Anda di halaman 1dari 25

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lansia

Lansia adalah proses alami yang tidak dapat dihindari dan berjalan terus

yang ditandai dengan kemunduran biologis dan kognitif. Proses menua didalam

hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar dan akan dialami oleh semua

semua orang. Hanya lambat cepatnya proses penuaan bergantung pada masing-

masing individu (Padila, 2013).

Menurut badan kesehatan dunia atau WHO, 2000 penggolongan dewasa

lanjut atau lansia dibagi menjadi tiga kelompok yakni usia pertengahan (middle

age) kelompok usia 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun, lanjut

usia tua (old) antara 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

(Padila, 2013).

Definisi lansia adalah usia kronologis lebih atau sama dengan 65 tahun di

negara maju, tetapi di negara sedang berkembang disepakati bahwa kelompok usia

lanjut adalah usia sesudah melewati atau sama dengan 60 tahun (Oenzil, 2012).

2.1.1 Proses menua

Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang dimulai dari suatu

waktu ke waktu sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses

alamiah yang berarti seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu

neonatus, toddler, pra school, remaja, dewasa, dan lasia. Tahap berbeda ini

dimualai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013).

Proses ini berawal sejak selesainya pertumbuhan pada usia 25 tahun.

Beberapa orang menyadari dimulainya proses penuaan (diluar rambut yang


menjadi putih) dan tidak menimbulkan permasalahan. Kemudian proses penuaan

terjadi semakin cepat dan perubahan fisiologis semakin jelas. Kerapuhan akibat

perubahan fisiologis tidak selalu mudah dibedakan dari penurunan jasmaniah yang

menyertai malnutrisi (Beck, 2014).

2.1.2 Teori proses menua

Teori-teori digolongkan menjdi dua kelompok, yaitu teori biologis dan teori

psikososial (Padila, 2013).

1. Teori biologis

a. Teori jam genetik

1) Teori cross-linkage (rantai silang)

Kolagen merupakan unsur penyusun tulang diantara susunan molekuler,

lama kelamaan akan meningkat kekuatannya (tidak elastis) karena sel-sel

sudah tua dan reaksi kimianya menyebabkan jaringan sangat kuat.

2) Teori radikal bebas

Radikal bebas merusak membran sel sehingga menyebabkan kerusakan

dan kemunduran secara fisik.

b. Teori genetik

Menua terjadi akibat perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-

molekul/ DNA dan setiap sel pada saatnya akan dimutasi.

c. Teori immunologi

Sistem immune kurang efektif mempertahankan diri, regulasi dan

responsibilitas.
d. Teori stress-adaptasi

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasanya digunakan tubuh,

regenerasi jaringan tidak bisa mempertahankan kestabilan lingkungan

internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah

terpakai.

e. Teori wear and tear (pemakaian dan rusak)

Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

2. Teori psikososial

a. Teori integrita ego

Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dicapai

dalam tiap tahap perkembangan.

b. Teori stabilitas personal

Kepribadian dibentuk pada masa anak-anak dan tetap bertahan secara stabil.

Perubahan radikal pada usia tua bisa mengidentifikasi penyakit otak.

3. Teori sosiokultural

a. Teori pembebasan (disengagement theory)

Teori ini menyatakan bahwa bertambahnya usia seseorang berangsur-

angsur melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari

pergaulan sekitarnya sehingga mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia

menurun, dan terjadi kehilangan ganda meliputi :

1) Kehilangan peran

2) Hambatan kontak sosial

3) Berkurangnya komitmen

b. Teori aktifitas
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung bagaiman

seorang usia lanjut merasakan kepuasan dalam beraktifitas dan

mempertahankan aktifitas selam mungkin.

4. Teori konsekuensi fungsional

Teori ini mengatakan tentang konsekuensi fungsional usia lanjut

berhubungan dengan perubahan-perubahan karean usia dan faktor resiko

tambahan.

2.1.3 Gejala-gejala kemunduran fisik

1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriputserta garis-garis yang

menetap

2. Rambut kepala mulai memutih atau berubah.

3. Gigi mulai lepas (ompong).

4. Penglihatan dan pendengaran berkurang.

5. Mudah lelah dan mudah jatuh.

6. Nafsu makan menurun.

7. Penciuman mulai berkurang.

8. Gerakan lambat dan kurang lincah.

9. Pola tidur berubah (Padila, 2013).

2.1.4 Gejala-gejala kemunduran kognitif

1. Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik.

2. Sulit menerima ide-ide baru.

3. Sering disorientasi waktu, tempat dan orang.


4. Ingatan tentang masa lalu lebih baik dari pada hal-hal yang baru

dilaksanakan (Padila, 2013).

2.1.5 Perubahan fisiologis pada lansia

1. Perubahan pada kardiovaskuler

a. Elastis dinding aorta menurun

b. Lemak sub endocardmenurun ; fibrosis, menebal, sclerosis

c. Penurunan jumlah sel pada pace maker

d. Penurunan elastisitas pada dinding vena

2. Perubahan gastrointestinal

a. Terjadi artropi mukosa

b. Artropi dari sel kelenjar, sel parietal dan sel chief akan menyebabkan

sekresi asam lambung, pepsin dan faktor intrinsik berkurang

c. Ukuran lambung pansia menjadi lebih kecil sehingga daya tampung

makanan menjadi berkurang.

3. Perubahan system respiratori

a. Perubahan seperti hilangnya sillia dan menurunnya refleks batuk dan

muntah mengubah keterbatasan fisiologis dan kemampuan

perlindungan pada sistem pulmonal.

b. Atrofi otot-otot pernafasan dan penurunan kekuatan otot-otot

pernafasan dapat meningkatkan resiko berkembangnya keletihan otot-

otot pernafasan pada lansia.

Perubahan fisiologis yang ditemukan pada lansia yaitu alveoli kurang

elastis dan lebih berserabut serta berisi kapiler-kapiler yang kurang


berfungsi sehingga kapasitas penggunaan menurun karena kapasitas difusi

paru-paru untuk oksigen tidak dapat memenuhi permintaan tubuh.

4. Perubahan system muskuloskeletal

a. Menurunnya kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan masssa

otot (atropi otot)

b. Kekuatan atau jumlah daya yang dihasilkan oleh otot menurun dengan

bertambahnya usia

c. Kekuatan otot ekstrimitas bawah berkurang 40% antar usia 30-80 tahun

5. Perubahan system endokrin

Perubahn yang terjadi pada sistem endokrin yang dialami oleh dewasa

lanjut atau lanjut usia yaitu produksi hormon hampir semua menurun, fungsi

paratiroid dan sekesinya tidak berubah, pertumbuhan hormon pituitary ada

tetapi rendah dan hanya ada di pembuluh darahdan berkurangnya produksi

dari ACTH, TSH, FSH, dan LH, menurunnya produksi aldosteron, sekresi

hormon gonads, progesteron, estrogen, testosteron, defisiasi hormon dapat

menyebabkan hipotirodism.

6. Perubahan system integument

Perubahan yang terjadi pada dewasa lanjut yaitu kulit keriput akibat

hilangnya jaringan lemak, kulit kering dan kurang keelastisitasnya karena

menurunnya cairan dan hilangnnya jaringan adipose, kelenjar-kelenjar

keringat mulai tidak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan panas

dan temperatur yang tinggi, kulit pucat, terdapat bintik-bintik hitam akibat
penurunan aliran darah , dan menurunnya sel-sel produsi pigmen aliran

darah dalam kulit menurun sehingga menyebabkan luka-luka baik, kuku jari

tangan dan kaki tebal dan rapuh dan temperatur tubuh menurun akibat

kecepatan metabolisme yang menurun.

7. Perubahan systen neurology

Perubahan yang terjadi pada sisten saraf dewasa lanjut atau lanjut usia

yaitu berat otak menurun, persyarafan cepat menurun, lambat merespon dan

waktu berfikir, berkurangnnya penglihatan dan pendengaran, mengecilnya

saraf penciuman dan perasaan lebih sensitif terhadap perubahan suhu,

ketahanan terhadap dingin, kurang sensitif sentuhan, reflek tubuh semakan

berkurang, membuat dewasa lanjut cepat mengalami kepikunan.

8. Perubahan system genetourinari

Dengan bertambahnya usia, ginjal akan kurang efisien dalam

memindahkan kotoran dari saluran darah. Kondisi kronik seperti diabetes

atau tekanan darah tinggi.

9. Perubahan system sensory (panca indra)

Karena mengalami proses penuaan (aging) sel mengalami perubahan

bentuk maupun komposisi sel tidak normal. Secara otomatis fungsi indera

pun akan mengalami penurunan (Padila, 2013).

2.1.6 Perubahan patofisiologis

1. Perubahan dan konsekuensi system kardiovaskuler

a. Hipertensi
b. Penyakit jantung koroner

c. Disritmia

d. Penyakit vaskuler perifer

e. Penyakit katup jantung

2. Perubahan dan konsekuensi system respirstori

a. Gerakan pernafasan : dangkal, sesak nafas, otot lemah

b. Distribusi gas : penumpukan udara dalam alveolus

c. Volume dan kapasitas paru menurun

d. Gangguan transportasi gas

e. Imobilisasi : efusi pleura, pneumothorak, tumor paru

f. Penyakit yang terjadi : pneumonia, tuberkolosis paru, penyakit paru

obstruksimenahun (PPOM), karsinoma paru .

3. Perubahan dan konsekuensi system gastrointestinal

a. produksi saliva menurun

b. fungsi ludah sebagai pelicin berkurang

c. penurunan fungsi kelenjar pencernaan

d. intoleransi terhadap makanan terutama lemak

e. kadar selulosa menurun

f. gangguan motilitas otot polos esofagus atau refluks disease (refluks isi

lambung ke esofagus) pada usia 60-70 tahun.

g. Penyakit yang sering diderita : gastritis, ulkus peptikum

h. Gejala : biasanya tidak spesifik, penurunan berat badan, mual-mual, dan

perasaan tidak enak pada perut


i. Tingkat komplikasi (perforasi), cukup tinggi kurang lebih 50% pada usia

diatas 70 tahun.

4. Perubahan dan konsekuensi system musculokeletal

a. Penyakit sendi degeneratif (PSD)

b. Nyeri leher dan punggung

c. Nyeri bahu

d. Nyeri bokong

e. Nyeri tungkai dan lutut

f. Nyeri pada kaki

5. Perubahan dan konsekuensi system penglihatan

a. Lensa mata kehilangan elastisitas dan kaku, otot penyangga lensa lemah

dan kehilangan tonus

b. Ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat

berkurang

c. Lensa sering terjadi presbiopi (old sight)

d. Gangguan pendengaran

6. Perubahan dan konsekuensi system integument

a. Kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut.

b. Atrofi glandula sebasea dan sudorifera

c. Lapisan epidermis

d. Timbul pigmen coklat pada kulit

7. Perubahan dan konsekuensi system neurology

Perubahan dari sistem persyarafan dapat di picu oleh gangguan dari

stimulasi dan inisiasi terhadap respon dan pertambahan usia


8. Perubahan dan konsekuensi system genetourinari

a. Tonus otot pada vesika berkurang

b. Hipertrofi prostat pada lansia pria diatas usia 50 tahun

9. Perubahan dan konsekuensi system sensori

a. Penurunan kemampuan penglihatan

b. ARMD (Age- related macular degeneration)

c. Glukoma

10. Perubahan dan konsekuensi system endokrin

Osteopprosis sering terjadi pada lansia baik jenis primer maupun

sekunder. Terutama pada wanita yang pasca menopouse oleh karena

penurunan mendadak hormon estrogen. Pada usia lebih tua, kejian pada pria

juga meningkat karena faktor inactivitas, asupan kalsium kurang, produk

Vitamin D yang menurundan faktor hormonal (Padila, 2013).

2.1.7 Rincian Anjuran Kecukupan Gizi Bagi Lansia

1. Kebutuhan energi akan menurun mulai usia 0-9 tahun sekitar 5% dan pada

usia 50-65% karena banyak mengandung vitamin, serat, dan mineral.

2. Sebaiknya lansia mengkonsumsi lemak nabati dari pada lemak hewani,

untuk mencegah penumpukan lemak tubuh.

3. Tingkat asupan makanan sumber vitamin A, D, dan E untuk mencegah

penyakit degeneratif, serta vitamin b12, asam folat, vitamin B1, dan vitamin

C untuk mencegah penyakit jantung.


4. Tingkat konsumsi makanan sumber besi (Fe), zinc (Zn), selenium (Se), dan

Kalsium (Ca) untuk mencegah anemia dan osteoporosis, serta meningkatkan

daya tahan tubuh.

5. Tingkatkan asupan gizi mikro: fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), dan

magnesium (Mg) untuk metabolisme dalam tubuh.

6. Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas per hari untuk melancarkan

proses metabolisme tubuh, dan mengeluarkan sisa pembakaran energi dalam

tubuh, serta tingkatkan konsumsi serat agar buang air besar lancar,

mencegah penyerapan kolesterol, dan menghindari penumpukan kolesterol

total dalam tubuh (Fatmah, 2010).

2.1.8 Kebutuhan Lemak Lansia.

1. Lemak jenuh adalah lemak yang dalam struktur kimianya mengalami asam

lemak jenuh. Konsumsi lemak jenis ini berlebihan dapat meningkatkan

kadar kolesterol dan trigliserida yang merupakan komponen-komponen

lemak di dalam darah yang berbahaya bagi kesehatan. Bahan makanan yang

banyak mengndung lemak jenuh adalah lemak hewan, lemak susu, lemak

mentega, keju, krim, santan, minyak kelapa, margarin, kue-kue yang terbuat

dari bahan tersebut, dll (Fatmah, 2010).

2. Lemak tak jenuh merupakan lemak yang memiliki ikatan rangkap yang

terdapat dalam minyak (lemak cair) dan dapat berada dalam dua bentuk

yaitu isomer cis dan trans (Fatmah, 2010). Jenis lemak tak jenuh :

a. Lemak tak jenuh tunggal memiliki sedikit pengaruh terhadap

peningkatan kadar kolesterol darah. Bahan makanan yang mengandung


lemak tak jenuh tunggal adalah minyak zaitun, minyak biji kapas,

minyak biji wijen dan minyak kelapa sawit.

b. Minyak tak jenuh ganda dapat mengurangi kadar kolesterol dan

trigliserida darah. Lemak ini terdapat banyak dalam minyak kedelai,

minyak zaitun dan minyak ikan. Dari uraian diatas, diketahui bahwa

tidak semua lemak berbahaya bagi kesehatan, karena asam lemak tak

jenuh melindungi jantung dan pembuluh darah dengan cara menurunkan

kolesterol dan trigliserida darah.

2.2 Kolesterol

2.2.1 Pengertian kolesterol

Kolesterol merupakan lipin amfipatik yang penting untuk pengaturan

permeabilitas dan fluiditas membran, juga sebagai lapisan luar lipoprotein plasma.

Kolesterol mempunyai fungsi ganda yaitu di satu sisi diperlukan dan di sisi lain

membahayakan,tergantung seberapa banyak terdapat di dalam tubuh (Botham dan

Mayes, 2012). Kolesterol adalah senyawa hasil pengelolaan lemak yang di

produksi hati. Kolesterol merupakan lemak yang penting bagi tubuh tetapi jika
jumlahnya berlebihan didalam darah dapat membahayakan kesehatan (Titin,

2012).

Kolesterol adalah suatu subtansi seperti lilin yang berwarna putih, secara

alami didalam tubuh. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen

lemak. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh di

samping zat gizi yang lain, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.

Lemak merupakan salah satu sumber energi yang diperlukan oleh tubuh kita yang

memberikan kalori paling tinggi. Di samping sebagai salah satu sumber energi,

sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat

dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk untuk membentuk dinding sel-sel dalam

tubuh. Kolesterol adalah zat sejenis lemak putih. Kolesterol dapat kita temukan

dalam sebagian jenis makanan yang kita konsumsi. Kolesterol juga dibuat melalui

perantara semua sel-sel tubuh. Tetapi paling penting adalah sel liver. Sebagian

jenis kolesterol merupakan kebutuhan pokok untuk kesehatan tubuh. Kolesterol

tidak hanya berperan sebagai materi pembentuk dinding sel, tetapi juga menjadi

kebutuhan pokok sekresi hormon-hormon tertentu. Pada kebanyakan orang, liver

biasanya memproduksi sekitar 70%-75% kolesterol dalam darah. Sedangkan

untuk 25%-30% kebutuhan lainnya dipenuhi oleh makanan yang kita konsumsi

sehari- hari. Kolesterol dalam kadar normal jelas berdampak positif bagi tubuh.

Namun, bila sudah melewati batas normal maka akan timbul dampak negatif bagi

kesehatan, terutama dalam jangka panjang (Graha KC, 2010).

2.2.2 Kadar kolesterol

1. Kurang dari 200 mg/dL ukuran ini merupakan kadar kolesterol normal

dengan arti jumlah kadar kolesterol LDL, HDL, trigliserida masih kurang
diangka 200 mg/dL jika terjadi maka resiko terkena penyakit jantung akan

semakin tipis.

2. Berada pada 200-239 mg/dL ukuran ini masih tergolong kolesterol cukup.

3. Lebih dari atau sama dengan 240 mg/dL merupakan kadar kolesterol tinggi

sehingga dapat memicu jantung koroner (WHO, 2014).

2.2.3 Manfaat kolesterol

1. Sebagai penyumbang energi yang banyak dari protein.

2. Sebagai pembungkus jaringan syaraf.

3. Sebagai pelapis selaput sel.

4. Sebagai bahan dasar penyusun empedu darah, jaringan otak, serat syaraf,

hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin.

5. Sebagai bahan dasar pembentukan hormon steroid, yaitu estrogen,

progesteron, testoteron, dan kortisaon.

6. Sebagai salah satu senyawa penyusun membran sel otak dan berperan dalam

perkembangan otak anak (dibawah umur 5 tahun).

7. Sebagai pembawa serotonin ke otak.

8. Sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K (Titin, 2012).

2.2.4 Kegunaan kolesterol

1. Hormon seks, sangat penting bagi perkembangan dan fungsi organ seksual.

2. Hormon korteks adrenal, penting untuk metabolisme dan keseimbangan

garam dalam tubuh.

3. Vitamin D, berfungsi untuk menyerap kalsium dalamtubuh.

4. Garam empedu, membantu usus menyerap lemak (Titin, 2012).

2.2.5 Faktor-faktor penyebab tingginya kolesterol


1. Faktor Genetik

Hasil penelitian dari para ahli, faktor yang diturunkan biasanya

berpengaruh terhadap konsentrasi HDL kolesterol dan LDL kolesterol di

dalam darah seseorang. Jika salah satu keluarga memiliki kadar kolesterol

tinggi, kemungkinan keturunan memiliki kadar LDL kolesterol tinggi bisa

terjadi (Graha KC, 2010).

2. Faktor Usia

Beberapa ahli berpendapat bahwa kenaikan kadar LDL kolesterol

seiring bertambahnya usia berhubungan dengan makin berkurangnya

kemampuan atau aktivitas LDL reseptor. Aktivitas fisik cenderung

berkurang dan laju metabolisme secara alami akan berjalan semakin lambat.

Hal ini berkaitan dengan semakin melemahnya organ-organ tubuh.

(Tisnadjaja D, 2006).

3. Kegemukan

Kelebihan kalori pada tubuh, mengakibatkan penimbunan didalam

tubuh dan menjadi lemak. Timbunan lemak ini dapat menimbulkan risiko

tekanan darah tinggi, jantung, strok karena saluran darah tertutup oleh

kolesterol yang mengendap (Sitopoe, 1992).

4. Kurang berolahraga

Kurang olahraga dapat meningkatkan kadar LDL kolesterol. Kadar

kolesterol yang tinggi akan menyebabkan kolesterol banyak melekat pada

dinding-dinding pembuluh darah dan menyebabkan rongga pembuluh darah

menyempit (Graha KC, 2010).

5. Tekanan darah tinggi


Tekanan darah tinggi menyebabkan jantung memompa darah lebih

keras, sehingga aliran darah akan lebih cepat dari tingkat yang normal.

Akibatnya saluran darah semakin kuat menekan pembuluh darah dan dapat

merusak jaringan pembuluh darah. Pembuluh darah yang rusak sangat

mudah sebagai tempat melekatnya kolesterol, sehingga kolesterol dalam

saluran darah melekat dengan kuat dan mudah menumpuk (Graha KC,

2010).

6. Penderita diabetes

Tingginya tingkat gula darah dapat meningkatkan kadar LDL

kolesterol dalam darah, dan menurunkan kadar HDL. Akibatnya

penumpukan kolesterol di dalam darah akan semakin banyak dan

meningkatkan risiko memiliki kadar kolesterol di dalam tubuh dan penyakit

jantung (Saktyowati OD, 2008).

7. Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok memberikan pengaruh yang jelek pada profil

lemak, diantaranya konsentrasi yang tinggi pada LDL kolesterol. Nikotin di

dalam rokok merupakan salah satu zat yang mengganggu metabolisme

kolesterol di dalam tubuh (Soeharto, 2004, Graha KC, 2010).

2.2.6 Sumber kolesterol

Sumber kolesterol berasal dari semua bahan makanan asal hewani, daging,

telur, susu, dan hasil perikanan, jaringan otak, jaringan saraf, dan kuning telur

(Graha KC, 2010).

2.2.7 Fungsi kolesterol


Kolesterol dalam tubuh juga mempunyai fungsi yang penting yaitu sebagai

pembentukan hormon testosteron pada pria dan hormon estrogen pada wanita,

pembentukan vitamin D, dan sebagai sumber energi (Graha KC, 2010).

2.2.8 Ciri-ciri penderita kolesterol tinggi

1. Rasa sakit atau pegal ditengkuk kepala bagian belakang.

2. Pegal sampai ke punggung.

3. Kaki bengkak.

4. Mudah lelah.

5. Gampang mengantuk (Titin, 2012).

2.2.9 Cara menghindari bahaya kolesterol

1. Hindari makanan berkadar kolesterol tinggi.

2. Mengubah pola makan yang tidak sehat.

3. Perbanyak mengonsumsi sayur dan buah.

4. Jaga kestabilan tekanan darah.

5. Berolah raga secara teratur.

6. Berhenti merokok.

7. Turunkan berat badan.

8. Hindari stres.

9. Hindari minum beralkohol (Titin, 2012).

2.3 Lidah buaya (alue vera)

Lidah buaya (aloe vera) merupakan tumbuhan berbatang pendek yang tidak

terlihat karena tertutup daun yang rapat dan sebagian tertanam dalam tanah. Dari
batang inilah muncul tunas-tunas baru yang akan menjadi anakan. Daun lidah

buaya berbentuk pita dengan helai memanjang, berdaging tebal, tidak bertulang,

berwarna hijau ke abu-abuan, banyak mengandung air, dan mengandung getah

dan gel (lendir) sebagai bahan baku obat (Abu muhammad & Margareth, 2011).

Lidah buaya (aloe vera) adalah tanaman berduri dibagian daunnya yang

berasal dari daerah kering dibenua Afrika (Jamal arifin, 2014). Tanaman lidah

buaya (aloe vera) adalah tanaman serbaguna untuk kesehatan, mudah ditanam dan

tumbuh didaerah berhawa panas (tropik) (Jamal arifin, 2014). Dari 200 spesies

tanaman lidah buaya (aloe vera) ada tiga jenis lidah buaya (aloe vera) yang

memiliki nilai komersial tinggi yaitu, Aloe barbadensis dari Amerika, Aleo ferox

dari Afrika dan Aleo sinensis dari Asia (Cina) (Jamal arifin, 2014).

Aloe barbadensis Aloe ferox Aloe perry


No Karakteristik
miller miller baker
1. Batang Tidak terlihat Terlihat jelas Tidak terlihat
(tinggi 3- jelas (lebih
5m/lebih) kurang 0.5m)
2. Bentuk daun Lebar dibagian Lebar pada Lebar di
bawah, pelepah badian bagian bawah
bagian atas bawaah
cembung.
3. Lebar daun 6–13cm 10-15cm 5-8cm
4. Lapisan lilin pada Tebal Tabal Tipis
daun
5. Daun Bagian pinggir Bagian Bagian
daun pinggir pinggir daun
bawah daun
6. Tinggi bunga 25–30 (tinggi 35-40 25-30
(mm) tongkat bunga 60-
100cm)
7. Warna bunga Kuning Merah tua Merah terang
hingga jingga

2.3.1 Kandungan kimiawi lidah buaya (aloe vera)


Berdasarkan penelitain, zat-zat kandungan yang terdapat dalam lidah

buaya (aloe vera) seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida, dan

komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan antara lain aloin,

barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, aloenin, dan aloesin (azwar Agoes, 2015).

2.3.2 Kandungan lidah buaya (aloe vera)

1. Glukomanan

2. Flavonoid

3. Antioksidan

4. Niacin

5. Vitamin C

6. Magnesium

7. Selenium

8. Zinc (Yulika Sianipara dan Muflihah Isnawati, 2012 ).

2.3.3 Kandungan lidah buaya (aloe vera) untuk menurunkan kolesterol LDL dan

meningkatkan kolesterol HDL

1. Glukomanan

Dapat menurunkan kadar lipid dalam plasma melalui mekanisme

peningkatan viskositas kandungan intestinal sehingga dapat menurunkan

reabsorbsi asam empedu dan memperlambat absorbsi serat, sehingga

meningkatkan eksresi asam empedu dan menurunkan asupan energi secara

keseluruhan.

2. Niacin

Dapat menurunkan produksi kolesterol VLDL, sehingga kolesterol IDL

dan kolesterol LDL menurun.


3. Vitamin C

Mempunyai efek membantu hidroksilasi dalam pembentukan asam

empedu sehingga eksresi kolesterol meningkat.

4. Magnesium

Meningkatkan sekresi kolesterol dengan meningkatkan aktivitas enzim

HGM Ko-A reduktase dan menurunkan kolesterol (Yulika Sianipara dan

Muflihah Isnawati, 2012 ).

2.3.4 Bagian-bagian lidah buaya (aloe vera) yang umumnya dimanfaatkan adalah:

1. Daun yang dapat dimanfaatkan langsung, baik secara tradisional maupun

dalam bentuk ekstrak.

2. Eksudat (getah daun yang keluar bila di potong, pahit dan kental), secara

tradisional digunakan langsung untuk pemeliharaan rambut, penyembuhan

luka dan sebagainya.

3. Gel (bagian berlendir diperoleh dengan menyayat daun setelah eksudat

dikeluarkan), bersifat dingin dan mudah rusak karena oksidasi, butuh

proses pengolahan lebih lanjut agar diperoleh gel yang stabil dan tahan

lama (Jamal arifin, 2014).

a. Zat yang terkandung dalam gel lidah buaya (aloe vera) :


Zat Kegunaan
Lignin 1. Mempunyai kemampuan menyerap yang tinggi,
peresapan gel ke kulit dan mukosa.
Saponin 1. Mampu membersihkan dan bersifat antiseptik.
2. Bahan pencuci yang sangat baik.
Komplek Anthraquinone aloin, 1. Bahan laktasatif
Barbaloin, Iso-barbaloin, 2. Penghilang rasa sakit, mengurangi racun,
Anthranol, Aleo emodin, senyawa anti bakteri
Anthrancene, Aleoetic acid, 3. Mempunyai kandungan antibiotik
Ester Asam Sinamat, Asam 4. Sebagai anti inflamasi
Krisophanat, Eteral oil,
Resistanol, Tennin, aloctin A
Acemannan 1. Sebagai antivirus, antibakteri, anti jamur
2. Menghancurkan sel tumor, meningkatkan daya
tahan tubuh
Vitamin B1, B2, Niacinamida, 1. Bahan penting untuk menjalankan fungsi tubuh
B6, Cholin, Asam Folat dengan normal
Enzim oksidase, amilase,1. Mengatur proses kimia dalam tubuh dan dapat
katalase, lifase, protease menyembuhkan luka dalam dan luar
Monosakarida, polisakarida,1. Bahan laktasatif, senyawa anti bakteri,
selulosa, glukosa, mannose, mempunyai kandungan antibiotik
aldopentosa, rhamnosa 2. Penghilang rasa sakit dan mengurangi racun
Enzim bradykinase 1. Anti alergi, mengurangi inflamasi
karbiksipeptidase 2. Dapat mengurangi rasa sakit
Glukomannan, 1. Memberikan efek imonomodulasi
mukopolysakarida
Salisilat 1. Menghilangkan rasa sakit dan anti inflamasi
b. Komponen kimia gel lidah buaya (aloe vera) :
Bahan Kegunaan
Mineral : 1. Memberi ketahanan terhadap
Kalsium (Ca) penyakit, menjaga kesehatan dan
Fosfor (P) memberikan vitalitas
Besi (Fe) 2. Berinteraksi dengan vitamin untuk
Magnesium (Mg) mendukung fungsi-fungsi tubuh
Mangan (Mn)
Natrium (Na)
Tembaga (Cu)
Asam amino : 1. Bahan pertumbuhan dan perbaikan
Asam aspartan, asam glutamat 2. Untuk sintesa bahan lain
Alanin, Isoleusin, Fenilalanin 3. Sumber energi
Threonin, Prolin, Valin
Leusin, Hiatidin, Serin, Glisin,
Methionin, Lysine, Arginin
Tyrosin, Tryptophan
Protein 0,1%

c. Nutrisi yang terdapat dalam lidah buaya (aloe vera) :


Item Nutrisi
Vitamin A, B1, B2, B12, C, dan E
Mineral Kolin, Inositol, Asam folat, Kalsium, Magnesium,
Potasium, Sodium, Manganese, Cooper, Cellulose,
Chloride, Iron, Zinc, Chromium
Enzym Amylase, Catalasae, Cellulose, Carboxypedidas dan
Carboxyphelolase
Asam Amino, Arginie, Asparagin, Asam Aspartat, Analine,
Serine, Glutamic, Theorinine, Valine, Glycine, Lycine,
Tyrosine, Phenylalanine, Proline, Histidine, Leucine
dan Isoleucine

d. Nutrisi yang terkandung dalam gel lidah buaya (aloe vera) :


Komponen Jumlah kadar air / %
Karbohidrat (g) 99.5
Kalori (kal) 0.30
Lemak (g) 1.73 – 2.30
Protein (g) 0.05 – 0.09
Vitamin A (IU) 0.01 – 0.06
Vitamin C (mg) 2.00 – 4.60
Thiamin (mg) 0.50 – 4.20
Riboflavin (mg) 0.003 – 0.004
Niasin (mg) 0.001 – 0.002
Kalsium (mg) 0.038 - 0.040
Besi (mg) 9.920 - 19.920

e. Bahan-bahan aktif yang terdadapat dalam 100 gram bahan lidah buaya (aloe
vera) :
Komponen Nilai %
Air 95.510
Padatan terlarut : 0.0490
1. Lemak 0.0670
2. Karbohidrat 0.0430
3. Protein 0.0380
4. Vitamin A 4.594 IU
5. Vitamin C 3.476 Mg

f. Kandungan mineral dalam lidah buaya (aloe vera) :


Unsur Kadar (ppm)
Kalsium 4.58
Phospor 20.1
Tembaga 0.11
Besi 1.18
Magnesium 60.8
Mangan 1.04
Kalium 797
Natrium 80.40

2.3.5 Kelebihan tanaman lidah buaya (aloe vera) antara lain :

1. Mudah ditanam

2. Banyak manfaatnya

3. Harga jual tinggi

4. Dapat dipanen setelah 8-12 bulan setelah penanaman dan setiap bulan dapat

dipanen (Jamal arifin, 2014)

2.3.6 Manfaat lidah buaya (aloe vera) :


1. Detoksifikasi

2. Kanker dan Anti Tumor

3. Gangguan pencernaan

4. Masalah gigi

5. HIV/AIDS

6. Membangun kekebalan

7. Mata yang jernih

8. Ketobe

9. Diabetes Militus (Kencing Manis)

10. Cacingan dan Susah buang air besar

11. Radang tenggorokan

12. Ambeien (wasir)

13. Sembelit

14. Asma

15. Kadar gula darah

16. Batuk rejan

17. Mengurangi rasa sakit saat menstruasi

18. Maag

19. Luka kulit

20. Menurunkan kolesterol

21. Bisul (Jamal arifin, 2014)

2.3.7 Manfaat lidah buaya (aloe vera) bagi kecantikan :

1. Mengatasi rambut rontok

2. Penyubur rambutu
3. Perawatan kulit (mencegah penuaan dini)

4. Perawatan kulit (mengatasi jerawat dan noda hitam)

5. Skin scrub

6. Masker wajah

7. Body spray

8. Mata jernih

9. Melentikkan bulu mata

10. Kuku menjadi indah

11. Mengembalikan warna kulit

12. Waxing soother (Jamal arifin, 2014)

2.3.8 Manfaat lain lidah buaya (aloe vera):

1. Mendinginkan kulit yang terbakar sinar matahari.

2. Mengatasi masalah kulit yang disebabkan cuaca, seperti kulit kering,

kemerahan, mengelupas, iritasi dan ruam.

3. Memudarkan warna kemerahan pada memar ditubuh.

4. Mengatasi rasa tidak nyaman yang disebabkan alat cukur.

5. Mengatasi luka bakar ringan, memudarkan bintik kehitaman pada kulit.

6. Meredan kulit yang melepuh, luka kecil teriris pisau

7. Sebagai krim anti penuaan dini atau mengatasi keriput.

8. Mengobati ruam akibat terkena getah tanaman.

9. Mengatasi rasa gatal akibat gigitan serangga, mengatasi kutu air.

10. Menghilangkan stretch mark, garis-garis putih atau merah akibat kehamilan.

11. Sebagai pengganti kondisionner dan jelly pada rambut, body lotion alami,

mengurangi ketombe dikepala.


12. Meredakan otot yang kram atau menegang.

13. Mempercepat penyembuhan sariawan.

14. Penunjang nutrisi dan mengurangi peradangan (Jamal arifin, 2014)

2.3.9 Efeksamping mengonsumsi lidah buaya (aloe vera) :

1. Reaksi alergi

2. Diare dan kram

3. Kanker kolorektal

4. Ketidak seimbangan gula darah

5. Kematian (Jamal arifin, 2014)

2.3.10 Dosis pemberian jus lidah buaya (aloe vera)

1. Diberikan sebanyak 100 gram/hari.

2. Diberikan 200 gram/hari (Yulika Sianipar dan Muflihah Isnawati, 2012)

Anda mungkin juga menyukai