden
menjadi berubah. Oleh karena itu, jus lidah buaya (aloe vera) dapat cukup efektif
5.2.4 Tabulasi silang pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap
total sesudah dilakukan pemberian jus lidah buaya (aloe vera) diperoleh
penurunan paling besar adalah pengukuran pada responden 7 sebesar 11,17 % atau
adanya pemberian jus lidah buaya (aloe vera) selama 6 hari pada waktu minum
antara makan pagi dan siang dengan takaran 200 ml, kolesterol responden menjadi
berubah. Oleh karena itu, jus lidah buaya (aloe vera) dapat cukup efektif dalam
Menurut Menurut Mason W. Freeman dan Cristine Junge dalam bukunya yang
Orang yang jarang olah raga beresiko memiliki kadar kolestrol yang lebih tinggi,
di bandingkan orang yang rutin berolah raga. Kerja duduk dalam waktu yang lama
juga merupakan penyakit kolestrol tinggi yang tidak disadari oleh banyak orang
(Nugraha, 2013). Karena pada lansia jarang melakukan aktifitas yang berat,
sehingga dapat merangsang kadar ghrelin (hormon yang menambah selera makan)
menjadi bertambah, sebaliknya kadar leptin (hormon yang memberi sinyal bahwa
tubuh sudah kenyang) akan menurun hal tersebut tanpa di sadari dapat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Raul (2009) dimana hasil penelitian